[nasional_list] [ppiindia] Coup '65: Pembunuhan Atas Demokrasi

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 11 Nov 2005 11:30:44 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.laksamana.net/read.php?gid=99


 
September, 30 2005 @ 07:45 am



Coup '65: Pembunuhan Atas Demokrasi




"Kemenangan dengan memakan korban besar adalah kekalahan dalam bentuk lain". 
Demikian ucapan M.R Siregar, pengarang buku Tragedi Manusia dan Kemanusiaan di 
Amsterdam ketika bertemu penulis di tahun 1996. Ucapan itu untuk mengambarkan 
bagaimana peristiwa Gestok 1965 tidak saja mengkibatkan pembantaian terkejam 
dalam sejarah Indonesia atas kemanusiaan, tapi lebih dalam lagi, terjadi suatu 
pembunuhan atas demokrasi.

Menjelang 40 tahun peristiwa Gestok, maka selayaknya, kita juga menuntut para 
pelaku utama yang melakukan 'pembunuhan atas demokrasi' secara berantai, 
sistematis dan berdarah-darah tersebut untuk dimintai keterangan tentang 
'motif' atau 'ideologi' apa, siapa saja yang terlibat, untuk kepentingan siapa, 
dan siapa sekutu-sekutunya untuk melakukan suatu 'skenario pembunuhan' berantai 
atas demokrasi.

Pembunuhan demokrasi tahun 1965 dapat dilihat sebagai suatu awal dari 
pembunuhan berantai atas berbagai sendi demokrasi, karena sesudah itu, 
pembunuhan demokrasi dilegalisir dengan serangkaian undang-undang, kebijakan, 
peraturan, TAP MPRS serta di institusionalkan dengan berbagai institusi seperti 
TNI, BIA, Bakin, Bakorstanas, Dwi Fungsi ABRI, pengadilan, kejaksaaan, 
pemenjaraan, pembunuhan politik dan bahkan kamp kerja paksa di Pulau Buru.

Sekarang ini, setelah tujuh tahun transisi demokrasi, semakin terlihat bahwa 
para pelaku pembunuhan demokrasi di tahun 1965 tersebut sudah tidak lagi 
secara' fisik' menguasai alat-alat kekuasan politik. Tapi idelogi, gagasan, 
prilaku dan watak dari pelaku utama tersebut masih hidup dan 'dialih oper' 
kedalam isi kepala dan praktek para pemegang kekuasan di eksekutif, legislatif 
dan yudikatif.

Praktek dan gagasan yang merupakan revitalisasi para pelaku politk yang dulu 
membunuh demokrasi di tahun 1965 dapat kita lihat misalnya dari fakta; Kalahnya 
gugatan para korban 65 di PTUN; Upaya kriminalisasi ideologi dalam rencana 
revisi KUHP; Penolakan pencabutan Tap MPRS No 25 tahun 1966; dan UU KKR yang 
ujungya akan memberikan impunitas dan amnesti pada para pelangar Ham kelas 
berat, dan masih banyak lagi perilaku, kebijakan dan gagasan anti demokrasi 
yang dipertahankan dengan memanfatkan peristiwa Gestok. Sebetulnya upaya 
penghancuran PKI hanyalah sasaran antara - sasaran utamanya adalah membunuh 
demokrasi. Sasaran utama itu sudah terbukti selama 32 kekuasan Soeharto.

Sekarang ini tampak jelas terjadi upaya revitalisasi untuk kembali 'membunuh' 
bayi demokrasi yang baru lahir dengan cara-cara yang 'pseudo-konstitusional'. 
Revitalisasi dan regenerasi para 'pembunuh demokrasi' di fase transisi 
demokrasi sudah jelas tujuanya; menjadikan transisi demokrasi menjadi jalan 
buntu; Membunuh demokrasi dengan mendorong dan membiarkan anarkisme; Membunuh 
demokrasi dengan jalan membiarkan milisi sipil meneror gagasan pluralisme dan 
institusi yang mendukungnya'; membunuh demokrsi dengan membiarkan institusi 
demokrasi menjadi busuk.

Tentu saja, kita tidak akan membiarkan demokrasi di negeri ini dibunuh dua 
kali. Dari proses revitalisasi kekuatan 'anti demokrasi' di dalam negara, 
tampak jelas salah satu sumber kekuatan mereka adalah karena 'menguasai ruang 
politik seoptimal mungkin'. Dengan menggunakan partai-partai yang ada, 
birokrasi, DPR, DPD, DPRD dan berbagai prosedur dan mekanisme politik 
elektoral. Karena itu adalah sebuah ilusi besar bila kita terlalu banyak 
menggantungkan harapan pengungkapan kasus Gestok dan memberikan keadilan pada 
'para korban 1965' pada institusi-institusi politik yang kita tahu hanya 
berpura-pura demokratis dan tidak dibawah pengaruh, kendali atau berpikir 
dibawah gagasan-gagasan demokrasi dan kepentingan para korban.

Gestok 1965 adalah pembunuhan atas demokrasi, maka itu, tugas untuk mengungkap, 
mengadili dan meminta keterangan dari para pelaku dan institusi politik yang 
terlibat dalam kejadian tersebut ADALAH TUGAS SELURUH UNSUR GERAKAN DEMOKRASI.

Selama ini ada kesan gerakan demokrasi melihat peristiwa 1965 secara sempit 
sebagai persoalan para korban Gestok atau PKI dan negara Orba (baca tentara). 
Gagal memahami bahwa kejadian Gestok adalah sebuah perang terbuka antara 
demokrasi dan kekuatan anti demokrasi.

Setelah 40 tahun tragedi Gestok, sudah saatnya bagi kaum demokrat kita untuk 
keluar dari 'selubung sempit', bahwa urusan Gestok dan korban 65 adalah urusan 
antara rejim Orba/negara Orba dan para korban. Marilah kita berpikir labih maju 
lagi bahwa bahwa soal korban 65 dan Gestok adalah soal pertarungan demokrasi 
versus anti demokrasi. Dengan berpikir seperti ini, maka SUDAH MERUPAKAN 
KEWAJIBAN bagi segenak kekuatan demokratis untuk memulai transisi demorksi 
dengan meminta pertanggungjawaban PADA PARA PELAKU yang terlibat, terutama pada 
jajaran pengambilan keputusan politik, baik di sipil maupun militer.

Tentu saja tidaklah mudah untuk memlakukan upaya itu semua, selain adanya ruang 
demokrasi ada syarat-syarat lain yang belum dipenuhi yaitu, belum adanya 
'kekuatan riil' yang terogaisir dari elemen demorkasi dan belum ada 'alat-alat 
politik riil' yang dibentuk dan dikuasai oleh kekuatan demorkasi yang masih 
terserak

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Coup '65: Pembunuhan Atas Demokrasi