[list_indonesia] [ppiindia] Pengelolaan Rumah Sakit Kita

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 9 Mar 2005 22:32:18 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Republika
Rabu, 09 Maret 2005

Pengelolaan Rumah Sakit Kita 
Tjandra Yoga Aditama
Praktisi Kedokteran dan Manajemen Rumah Sakit di Jakarta



Pelayanan rumah sakit kita belakangan ini sering jadi sorotan masyarakat dan 
media. Beberapa issu mulai dibicarakan, mulai dari pelayanan yang kurang ramah, 
mutu yang tidak baik, dugaan malpraktek, perbandingan dengan rumah sakit di 
luar negeri, dan sampai belakangan ini banyak dibicarakan tentang privatisasi 
rumah sakit pemerintah. 

Di pihak lain, ada juga yang mengatakan bahwa pelayanan di rumah sakit hanyalah 
merupakan hilir dari masalah kesehatan, kita harus membenahi semua dari hulunya 
pula. Apa pun komentar yang ada, yang jelas pelayanan di rumah sakit amat 
diperlukan masyarakat dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari rangkaian 
pelayanan kesehatan. 

Dalam ilmu kesehatan memang upaya promotif (pendidikan kesehatan) dan preventif 
(pemcegahan penyakit dan masalah kesehatan) langsung di masyarakat vital 
sifatnya, memang ''sedia payung sebelum hujan'' itu mutlak, tetapi upaya 
kuratif (pengobatan orang sakit) di rumah sakit juga harus terlaksana baik. 
Masalahnya tentu bagaimana semua pihak mau berupaya agar pelayanan di 
rumah-rumah sakit kita akan makin baik dari masa ke masa. 

Petugas kesehatan
Dewasa ini tingkat harapan pasien dan masyarakat pada pelayanan kesehatan 
terasa meningkat. Memang pada dasarnya orang akan terus mengharapkan pelayanan 
publik yang lebih baik, apalagi di bidang kesehatan yang menjadi sendi dasar 
penting kehidupan. Bagaimana petugas kesehatan mengantisipasinya, memang masih 
ada beberapa masalah disini. 

Di satu pihak rasio petugas kesehatan dengan pasien di negara kita masih 
kurang, dan dipihak lain ada juga berbagai masalah, salah satunya adalah karena 
sebagian besar dokter spesialis di Indonesia bekerja di lebih dari satu tempat 
kerja. Diharapkan dengan diberlakukannya UU Praktek Kedokteran yang baru maka 
akan ada aturan lebih tegas bahwa seorang dokter hanya boleh praktek di tiga 
tempat saja. 

Tetapi, kalau dilihat latar belakangnya, sebenarnya rasanya banyak sekali 
dokter yang senang bekerja hanya di satu rumah sakit saja, tidak perlu 
berpindah-pindah, apalagi di kota besar yang macet seperti Jakarta. Tetapi, 
kenyataan menunjukkan bahwa kalau dia hanya bekerja di satu rumah sakit 
pemerintah saja tanpa kerja di tempat lain maka penghasilannya tidaklah 
mencukupi. 

Di pihak lain ada juga keluhan tentang perawat kita yang ''galak-galak'' dan 
kurang komunikatif. Ada beberapa hal disini. Pertama, mungkin beban kerja yang 
demikian tinggi membuat faktor keramahan jadi terbelakangkan. Kedua, mungkin 
memang kurang dirasa bahwa komunikasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari 
pelayanan kesehatan. Ke tiga, mungkin juga para petugas kesehatan menghadapi 
beban kehidupannya sehari-hari. 

Karena itu, seyogyanya rumah sakit (apalagi yang pemerintah) , dapat mencukupi 
kebutuhan para dokter dan petugas kesehatan lainnya sehingga mereka dapat 
bekerja penuh, mengembangkan profesi secara optimal, tanpa harus memikirkan 
kebutuhan sehari-hari yang telah terjamin. Kebutuhan ini tentu berupa aspek 
finansial yang memadai yang ditambah dengan aspek pengembangan ilmu (kesehatan, 
komunikasi, dan lain-lain) yang dilakukan secara berkala. Di pihak lain, para 
petugas kesehatan memang dituntut untuk kembali merenungkan hakikat utama 
pelayanan kesehatan. Salah satu lafal sumpah dokter, misalnya, mengatakan 
''kesehatan penderita akan selalu saya utamakan!''

Sementara itu harus diingat bahwa kesehatan adalah hak dan kewajiban setiap 
individu. Artinya, pemerintah wajib memberi pelayanan kesehatan esensial bagi 
masyarakat dan masyarakat punya hak mendapat pelayanan kesehatan yang baik. 
Tetapi, di pihak lain, masyarakat juga harus melakukan upaya pola atau gaya 
hidup sehat setiap waktu demi kesehatannya sendiri. Tidak boleh masalah 
kesehatan hanya diserahkan ke petugas kesehatan dan Departemen Kesehatan 
semata. Sesuai tema Hari Kesehatan Nasional 2004, diharapkan masyarakat 
menjadikan sehat sebagai gaya hidup!

Sistem pelayanan dan pendidikan
Issu lain yang juga sering diangkat adalah tentang mutu dokter, dugaan 
malpraktek, salah diagnosis, salah pemberian obat dan lain-lain. Sebenarnya hal 
ini masih bisa dibahas kasus-per kasus, apakah memang kesalahan benar-benar 
terjadi. Tetapi memang ada beberapa hal yang harus dan telah dilakukan oleh 
kalangan kedokteran untuk mengantisipasi hal ini. Antisipasi pertama dengan 
penerapan sistem pelayanan sesuai konsep Clinical Governance dan ke yang kedua 
adalah perbaikan sistem pendidikan.

Clinical Governance merupakan bagian dari suatu pendekatan untuk menjamin 
terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu pada semua lapisan masyarakat, 
atau the best care for every patients everywhere. Secara umum clinical 
governance adalah kegiatan yang merupakan mekanisme ampuh, baru dan terpadu 
untuk menjamin terlaksananya pelayanan klinik bermutu dengan standar yang 
tinggi dan kualitas pelayanan ini akan terus menerus diperbaiki. Clinical 
Governance juga merupakan suatu sistem untuk memperbaiki standar pelayanan 
klinik sehari-hari.

Sementara itu, tujuan utama pendekatan Clinical Governance ini adalah menjamin 
akses pelayanan yang memadai bagi seluruh populasi; memberi pelayanan terbaik 
untuk pasien di manapun berada dan emperbaiki standard pelayanan; sekaligus 
melindungi masyarakat dari risiko efek samping dari pelayanan.

Tiga aspek yang harus dapat dikendalikan dalam pendekatan Clinical Governance 
adalah patient development, professional development dan organizational 
development. Untuk dapat melaksanakan semua komponen itu maka diperlukan tiga 
elemen utama, satu di antaranya adalah terwujudnya Standar Kualitas Nasional 
(National Quality Standard) yang digunakan sebagai pegangan, yang tentunya 
telah dibuat dengan mengikuti kaidah evidence based medicine (kedokteran 
berbasis bukti). 

Tercapainya standar dalam penanganan penyakit ini juga sangat diperlukan dalam 
perkembangan mutu pelayanan dunia kedokteran sekarang ini, untuk mampu memjamin 
pelayanan bermutu kepada pasien dengan dasar ilmiah yang kuat. Standar nasional 
ini juga tentunya akan di up-date dari waktu ke waktu, karena ilmu memang terus 
berkembang, dan kita harus terus mampu menguasai perkembangan ini. 

Hal kedua untuk meningkatan mutu adalah memperbaiki sistem pendidikan. Untuk 
perawat saat ini sudah dilakukan semacam upaya besar-besaran agar perawat kita 
setidaknya berpendidikan dasar D3. Kalau di luar negeri malah perawat di 
bangsal umumnya sudah berpenbdidikan S1, dan sudah banyak pula yang S2 dan S3. 
Hal yang sama juga berlaku untuk petugas kesehatan lain.

Pengembangan pendidikan kedokteran juga terus dilaksanakan. Saat ini berbagai 
Fakultas Kedokteran sedang memperkenalkan perubahan dalam kurikulum pendidikan 
dokter. Salah satu di antaranya adalah yang dikenal dengan ''Modul Empati'', 
dimana mahasiswa sejak awal masuk Fakultas Kedokteran sudah diajak kontak 
dengan pasien dan atau masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat membuat 
mahasiswa kedokteran (calon dokter) sejak awal telah berempati pada masalah 
klien yang dihadapinya. Hal lain yang juga merupakan terobosan adalah bentuk 
kuliah terintegrasi, atau dengan pendekatan problem based learning sehingga 
pemahaman mahasiswa jadi lebih lengkap dan komprehensif.

Dalam rangka selalu menimba ilmu mutakhir maka hampir setiap minggu ada 
pertemuan ilmiah kedokteran. Belum lagi penerbitan jurnal ilmiah berkala, 
produksi master dan doktor serta spesialis konsultan, penelitian-penelitin 
bermutu dan upaya melakukan tindakan kedokteran yang rumit seperti operasi bayi 
kembar siam, misalnya. Pendek kata, para dokter Indonesia senantian berupaya 
up-date dengan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru . Dari dari pengalaman 
mengikuti berbagai pertemuan internasional, nampaknya dokter Indonesia memang 
cukup terpandang dan dapat berperan serta aktif secara baik. 

Yang juga penting dapat perhatian adalah pengembangan jenjang karier dokter. 
Dulu Fakultas Kedokteran (FK) pernah jadi pilihan favorit utama lulusan SMU. 
Kini memang FK tetap jadi salah satu favorit penting, tetapi tidak sedikit juga 
orang yang mulai bertanya-tanya apa lebih baik, jadi dokter atau jadi sarjana 
lain. Saya selalu menyampaikan pada mahasiswa FK bahwa melihat kesembuhan 
pasien dan membina hubungan antara baik dokter dan pasien merupakan puncak 
kebahagian profesi kedokteran.

Penutup
Kini banyak pula dibahas tentang perlu tidaknya privatisasi rumah sakit 
pemerintah. Sebagian pihak beranggapan bahwa privatisasi rumah sakit pemerintah 
bukan kebijakan tepat karena seyogyanya pemerintah bertanggung jawab 
menyediakan pelayanan kesehatan esensial bagi masyarakat dan rumah sakit 
pemerintah tidak dibuat sebagai badan untuk mencari untung. Di pihak lain, 
kalau rumah sakit pemerintah diberi kebebasan untuk mengelola dananya sendiri 
dan mengembangkan pelayanan secara tidak terlalu terikat aturan negara, asal 
akuntabel tentu, maka diharapkan pelayanan pada masyarakat dapat berjalan lebih 
baik. Karyawan rumah sakit pemerintah lebih terjamin kehidupannya, sistem 
reward and punishment dapat dijalankan secara tegas, tidak tanggung seperti 
terhadap pegawai negeri dan pelayanan pada orang miskin harus dijamin dapat 
dilaksanakan dengan baik. Untuk itulah kini harus dicari bentuk institusi yang 
tepat guna pengembangan rumah sakit pemerintah di masa datang.

Yang penting, rumah sakit-sebagai institusi kesehatan yang baik- harus bekerja 
dengan prinsip umum good corporate governance . Sementara itu, dalam 
menjalankan tugas kliniknya maka prinsip Clinical Governance harus dijunjung 
tinggi dan dikembangkan dengan baik. Gabungan antara sehatnya organisasi rumah 
sakit yang bekerja sesuai prinsip good corporate governance dengan pemberian 
pelayanan kesehatan sesuai kaidah Clinical Governance akan menjadikan rumah 
sakit kita sebagai rumah sakit ideal.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Pengelolaan Rumah Sakit Kita