[nasional_list] Fwd: Re: [ppiindia] Re: Tidak Perlu Malu Menjadi Jawa - negorone dewe diacak-acak ?

  • From: ANDREAS MIHARDJA <mihardja@xxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 31 Oct 2006 09:16:41 -0800 (PST)

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Karena bouncing saya kirim ulang
  Andreas

ANDREAS MIHARDJA <mihardja@xxxxxxxxxxx> wrote:
  Date: Mon, 30 Oct 2006 16:59:39 -0800 (PST)
From: ANDREAS MIHARDJA <mihardja@xxxxxxxxxxx>
Subject: Re: [ppiindia] Re: Tidak Perlu Malu Menjadi Jawa - negorone dewe 
diacak-acak ?
To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx

  Mas - sing penting dan wis dilupakan,  suku jawa---rajin, disiplin, lan 
saling bantu   [solidair] Pun diSuriname suku Jawa jujur lan iso dipercaya 100% 
 .
   
  Agar semua member mengerti -  bah. Indo.
   
  Masyarakat jawa diSuriname tidak mengerti bah Indonesia    Bahasa Indonesia 
baru dipakai >1930 - dan immigrasi suku Jawa adalah sewaktu penggantian abad 19 
ke 20 -jadi semua memakai bah Jawa  - dan ini juga bukan yg high class. 
  Maklumlah - dan karena itu kita memakai bah. Belanda utk communicatie agar 
jangan melanggar peraturan kebudayaan dan memakai bah. yg kurang sopan. Mas kan 
kalian mengerti peraturan pemakaian bahasa - ini kebudayaan juga dibawa 
keSuriname. Peraturn penghormatan tetap kita pakai.
   
  Tetapi yg penting meskipun masyarakat Jawa bermacem2 agama ahmadiyah, kristen 
dan catholiek persoalan agama tidak penting dan kita membaur satu sama lain 
tanpa ada opressi dari pemerintah. Yg penting tidak ribut satu sama lain. 
  Suku Jawa dulu memang tetap banyak yg agak chauvinis cinta Indonesia [banyak 
yg ingin pulang negara - maklum tanah leluhur] - tetapi utk mereka jaman 
sekarang sudah tidak penting lagi - apalagi setelah keributan terror dan 
berita2 korupsi. Apalagi generasi yg sekarang - mereka more pro belanda dan 
caribian. Niece saya yg kawin dgn batak Suriname - kel. suaminya [2nd 
generation] - sudah tidak dpt membaur lagi dgn keluarga  di tanah batak.  
Merekapun segan dipersamakan dgn penduduk Indonesia sebab pendidikan berlainan 
dan disiplin berlainan. Jadi masyarakat Jawa diSuriname memang secara ethnic 
adalah Jawa - tetapi mereka 100% Suriname.
   
  Pendidikan diSuriname adalah bebas dan adalah tanggungan pemerintah -karena 
itu siapa yg IQnya cukup tinggi - pasti akan mendapat beasiswa utk sekolah 
diEuropah di Nederland. Kalau punya kapital malah banyak yg sekolah diUSA tanpa 
bantuan negara. Anak2 saya kebetulan IQ cukup dan karena itu mereka mendapat 
pendidikan diUSA.
  Karena itu qua pengetahuan kita tidak kalah dgn ahli2 dari Europah atau USA 
sendiri. Kita malah karena dianggap sesama bangsa diEuropah - kita mendapat 
inside cara orang Europa berpikir dan bertindak.    Dan mungkin pendidikan ini 
memberikan kita selfdiciplin untuk tidak mencuri dari negara atau rakyat. 
Karena itu kalau saya menulis utk milis group ini saya harapkan member2 yg 
masih dicollege yg in general masih murni nanti kalau mendapat kesempatan untuk 
membangun negara tetap pro rakyat dn tidak pro diri sendiri.
   
  Memang seluruh dunia korupsi itu ada - hanya caranya berlainan. Jangan kira 
para menteri2 diEU semua bersih. Saya first hand tahu isi perut mereka - for 
every person there is a price [mengetahuinya ini tugas  pegawai2 protocol] - 
dan ini tidak perlu Uang tetapi bisa juga Budi atau friendship. Semua 
multinationals mempersediakan funds utk bahan pelicin - kita sebagai pemimpin 
hanya harus mengerti cara pemakaiananya utk negara [uang ini sudah dibudget] 
Uang ini dapat dipakai utk project sosial setempat - utk membeli goodwill 
penduduk. Ini yg ump. dimakan oleh pegawai pemerintah diIrian Barat dgn proyect 
Freeport mereka.
   
  Sayang sekali pegawai negeri Indonesia berpikir berlainan. Karena itu sewaktu 
konferensi Bunder yg menentukan kemerdekaan Indonesia - pihak Indonesia 
sebetulnya tidak minta independent 100% tetapi meminta waktu peralihan dgn 
commonwealth system - tetapi USA yg baru hilang Philipine memaksa kepada 
Belanda utk memberikan kemerdekaan - Sukarno/Hatta cs bisa hilang muka kalau 
tidak menerima. Jadi Indonesia kesusu merdeka. Ini info saya terima dari wakil 
Belanda dikonferensi tsb dan tidak dimasukan kedalam report konferensi [politik 
belakang layar] Menurut saya  ini mungkin yg menghacurkan martabat baik bangsa.
  [Orang miskin tiba2 diberikan emas]
   
  Jaman sekarang menurut pendapat saya malah Indonesia mengambil sifat buruk 
dari loar negeri dan tetap terus ingin menjajah  - Indonesia dijajah oleh suku 
Jawa [like it or not this is the truth] - Indonesia akan dijajah oleh agama 
wahabi dari Saudi ]silahkan baca berita2 MUI,FPI etc]--- Saya mendapat info ini 
dari keluarga saya yg berasal dari suku batak. papua dan ambon dan juga yg 
dijawa.
   
  Silahkan kalian berpikirlah 
   
  Andreas
   
  ==============================
   
  RM Danardono HADINOTO <rm_danardono@xxxxxxxx> wrote:
          Mas, wong Jowo ing Suriname kuwi ijik koyo mbiyen, ratusan tahun 
kepengker. Sederhana, solehah, rajin lan disiplin. Ora neko neko. 
Saiki roto roto luwih makmur ketimbang wong Jowo ing tanah asale... 
sedih ora, mas?

Saiki wong Jowo ing tanah Jowo pingin dadi syeh lan habib kabeh, 
koso umpamane lahir ing Hadramaut.

Salam 

Danardono

--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "antonhartomo" <antonhartomo@...> 
wrote:
>
> nanging pakne
> jadi jawa yang mayoritas di indonesia konon
> malu inyong malahan rasane ati
> negaranya diinjak-injak, eker-ekeran, padudon,
> memberi waktu bagi koruptor dan tengkulak pokil,
> mengamini selundupan pemecahbelah, musang bulu ayam,
> negorone makin nglumpruk terpuruk-kutuk
> malu pakne
> malu malu, dulu embah-embah ya wis kasih pepenget
> kok ya terjadi kini
> malu
> salam rukun pakne :
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, ANDREAS MIHARDJA <mihardja@> 
> wrote:
> >
> > Saya sekarang dpt bicara. dan buka latar belakang saya,
> > 
> > Salam adalah kawan akrab saya dan saya juga hidup lama 
> diSuriname diantara sebangsa. Selain Salam juga banyak yg 
> berpendidikan tinggi yg bekerja sama untuk membangun partai 
politik 
> utk golongan kita. Kita merupakan 30% dari penduduk Suriname dan 
> mempunyai cukup cloud utk menentukan jurusan sejarah dan 
pembangunan 
> negara dan berttanggung jawab untuk rakyat Suriname.
> > Suriname tidak ada problem ethnic dan agama. Yg beragama 
muslim -
> ket Jawa semuanya Ahmadiah dan pernah ada orang fundmentalist 
> ingin meresap - dia dibikin persona non grata oleh kita - 
memalukan 
> sekali utk pemerintah Indonesia dan Arab.
> > 
> > Sayang sekali sewaktu kita mulai berkembang kita dicoup dan 
> Salam dan banyak teman2 incl. saya kena tertangkap dan hampir 
mati. 
> Kita semua meninggalkan Suriname dan menetap diluar Suriname dan 
> hanya Salam yg masih bersedia kembali pulang. Kita yg dulu 
memimpin 
> semua berpendidikan graduate dan post graduate jadi titel Dr ir 
> seperti yg saya miliki adalah titel yg umum.
> > Karena itu mungkin kalian yg sudah lama didalam milis mengerti 
> dalamnya pengetahuan saya - Ini pengetahuan bukan saya dpt dari 
> universitas tetapi dari diskusi antara sesama teman- didalam 
> menrencanakan pembangunan negara.- dari mining, agri, business 
> tourisme etc.
> > Jadi kalian diIndonesia harus mengerti bangsa kita sebetulnya 
> cukup pintar dan jujur dan tidak seperti diIndonesia tukang copet 
> uang negara atau tukang bunuh secara terror. Jikalau saya berikan 
> kritik itu bukan lamunan tetapi fact yg saya pakai utk mencari 
> keuangan didunia finance dunia atau system untuk mencari investor2 
> dunia dan juga yg saya paki untuk program2 sosial negara. .
> > 
> > Andreas
> > 
> > RM Danardono HADINOTO <rm_danardono@> wrote:
> > Minggu, 17 September 2006 BINCANG BINCANG 
> > 
> > Paul Salam Somohardjo:
> > Tidak Perlu Malu Menjadi Jawa
> > 
> > SEJAK sepuluh tahun terakhir, posisi masyarakat keturunan Jawa 
di 
> > Suriname menguat secara politik. Hal itu terlihat dari adanya 
> > sejumlah menteri dari keturunan Jawa, hal yang dahulu barangkali 
> > tidak terbayang sama sekali. Begitu juga sejumlah anggota 
parlemen.
> > 
> > Berbicara tentang itu, tak mungkin melepaskan kiprah Paul Salam 
> > Somohardjo, wong Jawa yang kini menjadi pangarsa De Nationale 
> > Assemblee (DNA) atau Parlemen Suriname. "Wong Jawa ning 
Suriname, 
> > saiki bisa diarani padha sejajar karo bangsa liya. Ora maneh 
luwih 
> > endhek," kata dia, dalam bahasa Jawa yang kental.
> > 
> > Sekadar catatan, Paul dan juga warga keturunan Jawa di Suriname 
> > lain, umumnya tidak menguasai bahasa Indonesia. Mereka lebih 
> > menguasai bahasa Belanda, yang merupakan bahasa resmi, bahasa 
> Jawa, 
> > dan sedikit bahasa Taki-taki (Sranang Tongo), bahasa keseharian 
> > warga Suriname.
> > 
> > "Kula mboten nyinau bahasa Indonesia. Tur maneh wong Jawa ning 
> > Suriname ya mboten dunung. Bahasa mboten kangge," terangnya.
> > 
> > Bagaimana kiprah warga keturunan Jawa di jagat perpolitikan 
> > Suriname? Bagaimana relasi mereka dengan warga keturunan lain, 
> > seperti Hindustan, Creole, atau Maroon yang memiliki jumlah 
lebih 
> > banyak? Bagaimana pula mereka mempertahankan dan mewariskan 
> > identitas, yakni bahasa dan budaya Jawa kepada generasi 
berikutnya?
> > 
> > Berikut petikan perbincangan dengan politikus yang disebut-sebut 
> > sebagai kandidat presiden pertama dari keturunan Jawa itu, di 
sela-
> > sela Kongres IV Bahasa Jawa, di Hotel Patra Semarang, beberapa 
> waktu 
> > lalu. Proses wawancara berlangsung dalam bahasa Jawa, terutama 
> ragam 
> > ngoko.
> > 
> > Bagaimana kiprah warga keturunan Jawa di Suriname, terutama pada 
> > ranah politik?
> > 
> > Kalau dihitung, wong Jawa ada sekitar 15 persen dari 490.000-an 
> > penduduk Suriname. Saat ini berada pada peringkat keempat, 
setelah 
> > Hindustan, Creole, Maroon atau wong alasan. 
> > 
> > Kendati dari sisi jumlah hanya nomor empat, awake dhewe (begitu 
> dia 
> > menyebut orang Jawa di Suriname) sudah mulai diperhitungkan. Itu 
> > antara lain partai orang Jawa, yakni Pertjajah Luhur sekarang 
> sudah 
> > dibuat partai nasional. Memang semula, bibit kawite hanya 
> > beranggotakan orang Jawa, sekarang ada juga Hindustan, China, 
> > Creole, dan lain-lain. 
> > 
> > Itu didasari pertimbangan, orang Jawa tidak mungkin menapak 
posisi 
> > yang diperhitungkan, jika berjalan sendiri. Karena itu, 
Pertjajah 
> > Luhur diperluas, tidak hanya menjadi partai orang Jawa, tapi 
juga 
> > suku bangsa lain yang ada di Suriname.
> > 
> > Pada pemilu 2005 lalu, memperoleh 25 persen suara, lantas 
> berkoalisi 
> > dengan partai lain sehingga menjadi mayoritas di parlemen. 
> Sekarang 
> > awake dhewe punya tiga menteri di kabinet, yang dipimpin 
Presiden 
> > Runaldo Ronald Venetiaan. Mereka adalah Menteri Pendidikan Wolf 
> > Edwin, yang berayah ibu orang Jawa. Kemudian Menteri Kesosialan 
> dan 
> > Perumahan Hendrik Setrowijoyo. Aku dhewe maune ya dadi menteri 
> > kesosialan lan perumahan. Satu lagi Menteri Pertanahan Yong Chin 
> Fa, 
> > keturunan China tapi anggota Pertjajah Luhur.
> > 
> > (Bincang-bincang terhenti sebentar karena ada Gusti Dipokusumo 
> dari 
> > Kasunanan Surakarta menyambangi Paul. Beberapa saat mereka 
berdua 
> > terlibat pembicaraan.)
> > 
> > Anda pernah mengatakan, suatu ketika harus ada orang Jawa yang 
> jadi 
> > Presiden Suriname. Seberapa besar peluangnya?
> > 
> > Ya, bisa dikatakan terbuka peluang untuk itu. Sebab, saat ini 
yang 
> > memegang kekuasaan sebenarnya, ya orang Jawa. Konstitusi 
Suriname 
> > berbeda dari Indonesia. Beda banget antarane kana karo kene. Di 
> > Suriname, yang mbiting (memilih) presiden adalah parlemen, bukan 
> > directly (pilihan langsung) oleh rakyat.
> > 
> > Aku inter ngedhukne presiden, kana ora inter ngedhukne aku. Apa 
> yang 
> > dijalankan presiden sekarang, saya melalui parlemen yang 
> > memerintahkannya. Kalau presiden keliru dalam melangkah, dalam 
> > menjalankan pemerintahan, parlemen bisa menjatuhkannya. 
> > 
> > Untuk bisa menguasai parlemen juga harus kuat. Karena itu, 
> Petjajah 
> > Luhur yang lahir dari rahim masyarakat Jawa menggandeng partai 
> lain. 
> > Tujuannya apa? Supaya ke depan bisa lebih rosa, lebih kuat. 
> > 
> > Dengan kondisi semacam itu, menurut saya, tidak tertutup 
> kemungkinan 
> > mbesuk yen ana karep, akan ada presiden Jawa di Suriname. Itu 
> > mungkin saja dicapai pada bitingan tahun 2010 mendatang. 
> > 
> > Apalagi, kalau saya lihat, di ranah politik orang Jawa boleh 
> > dibilang sudah kumpul. Tidak tahu apakah itu bisa dipertahankan 
> > hingga 2010 nanti.
> > 
> > Apa urgensi orang Jawa jadi Presiden Suriname? Adakah dampak 
> > signifikan pada perkembangan budaya Jawa?
> > 
> > Sebetulnya, sekarang pun budaya Jawa di Suriname sudah mulai 
> menapak 
> > maju. Paling tidak bisa bertahan selama 115 tahun lebih, sejak 
> > kedatangan orang Jawa pertama pada 1890. Untuk pengembangan itu, 
> > amat diperlukan bantuan dari Indonesia.
> > 
> > Sekarang, awake dhewe mempunyai dua stasiun radio-televisi 
(RTV), 
> > yaitu RTV Garuda dan RTV Mustika. Lalu ada empat stasiun radio, 
> yang 
> > memiliki program-program Jawa, yakni Garuda, Mustika, Bersama, 
dan 
> > Pertjajah.
> > 
> > Lagu-lagu dan penyanyi dari Indonesia amat popular di Suriname, 
> juga 
> > bisa disebut sebagai indikator hidupnya budaya Jawa. Misalnya, 
> Didi 
> > Kempot, Mus Mulyadi, atau John Pasta. Masiya ora dunung basa 
Jawa, 
> > akeh wong Suriname sing seneng lagu Jawa.
> > 
> > Kalau saya jadi presiden, umpamanya, ya pastilah akan 
mendatangkan 
> > para cerdik pandai dari Jawa, untuk memberikan pelajaran pada 
> warga 
> > keturunan Jawa di Suriname.
> > 
> > Suatu kali, misalnya, perlu juga didatangkan wayang orang ke 
> > Suriname. Sebab di tempat kami, wayang orang sudah punah, wis 
ora 
> > ana maneh. Yang masih ada, ya wayang kulit. Itu pun dalangnya 
> > tinggal beberapa orang, yang rata-rata sudah berusia lanjut. 
> > 
> > (Perlu diketahui, Suriname merupakan sebuah negara kecil, yang 
> > terletak di Amerika Selatan, di selatan Samudera Atlantik. 
Luasnya 
> > hanya 163.270 kilometer persegi. Coba bandingkan dengan Jateng 
> yang 
> > luasnya 3,25 juta hektare. Bekas koloni Belanda itu merdeka pada 
> 25 
> > November 1975.
> > 
> > Dari hasil sensus Algemeen Bureau voor de Statistiek (semacam 
> Badan 
> > Pusat Statistik/BPS) 2003, saat ini, Suriname memiliki penduduk 
> > 492.829 jiwa. Keturunan India (Hindustan) paling dominan, 
disusul 
> > keturunan Afrika (Creole), wong alasan (Maroon), dan Jawa. 
Sisanya 
> > dengan jumlah yang tidak signifikan, China, Indian, dan Belanda.
> > 
> > Orang Jawa di Suriname berjumlah sekitar 74.000 jiwa atau 15 
> persen 
> > dari jumlah penduduk Suriname. Mereka umumnya tinggal di 
> > perkampungan Jawa, seperti Distrik Paramaribo, Commewijne, 
> Lelydorp, 
> > Nickerie, dan Wanica . Mereka memiliki bermacam-macam profesi, 
> mulai 
> > karyawan, pedagang, guru, pengusaha, atau politikus seperti Paul 
> > Somohardjo. Paul dikenal sebagai politikus yang menjunjung 
tinggi 
> > budaya Jawa. Dalam kampanye atau pidatonya, suami Siti Aminah 
> Pardi-
> > duta besar Suriname untuk Kerajaan Belanda-itu selalu berbahasa 
> > Jawa, sebagai pencampur bahasa Belanda dan Sranan Tongo atau 
Taki-
> > taki. Sedemikian fanatiknya, dia masih sering mengatakan, "Kita 
> > dados bangsa Djawa, kedah teras nguri-nguri budaja Djawi.")
> > 
> > Bagaimana kebijakan dan perhatian pemerintah Suriname untuk 
budaya 
> > Jawa?
> > 
> > Kalau soal itu, sebetulnya terserah atau bergantung karo awake 
> > dhewe. Hanya saja, saya kira perlu kebijaksanaan, dengan 
> > mengupayakannya secara bertahap. Perlu disadari, wong Jawa di 
> > Suriname hidup bersama bangsa lain. Jangan sampai nyolok mata 
> > banget, perlu alon-alon lan prayitna. Seperti yang saya katakan 
> > tadi, bisa lewat televisi atau radio.
> > 
> > Jadi yang menghidupkan budaya Jawa di Suriname, rakyatnya bukan 
> > pemerintah?
> > 
> > Pemerintah yang sekarang, dengan Menteri Pendidikan dan 
Kebudayaan 
> > kecekel ning awake dhewe, tentu memiliki perhatian yang memadai. 
> > Bagaimana pun, partaiku partainya orang Jawa, menterinya juga 
> orang 
> > Jawa.
> > 
> > Lantas bagaimana menghidup-hidupkan kebudayaan Jawa di sana?
> > 
> > Seperti saya katakan, bantuan dari Indonesia amat berarti. Oleh 
> > karena itu, kedatangan saya dan teman-teman ke Kongres IV Bahasa 
> > Jawa, pada saat yang sama juga mengupayakan adanya bantuan 
semacam 
> > itu. Tidak saja berupa guru-guru, seperti yang pernah kami 
> dapatkan 
> > dulu, namun juga buku-buku untuk pembelajaran dan pewarisan 
bahasa 
> > dan budaya Jawa.
> > 
> > Tapi, saya sendiri ya merasa sayang, melihat di sini basane 
> nganggo 
> > Indonesia, maca koran ya basa Indonesia, ndeleng televisi ya 
basa 
> > Indonesia. 
> > 
> > Jadi, berada di Jawa selama beberapa hari ini, saya merasa 
sayang 
> > sekaligus juga senang. 
> > 
> > Senang, karena di sini, anak-anak mudanya masih mau berbahasa 
> Jawa. 
> > Beberapa karyawan hotel yang bertemu saya, juga bisa dan mau 
> > berbincang dengan bahasa Jawa. Di mal atau supermarket juga 
> ngomong 
> > Jawa.
> > 
> > Nek aku njaluke, ora prelu isin dadi Jawa Tidak perlu malu 
menjadi 
> > Jawa. Sewalike, dadi Jawa kudu bingah lan gembira. Saya orang 
> > Suriname, keturunan dari Jawa, sama sekali tidak malu. Saya 
> > mengajarkan kepada anak-anak saya, dan juga anak-anak muda 
> Suriname 
> > keturunan Jawa, tidak perlu malu terlahir sebagai orang Jawa. 
> > (Achiar M Permana-35) 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>



         



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] Fwd: Re: [ppiindia] Re: Tidak Perlu Malu Menjadi Jawa - negorone dewe diacak-acak ?