[nasional_list] [ppiindia] Berhenti Berharap Kepada Kapitalisme

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 16 Mar 2005 22:34:56 -0800 (PST)

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

From: "Studia Publication" <studia@xxxxxxx >
Subject: [STUDIA] Edisi 235: "Berhenti Berharap Kepada
Kapitalisme"


Assalaamu'alaikum wr. wb.

Sobat muda muslim, ini artikel Studia edisi 235/Tahun
ke-6 (14 Maret 2005)

Edisi cetaknya di Jabodetabek udah beredar sejak hari
Senin kemarin. Oke deh. Selamat membaca...

*[Dapatkan juga edisi cetaknya di jaringan kami di
berbagai kota besar lainnya: Aceh, Padang, Bengkulu,
Palembang, Pangkalpinang, Bandarlampung,
Serang, Sukabumi, Bandung, Sumedang, Cirebon,
Indramayu, Yogyakarta, Solo, Semarang, Bangil,
Pasuruan, Surabaya, Jember, Banjarmasin, Samarinda,
Balikpapan, Kendari, dan Makasar]

Saran dan kritik, silakan kirim ke:
Redaksi: studia@xxxxxxxxxx
Penerbit: studia@xxxxxxx
HP: 08128841181

Kunjungi situs kami di: <http://www.dudung.net>
Akses via HP: <http://mobile.dudung.net> (dan dapatkan
arsip artikel sebelumnya. Free!)

Salam,
Redaksi Buletin Studia
Bogor
---
Berhenti Berharap Kepada Kapitalisme
STUDIA Edisi 235/Tahun ke-6 (14 Maret 2005)

Apa sih kapitalisme itu? Kalo kamu mendengar berita
ada anak SD yang berupaya melakukan bunuh diri dengan
cara menggantung dirinya gara-gara nggak bisa bayar
uang sekolah, itulah korban kapitalisme. Lho, kok bisa
sih?
Iya, karena dalam kapitalisme berlaku hukum: siapa
yang punya kekuatan (termasuk duit), merekalah yang
berhak mendapatkan segalanya (termasuk pendidikan).
Buat rakyat miskin, harap tahu diri. Karena sekolah
hanya boleh bagi mereka yang punya duit cukup (atau
lebih).

Apa sih kapitalisme itu? Kapitalisme adalah ketika
kamu melihat "bisnis hukum". Siapa yang bisa menyogok
para oknum hakim dan jaksa dengan duit dan harta,
dialah yang akan memenangkan perkara. Tengok
deh para bankir bermasalah yang kini mungkin sedang
menikmati surga dunia di negeri orang. Pinjam uang ke
negara, terus bisnis. Bisnisnya gagal (atau
sengaja digagalkan), lalu kabur bawa sebagian uang
pinjaman itu. Untuk mengamankan diri, ia sebar ratusan
juta rupiah kepada para oknum penegak hukum (polisi,
kejaksaan, dan mungkin juga petugas bagian emigrasi).
Beres kan? Itulah kapitalisme.

Apa arti kapitalisme? Ketika negara tak lagi punya
taring untuk memberangus para pengusaha, para
konglomerat nakal. Penguasa dikalahkan oleh para
pengusaha kelas kakap. Di Amerika, setiap ada
pemilihan presiden, pasti para pengusaha sudah
menyemut mendekati calon presiden sambil berjanji akan
membantu kampanyenya. Sebagai imbalannya, jika sang
calon terpilih, maka presiden terpilih harus
mempermudah usaha para konglomerat yang telah
mendanai kampanyenya.

Praktik seperti ini, berlaku hampir di semua negara
yang menerapkan sistem kapitalisme. Termasuk, bukan
nuduh lho, bisa jadi di negeri ini. Sudah bukan
rahasia lagi tuh. Benar, saya sering mendengar, bahkan
sempat ngobrol dengan
seorang karyawan pemda bahwa untuk menjadi penguasa
daerah setingkat bupati
saja dana yang dibutuhkan sekitar 5 miliar perak. Saya
penasaran bertanya:
"Dari mana uang itu didapatkan dan akan disalurkan ke
mana?"

"Gampang Mas, banyak pengusaha yang mendanai kok.
Lagian uang itu akan
dibagikan juga ke anggota DPRD dan ke Departemen Dalam
Negeri. Tapi&#8230;
dalam setahun atau dua tahun juga udah balik modal,
Mas," jelasnya
tanpa ragu.

"Wah, nggak takut dosa tuh?" tanya saya.

"Ya, gimana lagi, itu kan aturan yang berlaku,"
katanya sambil
terus menyetir mobil.

Hmm&#8230; ternyata begitu ya? Ya, inilah kapitalisme.

Apa yang dimaksud dengan kapitalisme? Jika kamu sering
melihat ada orang
yang mengejar kenikmatan jasadi dan materi, meski
untuk meraihnya harus
melanggar aturan masyarakat, juga aturan agama, itulah
bagian dari gaya
hidup yang diajarkan kapitalisme. Karena apa? Karena
tujuan utama dalam
berbuat menurut kaum kapitalis adalah kenikmatan
(material). Orang yang
tidak mencari kenikmatan material itu tidak realistis.
Dalam faham itu,
sistem nilai ditentukan oleh keuntungan fisik.

Jadi jangan heran jika pelacuran merajalela, peredaran
miras dan narkoba pun
sulit dihentikan. Pemerintah bahkan "melegalkan"
bisnis
pelacuran dengan memberikan jabatan kepada pelaku
utamanya sebagai PSK alias
Pekerja Seks Komersial. Perjudian seolah bukan
kegiatan terlarang. Buktinya,
meski sudah banyak bertebaran tempat dan permainan
judi, pemerintah dari
tingkat kelurahan sampe pusat menutup mata. Bukan tak
bisa membereskan, tapi
nggak ada niat. Bahkan sangat boleh jadi mereka sudah
dicocok duluan
mulutnya pake duit jutaan rupiah. Malah nih,
seringkali yang jadi
"centeng"-nya untuk mengamankan bisnis judi dan usaha
birahi
terlarang itu adalah oknum aparat keamanan. Inilah
kapitalisme.

Kapitalisme itu apa ya? Ketika negara berbisnis dengan
rakyat, ketika para
penguasa ogah mengulurkan tangannya untuk
mensejahterakan rakyat, malah
membuat rakyat sengsara, itulah negara yang bermesraan
dengan kekasihnya
bernama kapitalisme. Karena prinsip utama paham ini
adalah: di mana yang
kuat harus (secara alami) mencaplok yang lemah. Jika
ada yang menentang
konsep semacam itu, maka ia dianggap tidak waras,
terhalusinasi dan
pembangkang karena "ingin merusak tatanan
ko-eksistensi". Lebih
dari itu, itulah keadilan, menurut mereka.

Sederhananya, kamu bisa melihat bagaimana "serangan
fajar"
dimulai pada 1 Maret 2005 oleh pemerintah untuk
menaikkan harga BBM. Untuk
menutupi kebiadaban dan keganasannya, mereka tampil
bak pahlawan pembela
rakyat. Tak henti berkampanye dengan
menggembar-gemborkan bahwa subsidi
untuk beberapa jenis BBM itu salah sasaran. Karena
ternyata katanya
dinikmati oleh mereka yang termasuk golongan berduit.
Maka, atas nama
&#8216;keadilan', mereka mencabut subsidi untuk BBM
itu dengan cara
menaikkan harganya. Katanya sih, denger-denger, dana
kompensasi dari
kenaikan harga BBM itu akan diberikan kepada rakyat
kecil berupa tunjangan
kesehatan dan pendidikan.

Terwujudkah? Ya, jangankan merasakannya, mungkin
rakyat nggak pernah tahu
dengan rencana itu. Bukti nyata di lapangan aja,
ternyata minyak tanah pun
(padahal katanya nggak dinaikkan), harganya meroket
hampir menyamai harga
bensin (premium). Wajar sih, karena pengusaha minyak
di tingkat eceran juga
berdalil, "Emangnya bahan bakar yang dikonsumsi truk
pengangkut minyak
tanah dari depo pertamina pake minyak tanah juga? Pake
bensin tahu!"
Walah!

Jadi kalo pun akhirnya biaya kesehatan murah dan
sekolah murah, tapi untuk
mengepulkan dapur kewalahan, itu baru minyak tanah
yang naik, padahal harga
sembako udah ikut-ikutan latah naik. Ongkos anak ke
sekolah pun jadi tambah
besar. Akhirnya, memang bukan membantu rakyat miskin,
tapi membantu
memiskinkan rakyat. Glek!

Beginilah hidup sengsara di bawah naungan kapitalisme.
Kalo mau dirunut lagi
kayaknya perlu satu buku khusus yang halamannya bisa
mencapai ratusan atau
bahkan ribuan untuk membeberkan segala kerugian yang
diakibatkan sistem
kapitalisme ini. Jujur saja, sebaiknya kita berhenti
berharap kepada sistem
kehidupan ini deh!

Standar ganda

Sobat muda muslim, dalam kapitalisme memang dikenal
kebebasan. Siapapun
bebas melakukan apa saja. Mulai dari kegiatan untuk
menyenangkan diri
sendiri sampe untuk mengajak orang lain
bersenang-senang bersamanya. Bebas.
Bahkan saking bebasnya, seringkali kebablasan.

Ngomongin kebebasan, jadi pengen ngejelasin dikit nih
bahwa kapitalisme itu
punya instrumen politik bernama demokrasi. Nah, dalam
demokrasi inilah
dikenal adanya kebebasan yang bisa dirinci jadi empat
bagian: kebebasan
beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan pemilikan,
dan kebebasan
bertingkah laku.

Lihat deh, dalam demokrasi ini orang boleh dan bebas
mau beragama apa aja,
sekaligus bebas mau beragama atau tidak. Karena agama
adalah urusan pribadi.
Orang lain jangan mengusik atau mempermasalahkannya.
Tentang kebebasan
berpendapat bisa kamu saksikan bahwa kini banyak orang
bebas mengeluarkan
pendapatnya. Baik pendapat yang salah maupun pendapat
yang benar. Pokoknya
bebas. Awalnya ada angin segar juga sih buat kita yang
mendakwahkan Islam.
Tapi, kalo menyuarakan kebenaran Islam itu untuk
melawan demokrasi, tentunya
bakalan digilas juga. Standar ganda dong?

Yup, silakan ikuti terus kasus Ustdaz Abu Bakar
Ba'asyir yang nggak ada
ujung pangkalnya itu. Tuduhannya aja jadi
berlapis-lapis dan nggak logis.
Amrik dan Australia pun berani-beraninya ikut-ikutan
intervensi dalam kasus
tersebut. Maklum, katanya sih karena berkaitan dengan
terorisme. Tapi, dunia
menutup mata ketika Amrik dan Inggris, juga Australia
memercikkan api
peperangan di Irak dan Afghanistan. Siapa sebetulnya
yang jadi teroris?

Inilah standar ganda. Kapitalisme juga rajin membuat
terminologi sendiri
kepada mereka yang nggak suka dengan konsep
kapitalisme, lalu
menggembar-gemborkannya dengan kekuatan propaganda di
segenap pelosok dunia.
Terminologi itu menjelaskan bahwa yang bukan liberal
adalah totalitarian,
antiplural, pembangkang, utopian, fanatik dan fasis,
termasuk tentunya
teroris.

Dalam demokrasi juga diajarkan kebebasan memiliki.
Maka lihat deh, berapa
juta hektar hutan yang dimiliki oleh para konglomerat
di negeri ini.
Padahal, itu milik umum yang seharusnya dikelola oleh
negara dan hasilnya
diberikan untuk rakyat banyak.

Kebebasan bertingkah laku pun dilindungi dalam
demokrasi. Itu sebabnya, para
pelacur dan pezina, tukang copet, maling, koruptor,
perampok, dll tidak
semuanya dihukum. Mereka yang dihukum biasanya yang
nggak bisa membelinya
dengan uang dan harta. Bisnis pelacuran aman karena
rajin &#8216;setor'.
Gawat!

Destroy capitalism, rise with Islam

Sobat muda muslim, sebagai remaja kita udah dewasa,
sehingga pantas aja kalo
mikirin soal kehidupan ini. Nggak tabu kok remaja
ngomongin urusan politik.
Karena yang namanya politik berarti "pengaturan urusan
umat".
Nah, kalo kamu udah mikirin kondisi umat ini, apalagi
berusaha menyampaikan
solusi dengan menghadirkan kebenaran Islam, kamu udah
termasuk berpolitik
lho. Bener.

Jangan anggap bahwa politik itu cuma urusan
pemerintahan doang. Nggak. Itu
keliru. Tapi politik itu mencakup urusan umat secara
umum. Segala aspek
kehidupan. Oke?

Itu sebabnya, ketika kamu udah membaca tulisan ini
sejak awal, kemudian kamu
kembangkan sendiri faktanya, kita yakin kamu udah ngeh
dan paham sekarang,
ternyata "inilah rasanya" hidup di bawah naungan
kapitalisme.
Nah, kalo udah ngeh kayak gini, seperti kata Sheila on
7 : "berhenti
berharap". Ya, tapi kita tambahin menjadi, "berhenti
berharap
kepada kapitalisme".

Itu sebabnya, mari kita kampanyekan keagungan Islam
dan berusaha
menerapkannya sebagai ideologi negara. Karena saat
ini, ketika Islam tidak
diterapkan sebagai ideologi negara, berbagai kerusakan
sudah nyata di depan
kita. Kalo rajin baca koran atau lihat berita kriminal
di layar kaca, kita
jadi miris karena ternyata rasa aman begitu mahal.
Banyak sekali tindak
kekerasan di sekitar kita.

Soal pelacuran juga sungguh sangat mengkhawatirkan,
sebagai contoh, di Jawa
Barat saja berdasarkan Data dari Kantor Dinas Sosial
Provinsi Jabar tahun
2003, ada 300-an tempat pelacuran terbuka di wilayah
ini dengan jumlah PSK
sekitar 6.276 orang. Dari jumlah itu, sekitar 30
persen (sekitar 1.800) anak
yang berusia di bawah 18 tahun bekerja sebagai PSK
(Kompas, 27 Mei 2004)

Kalo dianggap bahwa itu terus bertambah, sudah berapa
ribu coba? Itu yang
terdata, belum yang liar. Seperti gunung es, kecil di
permukaan ternyata
besar di dalam. Itu baru di Jawa Barat, belum daerah
lainnya. Mengerikan.
Silakan kamu searching kasus lain yang jumlahnya
banyak dan mudah kita
jumpai.

Oke deh mulai sekarang, kita mulai mengkaji Islam
dengan serius agar tahu
keagungan Islam. Karena mustahil bisa kenal Islam,
kalo nggak
mempelajarinya. Terus, kalo udah tahu kita wajib
mengamalkannya. Kita contoh
perjuangan Rasulullah saw. dan para sahabatnya yang
dengan semangat
menyebarkan Islam. Sehingga Rasulullah saw. sanggup
mendirikan negara Islam
pertama di Madinah. Negara Islam itu tegak berdiri
sampe akhirnya (setelah
1300 tahun lebih), karena banyak perlawanan dari
musuh-musuhnya, plus
kemunduran berpikir umat Islam karena teracuni
tsaqafah asing, runtuh pada
tanggal 3 Maret 1924. Waktu itu, pemerintahan Islam
berpusat di Turki.

Ya, semoga saja, dengan kegigihan kita untuk belajar
dan memperjuangkan
Islam ini, kita bisa segera melepaskan diri dari
belenggu kapitalisme.
Rasa-rasanya sangat layak kalo kita sekarang teriak:
destroy capitalism,
rise with Islam . Kapitalisme sudah basi! [solihin]

--
Buletin Remaja Studia terbit setiap Senin sejak
Januari 2000, "Gaul, Syar'i,
dan Mabda'i"
Penerbit: Studia Publication. Alamat: Jl. Raya
Cilendek, Gg. Gotong Royong,
Cilendek Barat,
Kotamadya Bogor, HP 0812-8841181. Website:
<http://www.dudung.net> e-mail:
studia@xxxxxxxxxx  dan studia@xxxxxxx 
Mailing List:
buletin-studia@xxxxxxxxxxxxxxx
Pimpinan
Usaha: Abu Fadhlan. Pimpinan Redaksi: O. Solihin.
Redaksi: Guslaeni Hafidz,
Sausan Afrasana,
Ria Fariana. Webmaster: Dudung AST. Sekretaris: Ummu
Rafi'; Pemasaran:
Zulhaidir 0812-
8638134 atau 0251-7113236. Perwakilan Jakarta dsk.:
Angga [0817-4805638].
Bandar Lampung
dsk. : Nisa [0856-69619545]. Samarinda dsk. : Abu
Silmi [0812-5533072]
Balikpapan dsk.:
Zahra [0816-4511177] Bangil-Pasuruan dsk.: Hakiky
[0813-30682673] Harga: Rp
200,-/exp
(Daerah: Rp 300,-/exp). Minimal pesanan 50 eks.

SMS bei wichtigen e-mails und Ihre Gedanken sind frei
...
Alle Infos zur SMS-Benachrichtigung:
<http://www.gmx.net/de/go/sms>



Assalaamu'alaikum wr. wb.

Sobat muda muslim, ini artikel Studia edisi 235/Tahun
ke-6 (14 Maret
2005)

Edisi cetaknya di Jabodetabek udah beredar sejak hari
Senin kemarin. Oke
deh. Selamat membaca...

*[Dapatkan juga edisi cetaknya di jaringan kami di
berbagai kota besar
lainnya: Aceh, Padang, Bengkulu, Palembang,
Pangkalpinang, Bandarlampung,
Serang, Sukabumi, Bandung, Sumedang, Cirebon,
Indramayu, Yogyakarta, Solo,
Semarang, Bangil, Pasuruan, Surabaya, Jember,
Banjarmasin, Samarinda,
Balikpapan, Kendari, dan Makasar]

Saran dan kritik, silakan kirim ke:
Redaksi: studia@xxxxxxxxxx
Penerbit: studia@xxxxxxx
HP: 08128841181

Kunjungi situs kami di: <http://www.dudung.net>
Akses via HP: <http://mobile.dudung.net> (dan dapatkan
arsip artikel
sebelumnya. Free!)

Salam,
Redaksi Buletin Studia
Bogor
---
Berhenti Berharap Kepada Kapitalisme
STUDIA Edisi 235/Tahun ke-6 (14 Maret 2005)

Apa sih kapitalisme itu? Kalo kamu mendengar berita
ada anak SD yang
berupaya melakukan bunuh diri dengan cara menggantung
dirinya gara-gara
nggak bisa bayar uang sekolah, itulah korban
kapitalisme. Lho, kok bisa sih?
Iya, karena dalam kapitalisme berlaku hukum: siapa
yang punya kekuatan
(termasuk duit), merekalah yang berhak mendapatkan
segalanya (termasuk
pendidikan). Buat rakyat miskin, harap tahu diri.
Karena sekolah hanya boleh
bagi mereka yang punya duit cukup (atau lebih).

Apa sih kapitalisme itu? Kapitalisme adalah ketika
kamu melihat
"bisnis hukum". Siapa yang bisa menyogok para oknum
hakim dan
jaksa dengan duit dan harta, dialah yang akan
memenangkan perkara. Tengok
deh para bankir bermasalah yang kini mungkin sedang
menikmati surga dunia di
negeri orang. Pinjam uang ke negara, terus bisnis.
Bisnisnya gagal (atau
sengaja digagalkan), lalu kabur bawa sebagian uang
pinjaman itu. Untuk
mengamankan diri, ia sebar ratusan juta rupiah kepada
para oknum penegak
hukum (polisi, kejaksaan, dan mungkin juga petugas
bagian emigrasi). Beres
kan? Itulah kapitalisme.

Apa arti kapitalisme? Ketika negara tak lagi punya
taring untuk memberangus
para pengusaha, para konglomerat nakal. Penguasa
dikalahkan oleh para
pengusaha kelas kakap. Di Amerika, setiap ada
pemilihan presiden, pasti para
pengusaha sudah menyemut mendekati calon presiden
sambil berjanji akan
membantu kampanyenya. Sebagai imbalannya, jika sang
calon terpilih, maka
presiden terpilih harus mempermudah usaha para
konglomerat yang telah
mendanai kampanyenya.

Praktik seperti ini, berlaku hampir di semua negara
yang menerapkan sistem
kapitalisme. Termasuk, bukan nuduh lho, bisa jadi di
negeri ini. Sudah bukan
rahasia lagi tuh. Benar, saya sering mendengar, bahkan
sempat ngobrol dengan
seorang karyawan pemda bahwa untuk menjadi penguasa
daerah setingkat bupati
saja dana yang dibutuhkan sekitar 5 miliar perak. Saya
penasaran bertanya:
"Dari mana uang itu didapatkan dan akan disalurkan ke
mana?"

"Gampang Mas, banyak pengusaha yang mendanai kok.
Lagian uang itu akan
dibagikan juga ke anggota DPRD dan ke Departemen Dalam
Negeri. Tapi&#8230;
dalam setahun atau dua tahun juga udah balik modal,
Mas," jelasnya
tanpa ragu.

"Wah, nggak takut dosa tuh?" tanya saya.

"Ya, gimana lagi, itu kan aturan yang berlaku,"
katanya sambil
terus menyetir mobil.

Hmm&#8230; ternyata begitu ya? Ya, inilah kapitalisme.

Apa yang dimaksud dengan kapitalisme? Jika kamu sering
melihat ada orang
yang mengejar kenikmatan jasadi dan materi, meski
untuk meraihnya harus
melanggar aturan masyarakat, juga aturan agama, itulah
bagian dari gaya
hidup yang diajarkan kapitalisme. Karena apa? Karena
tujuan utama dalam
berbuat menurut kaum kapitalis adalah kenikmatan
(material). Orang yang
tidak mencari kenikmatan material itu tidak realistis.
Dalam faham itu,
sistem nilai ditentukan oleh keuntungan fisik.

Jadi jangan heran jika pelacuran merajalela, peredaran
miras dan narkoba pun
sulit dihentikan. Pemerintah bahkan "melegalkan"
bisnis
pelacuran dengan memberikan jabatan kepada pelaku
utamanya sebagai PSK alias
Pekerja Seks Komersial. Perjudian seolah bukan
kegiatan terlarang. Buktinya,
meski sudah banyak bertebaran tempat dan permainan
judi, pemerintah dari
tingkat kelurahan sampe pusat menutup mata. Bukan tak
bisa membereskan, tapi
nggak ada niat. Bahkan sangat boleh jadi mereka sudah
dicocok duluan
mulutnya pake duit jutaan rupiah. Malah nih,
seringkali yang jadi
"centeng"-nya untuk mengamankan bisnis judi dan usaha
birahi
terlarang itu adalah oknum aparat keamanan. Inilah
kapitalisme.

Kapitalisme itu apa ya? Ketika negara berbisnis dengan
rakyat, ketika para
penguasa ogah mengulurkan tangannya untuk
mensejahterakan rakyat, malah
membuat rakyat sengsara, itulah negara yang bermesraan
dengan kekasihnya
bernama kapitalisme. Karena prinsip utama paham ini
adalah: di mana yang
kuat harus (secara alami) mencaplok yang lemah. Jika
ada yang menentang
konsep semacam itu, maka ia dianggap tidak waras,
terhalusinasi dan
pembangkang karena "ingin merusak tatanan
ko-eksistensi". Lebih
dari itu, itulah keadilan, menurut mereka.

Sederhananya, kamu bisa melihat bagaimana "serangan
fajar"
dimulai pada 1 Maret 2005 oleh pemerintah untuk
menaikkan harga BBM. Untuk
menutupi kebiadaban dan keganasannya, mereka tampil
bak pahlawan pembela
rakyat. Tak henti berkampanye dengan
menggembar-gemborkan bahwa subsidi
untuk beberapa jenis BBM itu salah sasaran. Karena
ternyata katanya
dinikmati oleh mereka yang termasuk golongan berduit.
Maka, atas nama
&#8216;keadilan', mereka mencabut subsidi untuk BBM
itu dengan cara
menaikkan harganya. Katanya sih, denger-denger, dana
kompensasi dari
kenaikan harga BBM itu akan diberikan kepada rakyat
kecil berupa tunjangan
kesehatan dan pendidikan.

Terwujudkah? Ya, jangankan merasakannya, mungkin
rakyat nggak pernah tahu
dengan rencana itu. Bukti nyata di lapangan aja,
ternyata minyak tanah pun
(padahal katanya nggak dinaikkan), harganya meroket
hampir menyamai harga
bensin (premium). Wajar sih, karena pengusaha minyak
di tingkat eceran juga
berdalil, "Emangnya bahan bakar yang dikonsumsi truk
pengangkut minyak
tanah dari depo pertamina pake minyak tanah juga? Pake
bensin tahu!"
Walah!

Jadi kalo pun akhirnya biaya kesehatan murah dan
sekolah murah, tapi untuk
mengepulkan dapur kewalahan, itu baru minyak tanah
yang naik, padahal harga
sembako udah ikut-ikutan latah naik. Ongkos anak ke
sekolah pun jadi tambah
besar. Akhirnya, memang bukan membantu rakyat miskin,
tapi membantu
memiskinkan rakyat. Glek!

Beginilah hidup sengsara di bawah naungan kapitalisme.
Kalo mau dirunut lagi
kayaknya perlu satu buku khusus yang halamannya bisa
mencapai ratusan atau
bahkan ribuan untuk membeberkan segala kerugian yang
diakibatkan sistem
kapitalisme ini. Jujur saja, sebaiknya kita berhenti
berharap kepada sistem
kehidupan ini deh!

Standar ganda

Sobat muda muslim, dalam kapitalisme memang dikenal
kebebasan. Siapapun
bebas melakukan apa saja. Mulai dari kegiatan untuk
menyenangkan diri
sendiri sampe untuk mengajak orang lain
bersenang-senang bersamanya. Bebas.
Bahkan saking bebasnya, seringkali kebablasan.

Ngomongin kebebasan, jadi pengen ngejelasin dikit nih
bahwa kapitalisme itu
punya instrumen politik bernama demokrasi. Nah, dalam
demokrasi inilah
dikenal adanya kebebasan yang bisa dirinci jadi empat
bagian: kebebasan
beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan pemilikan,
dan kebebasan
bertingkah laku.

Lihat deh, dalam demokrasi ini orang boleh dan bebas
mau beragama apa aja,
sekaligus bebas mau beragama atau tidak. Karena agama
adalah urusan pribadi.
Orang lain jangan mengusik atau mempermasalahkannya.
Tentang kebebasan
berpendapat bisa kamu saksikan bahwa kini banyak orang
bebas mengeluarkan
pendapatnya. Baik pendapat yang salah maupun pendapat
yang benar. Pokoknya
bebas. Awalnya ada angin segar juga sih buat kita yang
mendakwahkan Islam.
Tapi, kalo menyuarakan kebenaran Islam itu untuk
melawan demokrasi, tentunya
bakalan digilas juga. Standar ganda dong?

Yup, silakan ikuti terus kasus Ustdaz Abu Bakar
Ba'asyir yang nggak ada
ujung pangkalnya itu. Tuduhannya aja jadi
berlapis-lapis dan nggak logis.
Amrik dan Australia pun berani-beraninya ikut-ikutan
intervensi dalam kasus
tersebut. Maklum, katanya sih karena berkaitan dengan
terorisme. Tapi, dunia
menutup mata ketika Amrik dan Inggris, juga Australia
memercikkan api
peperangan di Irak dan Afghanistan. Siapa sebetulnya
yang jadi teroris?

Inilah standar ganda. Kapitalisme juga rajin membuat
terminologi sendiri
kepada mereka yang nggak suka dengan konsep
kapitalisme, lalu
menggembar-gemborkannya dengan kekuatan propaganda di
segenap pelosok dunia.
Terminologi itu menjelaskan bahwa yang bukan liberal
adalah totalitarian,
antiplural, pembangkang, utopian, fanatik dan fasis,
termasuk tentunya
teroris.

Dalam demokrasi juga diajarkan kebebasan memiliki.
Maka lihat deh, berapa
juta hektar hutan yang dimiliki oleh para konglomerat
di negeri ini.
Padahal, itu milik umum yang seharusnya dikelola oleh
negara dan hasilnya
diberikan untuk rakyat banyak.

Kebebasan bertingkah laku pun dilindungi dalam
demokrasi. Itu sebabnya, para
pelacur dan pezina, tukang copet, maling, koruptor,
perampok, dll tidak
semuanya dihukum. Mereka yang dihukum biasanya yang
nggak bisa membelinya
dengan uang dan harta. Bisnis pelacuran aman karena
rajin &#8216;setor'.
Gawat!

Destroy capitalism, rise with Islam

Sobat muda muslim, sebagai remaja kita udah dewasa,
sehingga pantas aja kalo
mikirin soal kehidupan ini. Nggak tabu kok remaja
ngomongin urusan politik.
Karena yang namanya politik berarti "pengaturan urusan
umat".
Nah, kalo kamu udah mikirin kondisi umat ini, apalagi
berusaha menyampaikan
solusi dengan menghadirkan kebenaran Islam, kamu udah
termasuk berpolitik
lho. Bener.

Jangan anggap bahwa politik itu cuma urusan
pemerintahan doang. Nggak. Itu
keliru. Tapi politik itu mencakup urusan umat secara
umum. Segala aspek
kehidupan. Oke?

Itu sebabnya, ketika kamu udah membaca tulisan ini
sejak awal, kemudian kamu
kembangkan sendiri faktanya, kita yakin kamu udah ngeh
dan paham sekarang,
ternyata "inilah rasanya" hidup di bawah naungan
kapitalisme.
Nah, kalo udah ngeh kayak gini, seperti kata Sheila on
7 : "berhenti
berharap". Ya, tapi kita tambahin menjadi, "berhenti
berharap
kepada kapitalisme".

Itu sebabnya, mari kita kampanyekan keagungan Islam
dan berusaha
menerapkannya sebagai ideologi negara. Karena saat
ini, ketika Islam tidak
diterapkan sebagai ideologi negara, berbagai kerusakan
sudah nyata di depan
kita. Kalo rajin baca koran atau lihat berita kriminal
di layar kaca, kita
jadi miris karena ternyata rasa aman begitu mahal.
Banyak sekali tindak
kekerasan di sekitar kita.

Soal pelacuran juga sungguh sangat mengkhawatirkan,
sebagai contoh, di Jawa
Barat saja berdasarkan Data dari Kantor Dinas Sosial
Provinsi Jabar tahun
2003, ada 300-an tempat pelacuran terbuka di wilayah
ini dengan jumlah PSK
sekitar 6.276 orang. Dari jumlah itu, sekitar 30
persen (sekitar 1.800) anak
yang berusia di bawah 18 tahun bekerja sebagai PSK
(Kompas, 27 Mei 2004)

Kalo dianggap bahwa itu terus bertambah, sudah berapa
ribu coba? Itu yang
terdata, belum yang liar. Seperti gunung es, kecil di
permukaan ternyata
besar di dalam. Itu baru di Jawa Barat, belum daerah
lainnya. Mengerikan.
Silakan kamu searching kasus lain yang jumlahnya
banyak dan mudah kita
jumpai.

Oke deh mulai sekarang, kita mulai mengkaji Islam
dengan serius agar tahu
keagungan Islam. Karena mustahil bisa kenal Islam,
kalo nggak
mempelajarinya. Terus, kalo udah tahu kita wajib
mengamalkannya. Kita contoh
perjuangan Rasulullah saw. dan para sahabatnya yang
dengan semangat
menyebarkan Islam. Sehingga Rasulullah saw. sanggup
mendirikan negara Islam
pertama di Madinah. Negara Islam itu tegak berdiri
sampe akhirnya (setelah
1300 tahun lebih), karena banyak perlawanan dari
musuh-musuhnya, plus
kemunduran berpikir umat Islam karena teracuni
tsaqafah asing, runtuh pada
tanggal 3 Maret 1924. Waktu itu, pemerintahan Islam
berpusat di Turki.

Ya, semoga saja, dengan kegigihan kita untuk belajar
dan memperjuangkan
Islam ini, kita bisa segera melepaskan diri dari
belenggu kapitalisme.
Rasa-rasanya sangat layak kalo kita sekarang teriak:
destroy capitalism,
rise with Islam . Kapitalisme sudah basi! [solihin]

--
Buletin Remaja Studia terbit setiap Senin sejak
Januari 2000, "Gaul, Syar'i,
dan Mabda'i"
Penerbit: Studia Publication. Alamat: Jl. Raya
Cilendek, Gg. Gotong Royong,
Cilendek Barat,
Kotamadya Bogor, HP 0812-8841181. Website:
<http://www.dudung.net> e-mail:
studia@xxxxxxxxxx  dan studia@xxxxxxx 
Mailing List:
buletin-studia@xxxxxxxxxxxxxxx
Pimpinan
Usaha: Abu Fadhlan. Pimpinan Redaksi: O. Solihin.
Redaksi: Guslaeni Hafidz,
Sausan Afrasana,
Ria Fariana. Webmaster: Dudung AST. Sekretaris: Ummu
Rafi'; Pemasaran:
Zulhaidir 0812-
8638134 atau 0251-7113236. Perwakilan Jakarta dsk.:
Angga [0817-4805638].
Bandar Lampung
dsk. : Nisa [0856-69619545]. Samarinda dsk. : Abu
Silmi [0812-5533072]
Balikpapan dsk.:
Zahra [0816-4511177] Bangil-Pasuruan dsk.: Hakiky
[0813-30682673] Harga: Rp
200,-/exp
(Daerah: Rp 300,-/exp). Minimal pesanan 50 eks.

SMS bei wichtigen e-mails und Ihre Gedanken sind frei
...
Alle Infos zur SMS-Benachrichtigung:
<http://www.gmx.net/de/go/sms>



Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Berhenti Berharap Kepada Kapitalisme