[nasional_list] [ppiindia] Agama Sebagai Sumber Kekerasan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 7 Mar 2005 10:15:42 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

http://islamlib.com/id/index.php?page=article&id=768


Agama Sebagai Sumber Kekerasan

Tanggal dimuat: 21/2/2005

Mengatakan bahwa agama sebagai sumber kekerasan agaknya memang sebuah 
paradoks, karena pesan inti agama adalah perdamaian. Tapi, menolak 
keterkaitan itu sama sekali juga merupakan perbuatan naif, karena kita 
jelas-jelas melihat banyaknya fenomena pembunuhan, teroirsme, dan perusakan 
yang mengatasnamakan agama.

Oleh Luthfi Assyaukanie

Catatan:
Rubrik Kajian di Jawa Pos sejak 11 Februari 2005 dimuat setiap hari Jumat

Para sosiolog sejak lama berbicara tentang agama sebagai sumber kekerasan. 
T.K. Oommen, sosiolog asal India, misalnya, menyimpulkan bahwa kekerasan 
agama bukan hanya disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti ekonomi, 
politik, dan psikologi, tapi juga karena agama sendiri menyediakan rujukan 
yang cukup banyak untuk perilaku semacam itu. Oommen melakukan penelitiannya 
terhadap semua agama besar dunia, termasuk Islam dan Hindu (T.K. Oommen, 
Religion as Source of Violence, 2001).

Kaum agamawan dan para moralis biasanya menolak pandangan atau hasil 
penelitian semacam itu. Bagi mereka, kekerasan bertentangan dengan pesan 
luhur semua agama. Karenanya tidak mungkin agama menjadi sumber kekerasan. 
Kalaupun ada kekerasan yang bekaitan dengan agama, maka itu merupakan 
perbuatan "oknum" pemeluk agama.

Mengatakan bahwa agama sebagai sumber kekerasan agaknya memang sebuah 
paradoks, karena pesan inti agama adalah perdamaian. Tapi, menolak 
keterkaitan itu sama sekali juga merupakan perbuatan naif, karena kita 
jelas-jelas melihat banyaknya fenomena pembunuhan, teroirsme, dan perusakan 
yang mengatasnamakan agama.

Saya kira, temuan para sosiolog itu harus disikapi dengan arif. Sikap emosi 
dan prasangka buta bukanlah respon yang bijak. Marilah kita mengaca dan 
memeriksa diri apakah memang agama benar-benar menyediakan amunisi kepada 
pemeluknya untuk melakukan tindak kekerasan.

Pertama-tama, kekerasan, saya kira, harus dipahami sebagai konsekwensi dari 
sikap intoleran kepada orang lain (atau pemeluk agama lain). Kalaupun agama 
tak secara langsung menyuruh umatnya melakukan kekerasan (seperti teror dan 
perusakan), agama, saya kira, menyediakan pesan yang cukup banyak untuk 
bersikap tidak toleran.

Saya ingin memberi contoh satu doktrin Islam yang sering digunakan oleh kaum 
Muslim untuk membenarkan perilaku intoleran dan bahkan tindak kekerasan 
kepada orang lain; yakni doktrin "amar makruf nahi munkar" yang sangat 
terkenal itu. Doktrin ini, menurut saya, memberikan peluang bagi intoleransi 
dan kekerasan.

"Amar makruf nahi munkar" artinya menyuruh orang kepada kebaikan dan 
mencegahnya berbuat hal-hal yang munkar atau dilarang agama. Sebagian kaum 
Muslim menganggap bahwa "mencegah yang munkar" harus dilakukan pertama-tama 
dengan kekerasan (secara fisik), karena sebuah hadis dengan tegas 
menganjurkan: "Jika kalian melihat suatu kemunkaran, ambillah tindakan 
dengan tangan kalian." (man ra'a minkum munkaran, fal yughayyir biyadih.).

Doktrin dan pemahaman ini dipakai oleh sekelompok kaum Muslim di Indonesia 
dan Malaysia untuk membenarkan perbuatan mereka melakukan razia dan 
perusakan terhadap tempat-tempat yang mereka anggap sebagai maksiat atau 
kemunkaran. Di Indonesia, kelompok semacam ini diwakili oleh FPI (Front 
Pembela Islam), sedangkan di Malaysia diwakili oleh JAWI (Jabatan Agama 
Islam Wilayah Persekutuan).

Baru-baru ini, JAWI melakukan serangkaian razia dan penangkapan terhadap 
anak-anak muda yang sedang berkumpul di kafe dan tempat-tempat umum (Sunday 
Mail, 23 Januari 2005). Tindakan ini persis seperti yang pernah dilakukan 
oleh para anggota FPI beberapa bulan lalu. Masyarakat resah dengan tindakan 
sewenang-wenang itu. Dan mereka menuntut PM Abdullah Badawi segera 
menertibkan para "polisi moral" itu.

Tapi, para pemimpin JAWI tak merasa bersalah dengan apa yang sudah 
dilakukannya. Ketika salah seorang pemimpin mereka ditanya mengapa melakukan 
perbuatan itu, jawabannya persis seperti yang pernah dikemukakan pemimpin 
FPI, yakni mereka berusaha menerapkan amar makruf nahi munkar dan hadis nabi 
man ra'a minkum munkaran. [Luthfi Assyaukanie] 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Agama Sebagai Sumber Kekerasan