[nasional_list] [ppiindia] Bersama Kita Reshuffle Kabinet

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 13 Nov 2005 22:17:05 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0511/14/opini/2197914.htm

 
Bersama Kita Reshuffle Kabinet 

M Fadjroel Rachman



Bersama kita menderita! Itulah perasaan umum masyarakat setelah dipalu dua kali 
kenaikan harga BBM. Kelas menengah berpendapatan tetap bersumpah serapah di 
depan televisi, kehilangan hampir setengah pendapatan riilnya. Kelas bawah 
menjadi manusia zaman batu, hidup di bawah garis kemiskinan, berkelahi mendapat 
bantuan langsung tunai. Mengharapkan kesejahteraan di bilik suara Pemilu 2004, 
yang datang kesengsaraan terpahit.

Kemiskinan meluas dari 36 juta (2004) menjadi 15,6 juta keluarga miskin yang 
ekuivalen dengan 60 juta individu. Pengangguran terbuka naik hingga 10,9 persen 
dari 103,97 juta tenaga kerja. Maka, ketimpangan sosial kian laten (M Fadjroel 
Rachman, Bersama (Siapapun) Kita Tetap Menderita, Kompas, 15/10). Korupsi pun 
merajalela hingga menjerat Mahkamah Agung dan ketuanya, Bagir Manan.

Celakanya, kesengsaraan rakyat itu dibayar dengan kebijakan tanpa empati, 
tunjangan DPR naik Rp 10 juta per bulan, anggaran kantor presiden naik 57,7 
persen menjadi Rp 1,147 triliun, anggaran kantor wakil presiden naik 145,9 
persen menjadi Rp 179,2 miliar, lalu kreditor dalam dan luar negeri bersorak 
karena utang mereka dibayar penuh Rp 125 triliun. Jadi, pengorbanan dan 
kematian Waginem (80), Wadiman (70), dan Kasipah (80) sia-sia.

Likuidasi atau reshuffle?

Oposisi ekstra-parlementer berpikir kondisi sekarang mirip tahun 1998 sehingga 
pilihan melikuidasi pemerintah melalui people power atau pemilu dipercepat 
segera meletup. Secara obyektif, momentum kesulitan ekonomi belum setara dengan 
kondisi tahun 1998, di mana ekonomi tumbuh minus 13 persen, inflasi sekitar 
82,4 persen, depresiasi 708 persen, tepatnya terjadi stagflasi. Kini, ekonomi 
masih tumbuh 5,54 persen dari target 7,6 persen, inflasi 6,39-14 persen, dan 
kurs rupiah pada kisaran Rp 10.000.

Setidaknya, momentum ekonomi masih berpihak kepada pemerintah. Selain itu, 
popularitas SBY-Kalla meski menurun tajam masih di atas 60 persen, berarti 44 
persen dari pemilih masih menaruh harapan, masa jabatan pun tersisa empat tahun.

Pilihan oposisi ekstra-parlementer tampaknya belum menemukan momentumnya, 
adakah pilihan lain bagi Susilo B Yudhoyono (SBY) selain me-reshuffle Kabinet 
Indonesia Bersatu (KIB)? Tentu saja ada, yaitu mempertahankan KIB seperti 
sekarang, tak peduli para menterinya tidak berprestasi, tidak kreatif, menjadi 
beban kehidupan publik. Bahkan SBY bisa saja berucap I dont care terhadap 
penderitaan pemilihnya sendiri. Layaknya Menko Perekonomian Aburizal Bakrie 
yang menganggap prestasinya (Koran Tempo, 9/11) selama setahun ini bernilai 9. 
Nilai 10 untuk Tuhan.

Namun, mempertahankan KIB juga amat jelas akibatnya, SBY menggali lubang 
kuburan bagi pemerintahannya. Eskalasi kesengsaraan dan kemarahan yang 
terpendam bakal meledak ketika menemukan momentumnya seperti tahun 1998. Ketika 
momentum itu datang tidak ada lagi untuk kembali, kecuali mengundurkan diri 
seperti Soeharto atau melarikan diri seperti Ferdinand Marcos.

Strategi berputar haluan

Reshuffle kabinet atau reorganisasi pemerintahan adalah pilihan yang tersisa. 
Strategi berputar haluan (turnaround strategy) ini masih leluasa dilakukan saat 
modal sosial dan politik di genggaman SBY, popularitas masih tinggi, harapan 
masyarakat masih ada, dan jabatan tersisa empat tahun. Berbeda dengan 
kepemimpinan Soeharto pada tahun 1998, semua modal sosial dan politik sudah 
habis sehingga strategi likuidasi (liquidation strategy) menjadi pilihan. 
Tepatnya, biaya reshuffle kabinet lebih murah daripada biaya likuidasi.

Reorganisasi dari strategi putar haluan ini berujung pada perombakan struktur 
organisasi, penajaman fungsi, pemecatan atau reposisi menteri lama, dan 
peningkatan kapabilitas/profesionalitas para menteri baru.

Selain itu, menegaskan kembali tujuan organisasi pemerintahan dengan prinsip 
pemerintahan demokratis transisional, yaitu, (1) menyejahterakan rakyat; (2) 
memeratakan kemakmuran; (3) memberantas korupsi; (4) menegakkan HAM (sipil, 
politik, ekonomi, sosial, dan budaya).

Di mana peran partai politik? Pemerintahan presidensial yang dipilih langsung 
oleh rakyat bisa mengabaikan peran parpol dalam penyusunan kabinet ahli untuk 
mencapai tujuan itu.

Inilah momentum penting untuk menegaskan, sekarang adalah kabinet presidensial, 
menyusun kabinet adalah hak prerogatif presiden. Mengorbankan nasib rakyat 
dengan berdagang sapi dengan parpol atau oligarki modal nasional dan global 
harus diyakini sebagai kezaliman terhadap rakyat. Nasib Waginem, Wadiman, dan 
Kasipah adalah nasib warga negara, sama dengan nasib orangtua presiden, wapres, 
dan menteri KIB. Tak ada beda di republik!

Saatnyalah parpol mengoptimalkan fungsi generiknya di legislatif (pengawasan, 
legislasi, dan anggaran), tentu dengan tujuan yang sama, menyejahterakan 
rakyat, memeratakan kemakmuran, memberantas korupsi, dan menegakkan HAM.

Bagi SBY semestinya mudah karena reshuffle kabinet menjadi kabinet ahli yang 
prorakyat (bukan pro-oligarki modal nasional dan global, serta neoliberalisme) 
berarti menegaskan konsistensi dengan janji kampanye setahun lalu. Konsistensi 
adalah sifat utama kepemimpinan.

Masih ada waktu membalik perasaan umum Bersama Kita Menderita menjadi Bersama 
Kita Sejahtera, sebelum api dalam sekam ini membakar kita. Bermodal suara 
rakyat pemilihnya, SBY-lah penentunya, bukan parpol, bukan DPR, bukan menteri 
KIB, bahkan bukan Jusuf Kalla dan Partai Golkar!

M Fadjroel Rachman Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan 
(Pedoman Indonesia)


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Bersama Kita Reshuffle Kabinet