[apapun] Re: berita militer...Malaysia Serang Utusan Sultan Sulu di Sabah

  • From: "Yanuar Alif Andriansyah" <yanuar.andriansyah@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>, <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 6 Mar 2013 09:11:51 +0800

Waow..menghadapi 180 orang saja mengirim 7 batalyon tentara+Polisi+Pesawat 
tempur. Emang untuk membabat habis manusia.."Dasar MALINGSIA PENGECUT"

________________________________

From: apapun-bounce@xxxxxxxxxxxxx on behalf of Saikhu Rochman
Sent: Tue 3/5/2013 11:37 PM
To: apapun@xxxxxxxxxxxxx
Subject: [apapun] berita militer...Malaysia Serang Utusan Sultan Sulu di Sabah



 

Malaysia Serang Utusan Sultan Sulu di Sabah

Selasa, 5 Maret 2013 | 10:46 WIB 

 AFP Peta Negara Bagian Sabah, Malaysia. 

1 
<http://internasional.kompas.com/read/2013/03/05/10460827/Malaysia.Serang.Utusan.Sultan.Sulu.di.Sabah?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=Sabah%20Berdarah>
 

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Pasukan Malaysia yang didukung sejumlah jet tempur 
menyerang kelompok bersenjata yang mengaku utusan dan keturunan Sultan Sulu 
dari Filipina selatan, di Sabah, Selasa (5/3/2013). 

Serangan tersebut bertujuan untuk mengakhiri kebuntuan di Sabah setelah 
kekerasan yang menewaskan sedikitnya 27 orang dan memicu kekhawatiran tentang 
ketidakamanan yang lebih luas di daerah kaya sumber daya mineral itu. Operasi 
itu untuk merebut wilayah yang diduduki oleh sekitar 180 orang dari Filipina 
selatan, puluhan dari mereka bersenjata. Serangan tersebut dimulai pukul 07.00 
pagi waktu setempat (atau pukul 06.00 WIB), sehari setelah Pemerintah Malaysia 
mengirimkan tujuh batalyon tentara ke Negara Bagian Sabah di Malaysia timur itu 
untuk memperkuat polisi.

Media Malaysia mengutip penduduk lokal yang mengatakan bahwa mereka mendengar 
beberapa ledakan dan melihat jet-jet tempur berputar-putar di atas daerah 
pesisir di dekat kota Lahad Datu. 

"Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat dalam rangka menjaga kebanggaan 
dan kedaulatan negara ini," kata Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam 
sebuah pernyataan.

Kelompok bersenjata itu, yang tiba dengan kapal sekitar tiga minggu lalu, 
mengatakan, mereka adalah keturunan Kesultanan Sulu di Filipina selatan yang 
memerintah bagian utara Kalimantan selama berabad-abad. Mereka menuntut 
pengakuan dan pembayaran yang meningkat dari Malaysia terkait klaim mereka 
sebagai pemilik sah Sabah. Malaysia telah menolak tuntutan mereka. Pemerintah 
Filipina telah berulang kali mengatakan kepada kelompok itu bahwa Filipina siap 
untuk berunding, tetapi mendesak mereka untuk pertama meletakkan senjata dan 
pulang ke kampung halaman. 

"Kami telah melakukan segala hal yang kami bisa untuk mencegah hal ini, tetapi 
pada akhirnya orang Kiram memilih jalan ini," kata Ricky Carandang, Juru Bicara 
Presiden Filipina Benigno Aquino. Kiram merujuk ke nama keluarga Sultan Sulu. 

Klaim kelompok bersenjata itu mencuatkan cerita lama tentang Kesultanan Sulu. 
Pada tahun 1658, Sultan Brunei menghadiahkan wilayah Sabah ke Sultan Sulu atas 
bantuan yang diberikan dalam melawan pemberontakan di Brunei. Pada masa 
penjajahan Inggris, tepatnya pada tahun 1878, wilayah Sabah disewa oleh British 
North Borneo Company.

Perusahaan itu harus membayar uang pajak senilai 1.600 dollar AS per tahun. 
Dalam kontrak, disebutkan bahwa uang sewa akan terus dibayarkan selama Sabah 
masih dalam kekuasaan perusahaan tersebut.

Saat Inggris pergi dan Sabah kemudian menjadi bagian dari wilayah negara 
Malaysia, Pemerintah Malaysia masih meneruskan pembayaran itu. Hingga kini, 
Malaysia masih membayar sekitar 5.000 ringgit Malaysia (Rp 15,6 juta) per tahun 
kepada pewaris Kesultanan Sulu.

Persoalan awalnya muncul ketika Inggris memerdekakan Malaysia. Sejak tahun 
1963, saat Sabah dinyatakan masuk wilayah Malaysia, secara sepihak, Inggris 
menginterpretasikan isi kontrak secara berbeda dari sebelumnya.

Pihak Inggris menganggap uang yang dibayarkan ke Kesultanan Sulu sebagai uang 
untuk mengalihkan kepemilikan Sabah walau proses pembayarannya masih terus 
berlangsung dan diwariskan ke Pemerintah Malaysia sampai sekarang.

Sementara pihak Kesultanan Sulu menganggap uang pajak tersebut tetap sekadar 
uang sewa wilayah mereka di Sabah. Status kepemilikan, menurut mereka, tak 
berubah.

Warga Malaysia di Sabah Mulai Mengungsi

Senin, 4 Maret 2013 | 19:20 WIB 

 AFP Warga Malaysia di Sabah mulai mengungsi meninggalkan kotanya setelah 
terjadi baku tembak antara aparat keamanan Malaysia dengan Tentara Kesultanan 
Sabah. 

1 
<http://internasional.kompas.com/read/2013/03/04/19204756/Warga.Malaysia.di.Sabah.Mulai.Mengungsi>
 

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Warga Malaysia di Negara Bagian Sabah, Senin 
(4/3/2013), mulai mengungsi meninggalkan kota mereka di mana mayat anggota 
kelompok Tentara Kesultanan Sulu bergelimpangan di jalanan.

Kondisi ini berbeda dengan pernyataan Kepala Kepolisian Malaysia Ismail Omar 
seperti dikutip kantor berita Bernama yang menyatakan pemerintah dapat 
mengendalikan situasi.

Namun, wartawan AFP di Semporna, Sabah, melaporkan, warga mulai mengungsi dari 
kota pesisir yang biasanya tenang itu. Sementara jasad para penyerbu yang mulai 
membusuk seakan menjadi pengingat bahwa pernah terjadi baku tembak di kota itu.

"Kota kami yang tenang kini menjadi mimpi buruk," kata Julasri Yakob (38), 
sambil memuat barang-barangnya ke atas sebuah truk.

"Kami pergi karena tidak ada kepastian di sini. Kami mendengar suara tembakan. 
Anak-anak saya ketakutan," tambah dia.

Situasi di kota kecil Semporna memang layaknya kota mati. Sekolah, pertokoan, 
dan kantor-kantor pemerintah tak beroperasi. Sementara kehadiran aparat 
keamanan tak terlalu terlihat di tengah kekhawatiran warga ini.

Pada 12 Februari lalu, sekelompok orang bersenjata yang mengaku sebagai Tentara 
Kesultanan Sulu mendarat di Negara Bagian Sabah, Malaysia. Mereka mengklaim 
Sabah sebagai wilayah kesultanan yang sudah hilang itu.

Setelah berhadap-hadapan selama hampir dua pekan, aparat Malaysia dan Tentara 
Kesultanan Sulu terlibat baku tembak pada Jumat (1/3/2013). Sejauh ini, baku 
tembak sudah menewaskan 18 orang penyerbu dan delapan polisi Malaysia. 

Sumber :

AFP

Editor :

Ervan Hardoko

 

Lebih Dekat Dengan Prototipe AV8 Malaysia 
<http://defense-studies.blogspot.in/2013/03/lebih-dekat-dengan-prototipe-av8.html>
  

04 Maret 2013

  
<http://2.bp.blogspot.com/-KmuRIDItsHw/UTKKsU8RcgI/AAAAAAAAYGM/b2sq-yz89YM/s1600/AV-8_7.jpg>
 

Kendaraan tempur AV8 Angkatan Darat Malaysia (all photos : Malaysian Defence, 
Dzirhan)

Sabtu lalu pada perayaan Hari Tentera Darat ke-80 yang berlangsung di Port 
Dickson, Negeri Sembilan, untuk pertama-kalinya telah dipertontonkan kepada 
publik kendaraan tempur baru untuk Tentara Darat Malaysia.

  
<http://2.bp.blogspot.com/-tTYdw3Wu1kA/UTKKnIJaD4I/AAAAAAAAYGE/lFXwmacFMN0/s1600/AV-8_4.jpg>
 

Bagian depan dilengkapai flap dari bahan glaze plate untuk operasi amfibi

Penampilan pertama prototipe kendaraan tempur lapis baja 8x8 telah menjawab 
keraguan publik akan hasil kerjasama antara dua perusahaan (Turki dan Malaysia) 
dalam pengembangan kendaraan lapis baja untuk Angkatan Darat Malayisa.

  
<http://2.bp.blogspot.com/-5pB5Ja4CHTI/UTKKkZFByjI/AAAAAAAAYF0/p-v5SLkdDmw/s1600/AV-8_2.jpg>
 

Prototipe dilengkapi dengan turret Bushmaster 25mm

FNSS dan Deftech akhirnya mampu menampilkan kendaraan tempur lapis baja 
(armoured fighting vehicle)  beroda 8 yang dilengkapi dengan kanon Bushmaster 
kaliber 25mm. Kanon 25mm ini juga digunakan pada kendaraan tempur beroda rantai 
ACV-300 yang juga dikembangkan oleh FNSS dan telah diakuisisi untuk Angkatan 
Darat Malaysia.

  
<http://2.bp.blogspot.com/-JNLaeq27imE/UTKKyELR-lI/AAAAAAAAYGo/dhv7SaCMLkw/s1600/AV-8_5.jpg>
 

Laser warning receiver

Prototipe ini dikirimkan ke Malaysia untuk menjalani uji coba, terutama 
kinerjanya menghadapi kontur bumi dan kondisi tanah di Malaysia serta pengaruh 
cuaca di negara ini selama beberapa minggu. Kendaraan yang merupakan 
pengembangan dari FNSS "Pars" 8x8 ini mempunyai berat sekitar 24 ton (gross 
weight)

  
<http://2.bp.blogspot.com/-CFjmEihlFR8/UTKKiuuK37I/AAAAAAAAYFs/jXReTdhtEdc/s1600/AV-8_1.jpg>
 

Peluncur granat asap

Malaysian akan mengembangkan kendaraan AV8 dalam 12 varian yang akan diserahkan 
secara bertahap dari 2013 hingga 2018. Jumlah kendaraan yang akan dibangun 
berjumlah 257 unit senilai US$ 2.4 billion.

  
<http://2.bp.blogspot.com/-F2ldsbyxe0w/UTKKl5IPlqI/AAAAAAAAYF8/5sf-5UTTafo/s1600/AV-8_3.jpg>
 

Dua buah propeler untuk berenang

 

Dari jumlah 257 unit, sebanyak 168 unit akan dilengkapi dengan kanon 30mm dan 
25mm, termasuk 54 unit yang dilengkapi dengan ATGM Ingwe  buatan Afrika 
Selatan, selanjutnya 10 unit akan dilengkapi dengan RWS cal 50, dan 8 unit 
dilengkapi mortar 120mm. Sisanya adalah versi komando, reconnaissance, dan 
support dalam berbagai versi.

 

  
<http://3.bp.blogspot.com/-MEn11EGnGeU/UTKKyD9sJoI/AAAAAAAAYGk/zJC1oRmgjVg/s1600/AV-8_9.jpg>
 

AV8 tampak dari belakang

Rencananya kendaraan ini akan menggantikan Condor (4x4) buatan Jerman Barat dan 
Sibmas (6x6) buatan Belgia yang sekarang ini masih digunakan oleh Angkatan 
Darat Malaysia.

(Defense Studies)

 

Armada AL Iran Berlabuh di Cina 
<http://indo-defense.blogspot.in/2013/03/armada-al-iran-berlabuh-di-cina.html>  

Selasa, Maret 05, 2013   

  
<http://indonesian.irib.ir/image/image_gallery?uuid=3078c523-8505-4f6d-aded-62748064e5b8&groupId=10330&t=1362435313229>
 

ZHANGJIAGANG-(IDB) <http://indo-defense.blogspot.com/>  : Armada 24 Angkatan 
Laut Iran, yang terdiri dari  kapala perusak Sabalan dan helikopter operator 
Kharg, berlabuh di pelabuhan Zhangjiagang Cina pada Senin (4/3) setelah 
berlayar sejauh 13.000 kilometer dalam 40 hari. 

 

Wakil Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Siavash Jarreh mengatakan armada 
kapal perang yang meninggalkan Bandar Abbas pada 20 Januari lalu, menyampaikan 
pesan Iran perdamaian dan persahabatan bagi Cina dan negara-negara Asia Timur.

 

Komandan menekankan bahwa kehadiran Angkatan Laut Iran di perairan 
internasional sesuai dengan peraturan internasional.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut Iran meningkatkan kehadirannya di 
perairan internasional untuk melindungi rute laut dan memberikan keamanan bagi 
kapal dagang dan kapal tanker Iran.

 

Selain itu, sejalan dengan upaya internasional untuk memerangi pembajakan, 
Angkatan Laut Iran telah melakukan patroli anti-pembajakan di Teluk Aden sejak 
November 2008 untuk melindungi kapal-kapal yang terlibat dalam perdagangan 
maritim, terutama kapal dan tanker minyak yang dimiliki atau disewa oleh Iran.

 

Tidak ada Negara yang Berani Menyerang Iran 
<http://www.artileri.org/2013/03/negara-yang-berani-menyerang-iran.html>  

 3/03/2013   

Tidak ada negara yang berani melancarkan serangan di wilayah Iran karena 
kemampuan pertahanan yang tinggi negara Persia itu, inilah pernyataan Wakil 
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Mayor Jenderal Hussein 
Saadi Hassani pada Senin lalu.

"Selama perang 'Holy Defense' delapan tahun (Irak yang memaksakan perang 
terhadap Iran antara tahun 1980 dan 1988), musuh telah melihat kemampuan 
pertahanan Iran yang baik. Mereka sekarang juga mempertimbangkan prestasi 
militer yang dicapai negara Persia saat ini dan takut akan konsekuensinya jika 
melakukan agresi terhadap Iran , "kata Saadi.

Pada saat yang sama, Komandan Amy Derrick-Frost dari Armada 5th AS yang 
berbasis di Bahrain mengatakan pada hari sebelumnya bahwa Angkatan Laut AS 
mengerahkan kapal induk kedua ke Teluk Persia di tengah meningkatnya ketegangan 
dengan Iran karena program nuklirnya.

 

Penyebaran USS Enterprise bertenaga nuklir dan sebelumnya kapal induk Abraham 
Lincoln menandai keempat kalinya dalam dekade terakhir dua kapal induk AS 
beroperasi pada wilayah dan waktu yang sama, Ujar Frost.

Di bagian lain pidatonya, Saadi memuji sikap pasukan Iran yang terlibat dalam 
latihan militer. Dalam pandangannya, mereka berhasil melakukan latihan militer 
dengan baik.

Iran, meskipun diselimuti sanksi oleh AS dan sekutunya, dalam beberapa tahun 
terakhir telah membuat banyak kemajuan dan kemandirian dalam bidang pertahanan 
dalam perangkat keras militer dan sistem pertahanan.

Namun, otoritas Iran telah berulang kali menyatakan bahwa kekuatan militer 
negara itu difokuskan pada pertahanan dan pencegahan dan tidak akan menimbulkan 
ancaman bagi negara-negara lain.

Pernyataan Saadi ini muncul kurang dari seminggu sebelum negara adidaya dunia 
mengatur untuk mengadakan perundingan di Istanbul dengan Republik Islam Iran 
atas program nuklirnya yang dianggap kontroversial.

 

China Siap Jadi Pengimpor Pertama S-400 Rusia 
<http://www.artileri.org/2013/03/china-siap-jadi-pengimpor-pertama-s-400.html>  

3/03/2013 

  
<http://www.artileri.org/2013/03/china-siap-jadi-pengimpor-pertama-s-400.html> 

 

China mungkin akan menjadi pengimpor pertama sistem rudal permukaan-ke-udara 
baru Rusia S-400 Triumf (Triumph), menurut seorang pejabat tinggi di lembaga 
perdagangan senjata pemerintah Rusia, mengatakan beberapa waktu lalu. Hal ini 
terkait minat China untuk mengakuisisi sistem pertahanan rudal tersebut.

 

Sistem pertahanan rudal S-400 memang telah membangkitkan minat besar bagi 
negara-negara di dunia, ujar Vyacheslav Dzirkaln, wakil direktur Dinas Federal 
untuk Kerjasama Teknologi Militer Rusia, mengatakan kepada IIntervax-AVN saat 
pameran persenjataan internasional IDEX di Uni Emirat Arab.

 

"Ada minat yang besar untuk sistem rudal permukaan-ke-udara kami dari 
negara-negara asing. Mengenai hal itu, kemungkinan kami akan mendiskusikannya 
lagi untuk mengekspor mereka (S-400 Triumf) setelah kami memenuhi kebutuhan 
dalam negeri, dengan kata lain, ketika kami sudah memasok seluruh satuan 
militer Rusia dengan S-400," kata Dzirkaln.

 

S-400 memang relatif mahal, dan belum tentu setiap negara mampu membelinya, 
katanya. "Saya tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa China akan menjadi 
negara asing pertama yang membeli sistem tersebut," kata Dzirkalin. (FS

 

Harga F-35 Melonjak, Australia Resah 
<http://www.artileri.org/2013/03/harga-f-35-melonjak-australia-resah.html>  

3/04/2013 

Harga pesawat tempur siluman generasi kelima F-35 Joint Strike Fighter (JSF) 
yang semakin tinggi menimbulkan kekhawatiran serius bagi Australia. Menurut 
pihak berwenang AS, Angkatan Udara Australia baru bisa mengakuisi F-35 dengan 
harga sekitar 90 juta dolar AS per unit. Sejumlah politisi pun bertanya-tanya 
apakah Angkatan Udara Australia mampu untuk membeli 100 pesawat buatan Lockheed 
Martin AS ini.


Australia pada awalnya memang berniat membeli hingga 100 F-35 JSF, pesawat yang 
secara resmi dikenal sebagai F-35 Lightning II 
<http://www.artileri.org/2013/01/fakta-f-35-akan-meledak-jika-tersambar-petir.html>
 , untuk menggantikan dua jenis pesawat tempur buatan AS yaitu McDonnell 
Douglas F/A-18 Hornet yang sudah berumur dan armada pesawat bomber (pembom) 
General Dynamics F-111 yang sudah pensiun.

 

  <http://www.artileri.org/2013/03/harga-f-35-melonjak-australia-resah.html> 


Letnan Jenderal Chris Bogdan dari Angkatan Udara AS yang juga sebagai eksekutif 
utama di Kantor Program JSF Pentagon, sudah bertemu dengan para pejabat 
pertahanan Australia pada saat "Avalon Australian International Air Show" di 
Melbourne, Victoria, guna membahas menjelaskan tingginya harga F-35 ini. 

Bogdan mengakui bahwa program JSF telah menemui berbagai masalah, hal inilah 
yang menyebabkan berbagai penundaan dan kenaikan harga. Bogdan juga mengatakan 
bahwa bila Australia ingin mengakuisisi sebuah F-35, setidaknya harus 
mengeluarkan biaya antara 90 juta hingga 92 juta dolar AS.

"Anda mungkin sering mendengar Lockheed Martin yang menyebutkan harga sebuah 
F-35 adalah 65 juta - 67 juta dolar AS. Tapi itu adalah perkiraan harga pada 
tahun 2003 atau 2004. Harga sekarang adalah harga kapan Anda membelinya," kata 
Bodgan, seperti yang dilaporkan The Australian.


Menyinggung mengenai semua armada F-35 Angkatan Udara AS yang dikandangkan 
<http://www.artileri.org/2013/02/mesin-retak-pentagon-mengandangkan-f-35.html>  
setelah ditemukannya celah pada pisau turbin mesin, Bogdan mengatakan "hal ini 
bukan hal yang aneh dalam suatu program pembangunan, karena bisa saja terjadi. 
Jangan terkejut bila di masa depan kita akan menemukan hal-hal lain yang salah 
dengan F-35 yang akan mengakibatkan kita mengandangkan kembali seluruh F-35."


Setelah peristiwa pengandangan seluruh F-35, mantan Menteri Pertahanan 
Australia Joel Fitzgibbon mengkritik komandan Angkatan Udara Australia yang 
terlalu terobsesi dengan F-35 dengan mengatakan "I think there is an almost 
obsession with the JSF within the uniformed ranks. This is their brand new toy."

 

Untuk saat ini, pabrikan mesin untuk F-35 Pratt and Whitney mengklaim sudah 
mengetahui penyebab retaknya pisau turbin pada mesin dan F-35 dinyatakan boleh 
kembali terbang 
<http://www.artileri.org/2013/03/f-35-kembali-terbang-untuk-saat-ini.html> 

 

GIF image

GIF image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: