** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Catatan Dari Meja Nusa Dua Dan Café Bandar [40] "MEMBURU WAKTU KE SARUA INDAH" Saban pesawatku tinggal landas meninggalkan Palangka Raya, melalui jendela pesawat, selalu kucoba melihat ke bawah, melihat tanah, sungai, gunung dan hutan kampung kelahiran.Melirik huruf-huruf besar TJILIK RIWUT yang tertera di atap gedung utama bandara.Memandangnya, kurasakan terkumpul segala rupa kisah kampunghalaman dari masa ke masa, termasuk harapan yang masih diburu dan hanya ditunda oleh kesulitan untuk mencapainya. Tak pernah kuucapkan "selamat tinggal" pada Kalimantan, apalagi Kalteng, khususnya Katingan, tak pernah pula kukatakan bahwa kegagalan, kejatuhan, penyingkiran dan keterpinggiran bisa meremuk mimpi generasi dan mimpiku pribadi.Seperti enggang, bisa patah, bisa luka dada dan sayapnya, tapi sampai pada gelepar penghabisan ia akan mencari cara mewujudkan mimpi dan cinta tertunda."Isen Mulang" [tak pulang perang jika tak menang] masih mempengaruhi diriku kendati benua demi benua sudah kukembarai, penjuru demi penjuru kusidiki. Kendati memang akhirnya aku tetap juga seorang pengembara, paling tidak sampai hari ini. Memandang gunung, sungai, tanah dan hutan Kalimantan, seperti kudengar suara menyeru-nyeru: "Kami tunggu kau kembali pulang, anakku sayang. Kau adalah anakku, anak kami tak perduli sebengal apa pun kau, sejauh apa pun kembaramu.Cinta antara kita tak bisa dipenggal seperti tak siapapun bisa memandaui air sungai hingga terpotong sampai tak tersambung lagi.Waktu dan ruang pun tidak!" Sebelum gunung, sungai, hutan dan tanah Kalimantan melenyap dari pandang, kepada mereka diam-diam kukatakan bahwa "Kalian memang danau arah pulang seekor bangau, hutan pulang si anak enggang". Fokker Merpati melaju membawaku ke Jakarta dikawal oleh gumpalan awan yang tak obah bagaikan ribuan kawanan kuda putih berderap melomba laju Fokkerku. Ribuan joki remaja berpakaian kelabu duduk di pungggung ribuan kuda yang memacu dan melomba. Melihatnya aku rasakan ada suatu dinamisme. Dinamisme alam.Elan kehidupan -- hal yang sangat diperlukan agar hidup tidak hanya asal hidup. Apakah arti hidup jika asal hidup? "Life is not for bread only" tulis seorang pengarang Barat, kalau tidak salah pengarang dari Russia. Sepanjang penerbangan, waktu aku manfaatkan untuk membaca teks "Visi, Misi Dan Program Kerja" yang diberikan oleh gubernur Kalteng Teras Narang dan yang ia minta dikomentari.Sementara itu, tak lama kemudian, pramugari sudah mengumumkan bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta.O, waktu demikian cepat berlalu dana tak punya ampun. Sama sekali tak perduli yang lalai dan berleha-leha. Dahulu, pada usia 15 tahun, pertama kali aku ke Jakarta, aku menggunakan kapal laut milik KPM bernama van Goen [nama seorag jenderal kolonialis Belanda yang turut menindas perlawanan rakyat Aceh] dan berlabuh di Tanjung Priok. Perlu dua hari dua malam pelayaran dari pelabuhan Sampit untuk sampai ke Priok.Sedangkan dari Kasongan, kampung kelahiranku, untuk ke Sampit juga memerlukan waktu pelayaran tidak kurang dari waktu demikian, menggunakan kapal kecil atau bahkan dengan perahu layar yang menggantungkan lajunya padaa angin. Karena selain menempuh pelayaran di sungai juga mesti menyisir Laut Jawa.Total pelayaran paling tidak tiga hari tiga malam juga.Berdirinya Kalteng turut merobah keadaan ini.Sekarang dari Jakarta ke Kasongan paling lama memerlukan waktu empat jam perjalanan pesawat dan kendaraan darat.Oleh adanya warnet dan jaringan telepon, aku dengan gampang bisa menghubungi Kasongan dari Paris.Aku bayangkan pada suatu hari yang tidak jauh,Kasongan akan mempunyai bandara sendiri sehingga bisa dicapai dalam waktu lebih singkat lagi.Mengapa tidak? Berdirinya Katingan sebagai kabupaten tersendiri, kukira membuka peluang ini, jika Katingan ingin memutuskan keterisolasiannya dan menjawab tanggap tantangan perkembangan yang cepat melaju. Melirik pada arloji di tangan, aku melihat bahwa waktu pertemuan yang sudah diatur oleh Indang Dina,di Sarua Indah,Suka Damai, Ciputat, dengan para seniman makin mendekat.Menurut rencana pertemuan yang sudah direncanakan sejak lama ini akan diselenggarakan jam 15:00. Seniman-seniman yang menungguku adalah seniman-seniman kawakan dan cukup terkemuka di bidang masing-masing,serta sudah melalui lika-liku hidup amis darah di mana berseliweran sampai di beranda dan kamar-kamar pribadi. Aku sangat khawatir bahwa aku tidak bisa datang tepat waktu oleh kemacetan lalulintas di Jakarta. Memprediksi hal-hal ini, Indang Dina sudah mengirimkan mobil jemputan untukku. Pertemuan dengan para seniman kawakan ini kurasakan penting karena dari sini aku mungkin terbantu untuk membaca keadaan kesenian dan pikiran-pikiran hidup yang ada di dunia kesenian Indonesia sekarang, terutama di Jakarta, bukan hanya yang terdapat di kalangan anak muda. Aku merasa perlu mengenal keadaan nyata dunia kesenian pada berbagai kalangan atau lapisan. Untuk mengenal keadaan nyata, berita koran tidaklah memadai,apalagi berita koran di negeri ini sering tidak akurat. Misal saja, ketika peluncuran bukuku "Sansana Naga dan Tahun-tahu Pembunuhan" di PDS HB Jassin, TIM Jakarta, ada koran yang memberitakan bahwa filem yang diputar oleh Komunitas Mata Bambu sebagai penyelenggara adalah filem tentang HB Jassin, padahal nyatanya adalah filem tentang JJ. Kusni. Apakah data yang tidak korek begini bukannya suatu kecerobohan besar bagi seorang wartawan budaya? Sejarah pers negeri ini, kukira menyediakan banyak contoh tentang ketidakakuratan data disuguhkan oleh para wartawan.Bukan hanya oleh pers dalam negeri tapi juga pers luar negeri. Hal ini kuketahui misalnya, setelah membaca pemberitaan wawancara dengan diriku oleh pers asing yang membuatku jadi tidak mau diwawancarai lagi. Dengan alasan inilah maka pertemuan dengan para seniman yang diorganisasi oleh Indang Dina dan sudah direncanakan sejak lama, menjadi penting bagiku.Aku pastikan bahwa dari pertemuan ini, aku akan bisa dapat banyak masukan dan pelajaran berharga. Dengan kendaraaan jemputan, aku melaju menuju Sarua Indah melalui jalan berputar menghindari kemacetan Jakarta, menyongsong pertemuan yang memang kami saling harapkan.*** Paris,Nopember 2005 ------------------ JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **