[nasional_list] [ppiindia] Bom Palu dan Mitor Terorisme

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 4 Jan 2006 01:32:03 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA
Selasa, 03 Januari 2006



Bom Palu dan Mitor Terorisme 
Mohammad Subhi-Ibrahim
Pengamat sosial-keagamaan, pengajar FE UHAMKA Jakarta




Lagi-lagi bom meledak di Pasar Maesa, Palu, di penghujung tahun 2005. Apakah 
yang terlintas dalam pikiran saat mendengar kata bom? Hampir pasti kata 
''terorisme''. Lalu, bila mengklik folder terorisme dalam file pikir kita, maka 
kemungkinan besar kata ''Islam'' akan tampil.

Memang, sejak tragedi 11 September, Bom Bali yang disusul Bom Kuningan dan 
peristiwa lainnya, isu terorisme jadi populer. Sayangnya, kata terorisme kerap 
muncul bersanding dengan kata Islam. 

Hal ini disebabkan ''perang terminologi'' dalam ruang informasi publik. Harus 
diakui bahwa sejumlah oknum pengebom adalah Muslim. Namun, pada titik ini mesti 
dipilah antara Islam sebagai ajaran (Islam noumena) dengan Islam sebagai gejala 
dan kenyataan empiris (Islam fenomena). Garis tegas ini yang harus ditarik saat 
meneropong fenomena umat Islam, agar tidak terjadi kesesatan berfikir.

'Boom' terorisme tak terlepas dari peran media informasi yang terkait dengan 
revolusi teknologi telekomunikasi dan informasi, yang mencipta dunia tanpa 
sekat geografis lagi. Kini, manusia hidup dalam sebuah global village (desa 
buana). Dan teknologi satelit memudahkan komunikasi dan pengaksesan informasi. 

Dari kamar pribadi, seseorang mampu menjelajah ke berbagai tempat dan peristiwa 
secara live, mulai perhelatan sepak bola di Amerika Latin, sampai tumbangnya 
diktator di Timur Tengah. Batas-batas geografis luluh-lantak oleh beberapa 
digit nomor remote control TV atau keyboard computer. 

Dalam atmosfer dunia tanpa batas tersebut, marak pemberitaan tentang 
peristiwa-peristiwa kekerasan (pengeboman misalnya), yang direkam oleh media 
massa dan memadatkannya menjadi satu file, yakni terorisme. Lantas kata 
terorisme menelusup ke kesadaran masyarakat bumi via kosakata yang dipopulerkan 
oleh media masa tersebut.

Dunia rekonstruksi
Jadi, teknologi telekomunikasi dan informasi telah menduplikasi dunia. Yakni 
dunia yang sebenarnya dan dunia yang direkonstruksi. Saat ini, manusia modern 
sukar dan hampir tidak mungkin menatap dunia yang sebenarnya. Yang kita 
saksikan tiap hari adalah dunia yang direkonstruksi. 

Proses rekonstruksi itu berlangsung dalam dua tahap. Pertama, tahap 
rekonstruksi internal di mana peristiwa-peristiwa ''dipermak'' oleh unsur 
kognitif manusia (ruang dan waktu misalnya) dalam bingkai pikir individu. 
Artinya, manusia tak pernah melihat suatu peristiwa dengan mata 'telanjang', 
tapi selalu menggunakan kacamata perspektif tertentu. Jika kacamatanya hitam, 
maka hitam pula peristiwa itu. 

Kedua, tahap rekonstruksi eksternal di mana individu menerima kacamata baru 
dari luar dirinya. Rekonstruksi ekternal inilah yang mengkhawatirkan karena 
beberapa sebab. Sebab pertama, informasi yang kita terima tak sepenuhnya 
netral. Dalam informasi termuat nilai-nilai, misi, dan pandangan hidup 
tertentu. Informasi merupakan perumusan kenyataan dari perspektif tertentu. 
Karena itu, bisa jadi sesama anak bangsa cakar-cakaran karena informasi 
adu-domba yang terukir dalam kesadarannya.

Sebab kedua, rekonstruksi ini bisa dalam bentuk pemaksaan. Pemaksaan di sini 
bukan dalam arti dipaksa dengan kekerasan, namun dalam makna tidak diberikan 
pilihan. Dengan kata lain, ''monopoli media''. 

Lalu, media internasional, yang dikuasai oleh negeri-negeri besar, secara 
sistematis memberondong ruang kesadaran kita dengan istilah terorisme yang 
telah didefinisikan. Terorisme kerap diartikan sebagai pembunuhan secara 
nyicil. Kelompok-kelompok kecil yang menentang kelaliman di Palestina disebut 
terorisme. Sedangkan serdadu Israel yang menembaki pemuda-pemuda Palestina tak 
dijuluki sebagai terorisme.

Begitu pula, peluluhlantakan Irak oleh pasukan AS tidak dikutuk sebagai bentuk 
terorisme zaman nalar ini. Jadi, pembunuhan secara masal dan ditukangi oleh 
suatu negara tidak diartikan sebagai terorisme. Singkatnya, terorisme adalah 
mitos yang diciptakan oleh media informasi tertentu. Bahkan, bisa jadi 
terorisme lebih merupakan fiksi daripada fakta. 

Selanjutnya, terkait dengan citra Islam. Dengan adanya isu terorisme, jelas 
citra Islam ''terpuruk'' sampai titik terendah. Meskipun tokoh-tokoh Islam 
berupaya memaparkan bahwa Islam tidak merestui kekerasan dan terorisme, serta 
bahwa pemaknaan jihad dengan kekerasan adalah tafsiran yang keliru, hal itu 
belum cukup. 

Bila diilustrasikan, media massa sebagai pelukis yang menggambar suatu lukisan 
yang buruk, maka bukan lukisannya yang disalahkan, tapi pelukisnya. Maksudnya, 
yang harus dibetulkan adalah pelukisnya, bukan lukisannya. Artinya, untuk 
menampilkan citra Islam yang positif, yang harus dilakukan adalah membongkar 
kekeliruan-kekeliruan pencitraan media massa. 

Guna mencegah efek domino Bom Palu pada penyimpulan identifikasi terorisme dan 
Islam, tak perlu menghapus istilah terorisme, tapi proporsionalitas 
informasilah yang dibutuhkan. Ini tugas media massa Indonesia. Sehingga 
terorisme bukan sekadar ''mitos'' tapi lebih punya muatan rasional. 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Bom Palu dan Mitor Terorisme