[nasional_list] [ppiindia] Amerikanisasi BBM

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 21 Mar 2005 10:00:11 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

Republika
Senin, 21 Maret 2005

Amerikanisasi BBM 

Oleh : Revrisond Baswir 


Indonesia tampaknya benar-benar sedang menjadi sasaran empuk campur tangan 
Amerika. Ibarat adonan roti, melalui beberapa lembaga keuangan dan pendanaan 
internasional yang secara langsung dan tidak langsung berada di bawah 
kekuasaannya, Indonesia kini seperti sedang diremas-remas oleh Amerika untuk 
dibentuk menjadi donat atau roti keju.

Simak misalnya keributan di seputar kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan. 
Jika ditelusuri secara cermat, boleh dikatakan hampir pada semua aspek 
perumusan kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM, sarat dengan campur 
tangan Amerika. Memang benar, bila ditelusuri ke belakang kenaikan harga BBM 
bukan hal baru bagi Indonesia. Tetapi bila disimak motivasinya, kenaikan harga 
BBM yang terjadi belakangan ini sangat berbeda motivasinya dari kenaikan harga 
BBM yang terjadi pada masa sebelumnya.

Sehubungan dengan itu, para pejabat pemerintah boleh saja mengemukakan 1001 
alasan mengenai penyebab ''terpaksa'' dinaikkannya harga BBM. Tetapi sesuai 
dengan UU Migas No 22/2001, kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan mustahil 
dapat dipisahkan dari tengah berlangsungnya apa yang disebut sebagai 
liberalisasi industri migas di negeri ini. Artinya, berbeda dengan kenaikan 
harga BBM sebelum 2001, kenaikkan harga BBM yang terjadi belakang secara tegas 
digerakkan oleh motivasi untuk menghapuskan subsidi BBM dan menyesuaikan harga 
BBM dengan harga pasar internasional.

Pertanyaannya, mengapa industri migas harus diliberalisasikan, dan mengapa pula 
harga BBM harus disesuaikan dengan harga pasar internasional? 
Jawabannya sangat sederhana. Sebagaimana dikemukakan Menteri Energi dan Sumber 
Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, tujuannya antara lain adalah untuk 
merangsang masuknya investasi asing ke sektor hilir industri migas di sini.

Sebagaimana dikatakannya, 'Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan 
bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas.... Namun, 
liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. 
Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan 
masuk.'' (Kompas, 14 Mei 2003). Karena sejak semula diniatkan untuk mengundang 
masuknya investor asing, tidak aneh bila hampir semua aspek perumusan kebijakan 
pemerintah dalam melakukan liberalisasi industri migas dan menaikkan harga BBM, 
sarat dengan campur tangan asing, khususnya Amerika.

Simak, misalnya, pernyataan USAID (United States Agency for International 
Development) berikut, ''USAID has been the primary bilateral donor working on 
energy sector reform.'' Khusus mengenai penyusunan UU Migas, USAID secara 
terbuka menyatakan, ''The ADB and USAID worked together on drafting a new oil 
and gas law in 2000.'' (http:www.usaid.gov/pubs/cbj2002/ane/id/497-009.html). 
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disaksikan betapa telah sangat jauhnya 
pihak asing, khsusunya Amerika, terlibat dalam penyusunan kebijakan industri 
migas di Indonesia. Selain itu, disadari atau tidak, dapat disaksikan pula 
betapa telah sangat berkembangnya tradisi untuk menyerahkan penyusunan 
rancangan undang-undang (RUU) kepada pihak asing. 

Sebagaimana diketahui, keterlibatan asing dalam penyusunan RUU tidak hanya 
dialami oleh UU Migas. Tetapi dialami pula oleh UU Kelistrikan, UU Badan Usaha 
Milik Negara (BUMN), dan beberapa produk perundang-undangan lainnya. RUU 
Kelistrikan disusunkan oleh Bank Dunia, sedangkan RUU BUMN disusunkan oleh 
Price Waterhouse Coopers. Selanjutnya, khusus mengenai kenaikan harga BBM, 
simaklah pernyataan USAID mengenai keterlibatan Bank Dunia berikut, 
''Complementing USAID efforts, the World Bank has conducted comprehensive 
studies of the oil and gas sector, pricing policy, and provided assistance to 
the State electric company on financial and corporate restructuring.''

Dengan latar belakang seperti itu, mudah dimengerti bila dalam iklan layanan 
masyarakat yang diterbitkan pemerintah dalam rangka sosialisasi penghapusan 
subsidi BBM, ditemukan sebuah grafik yang berjudul ''Kelompok terkaya menikmati 
subsidi BBM terbesar,'' yang datanya bersumber dari hasil studi Bank Dunia. 
Bagaimana halnya dengan kajian dampak ekonomi kenaikan harga BBM? Sebagaimana 
terungkap dalam sebuah laporan yang berjudul ''Kajian Dampak Ekonomi Kenaikan 
Harga BBM,'' yang diterbitkan oleh Pusat Studi Energi, Departemen ESDM pada 
Desember 2001, kajian tersebut ternyata dibiayai oleh AUSAID (Australia Agency 
for International Development), melalui International Trade Strategies (ITS) 
Pte. Ltd., Australia.

Sesuai dengan informasi yang tersaji dalam kajian tersebut, kecuali harga 
bensin yang pada 2001 dipandang sudah sesuai dengan harga pasar, pemerintah 
ternyata telah mengembangkan tiga skenario mengenai pelepasan harga BBM ke 
pasar. Skenario pertama, semua harga BBM dilepaskan ke pasar pada 2004. 
Skenario kedua, harga diesel dan minyak bakar dilepas ke pasar pada 2004, 
sedangkan harga minyak tanah dan solar pada 2007. Skenario ketiga, harga diesel 
dan minyak bakar dilepaskan ke pasar pada 2004, solar pada 2007, dan minyak 
tanah pada 2010.

Jika ditanyakan mengenai siapa yang tengah harap-harap cemas menanti tuntasnya 
pelepasan harga BBM ke pasar itu, selain beberapa perusahaan migas domestik, 
sekali lagi di sini kita akan bertemu dengan beberapa perusahaan migas asing, 
termasuk dari Amerika. Sebagaimana dikemukakan Direktur Jenderal Migas 
Departemen ESDM, Iin Arifin Takhyan, saat ini terdapat 105 perusahaan yang 
sudah mendapat izin untuk bermain di sektor hilir migas, termasuk membuka 
stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU) (Trust, edisi 11/2004). Di antaranya 
adalah perusahaan migas raksasa seperti British Petrolium (Amerika-Inggris), 
Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco 
(Amerika). Pertanyaannya, akankah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
yang ada sekarang ini, akan membiarkan saja berlangsungnya proses Amerikanisasi 
BBM tersebut? Jawabannya, wallahu a'lam.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: