[UntirtaNet] Lima Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup (2)

  • From: <yayantea@xxxxxxxxxxxxx>
  • To: <untirtanet@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 12 Jun 2002 14:21:48 -0400

Lima Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup (2)
Penulis: KH Abdullah Gymnastiar 
3. Jangan Mempersulit Diri
Andaikata kita mau jujur, sesungguhnya kita ini paling hobi mengarang, 
mendramatisasi, dan mempersulit diri. Sebagian besar penderitaan 
kita adalah hasil dramatisasi perasaan dan pikiran sendiri. Selain 
tidak pada tempatnya, pasti ia juga membuat masalah akan menjadi 
lebih besar, lebih seram, lebih dahsyat, lebih pahit, lebih gawat, 
lebih pilu daripada kenyataan yang aslinya, Tentu pada akhirnya 
kita akan merasa jauh lebih nelangsa, lebih repot di dalam menghadapinya/menga
tasinya. 
Orang yang menghadapi masa pensiun, terkadang jauh sebelumnya 
sudah merasa sengsara. Terbayang di benaknya saat gaji yang kecil, 
yang pasti tidak akan mencukupi kebutuhannya. Padahal, saat masih 
bekerja pun gajinya sudah pas-pasan. Ditambah lagi kebutuhan 
anak-anak yang kian membengkak, anggaran rumah tangga plus listrik, 
air, cicilan rumah yang belum lunas dan utang yang belum terbayar. 
Belum lagi sakit, tak ada anggaran untuk pengobatan, sementara 
umur makin menua, fisik kian melemah, semakin panjang derita 
kita buat, semakin panik menghadapi pensiun. Tentu saja sangat 
boleh kita memperkirakan kenyataan yang akan terjadi, namun seharusnya 
terkendali dengan baik. Jangan sampai perkiraan itu membuat kita 
putus asa dan sengsara sebelum waktunya. 
Begitu banyak orang yang sudah pensiun ternyata tidak segawat 
yang diperkirakan atau bahkan jauh lebih tercukupi dan berbahagia 
daripada sebelumnya. Apakah Allah SWT. yang Mahakaya akan menjadi 
kikir terhadap para pensiunan, atau terhadap kakek-kakek dan 
nenek-nenek? Padahal, pensiun hanyalah salah satu episode hidup 
yang harus dijalani, yang tidak mempengaruhi janji dan kasih 
sayang Allah. 
Maka, di dalam menghadapi persoalan apa pun jangan hanyut tenggelam 
dalam pikiran yang salah. Kita harus tenang, menguasai diri seraya 
merenungkan janji dan jaminan pertolongan Allah Swt. Bukankah 
kita sudah sering melalui masa-masa yang sangat sulit dan ternyata 
pada akhirnya bisa lolos? 
Yakinlah bahwa Allah yang Mahatahu segalanya pasti telah mengukur 
ujian yang menimpa kita sesuai dengan dosis yang tepat dengan 
keadaan dan kemampuan kita. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan 
itu pasti ada kemudahan, dan sesudah kesulitan itu pasti ada 
kemudahan" (QS Al-Insyirah [94]:5-6). Sampai dua kali Allah Swt 
menegaskan janji-Nya. Tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus 
mendapatkan kesulitan karena dunia bukanlah neraka. Demikian 
juga tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus memperoleh kelapangan 
dan kemudahan karena dunia bukanlah surga. Segalanya pasti akan 
ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt. 
4. Evaluasi Diri 
Ketahuilah, hidup ini bagaikan gaung di pegunungan: apa yang 
kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali kepada kita. 
Artinya, segala yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang 
kita lakukan. "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat 
zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa 
yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan 
melihat balasannya pula" (QS Al-ZalZalah [99]: 7-8) 
Allah Swt Maha Peka terhadap apapun yang kita lakukan. Dengan 
keadilan-Nya tidak akan ada yang meleset, siapa pun yang berbuat, 
sekecil dan setersembunyi apapun kebaikan, niscaya Allah Swt, 
akan membalas berlipat ganda dengan aneka bentuk yang terbaik 
menurut-Nya. Sebaliknya, kezaliman sehalus apapun yang kita lakukan 
yang tampaknya seperti menzalimi orang lain, padahal sesungguhnya 
menzalimi diri sendiri, akan mengundang bencana balasan dari 
Allah Swt, yang pasti lebih getir dan gawat. Naudzubillah. 
Andaikata ada batu yang menghantam kening kita, selain hati harus 
ridha, kita pun harus merenung, mengapa Allah menimpakan batu 
ini tepat ke kening kita, padahal lapangan begitu luas dan kepala 
ini begitu kecil? Bisa jadi semua ini adalah peringatan bahwa 
kita sangat sering lalai bersujud, atau sujud kita lalai dari 
mengingat-Nya. Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia, 
pasti segalanya ada hikmahnya. 
Dompet hilang? Mengapa dari satu bus, hanya kita yang ditakdirkan 
hilang dompet? Jangan sibuk menyalahkan pencopet karena memang 
sudah jelas ia salah dan memang begitu pekerjaannya. Renungkankah: 
boleh jadi kita ini termasuk si kikir, si pelit, dan Allah Mahatahu 
jumlah zakat dan sedekah yang dikeluarkan. Tidak ada kesulitan 
bagi-Nya untuk mengambil apapun yang dititipkan kepada hamba-hamba-Nya. 

Anak nakal, suami kurang betah di rumah dan kurang mesra, rezeki 
seret dan sulit, bibir sariawan terus menerus, atau apa saja 
kejadian yang menimpa dan dalam bentuk apapun adalah sarana yang 
paling tepat untuk mengevaluasi segala yang terjadi. Pasti ada 
hikmah tersendiri yang sangat bermanfaat, andaikata kita mau 
bersungguh-sungguh merenunginya dengan benar. 
Jangan terjebak pada sikap yang hanya menyalahkan orang lain 
karena tindakan emosional seperti ini hanya sedikit sekali memberi 
nilai tambah bagi kepribadian kita. Bahkan, apabila tidak tepat 
dan berlebihan, akan menimbulkan kebencian dan masalah baru. 

Ketahuilah dengan sungguh-sungguh, dengan mengubah diri, berarti 
pula kita mengubah orang lain. Camkan bahwa orang lain tidak 
hanya punya telinga, tetapi mereka pun memiliki mata, perasaan, 
pikiran yang dapat menilai siapa diri kita yang sebenarnya. 
Jadikanlah setiap masalah sebagai sarana efektif untuk mengevaluasi 
dan memperbaiki diri karena hal itulah yang menjadi keuntungan 
bagi diri dan dapat mengundang pertolongan Allah Swt. 

5. Hanya Allah-lah Satu satunya Penolong
Sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah 
Swt. Baik berupa musibah maupun nikmat. Walaupun bergabung jin 
dan manusia seluruhnya untuk mencelakakan kita, demi Allah tidak 
akan jatuh satu helai rambut pun tanpa izin-Nya. Begitu pun sebaliknya, 
walaupun bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong 
atau memberi sesuatu, tidak pernah akan datang satu sen pun tanpa 
izin-Nya. 
Mati-matian kita ikhtiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa 
izin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Maka, sebodoh-bodoh 
kita adalah orang yang paling berharap dan takut kepada selain 
Allah Swt. Itulah biang kesengsaraan dan biang menjauhnya pertolongan 
Allah Swt. 
Ketahuilah, makhluk itu "La haula wala quwata illa billahil' 
aliyyil ' azhim" tiada daya dan tiada upaya kecuali pertolongan 
Allah Yang MahaAgung. Asal kita hanyalah dari setetes sperma, 
ujungnya jadi bangkai, ke mana-mana membawa kotoran. 
Allah menjanjikan dalam Surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3, "Barang 
siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa), niscaya 
Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya, 
dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. 
Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, niscaya 
akan dicukupi segala kebutuhannya." 
Jika kita menyadari dan meyakininya, kita memiliki bekal yang 
sangat kukuh untuk mengarungi hidup ini, tidak pernah gentar 
menghadapi persoalan apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui 
struktur masalah kita yang sebenarnya berikut segala jalan keluar 
terbaik hanyalah Allah Swt Yang Mahasempurna. Dia sendiri berjanji 
akan memberi jalan keluar dari segala masalah, sepelik dan seberat 
apapun karena bagi Dia tidak ada yang rumit dan pelik, semuanya 
serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya. 
Pendek kata, jangan takut menghadapi masalah, tetapi takutlah 
tidak mendapat pertolongan Allah dalam menghadapinya. Tanpa pertolongan-Nya, 
kita akan terus berkelana dalam kesusahan, dari satu persoalan 
ke persoalan lain, tanpa nilai tambah bagi dunia dan akhirat 
kita~ benar-benar suatu kerugian yang nyata. 
Terimalah ucapan selamat berbahagia, bagi saudara-saudaraku yang 
taat kepada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan 
dan kesenangan, shalatnya terjaga, akhlaknya mulia, dermawan, 
hati bersih, dan larut dalam amal-amal yang disukai Allah. 
InsyaAllah, masalah yang ada akan menjadi jalan pendidikan dan 
Allah yang akan semakin mematangkan diri, mendewasakan, menambah 
ilmu, meluaskan pengalaman, melipatgandakan ganjaran, dan menjadikan 
hidup ini jauh lebih bermutu, mulia, dan terhormat di dunia akhirat. 

Semoga, dengan izin Allah, uraian ini ada manfaatnya. *** (Bagian 
terakhir dari 2 tulisan)


___________________________________________________________
Sent by ePrompter, the premier email notification software.
Free download at http://www.ePrompter.com.

===============================================================
(C)opyright 1999-2002 UntirtaNet
Milis ini dikelola oleh alumni Universitas Tirtayasa Banten - Indonesia 
dan terbuka untuk semua Civitas Academica Universitas Tirtayasa Banten 
Untuk berlangganan, kirim email ke: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx, dengan  
Subject 'Subscribe' atau lansung ke  //www.freelists.org/cgi-bin/list?
list_id=untirtanet Untuk kirim pesan: untirtanet@xxxxxxxxxxxxx
Please visit our Homepage: http://www.untirtanet.org
---------------------------------------------------------------------------

Other related posts:

  • » [UntirtaNet] Lima Kiat Praktis Menghadapi Persoalan Hidup (2)