** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Republika Rabu, 09 Maret 2005 Pengelolaan Rumah Sakit Kita Tjandra Yoga Aditama Praktisi Kedokteran dan Manajemen Rumah Sakit di Jakarta Pelayanan rumah sakit kita belakangan ini sering jadi sorotan masyarakat dan media. Beberapa issu mulai dibicarakan, mulai dari pelayanan yang kurang ramah, mutu yang tidak baik, dugaan malpraktek, perbandingan dengan rumah sakit di luar negeri, dan sampai belakangan ini banyak dibicarakan tentang privatisasi rumah sakit pemerintah. Di pihak lain, ada juga yang mengatakan bahwa pelayanan di rumah sakit hanyalah merupakan hilir dari masalah kesehatan, kita harus membenahi semua dari hulunya pula. Apa pun komentar yang ada, yang jelas pelayanan di rumah sakit amat diperlukan masyarakat dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari rangkaian pelayanan kesehatan. Dalam ilmu kesehatan memang upaya promotif (pendidikan kesehatan) dan preventif (pemcegahan penyakit dan masalah kesehatan) langsung di masyarakat vital sifatnya, memang ''sedia payung sebelum hujan'' itu mutlak, tetapi upaya kuratif (pengobatan orang sakit) di rumah sakit juga harus terlaksana baik. Masalahnya tentu bagaimana semua pihak mau berupaya agar pelayanan di rumah-rumah sakit kita akan makin baik dari masa ke masa. Petugas kesehatan Dewasa ini tingkat harapan pasien dan masyarakat pada pelayanan kesehatan terasa meningkat. Memang pada dasarnya orang akan terus mengharapkan pelayanan publik yang lebih baik, apalagi di bidang kesehatan yang menjadi sendi dasar penting kehidupan. Bagaimana petugas kesehatan mengantisipasinya, memang masih ada beberapa masalah disini. Di satu pihak rasio petugas kesehatan dengan pasien di negara kita masih kurang, dan dipihak lain ada juga berbagai masalah, salah satunya adalah karena sebagian besar dokter spesialis di Indonesia bekerja di lebih dari satu tempat kerja. Diharapkan dengan diberlakukannya UU Praktek Kedokteran yang baru maka akan ada aturan lebih tegas bahwa seorang dokter hanya boleh praktek di tiga tempat saja. Tetapi, kalau dilihat latar belakangnya, sebenarnya rasanya banyak sekali dokter yang senang bekerja hanya di satu rumah sakit saja, tidak perlu berpindah-pindah, apalagi di kota besar yang macet seperti Jakarta. Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kalau dia hanya bekerja di satu rumah sakit pemerintah saja tanpa kerja di tempat lain maka penghasilannya tidaklah mencukupi. Di pihak lain ada juga keluhan tentang perawat kita yang ''galak-galak'' dan kurang komunikatif. Ada beberapa hal disini. Pertama, mungkin beban kerja yang demikian tinggi membuat faktor keramahan jadi terbelakangkan. Kedua, mungkin memang kurang dirasa bahwa komunikasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan. Ke tiga, mungkin juga para petugas kesehatan menghadapi beban kehidupannya sehari-hari. Karena itu, seyogyanya rumah sakit (apalagi yang pemerintah) , dapat mencukupi kebutuhan para dokter dan petugas kesehatan lainnya sehingga mereka dapat bekerja penuh, mengembangkan profesi secara optimal, tanpa harus memikirkan kebutuhan sehari-hari yang telah terjamin. Kebutuhan ini tentu berupa aspek finansial yang memadai yang ditambah dengan aspek pengembangan ilmu (kesehatan, komunikasi, dan lain-lain) yang dilakukan secara berkala. Di pihak lain, para petugas kesehatan memang dituntut untuk kembali merenungkan hakikat utama pelayanan kesehatan. Salah satu lafal sumpah dokter, misalnya, mengatakan ''kesehatan penderita akan selalu saya utamakan!'' Sementara itu harus diingat bahwa kesehatan adalah hak dan kewajiban setiap individu. Artinya, pemerintah wajib memberi pelayanan kesehatan esensial bagi masyarakat dan masyarakat punya hak mendapat pelayanan kesehatan yang baik. Tetapi, di pihak lain, masyarakat juga harus melakukan upaya pola atau gaya hidup sehat setiap waktu demi kesehatannya sendiri. Tidak boleh masalah kesehatan hanya diserahkan ke petugas kesehatan dan Departemen Kesehatan semata. Sesuai tema Hari Kesehatan Nasional 2004, diharapkan masyarakat menjadikan sehat sebagai gaya hidup! Sistem pelayanan dan pendidikan Issu lain yang juga sering diangkat adalah tentang mutu dokter, dugaan malpraktek, salah diagnosis, salah pemberian obat dan lain-lain. Sebenarnya hal ini masih bisa dibahas kasus-per kasus, apakah memang kesalahan benar-benar terjadi. Tetapi memang ada beberapa hal yang harus dan telah dilakukan oleh kalangan kedokteran untuk mengantisipasi hal ini. Antisipasi pertama dengan penerapan sistem pelayanan sesuai konsep Clinical Governance dan ke yang kedua adalah perbaikan sistem pendidikan. Clinical Governance merupakan bagian dari suatu pendekatan untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu pada semua lapisan masyarakat, atau the best care for every patients everywhere. Secara umum clinical governance adalah kegiatan yang merupakan mekanisme ampuh, baru dan terpadu untuk menjamin terlaksananya pelayanan klinik bermutu dengan standar yang tinggi dan kualitas pelayanan ini akan terus menerus diperbaiki. Clinical Governance juga merupakan suatu sistem untuk memperbaiki standar pelayanan klinik sehari-hari. Sementara itu, tujuan utama pendekatan Clinical Governance ini adalah menjamin akses pelayanan yang memadai bagi seluruh populasi; memberi pelayanan terbaik untuk pasien di manapun berada dan emperbaiki standard pelayanan; sekaligus melindungi masyarakat dari risiko efek samping dari pelayanan. Tiga aspek yang harus dapat dikendalikan dalam pendekatan Clinical Governance adalah patient development, professional development dan organizational development. Untuk dapat melaksanakan semua komponen itu maka diperlukan tiga elemen utama, satu di antaranya adalah terwujudnya Standar Kualitas Nasional (National Quality Standard) yang digunakan sebagai pegangan, yang tentunya telah dibuat dengan mengikuti kaidah evidence based medicine (kedokteran berbasis bukti). Tercapainya standar dalam penanganan penyakit ini juga sangat diperlukan dalam perkembangan mutu pelayanan dunia kedokteran sekarang ini, untuk mampu memjamin pelayanan bermutu kepada pasien dengan dasar ilmiah yang kuat. Standar nasional ini juga tentunya akan di up-date dari waktu ke waktu, karena ilmu memang terus berkembang, dan kita harus terus mampu menguasai perkembangan ini. Hal kedua untuk meningkatan mutu adalah memperbaiki sistem pendidikan. Untuk perawat saat ini sudah dilakukan semacam upaya besar-besaran agar perawat kita setidaknya berpendidikan dasar D3. Kalau di luar negeri malah perawat di bangsal umumnya sudah berpenbdidikan S1, dan sudah banyak pula yang S2 dan S3. Hal yang sama juga berlaku untuk petugas kesehatan lain. Pengembangan pendidikan kedokteran juga terus dilaksanakan. Saat ini berbagai Fakultas Kedokteran sedang memperkenalkan perubahan dalam kurikulum pendidikan dokter. Salah satu di antaranya adalah yang dikenal dengan ''Modul Empati'', dimana mahasiswa sejak awal masuk Fakultas Kedokteran sudah diajak kontak dengan pasien dan atau masyarakat. Kegiatan ini diharapkan dapat membuat mahasiswa kedokteran (calon dokter) sejak awal telah berempati pada masalah klien yang dihadapinya. Hal lain yang juga merupakan terobosan adalah bentuk kuliah terintegrasi, atau dengan pendekatan problem based learning sehingga pemahaman mahasiswa jadi lebih lengkap dan komprehensif. Dalam rangka selalu menimba ilmu mutakhir maka hampir setiap minggu ada pertemuan ilmiah kedokteran. Belum lagi penerbitan jurnal ilmiah berkala, produksi master dan doktor serta spesialis konsultan, penelitian-penelitin bermutu dan upaya melakukan tindakan kedokteran yang rumit seperti operasi bayi kembar siam, misalnya. Pendek kata, para dokter Indonesia senantian berupaya up-date dengan perkembangan ilmu pengetahuan terbaru . Dari dari pengalaman mengikuti berbagai pertemuan internasional, nampaknya dokter Indonesia memang cukup terpandang dan dapat berperan serta aktif secara baik. Yang juga penting dapat perhatian adalah pengembangan jenjang karier dokter. Dulu Fakultas Kedokteran (FK) pernah jadi pilihan favorit utama lulusan SMU. Kini memang FK tetap jadi salah satu favorit penting, tetapi tidak sedikit juga orang yang mulai bertanya-tanya apa lebih baik, jadi dokter atau jadi sarjana lain. Saya selalu menyampaikan pada mahasiswa FK bahwa melihat kesembuhan pasien dan membina hubungan antara baik dokter dan pasien merupakan puncak kebahagian profesi kedokteran. Penutup Kini banyak pula dibahas tentang perlu tidaknya privatisasi rumah sakit pemerintah. Sebagian pihak beranggapan bahwa privatisasi rumah sakit pemerintah bukan kebijakan tepat karena seyogyanya pemerintah bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan esensial bagi masyarakat dan rumah sakit pemerintah tidak dibuat sebagai badan untuk mencari untung. Di pihak lain, kalau rumah sakit pemerintah diberi kebebasan untuk mengelola dananya sendiri dan mengembangkan pelayanan secara tidak terlalu terikat aturan negara, asal akuntabel tentu, maka diharapkan pelayanan pada masyarakat dapat berjalan lebih baik. Karyawan rumah sakit pemerintah lebih terjamin kehidupannya, sistem reward and punishment dapat dijalankan secara tegas, tidak tanggung seperti terhadap pegawai negeri dan pelayanan pada orang miskin harus dijamin dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itulah kini harus dicari bentuk institusi yang tepat guna pengembangan rumah sakit pemerintah di masa datang. Yang penting, rumah sakit-sebagai institusi kesehatan yang baik- harus bekerja dengan prinsip umum good corporate governance . Sementara itu, dalam menjalankan tugas kliniknya maka prinsip Clinical Governance harus dijunjung tinggi dan dikembangkan dengan baik. Gabungan antara sehatnya organisasi rumah sakit yang bekerja sesuai prinsip good corporate governance dengan pemberian pelayanan kesehatan sesuai kaidah Clinical Governance akan menjadikan rumah sakit kita sebagai rumah sakit ideal. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **