[nasional_list] [ppiindia] Malaria, pembunuh terbesar sepanjang abad

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 15 May 2006 04:41:19 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/poskup/2006/05/15/edisi15/opini.htm

Malaria, pembunuh terbesar sepanjang abad

Oleh Ermi ML Ndoen *



MALARIA kembali memakan korban. Dalam dua minggu terakhir Pulau Sabu dan Pulau 
Semau menjadi saksi kembali mengganasnya penyakit yang telah berumur ribuan 
tahun ini. Tercatat, tidak kurang dari 1.730 orang Sabu (Pos Kupang 06/05) dan 
556 orang Semau (Pos Kupang 05/05) positif malaria. Dari jumlah ini sedikitnya 
delapan bocah di Desa Uitiuana, Kecamatan Semau, akhirnya menyerahkan nyawanya 
direnggut keganasan penyakit ini.

Kejadian luar biasa malaria di Kabupaten Kupang akhir-akhir ini juga merupakan 
suatu pukulan yang sangat berat bagi sektor kesehatan dan masyarakat NTT 
tentunya - di tengah tingginya beban ekonomi sehari-hari dan pro kontra naiknya 
tarif berobat di Rumah Sakit Umum Prof. Yohanes-Kupang. Kejadian kali ini juga 
merupakan suatu tamparan bagi Kabupaten Kupang, karena di kabupaten inilah enam 
tahun yang lalu, tepatnya pada 8 April 2000, bertempat di Desa Babau, Dr. 
Achmad Sujudi, Menteri Kesehatan RI saat itu - didampingi Kepala Perwakilan WHO 
untuk Indonesia Dr. Georg Petersen - mencanangkan dimulainya Gerakan Berantas 
Kembali Malaria atau "GEBRAK MALARIA" secara nasional. Suatu gerakan nasional 
yang diharapkan dapat menekan penyakit malaria dengan melibatkan berbagai 
komponen atau elemen masyarakat. Namun ternyata gerakan ini masih belum 
berhasil mengontrol kasus malaria. Suatu momen sejarah yang sebenarnya harus 
dikenang secara manis, ternyata harus diperingati dengan kenyataan
  pahit. Malaria kembali menjadi masalah di kawasan ini.

Penyakit malaria tidak hanya menjadi masalah Kabupaten Kupang. Penyakit ini 
merupakan salah satu masalah kesehatan masyakarat utama di seluruh dunia. Dalam 
buku The World Malaria Report 2005, Badan Kesehatan Dunia (WHO), menggambarkan 
walaupun berbagai upaya telah dilakukan, hingga tahun 2005 malaria masih 
menjadi masalah kesehatan utama di 107 negara di dunia. Penyakit ini menyerang 
sedikitnya 350-500 juta orang setiap tahunnya dan bertanggung jawab terhadap 
kematian sekitar 1 juta orang setiap tahunnya. Diperkirakan masih sekitar 3,2 
miliar orang hidup di daerah endemis malaria. Malaria juga bertanggung jawab 
secara ekonomis terhadap kehilangan 12 % pendapatan nasional, negara-negara 
yang memiliki malaria.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan 50 persen penduduk Indonesia masih tinggal 
di daerah endemis malaria. Menurut perkiraan WHO, tidak kurang dari 30 juta 
kasus malaria terjadi setiap tahunnya di Indonesia, dengan 30.000 kematian. 
Survai kesehatan nasional tahun 2001 mendapati angka kematian akibat malaria 
sekitar 8-11 per 100.000 orang per tahun. United Nation Development Program 
(UNDP,2004) juga mengklaim bahwa akibat malaria, Indonesia sedikitnya mengalami 
kerugian ekonomi sebesar $ 56,6 juta pertahun.

Secara nasional, Propinsi NTT merupakan propinsi dengan angka kesakitan malaria 
tertinggi. Data Depkes RI tahun 2005 menunjukkan bahwa NTT memiliki angka 
kesakitan malaria 150 per 1.000 orang per tahun, diikuti oleh Papua, 63,91 
kasus per 1000 penduduk per tahun. Di tahun 2004, dilaporkan tidak kurang dari 
711.480 kasus malaria klinik terjadi di NTT, dimana 20% dari 75.000 slide darah 
yang diperiksa positif malaria. Bahkan data Depkes (2000) menunjukkan bahwa 
tidak kurang dari 73% kasus yang diobati di puskesmas dan rumah sakit di NTT 
adalah malaria. Dinas Kesehatan NTT juga mencatat bahwa khusus untuk Kabupaten 
Kupang, rata-rata kasus malaria klinis dari tahun 2002-2004 mencapai 181 kasus 
per 1.000 orang pertahun, bahkan di tahun 2004 mencapai 205 kasus per 1.000 
orang pertahun. Angka ini menunjukkan bahwa untuk daratan Timor, Kabupaten 
Kupang menempati rangking tertinggi kejadian malaria klinis setiap tahunnya.

Sebenarnya, apa dan bagaimana penyakit malaria? Kenapa setelah ribuan tahun 
penyakit ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar umat 
manusia? Andrew Spieldman dan Michael D'Antonio, dalam novelnya yang berjudul 
"Mosquito - The Story of Man's Deadliest Foe" menggambarkan bahwa "tidak ada 
satu pun binatang di muka bumi ini yang menyentuh secara langsung dan sebegitu 
dalamnya mempengaruhi kehidupan dan takdir sebagian besar amat manusia". Kedua 
novelist ini menggambarkan bahwa ternyata nyamuk - seekor makluk kecil yang 
mungkin dengan sekali tepukan bisa dimatikan - sepanjang sejarah kehidupan, 
telah menjadi pengganggu dan bahkan pembunuh nomor satu umat manusia di seluruh 
dunia. Sejak hadirnya, nyamuk telah mengalahkan begitu banyak pemimpin perang 
besar di zaman dahulu, termasuk Napoleon dan pasukannya. Bahkan disebutkan 
bahwa dalam Perang Dunia I, prajurit Inggris yang mati karena digigit "nyamuk" 
malaria lebih banyak dari yang mati karena tertembak peluruh mu
 suh. Tidak hanya sampai di situ, Sandosham (1965), salah satu malarioligist 
ternama juga menggambarkan bahwa nyamuk dan malaria juga telah mengalahkan 
banyak raja besar Romawi pada zaman Alexander the Great. Tidak hanya prajurit 
dan raja, nyamuk dan malaria juga ikut membunuh para Paus, pemimpin agama dan 
negara lainnnya serta tentunya jutaan umat manusia di seluruh muka bumi.

Harrison juga dalam bukunya "Mosquito, Malaria and Man. - A History of 
Hostilities Since" menggambarkan malaria sebagai "the ancient deadly disease". 
Memang, sejarah perkembangan malaria hampir sama tuanya dengan sejarah 
kehadiran manusia di muka bumi. Para ahli memperkirakan bahwa malaria 
kemungkinan berawal dari Afrika sekitar 12.000 - 17.000 tahun yang lalu. Dari 
benua ini, malaria kemudian menyebar ke suluruh dunia, terutama di daerah 
tropis,sejalan dengan sejarah dimulai penjelajahan umat manusia menemukan dan 
menaklukkan daerah-daerah baru, perdagangan serta sejarah penjualan budak-budak 
Afrika pada zaman dulu ke Amerika dan daerah-daerah lainnya.

Malaria juga sudah dikenal oleh para dokter pada zaman China kuno sekitar tahun 
2700 sebelum masehi. Adalah Hippocrates, sang bapak kedokteran, yang pertama 
kali menggambarkan gejala-gejala klinis malaria pada sekitar abab IV Masehi. 
Kata malaria sendiri berasal dari bahasa Itali, "mal'aria". Pada zaman dulu, 
orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara yang kotor. Sementara di 
Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan nama "paladisme atau paludismo", 
yang berarti daerah rawa atau payau karena penyakit ini banyak ditemukan di 
daerah pinggiran pantai. Saking terkenalnya penyakit malaria, William 
Shakespeare, salah satu penulis Inggris yang paling terkenal sepanjang abad 
16-17, juga telah menggambarkan penyakit malaria dalam salah satu karyanya 
sebagai "The Caliban Curse". Caliban adalah salah satu budak Afrika yang 
dikutuk dalam karya Shakespeare, The Tempest (1611).

Pertanyaan sekitar penyebab penyakit malaria akhirnya dijawab oleh Ronald Ross, 
seorang dokter militer Ingris yang bertugas di India pada tahun 1897. Ross 
berhasil membuktikan bahwa ternyata malaria tidak disebabkan oleh udara kotor 
tetapi akibat gigitan nyamuk anopheles. Secara teoritis, cukup hanya dengan 
satu kali gigitan nyamuk anophles seseorang sudah bisa terjangkit malaria, jika 
nyamuk ini mengadung parasite malaria. Berkat penemuannya, Ross akhirnya 
memenangkan hadiah Nobel.

Penyakit malaria sebenarnya merupakan sejenis penyakit yang disebabkan oleh 
parasite yang dikenal dengan nama plasmodium. Parasite ini mempunyai empat 
jenis yaitu plasmodium falciparum, penyebab malaria tropikana dan merupakan 
jenis malaria yang paling berbahaya dengan tingkat kematian tinggi. Jenis, 
plasmodium yang kedua adalah plasmodium vivax, penyebab malaria jenis tertiana. 
Selanjutnya, plasmodium malarie, dan plasmodium ovale, masing-masing penyebab 
malaria jenis quartana dan ovale. Kedua jenis malaria pertama adalah merupakan 
jenis malaria yang paling banyak ditemukan di Indonesia.Kenapa sulit dikontrol?

Walaupun ditularkan oleh nyamuk, penyakit malaria sebenarnya merupakan suatu 
penyakit ekologis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi 
lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dan berpotensi 
melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh 
faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan 
kecepatan angin, ketinggian. Air merupakan faktor esensial bagi 
perkembang-biakan nyamuk. Karena itu dengan adanya hujan bisa menciptakan 
banyak tempat perkembangbiakan nyamuk akibat genangan air yang tidakdialirkan 
di sekitar rumah atau tempat tinggal. Nyamuk dan parasit malaria juga sangat 
cepat berkembang biak pada suhu sekitar 20-27 derajat C, dengan kelembaban 
60-80 %. Karena itu iklim di NTT memiliki kondisi suhu dan kelembaban yang 
ideal untuk perkembangbiakan nyamuk dan parasit malaria.

Secara teoritis, nyamuk bisa terbang sampai 2-3 km, namun pengaruh angin, jarak 
terbang nyamuk bisa mencapai 40 km. Bahkan dengan perkembangan sarana 
transportasi, nyamuk bisa mencapai daerah yang jauh dengan menumpang alat 
transportasi. Para ahli juga memperkirakan bahwa perubahan iklim global telah 
turut mempengaruhi penyebaran nyamuk malaria. Nyamuk anopheles yang biasanya 
hanya ditemukan di daerah dataran rendah sekarang bahkan bisa ditemukan di 
daerah pengunungan, yang tingginya di atas 2000 m dari permukaan laut.

Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria 
adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat 
rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat 
berpindah ke pemukiman manusia. Di daerah pantai, kerusakan hutan bakau dapat 
menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak 
terkontrol.

Malaria juga sulit diberantas karena keberadaan nyamuk itu sendiri yang 
mencapai ratusan spesies. Tidak kurang dari 400 jenis nyamuk anopheles hidup di 
muka bumi. Dari jumlah ini, "hanya" 80 jenis yang dapat menularkan malaria. 
Indonesia memiliki sekurang-kurangnya 20 jenis anopheles; dimana 9 spesies di 
antaranya ditemukan di daerah NTT.

Faktor lain yang turut memperparah kondisi malaria di dunia, termasuk di 
Indonesia adalah akibat resistensi nyamuk terhadap insektisida dan obat anti 
malaria. Zaman dulu DDT merupakan insektisida yang sangat ampuh membunuh nyamuk 
malaria dan berhasil menekan kasus malaria di berbagai belahan bumi. Namun 
belakangan diketahui bahwa ternyata nyamuk telah menjadi kebal dengan DDT dan 
juga pengaruh negatif DDT terhadap kematian serangga lain yang ternyata secara 
ekologis berguna bagi manusia. Karena itu DDT akhirnya dilarang dan tindakan 
penyemprotan rumah untuk tindakan anti malaria menggunakan insektisida lain 
yang lebih mahal. Akibatnya tindakan penyemprotan merupakan kebijakan paling 
akhir yang baru bisa diambil jika cara lainnya dianggap gagal dan hanya dalam 
keadaan kejadian luar biasa atau wabah. Tentunya harus didahului dengan survai 
entomologis untuk mengetahui secara pasti kebiasaan dan perilaku nyamuk malaria 
sebelum disemprot.

Pada zaman dulu, klorokuin merupakan obat anti malaria yang paling ampuh yang 
dipakai untuk mengobati malaria. Dewasa ini, klorokuin juga mulai kehilangan 
keampuhannya akibat resistensi parasit malaria terhadap klorokuin. Kondisi ini 
terjadi karena pola pengobatan dan dosis klorokuin yang sering tidak 
sesuaistandar. Sekarang untuk pengobatan malaria mulai memakai obat baru yang 
dikenal dengan sebutan artemisinin combination treatment atau ACT. Untuk itu, 
agar tidak terjadi resisten pengobatan lagi, sangat diharapkan para petugas 
kesehatan memberikan dosis pengobatan yang tepat dan juga pasien atau 
masyarakat harus taat minum obat sesuai dosis yang disarankan. Jangan karena 
merasa sudah sembuh, lantas pengobatan dihentikan. Ini akan sangat berbahaya 
karena dapat menimbulkan resistensi obat malaria di masa depan.

Cara terakhir untuk mengontrol malaria secara "mudah dan murah" adalah upaya 
proteksi diri dan keluarga terhadap gigitan nyamuk malaria. Marilah kita secara 
bersama-sama memperhatikan lingkungan sekitar kita.

Bebaskan rumah dan tempat tinggal kita dari genangan air atau tutuplah 
tempat-tempat penampungan air yang bisa menjadi sarang nyamuk. Biasakanlah 
tidur dengan menggunakan kelambu atau baju lengan panjang. Jangan biarkan 
terjadi kontak antara nyamuk dengan diri Anda. Selanjutnya, jika Anda sakit, 
cepatlah mencari pengobatan sehingga Anda tidak menjadi sumber penuluran bagi 
keluarga dan tetangga Anda. Yang paling penting, minumlah obat sesuai dosis 
yang diberikan sampai habis. Jangan biarkan malaria merongrong kehidupan kita 
terus. Mari berantas nyamuk untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi 
generasi kita.

* Penulis, PNS pada Dinas Kesehatan NTT


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives
http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Malaria, pembunuh terbesar sepanjang abad