[apapun] Re: BIADAB!!! Pelaku penyerangan LP Sleman adalah aparat kepolisian!!!

  • From: "Untung Muslih" <untung.muslih@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <apapun@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 30 Mar 2013 00:22:01 +0800

Perang kartel Narkoba Jogja, rebutan daerah kekuasaan,.. ==>| Jarene |<==

 

________________________________

From: apapun-bounce@xxxxxxxxxxxxx [mailto:apapun-bounce@xxxxxxxxxxxxx] On 
Behalf Of GUNAWAN PRAKOSO
Sent: Friday, March 29, 2013 11:17 PM
To: apapun@xxxxxxxxxxxxx
Cc: gunawan_prakoso@xxxxxxxxxxx
Subject: [apapun] BIADAB!!! Pelaku penyerangan LP Sleman adalah aparat 
kepolisian!!!

 

BIADAB!!! Pelaku penyerangan LP Sleman adalah aparat kepolisian!!!

 

 

 


Selama ini Kopassus Hanya diam, berbagai statement dari beberapa kalangan yang 
terlihat Pintar tapi Bodoh yang cenderung menjadi Fitnah dan menuduh tanpa 
bukti. Terutama ANJING-ANJING BEGAJUL AMERIKA YANG BERNAMA KOMNAS HAM.

Jika mereka bisa memberikan pendapat dan menuduh, adalah Hak Kami juga, sebagai 
Prajurit Kopasus juga untuk menyampaikan pendapat. kita harus melihat 
permasalahan ini berdasarkan Fakta, Bukti, urutan kejadian dan TKP.

Sebelum kita membahas permasalahn yang sebenar-benarnya, saya akan menjelaskan 
secara singkat siapa sebenarnya 4 orang yang DISIKSA KEMUDIAN DITEMBAK DI LP 
CEBONGAN SLEMAN

1. Bripka Yohanis Juan Manbait alias Juan adalah Anggota Polresta Jogja 
berdinas di Polsekta Jogja, Bripka Juan adalah mantan Pidana Polda Jogja yang 
baru dibebaskan oleh satuannya karena menjadi Bandar Narkoba. Bripka Juan 
adalah Pemasok Narkoba utama di Hugos Caffe dan Bosse.

2. Benyamin Sahetapy alias Decky adalah Residivis yang baru keluar dari penjara 
akibat melakukan pembunuhan terhadap warga Papua di Jogjakarta. Decky adalah 
Pengurus Ormas KOTIKAM JOGJA (Komando Inti Keamanan), pekerjaan Decky adalah 
Keamanan beberapa tempat Hiburan di Jogja, depkolektor, dan ketua preman di 
Jogja. Decky adalah pemasok Narkoba ke beberapa tempat Hiburan di Jogja dari 
Bandar-bandar Narkoba di Jogja diantaranya beberapa Oknum anggota Polda Jogja.

3. Adrianus Chandra Galaja alias Dedy dan Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, kedua 
orang ini adalah anak Buah dari Bripka Juan dan Decky dan juga anggota Ormas 
KOTIKAM.

4. Ormas Kotikan ini diketuai oleh Sdr. Rony Wintoko, Ormas ini selalu membuat 
keributan di Jogja selain pengedar Narkoba, beberapakali melakukan tindakan 
Kriminial penganiayaan dan pembunuhan, kelompok ini pernah melakukan 
penganiayaan yang berujung kematian terhadap Mahasiswa asal Bali dan anggotanya 
yang bernama Joko dkk melakukan pengeroyokan terhadap terhadap anggota 
Yonif-403 Jogja, serta penikaman terhadap Mahasiswa asal Timor leste.


puncaknya adalah kejadian Penganiayaan di Hugos Café Maguwoharjo Depok Sleman 
DIY yang di lakukan oleh Kelompok Ormas KOTIKAM (Komando Inti Keamanan) 
Yogyakarta. terhadap anggota personel Kopassus An. Sertu Santoso hingga 
meninggal Dunia.setelah di visum penyebab kematian Korban adalah, Luka benda 
Tumpuldi bagian kepala, luka tusukan dan bacokan benda tajam 23 cm didada 
sebelah kiri dan 6 rusuk Patah.


1. kejadian bermula pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2013 pukul 00.40 korban 
datang ke Hugos Café bersama 1 rekan, kemudian terjadi keributan antara Korban 
dengan sdr. Dedy alias Adrianus Chandra Galaja kemudian Sdr. Dedy menghubungi 
Bripka Yohanis Juan Manbait alias Juan, sdr. Benyamin Sahetapy alias Decky dan 
Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi Di asrama Polresta Jogja. Kemudian mereka 
mendatangi Hugos Cafe.

2. Sesampai di dalam hugos Café Sdr. Decky bertanya kepada korban " Kamu dari 
Mana" ? lalu korban menjawab "saya anggota Kopassus". Saat itu posisi yg paling 
Depan adalah atau yg paling dekat dengan Korban adalah Bripka Juan Dan 
disebelah kiri korban adalah sdr. Dedy serta disebelah kanan korban adalah sdr. 
Adi. kemudian Decky menantang Korban untuk berkelahi sambil melemparkan asbak 
ke arah Korban, setelah melempar Korban, Decky masuk ke dalam Café. Kemudian 
saat keluar Decky memukul kepala Korban menggunakan Botol yg ada dimeja didepan 
Korban, mengenai pelipis kanan korban hingga botol pecah, saat korban terhuyung 
dan akan Jatuh tiba-tiba sdr. Dedy menikam korban sambil belati ditarik tepat 
pada bagian dada sebelah kiri, Setelah melakukan penusukan Dedy melarikan diri.
Saat Korban Jatuh, 3 org tidak dikenal (3 org ini diperkirakan Anggota Polri, 
krn datang bersama dengan Bripka Juan dari Asrama Polresta Jogja) menendang dan 
memukul Korban yang sudah terkapar, Melihat kejadian tersebut, Bripka Juan 
berteriak "Tolong dibawa", langsung ke 3 org tersebut menyeret Korban dengan 
menarik bagian kaki. Dan pada saat kejadian tersebut, banyak anggota Polda 
Jogja yang berkunjung ke Hugos Kafe. selanjutnya korban dibawa oleh security 
menuju RS Bethesda menggunakan Taksi, saat dalam perjalanan Korban meninggal 
dunia. Dengan mengalami luka

Cat : Decky kemana-mana selalu membawa Belati

3. Setelah kejadian, 4 dari 7 pelaku di tangkap, Bripka Juan ditangkap di Rumah 
Dinas Polresta Jogja oleh Polda Jogja, adalah Bohong jika Bripka Juan melawan 
saat ditangkap, saat ditangkap dia kooperatif, hanya ada kekhawatiran dari 
Bripka Juan saat penangkapan, karena beberapa preman binaannya ingin melawan 
aparat. Kemudian Bripka Juan dan aparat Polres Sleman menuju rumah Decky. 
Kemudian sdr Decky ditangkap. Saat penangkapan Decky juga tidak melawan. Namun 
berdasarkan pengakuan dari yang bersangkutan, beberapa barang miliknya hilang 
diantaranya, Kalung Salib Emas dan uang +- 20 juta hilang dari tempat 
tinggalnya. Dia hanya bisa mengamankan 2 batu cincinya. Kemudian dilanjutkan 
penangkapan sdr Dedy dan Adi, Penangkapan ke-2 tersangka ini dilakukan oleh 
Anggota Intel Korem Jogja. Awalnya 4 pelaku ini ditahan di Polres Sleman, 
karena alasan Khawatir, oleh Polda pelaku dipindahkan ke Rumah Tahanan Polda. 
Dan menjalani pemeriksaan. Langsung dijadikan tersangka

4. Pada tanggal 20 Maret 2013, Jam 10.00, Sertu Sriyono anggota Korem Jogja di 
Bacok oleh Sdr. Marcel, Marcel adalah rekan dari 4 tersangka yang telibat 
pengeroyokan Sertu Santoso, juga Anggota Ormas KOTIKAM

5. Dari pemeriksaan ini, mulai terungkap bahwa Bripka Juan masih aktif di 
Polsekta Jogja, Bripka Juan sdh mengaku bersalah dan siap 
mempertanggungjawabkan, dgn alasan Khawatir dan Ruang Tahanan sdg direhab, 
pihak Polda berencana pada esok harinya jam 09.00 akan memindahkan 4 tahanan 
ini untuk dititipkan ke LP Sleman.

6. Pada saat itu juga, seluruh Anggota Grup-2 Kopassus, diperintah oleh 
Komandan Grup-2 Kopassus, tidak ada yang keluar Asrama tanpa terkecuali, dan 
dilaksanakan Apel pengecekan dari Pagi Hingga Malam.

7. Pada tanggal 22 Maret 2013, pada jam 08.45 diadakan sidang PDTH (pengakhiran 
Ikatan Dinas dengan tidak hormat) terhadap Bripka Juan. Pada Jam 09.00, 4 tahan 
ini dititipkan di LP Sleman.

8. Pada tanggal 22 Maret 2013, jam 09.00 11 tahanan di dibawa ke LP Sleman utk 
menunggu sidang pengadilan. 4 tahanan kasus pengeroyokan Serka Santoso dan 7 
tahanan Narkoba. Mereka dikawal Brimob dengan sejata lengkap dan di ikat

9. Pada tanggal 23 Maret 2013, jam 01.30 LP Sleman diserang orang tidak 
dikenal, dan menembak Mati 4 tahanan pelaku pengeroyokan Serka Santoso.


berdasarkan kejadian di atas, dan keterangan Kepolisian terdapat Banyak 
kejanggalan, diantaranya :


1. Bripka Juan tidak terlibat pada kasus pengeroyokan Serka Santoso di Hugos 
Cafe Jogja, justru Bripka Juan yg melerai dan menolong Korban, jadi tidak ada 
alasan kekhawatiran dari Pihak Polda Jogja bahwa ada tindakan Balasan dari 
Kopassus atas kejadian tersebut. Situasi ini sengaja diciptakan sendiri oleh 
Polda Jogja, Dan tidak ada alasan Kopassus mengincar Bripka Juan. Dikalangan 
Polresta dan Brimob Jogja, Bripka Juan kurang disukai oleh rekan rekannya.

2. Polda Jogja telah berbohong, dengan mengatakan bahwa Bripka Juan adalah 
pecatan, terbukti Bripka Juan disidang pemecatan dilakukan setelah pengeroyokan 
di kafe Hugos. Dan sidang berlangsung hanya 5 menit, 15 menit sebelum 
dipindahkan ke LP Sleman. Menanggapi Sidang pemecatan tersebut, Bripka Juan 
mengatakan, "saya juga penyidik, saya tahu ini janggal, tapi nanti saya akan 
banding setelah 8 hari, dan akan mengungkap 3 anggota Brimob yang terlibat 
pemukulan , menendang, menginjak dan menyeret anggota Kopassus itu , ini adalah 
persaingan yang sengaja menyingkirkan saya, dari pernyataan ini sudah jelas 
bahwa Bripka Juan adalah Bandar Narkoba, dan ada Anggota Polda Jogja lain yang 
menjadi Bandar Narkoba.

3. Awalnya 4 pelaku menolak dititipkan ke LP Sleman, Tapi Polda Jogja tetap 
Ngotot membawa mereka, dengan alasan Ruang Tahanan Polda sedang Direhab, tapi 
setelah di cek, Ruang tahanan tersebut masih Layak dan tidak ada perbaikan. 
Setelah diperiksa dan Sebelum dibawa ke LP Sleman, Bripka Juan meminta kepada 
istrinya untuk menyiapkan jas yang bersih dan rapi, seolah-olah dia tahu bahwa 
dia akan mati, sambil mengatakan "Saya mengaku bersalah, saya cinta Korp Polri 
dan negara ini, Jikapun saya Mati, saya ingin mati secara terhormat seperti 
Prajurit Tentara". Bripka Juan dalam tekanan berat dan merasa jiwanya terancam. 
Saat dimasukkan kedalam blok LP Sleman Bripka Juan Sempat menunjukkan Respeknya 
kepada petugas, dengan mengambil sikap siap, dan memberikan penghormatan 
walaupun tangannya di ikat dan ditodong dengan senjata oleh Anggota 
Brimob("kepada Petugas, Hormat Gerak, tegak Gerak"). Bripka Juan juga 
mengatakan, "saya kok diperlakukan seperti Teroris, di ikat dan ditodong dengan 
Senjata"

4. Sampai saat ini Polda Jogja, tidak mau mengungkap dan menangkap siapa Pelaku 
yang menendang serta Menyeret Korban (Serka Santoso), hal ini sempat menjadi 
tanya tanya dari Bripka Juan, Bripka Juan mengatakan "biasalah Polisi, yang 
penting sudah nangkap satu, agar terlihat berhasil" berarti 3 orang ini masih 
Buron, beberapa Rekan Bripka Juan disatuan Brimob Jogja juga melihat 
kejanggalan dari kasus ini, seperti Rekaman CCTV di Hugos Cafe telah di edit 
dan dirusak Oleh Penyidik Polda Jogja, yang telihat di Rekaman CCTV hanya saat 
pemukulan yang dilakukan oleh Sdr. Decky dan penusukan yang dilakukan oleh Sdr. 
Dedy, kejadian awal saat Korban dan pelaku datang tidak ada, Decky melempar 
Korban dengan Asbak, demikian juga saat Korban ditendang dan diseret oleh 3 
orang yang dikenal oleh Bripka Juan. Rekan Bripka Juan pun (sesama anggota 
Polda Jogja) melihat kejadian ini janggal, dalam waktu kurang dari 24 jam 
pelaku ditangkap dan dijadikan tersangka, kemudian dititipkan di LP Sleman, 
kemudian di eksekusi di LP Sleman. Untuk menekan Pihak Hugos Kafe berkaitan 
dengan rekaman CCTV, Polda Jogja mengancam akan menutup Hugos Kafe, semua orang 
tahu bahwa Perijinan Usaha bukan di Kepolisian atau Polda tapi Hak dari Pemda 
DI Yogyakarta. Bukan kepolisian. Dalam hal ini Polisi tidak punya Hak, sudah 
melampaui wewenang.

5. Pada awalnya, Ka Lapas Sleman keberatan atas penitipan tersebut, karena 
tidak sesuai dengan prosedur dan 2 dr 4 tersangka, dalam keadaan luka, sebelum 
di bawa ke LP sdr. Dedy dipanggil oleh org yg menyeret serka santoso di kafe 
Hugos, saat keluar seluruh badannya memar dan lebam. Kemudian sdr. Adi 3 gigi 
depannya tanggal serta bibirnya bengkak berdarah. Awalnya Ka Lapas akan 
mengembalikan tahan titipan tersebut ke Polda, tapi tdk ada jawaban dari Polda, 
kemudian jika mlm ini tdk bisa, Ka Lapas akan tetap mengembalikan ke 4 tahanan 
titipan tersebut ke Polda jogja.

6. Sertu Sriyono anggota Korem Jogja, dibacok oleh Sdr. Marcel, di bacok di 
bagian kepala sebelah kiri. Marcel adalah anak buah dari Bripka Juan, rekan 
Decky, Dedi dan Adi, Korban di Bacok karena menangkap Sdr. Dedi dan Adi dan 
menyerahkannya kepada Penyidik Polda Jogja.

7. Sebelum di titipkan ke LP Sleman, Bripka Juan dihadapkan ke Sidang Pemecatan 
di Polda Jogja, sidangnyapun singkat hanya 5 menit, ini adalah Sidang 
Penjatuhan Hukuman tersengkat di dunia, hanya 5 menit, hal ini membuktikan 
bahwa Polda sengaja memojokkan Bripka Juan, setelah dipecat dalam wakktu 5 
menit, bripka Juan dan 3 tersangka lainnya di titipkan ke LP Sleman. Yang 
dibawa ke LP Sleman, bukan hanya Bripka Juan CS, tapi termasuk 7 Tahanan Polda 
Jogja terkait Kasus Narkoba. Tapi Sdr. Marcel pelaku pembacokan Sertu Sriyono 
tidak di titipkan di LP Sleman.

8. Kemudian mereka di masukkan ke dalam Sel, yang mengantar Anggota Brimob, 
hingga ke dalam ruangan Tahanan LP. Sleman, Bripka Juan ditempatkan 1 ruang 
dengan Decky di Blok-5, sedangkan Dedy ditempatkan 1 ruang dengan Sdr. Adi di 
Blok-10. Dari penempatan Blok, nomor serta isnya sudah jelas, ini sebagai titik 
tanda, dan hanya mereka ber-4 yang menempatinya, sedangkan 7 tahanan Narkoba 
ditempatkan ruangan lain. disini terlihat mulai terlihat kebohongan aparat 
Kepolisian Jogja, dimedia massa ke 4 korban di eksekusi di hadapan 11 tahanan 
lainnya, sambil bertepuk tangan, sangat tidak masuk akal bahwa pasukan terlatih 
yang menyerang dengan cepat masih sempat m,embuat Drama.

9. Berdasarkan Tuduhan Begajul Amerika bernama Komnas HAM, Hendardi dan kecoak 
kecoaknya serta Jenderal Banci Antek Amerika yang bernama Wiranti. Pelaku 
penyerangan di LP Sleman, menggunakan penutup Wajah, senjata lengkap, 
menggunakan 5 kendaran, mereka adalah orang yang terlatih, pertanyaannya 
adalah, benarkah hanya Kopassus yang terlatih di negeri ini ? Anjing Pelacaknya 
Brimob juga terlatih. tapi tidak hanya Kopassus yang terlatih, Masyarakat sipil 
dan aparat lainpun terlatih Densus-88 juga terlatih, jika yang dituduh adalah 
anggota Kopassus itu kemungkinan kecil. Karena Para Pelaku penyerangan yang 
lebih dari 16 orang, sepertinya sudah kenal betul dengan Lingkungan dan situasi 
LP Sleman, terbukti:
a. Pelaku penyerangan juga Tahu dimana meletakkan Mobil, karena mereka masuk ke 
Area LP Sleman menggunakan 5, 4 mobil langsung menuju Area LP Sleman dan 1 
menunggu diluar.
b. Pelaku tahu betul dan hafal dimana letak CPU yang menyimpan rekaman CCTV LP. 
Sleman, kemudian dicuri oleh penyerang.
c. Pelaku penyerangan Tahu, bahwa sistem penguncian di LP Sleman dari dalam dan 
Luar, setelah mereka melumpuhkan penjaga di depan dan merampas Kunci, kemudian 
membuka pintu dengan Kunci, merusak pintu dan membuka kunci dalam dari lobang 
pecahan Pintu.
d. Pelaku penyerangan juga mengetahui dimana ruangan ke-4 tahanan tersebut 
dititipkan, kemudian mengeksekusinya
Kejadian ini sepertinya sudah direncanakan dengan Matang dan para pelaku tahu 
dan hafal Area LP Sleman. Sehebat apapun Kopassus, hal ini tidak mungkin 
dilakukan dalam waktu 16 Jam, sedangkan Kopassus tidak pernah ke LP Sleman dan 
melakukan pengamatan sampai ke dalam ruangan LP Sleman, yang tahu situasi dan 
keadaan LP Sleman adalah aparat yang mengantar Tahanan, Masyarakat dan keluarga 
penghuni LP Sleman.


10. setelah dibantah oleh beberapa anggota Kopassus, Pihak Lapas mulai membuat 
Skenario cadangan mencari alasan, agar mereka tidak terlihat Kongkalikong 
dengan Polda, dan kami Yakin bahwa Pihak Lapas Sleman dalam tekanan Polda, 
dengan membuat cerita Bohong :

"- Sekelompok orang bersenapan laras panjang datang dengan lima minibus Toyota 
Avanza dan Innova. Ada juga saksi yang melihat lima orang mengendarai sepeda 
motor.
- Lima belas orang di antaranya melompati pagar yang tingginya tak sampai 1,5 
meter. Sekitar dua-lima orang berjaga di luar penjara.
- Satu orang menggedor gerbang penjara dan menyodorkan surat meminjam tahanan.
- Setelah mengancam akan meledakkan Lapas, 15 penyerang masuk ke ruang portir. 
Di sana mereka sempat menyiksa delapan sipir.
- Dari ruang portir, sebagian menyebar. Ada yang menuju ruang kepala lapas 
untuk mengambil kamera CCTV. Ada juga yang menjemput Kepala Keamanan Lapas 
Margo Utomo untuk mengambil kunci blok dan sel empat tahanan yang diincar.
- Empat penyerang masuk ke blok empat tahanan itu. Tapi hanya satu yang masuk 
ke sel dan menembak empat tahanan itu. "

pertanyaannya adalah :
a. Dari rangkaian kegiatan ini apakah Waktunya Cukup 15 menit seperti yang 
diberitakan.
b. awalnya Lapas mengaku, Pelaku menggunakan 5 mobil, sekarang ada se[peda 
Motor.
c. Pelaku menyodorkan Surat peminjaman Tahanan, Pihak Lapas ingin berbohong 
tetapi malah berkata jujur dan menjelaskan bahwa yang tahu mengenai Surat 
Peminjaman Tahanan hanya ada 2 institusi, yaitu : POLISI DAN KEJAKSAAN, 
(kemungkinan sangat kecil menuduh Kejaksaan)
d. Ada yang menuju Ruang Ka Lapas, untuk mengambil Kamera CCTV, Hal ini 
menunjukkan bahwa pelaku sangat tahu dan hafal benar letak serta isi Lapas, 
termasuk Kamera CCTV, yang tahu letak benda tersebut hanya 2 institusi, yaitu 
Lapas dan Polisi.
e. 1 orang masuk kedalam sel dan menembak 4 pelaku, cerita Rambo yang dibuat, 1 
orang ini hebat sekali, masuk sendiri ke dalam sel dan menemnbak 4 pelaku, jika 
demikian, pertanyaannya adalah siapa yang menyiksa Bripka Juan hingga tangan 
Kirinya Patah ? dan yang menusuk Bripka Juan hingga terdapat 4 luka tusuk di 
badannya ? HAL INI MEMBUKTIKAN CERITA BOHONG PIHAK LAPAS SLEMAN.


11. Para Pelaku langsung menuju ruang Tahanan dan mengeksekusi 4 tahanan, Ke-4 
tahanan tersebut ditembak Mati di 2 ruangan berbeda. Krn di TKP terdapat 
Selongsong Peluru kaliber 9 mm dan 7,62 mm, tapi keterangan Kadiv Humas Mabes 
Polri mengatakan di TKP hanya ada selongsong munisi kaliber 9 mm tidak menyebut 
selonsong munisi lain. Kemudian kondisi Bripka Juan selain luka tembak di 
Kepala¸ terdapaT. 2 luka tusukan di dada kanan dan lengan kirinya Patah. 
Sedangkan Adi selain luka tembak, terdapat luka memar di wajah sebelah kiri dan 
pergelangan tangan kiri Patah. Sedangkan Decky dan Dedy hanya terdapat Luka 
tembak. Jadi tidak benar pemberitaan dari media bahwa ke 4 tahanan tersebut 
langsung diberondong oleh penyerang, krn 2 diantaranya sempat dianiaya terlebih 
dahulu.

12. Mendengar ada kejadian penyerangan dan pembunuhan di LP Sleman, Komandan 
Grup-2 langsung mengumpulkan dan mengecek anggotanya hal tersebut selain 
perintah dari Pangdam IV Diponegoro juga menjadi Protap di Kopassus apabila ada 
kejadian, asrama langsung di Alarm. Jarak tempuh antara Sleman dengan Jogja 
adalah + 1,5 Jam, jadi tidak mungkin dalam waktu tersebut mereka bisa tiba 
dengan cepat di Asrama Grup-Kopassus Kartosuro dan bisa hadir saat apel 
pengecekan. Apalagi Pintu Ksatrian Grup-2 Kopassus jika Malam Hanya 1 Pintu 
yang di Buka, itupun harus melewati 2 Pos penjagaan, jadi sangat kecil 
kemungkinan anggota Kopassus terlibat dalam pnyerangan tersebut. Dan hal ini 
bertambah janggal, karena saat kejadian Polda Jogja dan Jawa tengah tidak 
melakukan sweeping dijalan guna mencegah pelaku melarikan diri, tapi hal ini 
tidak dilakukan.

13 Mengenai pembentukan Opini Publik oleh Media Masa yang seolah-olah bahwa 
pelaku penyerangan tersebut adalah Kopassus dan secara tidak langsung menuduh 
Kopassus serta pernyataan Anggota Kimisi 3 DPR RI, Ahmad Yani, hal ini 
menandakan bahwa Anggota dewan yang terhormat ini Memang Bodoh dan asal Bacot 
(nasehat buat anggota dewan yang terhormat ini "PAK YANI... D]\KALAU TIDAK TAHU 
LEBIH BAIK DIAM, DIAM JUGA BISA MENUTUPI KEBODOHAN", cenderung memojokkan 
Kopassus dengan mengatakan ;
a. Masalah Jogja adalah masalah Hukum, berarti wewenang Keamanan ada di tangan 
Kepolisian bukan TNI.
b. Senjata yang digunakan adalah Senjata Organik TNI, sudah jelas adalah 
senjata yang digunakan oleh TNI
c. Kok Pangdam IV, Cepat mengambil kesimpulan, bahwa tidak ada anggotanya yang 
terlibat, Pangdam ini bisa di copot, sudah jelas kok, Senjata yang digunakan 
untuk menyerang adalah Senjata TNI Jenis SS-1, buatan Pindad.
d. Penyerang juga menggunakan Rompi Anti Peluru. Dan senjata Khusus?
e. Media TV One memberitakan

Kalau Media massa sudah jelas, siapa yang meminta penayangan berita saja yang 
di publikasiskan, selama ini Kopassus diam saja tidak menanyakan dan melakukan 
konfrensi Pers tentang anggotanya yang di Bunuh, Jika Anggota Komisi-3 DPR RI 
Ahmad Yani saja bisa dikelabui dan dibohongi oleh Polda Jogja, media dan 
kelompok yang berkepentingan dikelabui, bagaimana dengan Rakyat, Tapi Bapak 
Ahmad Yani tidak melakukan atau memberikan pendapat tentang Proses pemecatan 
Bripka Juan yang tidak sesuai prosedur, pemecatan dilaksanakan setelah kasus 
ini mencuat yang sebelumnya, Pihak Polda menyatakan bahwa Bripka Juan adalah 
pecatan Polda Jogja.

Pertanyaanya adalah :
a. Dari mana Pak Ahmad Yani dan Media tahu bahwa senjata yang di gunakan oleh 
penyerang menggunakan senjata SS-1 Pindad ? kuat dugaan adalah beliau menonton 
hasil Rekaman CCTV, jika dari Rekaman CCTV, berarti pemberitaan media selama 
ini bahwa saat penyerangan Pelaku menggondol CCTV adalah berita bohong yang 
sengaja dihembuskan, seolah olah pelaku penyerangan lihai dan terlatih. Jika 
benar itu senjata SS-1 Pindad, tentu ada nomornya, berapa Nomornya ? jika 
beliau menonton dari hasil rekaman CCTV, Berarti CPU yang menyimpan data 
rekaman CCTV di LP Sleman tidak hilang tapi sengaja disembunyikan. sekarang 
terbukti, pendapat Anggotai Dewan yang terhormat Komisi-3 DPR RI bernama Ahmad 
Yani adalah SALAH DAN MENUNJUKKAN KEBODOHANNYA, PANTAS SAJA DEPARTEMEN YANG DI 
PIMPIN PARTAI SI KELEDAI INI ADALAH DEPARTEMEN YANG TERKORUP.

b. Apakah Ahmad Yani tahu pengertian Senjata Khusus ? dan pernah melihat serta 
menggunakan senjata tersebut ? SS-1 Bukan senjata Khusus, senjata Khusus adalah 
senjata Sniper dan Mitraliur. SS-1 Bukan senjata Khusus tapi Senapan Serbu jadi 
SS-1 adalah Senapan Serbu-1, Dan Kopassus tidak menggunakan SS-1, yang 
menggunakan SSI-1 adalah Brimob

c. Mengenai pencopotan Pangdam-IV / Diponegoro karena cepat mengambil kesimpuan 
atas kejadian tersebut, kita tidak tahu apakah Pak Ahmad Yani punya wewenang 
atau Tidak yang jelas Pernyataan Pangdam-IV / Diponegoro adalah Benar, cepat 
mengambil kesimpulan bahwa tidak ada anggota TNI apalagi Kopassus yang 
terlibat, dari pernyataan Pak Ahmad Yani saja sudah dijawab sendiri oleh Pak 
Ahmad Yani "bahwa pelaku penyerangan menggunakan Senjata SS-1 Pindad, mengapa 
dijawab sendiri ? "KARENA GRUP-2 DAN SELURUH ANGGOTA KOPASSUS TIDAK MENGGUNAKAN 
SENAPAN SS-1 PINDAD" yang menggunakan senjata SS-1 dan FNC kaliber 5,56 mm 
adalah BRIMOB POLRI DAN BRIMOB JOGJA MENGGUNAKAN SENJATA SS-1, FNC DAN AK-101 
CHINA. Dan sangat tidak mungkin Anggota Kopassus bisa keluar senjata 
sembarangan karena Jam 17.00 gudang senjata sudah ditutup, tidak ada senjata, 
munisi dan Bahan peledak yang keluar masuk. Jikapun ada harus melalui beberapa 
prosedur, mulai dari melapor ke Pejabat, melapor ke pejabat, mengurus Surat 
ijin, menghubungi pejabat Gudang, munukar kartu keluar masuk kunci senjata, 
karena seluruh senjata di Kopassus dirantai dan di Gembok, mengurus surat serah 
terima senjata dll, belum lagi melewati 3 lapis kunci pintu gudang senjata. 
Aparat yang mudah mengakses senjata di Indonesia ini adalah BRIMOB POLRI.


d. Pak Ahmad Yani lupa selain rekaman CCTV, di TKP terdapat Selongsong Peluru 
7,62 mm, yg digunakan oleh senjata AK-47, yang menggunakan Senjata AK-47 adalah 
BRIMOB POLRI, kemudian terdapat Selongsong munisi 5,56 mm / MU-5 TJ, munisi ini 
bisa digunakan di senjata SS-1 Pindad, M-16 A1, dan senapan AK-101 China, yang 
menggunakan senapan SS-1 Pindad dan AK-101 China adalah BRIMOB POLRI.

e. Tentang Rompi Anti Peluru, mungkin yang dilihat adalah Fet yang berbentuk 
Rompi, terlihat berwarna Hitam, sedangkan DI GRUP-2 KOPASSUS MEREKA MEMILIKI 2 
JENIS ROMPI ANTI PELURU YANG MEMILIKI CORAK LORENG TNI DAN LORENG DARAH 
MENGALIR. Yang menggunakan Rompi Anti Peluru berwana Hitam adalah BRIMOB POLRI.


14 Pernyataan Polda bahwa ke 4 tersangka ditangkap oleh Polda dan barang Bukti 
Botol dan Pisau ditemukan di TKP. Pernyataan tersebut tidak benar, Polda hanya 
menangkap Bripka Juan dan Sdr. Decky, sedangkan Adi dan Dedi ditangkap oleh 
Intel Korem. Barang bukti pisau ditemukan bukan di Hugos Kafe, tapi ditemukan 
di tempat tinggal Sdr. Dedy bukan di Hugos Kafe. Akibat penangkapan tersebut, 
Marcel mebacok Sertu Sriyono karena melakukan penangkapan terhadap beberapa 
pelaku pengeroyokan Seru Santoso.

15. Polisi tidak konsisten menangani permasalahan Jogja, serta cenderung 
mencari pembenaran, Pembentukan Opini Publik sudah keluar dari Substansial 
permasalahan yang sebenarnya, pelaku pengeroyokan Serka Santoso berjumlah 7 
orang, 3 masih Buron, kemudian keterkaitan pembacokan Sertu Sriyono yang 
dilakukan oleh Marsel sampai saat ini tidak diuangkap, apa motof dari 
pembacokan tersebut, serta kesalahan prosedur pemecatan Bripka Juan oleh Polda 
Jogjakarta.

16. Dari runtutan kejadian, Korban, Barang Bukti di TKP, serta UPAYA 
pembentukan opini Publik oleh Polri melalui media massa, yang cenderung 
menutupi kejadian yang sebenarnya, sangat jelas bahwa ini adalah Fitnah. 
KESIMPULANNYA ADALAH TNI APALAGI KOPASSUS TIDAK TERLIBAT KASUS PENYERANGAN DI 
LP SLEMAN, mengapa pihak Kepolisian tidak melakukan pembuktian terbalik. Tanpa 
menuduh pihak dan Institusi tertentu, yang jika dikaitkan satu sama lain baik 
korban, TKP, Bukti di TKP serta kegiatan. Tidak satupun menunjukkan 
keterlibatan Kopassus maupun institusi TNI. Polri harus jujur dan Fair dalam 
mengungkap dan menangani kasus Jogja, membuka siapa saja yang terlibat, seluruh 
pelaku termasuk 3 orang yang masih buron dan tidak pernah diungkap oleh Polri, 
tanpa harus menutup-nutupi serta berbohong, tanpa berusaha seolah olah 
dipojokkan, dan menunjukkan Barang bukti yang sebenarnya, termasuk rekaman CCTV 
di Hugos Kafe secara utuh tanpa di edit dan di rusak, karena merusak barang 
bukti adalah suatu tindakan kejahatan melawan Hukum. 

17. Ada Upaya Pihak Polda Jogja menutupi kasus yang sebenarnya dengan 
mengalihkan isu penyerangan terhadap LP. Sleman. teorinya sangat Gampang :
- Yang menyidik 4 Korban adalah Polisi
- Yang mengantar Korban ke LP adalah Polisi
- yang memasukkan tahanan ke ruang Tahanan adalah Polisi. dari sini mulai 
terbukti bahwa, sebelum di eksekusi, Adi dan Dedy sempar berbaur dengan 11 
tahanan Narkoba lainnya, kemudian ketahuan oleh Polda dan dikembalikan ke ruang 
Tahanan A-5
- Yang mengetahui lingkunagn LP adalah Polisi
- yang sering ke LP adalah Polisi.
- yang tahu letak CCTV adalah Polisi.

18. Saat terjadinya penyerangan di LP, SELURUH APARAT KEPOLISIAN JOGJA DAN JAWA 
TENGAH, TIDAK ADA SATUPUN YANG MELAKUKAN SWEEPING, DAN AJAIBNYA SAAT KEJADIAN, 
SELURUH REKAMAN CCTV YANG MEMONITOR LALU LINTAS TIDAK BERFUNGSI.
yang bisa mengaktifkan dan mematikan CCTV lalu lintas adalah Polisi.

19. di TKP hanya terdapat 13 Selongsong munisi, sekarang mulai di buat buat, 
seolah olah terlihat brutal dan sadis, belakangan ditemukan 31 proyektil di 
tubuh ke 4 korban, teorinya Amerika dipakai, dinggal angkanya di balik. 
bertambah lagi kebodohan aparat ini, sama dengan kasus antasari, sangat aneh 
dan janggal, senapan Munisi 7,62 mm pelornya bersarang di badan? jika manusia 
di jejer 4 orang kemudian ditembakkan dengan Senapan AK-47 maka ke 4 orang 
tersebut akan tembus, jadiiiii, TIDAK MUNGKIN MUNISI KALIBER 7,62 MM, bersarang 
di badan.

20. ada lagi yang mengatakan bahwa korban diberondong, itu adalah Bohong ! 
Decky, Dedy dan Bripka Juan ditembak dari belakang dalam keadaan tiarap, peluru 
melintas dari bagian belakang badan tembus di depan. untuk Bripka Juan luka 
tembak dari kepala kanan tembus ke kiri tepat dibelakang kuping,, sedangkan 
Sdi, ditembak dari depan dalam keadaan Jongkok

KESIMPULANNYA ADALAH :

1. POLDA JOGJA JANGAN MENUTUPI KEJADIANNYA KONFLIK PERSAINGAN KARTEL NARKOBA DI 
ANTARA ANGGATA POLDA JOGJA.

2. POLISI SEGERA MENANGKAP 3 ORANG ANGGOTANYA YANG MELARIKAN DIRI SAAT KEJADIAN 
DI HUGOS KAFE, SATU BERNAMA HARUN DAN SATU LAGI BERNAMA DAVID SERTA SEORANG 
PERWIRA POLDA JOGJA.

3. KASUS PERSETERUAN INI SEBENARNYA ADALAH PERSETERUAN ANTARA KELOMPOK UGOH 
SENO DAN KELOMPOK GORIES MERE.

4. PELAKU PENYERANGAN LP SLEMAN ADALAH UNIT ZIBOM GEGANA DIDIKAN GORIES MERE

 

 

 

 

JPEG image

Other related posts: