[list_indonesia] [ppiindia] Surat Kembang Kemuning: Pameran Salim di Kotapraja Paris Vème [11].

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 28 Feb 2005 23:03:01 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Surat Kembang Kemuning:

PAMERAN SALIM DI KOTAPRAJA PARIS V=E8me [11]


Rendra, sempat mengomentari tentang "keunikan" seorang Semsar itu dengan  m=
engatakan bahwa, "[...]setiap tempat dan waktu selalu sulit buat idealisme.=
 Tak ada tempat atau suatu masa yang begitu saja memuliakan idealisme. Idea=
lisme, ujar Rendra mengutip syair Amir Hamzah, adalah "...kaulah kandil kem=
erlap pelita jendela di malam gelap. melambai pulang perlahan. sabar, setia=
 selalu." "Saya menaruh hormat pada Semsar. Dengan posisi keseniannya, dia =
sebagai komentator sosial dan politik di negeri kita. Dia bisa saja kalah d=
an terbaring, namun dia tak mengkhianati kenyataan," ujar Rendra.=20

[dari:Sihar Ramses Simatupang:"In Memoriam" Semsar Siahaan Tak Ada Masa yan=
g Begitu Saja Memuliakan Idealisme",Harian Sinar Harapan Jakarta, 26 Februa=
ri 2005].


Kata-kata Rendra di atas diucapkan ketika mengomentari meninggalnya pelukis=
 Semsar Siahaan yang dimakamkan di Makam Padepokan Bengkel Teater Rendra, C=
itayam di antara makam  pelukis Roedjito, teaterawan Rotua Pardede. Kata-ka=
ta Rendra itu juga, saya kira melukiskan pengalaman Salim ketika ia memutus=
kan meninggalkan Indonesia menuju Marseille setelah Sjahrir dan Hatta -- te=
man-teman dekatnya ditangkap pemerintah kolonialis Belanda. "..setiap tempa=
t dan waktu selalu sulit buat idealisme" tapi idealisme seperti kata penyai=
r Amir Hamzah yang terbunuh dalam Revolusi Sosial di Sumtera Timur tetap me=
rupakan ".. kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap. melambai pulang =
perlahan. sabar, setia selalu." Idealisme ini pulalah yang sampai sekarang =
juga selalu merupakan "kandil kemerlap pelita jendela di malam gelap" kehid=
upan Salim yang membuatnyha juga "tak mengkhianati kenyataan" sampai sekara=
ng.  "Kijang/minta pengurbanan/tanda/kejantanan" jika menggunakan kata-kata=
 sastrawan Ramadhan KH [lihat:Ramadhan KH, "Priangan Si Jelita", Pustaka Ja=
ya, Jakarta, 1965, hlm.30].


Salim memperlihatkan kejantanannya ketika ia akhirnya tiba di pelabuhan Mar=
seille, kota pelabuhan utama Perancis, dengan kantong kosong. Dalam keadaan=
 demikian, satu-satunya jalan , Salim menggunakan haknya sebagai pemegang p=
aspor  Nederlandsch Onderdaan mendatangi Konsulat Belanda. Dengan santunan =
dari Konsulat negeri penjajah bangsanya, Salim dikirimkan ke Negeri Belanda=
 dan di sini hidup dari tunjuangan pengangguran.Setahun kemudian, Salim kem=
bali berangkat menuju Paris. Sementara itu Paris seperti halnya dengan nege=
ri-negeri Eropa lainnya diancam oleh agresi Nazi Hitler.


Akhirnya agresivitas Hitler membuat Perang Dunia II tak terelakkan meletus.=
 Salim kembali meninggalkan Paris menuju Negeri Belanda yang sudah diduduki=
 oleh Hitler. Untuk mencari selamat tidak sedikit seniman-seniman berlindun=
g dalam "Kulturkammer" Nazi sebagaimana halnya tidak sedikit seniman Indone=
sia yang tiarap dan berpihak pada fasisme pada masa pendudukan Jepang dan k=
ekuasaan militeristik Orba. Tapi Salim yang setia pada nilai-nilai idealism=
e manusiawinya tidak menyertai arus umum ini. Seperti halnya dengan sejumla=
h pemuda Indonesia lainnya yang sedang belajar di Negeri Belanda,seperti al=
m.Abdul Madjid ,  Salim bergabung dengan gerakan perlawanan bawah tanah ter=
hadap fasisme. Sebagai pelukis anti fasis, Salim banyak membuat ilustrasi u=
ntuk penerbitan-penerbitan bawah tanah anti Nazi Hitler seperti membuat ilu=
strasi untuk karya-karya Gyuy de Maupassant,Guillaume Appolinaire, Andre Gi=
de, Paul Val=E9ry, Paul Verlaine, John Steinbeck, Gerrit Achterberg, Baba T=
ahir, Arthur Rimbaud, dan lain-lain....=20


Keikutsertaan Salim dalam gerakan perlawanan anti fasis di Negeri Belanda m=
akin mengokohkan pendirian politiknya dan kesetiaannya pada idealisme yang =
ia kenal semenjak bertemu Sjahrir dan Hatta -- walaupun Sjahrir dinilainya =
sebagai angkuh, sikap yang kemudian  membuat Salim mengambil jarak dan krit=
is terhadap Sjahrir. Sjahrir dipandang oleh Salim memang padan untuk berbic=
ara dengan kalangan cendekiawan tapi tidak nyambung dengan rakyat jelata. S=
edangkan Hatta dilihat oleh Salim sebagai ilmuwan yang dingin tapi buta sas=
tra-seni. Berbeda dengan Sjahrir yang suka sastra. Terkesan pada Salim  bah=
wa Hatta memandang membaca karya sastra itu tidak lebih sebagai suatu kebod=
ohan dan kesalahan. Malangnya, sampai sekarang, tidak sedikit politisi nege=
ri ini yang buta budaya dan tidak berkebudayaan sehingga ketika para politi=
si begini memegang kekuasaan mereka menjadikan kekuasaan di tangan itu seba=
gai alat "penggebuk lawan" belaka. Mereka pun hanya tahu "budaya" gebuk.


Setelah Republik Indonesia berdiri, Salim segera menggantikan paspor Nederl=
andsch Onderdaan-nya dengan paspor Republik Indonesia [RI], apalagi Hatta s=
udah menjadi wakil presiden dan Sjahrir menjadi Perdana Menteri. Tentu saja=
 penggantian paspor begini adalah suatu sikap politik yang bukan tidak bera=
rti sehingga sulit dikatakan sebagai penganut l'art pour l'art adalah senim=
an yang buta politik. Penggantian paspor dari paspor Nederlandsch Onderdaan=
 menjadi paspor RI, secara nyata memperlihatkan pemihakannya. Humanisme Sal=
im bukanlah humanisme seperti yang pernah dipahamkan secara dangkal di Indo=
nesia hingga memecah kubu seniman negeri kita. Untuk apa Salim bekerja di M=
ajalah "Daoelat Ra'jat" dan ikut dalam gerakan perlawanan anti fasis Jerman=
, jika ia tidak memihak. Untuk apa ia mengutuk pelarangan buku-buku Pram ol=
eh Orba dan memihak perjuangan rakyat Palestina jika humanisme Salim bukan =
humanisme yang memihak kemanusiaan dan keadilan?! Bukan pula kebetulan jika=
 sampai sekarang menyatakan diri seperti yang ia ucapkan dalam sambutannya =
di Pameran Kotapraja Paris V=E8me  bahwa ia adalah seorang Indonesia-Pranci=
s atau Franco-Indon=E9sienne. Prancis adalah warna kebudayaan dominannya, s=
edangkan Indonesia adalah sikap politiknya.


Paris, Februari 2005.
--------------------
JJ.KUSNI

=20=20=20

Catatan: Foto-foto lukisan Salim terlampir berjudul  "pluie sur tegal"; "qu=
=EAtte du gral" dan "reine mumbaz mahal" [Dari dokumentasi Jelitheng & JJK]


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources=20
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Surat Kembang Kemuning: Pameran Salim di Kotapraja Paris Vème [11].