** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** REFLEKSI: Belajar juga dari negeri seperti Norwegia di mana hasil kekayaan alamnya [minyak dan gas alam] diatur dengan cermat mengakibatkan utang luarnegerinya dilunasi dan menjadi negeri bebas hutang dan uang keuntungan minyak dan gas alam dipakai untuk kemakmuran rakyat. Jangan terlalu melihat pada langit nanbiru penuh kabut debu gurun pasir bikin mata menjadi silau, tetapi lihatlah ke kiri ke kanan maupun ke muka dan ke belakang. RIAU POS Belajar dari Rusia Melunasi Utang Senin, 28 Agustus 2006 Pertengahan pekan lalu ada kabar luar biasa dari Rusia. Seperti yang dilansir kantor berita AFP, bank milik Pemerintah Rusia, Vneshekonombank, menyatakan telah melunasi utang Negeri Beruang Merah itu ke Paris Club. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, mencapai 23,7 miliar dolar AS. Itu pun dibayar secara kontan. Pelunasan tersebut dilaksanakan selama empat hari dengan menukarkan dolar AS ke dalam sembilan jenis mata uang. Meski harus membayar denda 1 miliar dolar AS akibat mempercepat pembayaran utang, Rusia justru bisa menghemat 7,7 miliar dolar AS pembayaran bunga. Setahun silam, Rusia juga melunasi utang luar negeri 15 miliar dolar AS ke sejumlah kreditornya. Dari percepatan itu, Rusia menghemat total beban utang luar negeri 12 miliar dolar AS. Sebuah trade off yang sangat menguntungkan. Yang dilakukan negara pecahan Uni Soviet itu tentu sangat mencengangkan. Bagaimana bisa, negara yang lima belas tahun lalu hampir bangkrut tiba-tiba mempunyai kekuatan ekonomi yang luar biasa. Setelah Uni Soviet tumbang pada dekade 1990-an, Rusia diwarisi utang segunung. Saat itu, rasio utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sudah mendekati 100 persen alias nyaris bangkrut. Inflasi pun mencapai ratusan persen. Masih segar di ingatan kita, warga Rusia antre membeli bahan makanan dengan sekarung uang kontan. Lantas, apa kuncinya? Minyak. Melesatnya harga minyak dalam beberapa tahun terakhir ternyata membawa berkah bagi Rusia. Ketika negeri-negeri lain kelimpungan menahan inflasi akibat melajunya harga minyak, Rusia justru bisa ''tidur nyenyak''. Hingga Juli, Rusia bisa mengumpulkan dana tunai lebih dari 80 miliar dolar AS. Pundi-pundi devisa pun terus menggelembung. Sampai pertengahan tahun ini, cadangan devisa mendekati 300 miliar dolar AS. Itu merupakan cadangan devisa nomor tiga terbesar di dunia setelah Cina dan Jepang. Tentu, yang dilakukan Rusia tersebut tak bisa ditiru Indonesia. Berbeda dari Rusia yang sumber-sumber minyaknya masih melimpah ruah, cadangan minyak di tanah air terus menipis. Kendati menjadi anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Indonesia kini justru menjadi net-importer. Boleh dikatakan, ''bonanza minyak'' pada era 1970 dan 1980 tak bakal terulang. Justru, perekonomian Indonesia bakal panas dingin bila harga minyak terus bergerak. Tapi, apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Indonesia tetap harus bangkit dari keterpurukan dengan atau tanpa minyak. Rusia saja yang kondisinya lebih parah bisa bangkit secara cepat, apalagi Indonesia. Itulah yang harus ditanamkan. Tapi, setidaknya, Indonesia masih punya cadangan gas alam yang cukup besar. Belajar dari masa silam, jangan sampai gas alam yang masih melimpah kembali salah kelola dan habis dikorupsi. Dengan pengelolaan yang jelas dan transparan, gas alam bisa menjadi modal berharga untuk keluar dari krisis. Bila perekonomian telah membaik, tentu pemerintah tak akan sulit mempercepat pelunasan utang. Saat ini, utang luar negeri RI lebih dari 61,048 miliar dolar AS (sekitar Rp579 triliun). Bila ditambah utang domestik dalam bentuk obligasi negara yang berjumlah Rp687,89 triliun, berarti totalnya Rp1.266,89 triliun. Dengan mempercepat pembayaran utang, berarti beban anak cucu kita pada masa mendatang bisa semakin ringan. Semuanya tergantung kita, apakah mau dikorupsi uang itu, sehingga utang negara pun makin meningkat, atau tidak.*** [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **