UAV BPPT Tidak Terdeteksi Radar <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/uav-bppt-tidak-terdeteksi -radar.html> UAV Alap-Alap dalam sebuah pengujian oleh BPPT (photo : BPPT) REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi pesawat intai tanpa awak alias unmanned aerial vehicle (UAV), buatan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) tidak bisa dideteksi radar pesawat. Kepala Program Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) BPPT Joko Puwono, mengatakan prototipe pesawat terbang produksinya dijamin tidak terdeteksi radar musuh. Pasalnya seluruh bahan pesawat terbuat dari komposit murni tidak mengandung unsur metal. Meski begitu, pihaknya menyatakan pesawat intai Wulung, Gagak, Pelatuk, Alap-alap, hingga Slipi, tetap butuh pengembangan dan inovasi untuk menyiasati semakin canggihnya pendeteksian teknologi radar lawan. "Pesawat kami dijamin tidak terdeteksi radar, tapi kalau memuai sedikit karena panas mesin bisa jadi terdeteksi radar. Masih butuh pengembangan," beber Joko kepada Republika, Sabtu (4/2) . Karena pengembangan pesawat intai butuh modal, pihaknya menyarankan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) agar tidak perlu jauh-jauh membeli produk Israel Aerospace Industries (IAI). Selain bisa memperkuat industri pertahanan dalam negeri, lanjut Joko, anggaran pembelian pesawat dapat digunakan untuk inovasi dan pengembangan pesawat intai karya BPPT. Berdasarkan catatan Republika, harga pesawat intai IAI dengan teknologi terbaru rata-rata 6 juta dolar AS atau Rp 54 miliar. Adapun PUNA BPPT hanya menghabiskan anggaran Rp 1,3 miliar per unit. Memang diakuinya produk Israel lebih canggih, namun kalau pesawat intai BPPT semakin sering diutak-atik maka butuh beberapa tahun untuk mengejar ketertinggalan teknologi. Ini lantaran sumber daya manusia (SDM) BPPT hanya kurang mendapat kesempatan dan pembelajaran sebab Kemenhan maupun user lain tidak pernah mengajak pihaknya untuk mengembangkan pesawat intai terbaru. "Pesawat kami ada yang jenis patroli keamanan di lautan hingga untuk membuat hujan buatan, tinggal dimodernisasi saja," papar Joko. AS Peringatkan RI Masalah Papua <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/as-peringatkan-ri-masalah -papua.html> <http://seputarnusantara.com/wp-content/uploads/2010/07/as.jpg> [WASHINGTON] Amerika Serikat mendesak Indonesia dalam penanganan sejumlah kasus di Papua. Salah satu diantaranya yang disorot adalah kasus sidang pengadilan lima aktivis Papua yang mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah NKRI ini. Padahal Indonesia merupakan sekutu yang hangat dengan AS. Namun pengadilan di Papua mendapat sorotan atas kasus pengibaran bendera Papua Merdeka dan pendeklarasian berdirinya negara Papua dalam sebuah acara. Jika terbukti bersalah, kelima aktivis Papua ini bisa dihukum penjara dengan tuduhan melakukan makar. "Kami mendesak otoritas di Indonesia supaya menjalankan prosedur keamanan dalam kasus ini dengan didasari hukum Indonesia dan juga kewajiban hukum internasional Indonesia pada semua orang yang didakwa," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, baru-baru ini. "Kami meminta Pemerintah Indonesia untuk mau bekerjasama dengan warga asli Papua untuk mendengar keluhan mereka, kemudian menyelesaikan konflik di sana secara damai, dan juga membangun Provinsi Papua," ungkap Kemenlu AS seperti dikutip AFP. [L-9 ] Rusia Kembali Menghidupkan Patroli Rutin KS di Perairan Internasional Seluruh Dunia <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/rusia-kembali-menghidupka n-patroli.html> <http://russiandefpolicy.files.wordpress.com/2010/09/borey-class-ssbn-yu riy-dolgorukiy.jpg> Borey-class SSBN Yuriy Dolgorukiy MOSKWA, KOMPAS.com - Kapal-kapal selam strategis Rusia akan menghidupkan lagi "tradisi" berpatroli rutin di perairan internasional di seluruh dunia mulai Juni 2012 nanti. Ini berarti mengulang kebiasaan angkatan bersenjata Uni Soviet pada era Perang Dingin. "Pada 1 Juni atau tak lama setelah itu, kami akan melanjutkan patroli tetap di lautan di seluruh dunia oleh kapal-kapal selam nuklir strategis," tutur Kepala Staf Angkatan Laut Rusia, Laksamana Vladimir Vysotsky. Sejak Uni Soviet runtuh, jumlah patroli kapal selam nuklir Rusia di perairan internasional terus merosot. Pada puncaknya di tahun 1984, pada saat era Perang Dingin, ada lebih dari 230 operasi patroli kapal selam di perairan internasional setiap tahun. Sementara saat ini, hanya ada sekitar 10 operasi kapal selam per tahun. Vysotsky meyakini, armada kapal selam tetap menjadi tulang punggung kekuatan AL Rusia, dan akan terus memainkan peran pertahanan yang penting di masa depan. Rusia saat ini mengoperasikan 12 kapal selam strategis bertenaga nuklir, yakni lima kapal kelas Delta-III, enam kapal kelas Delta-IV, dan satu kapal kelas Akula (Typhoon menurut sebutan NATO). Dua kapal selam kelas Akula, yakni Arkhangelsk dan Severstal, disimpan sebagai kekuatan cadangan di pangkalan AL Severodvinsk, Rusia utara. Rusia juga berencana membuat delapan kapal selam strategis generasi terbaru, yakni kelas Borey, hingga 2020. Kapal selam pertama dari generasi ini, Yury Dolgoruky, dijadwalkan bergabung dengan Armada Pasifik Rusia di Vladivostok paling cepat bulan Juni tahun ini. (RIA Novosti/DHF) F35 Tertunda, AU AS Perpanjang Usia F16 <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/f35-tertunda-au-as-perpan jang-usia-f16.html> WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) berencana menganggarkan dana 2,8 miliar dollar AS (Rp 25,1 triliun) untuk memodernisasi armada pesawat tuanya. Hal itu dilakukan setelah produksi pesawat masa depan F-35 Lightning II terus tertunda-tunda. USAF saat ini merencanakan meningkatkan kemampuan 350 pesawat tempur F-16 Fighting Falcon untuk menjaga kondisinya agar layak operasional sambil menunggu F-35 memasuki skala produksi penuh. "Masalah dengan F-35 adalah pesawat-pesawat tersebut tidak dikirim secepat rencana awal," ujar Jenderal Norton Schwartz, Kepala Staf Angkatan Udara AS, Jumat (3/2 /2012). <http://www.wallpaper1080hd.com/photo/usa/air/f16ef/f16e_f15.jpg> <http://www.wallpaper1080hd.com/photo/usa/air/f16ef/f16e_f15.jpg> Rencana modernisasi armada F-16 ini sedang disusun sebagai bagian dari pengajuan anggaran pertahanan untuk tahun fiskal 2013. Pesawat yang dibuat dalam program Joint Strike Fighter (JSF) itu dirancang untuk mengganti seluruh armada pesawat tempur yang dioperasikan angkatan bersenjata AS saat ini. Varian F-35A , yang lepas landas dan mendarat dari lapangan terbang konvensional, dirancang untuk menggantikan F-16. Namun, berbagai masalah teknis serius terus menghambat produksi pesawat tempur generasi kelima ini, dan ongkos produksinya pun terus membengkak. Meski demikian, Menteri Angkatan Udara AS, Michael Donley, menegaskan, Pemerintah AS akan berkomitmen terhadap program JSF dan tetap akan memesan 2.443 unit pesawat ini seperti rencana semula. Sebelumnya, sempat ada kekhawatiran beberapa negara mitra program JSF bahwa militer AS akan memangkas jumlah pesanannya, yang akan berdampak pada kenaikan harga satuan F-35 . "Ini adalah program yang harus dilakukan bagi angkatan bersenjata kami. Ini adalah masa depan kekuatan udara kami, tidak hanya bagi AU, AL, dan Korps Marinir, tetapi juga bagi 12 mitra internasional kami," tandas Donley. Sebelumnya, militer AS berharap 423 unit pesawat ini sudah akan dikirim selama periode 2013-2017. Namun, dengan berbagai kendala yang terjadi, jumlah rencana pengiriman itu dipangkas menjadi hanya 244 pesawat. (AFP/DHF) Nanggala Telah Tiba di Perairan RI <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/nanggala-telah-tiba-di-pe rairan-ri.html> <http://4.bp.blogspot.com/-WsxB8bccL2A/Ty8o4A_aOII/AAAAAAAAYjQ/PmSAuq4Z7 M4/s1600/20120120150004579311.jpg> KRI Nanggala diserahterimakan ke Indonesia oleh DSME. (Foto: DSME) Jakarta (ANTARA News) - Kapal selam TNI Angkatan Laut KRI Nanggala/402 telah tiba di perairan Indonesia, setelah menjalani perbaikan menyeluruh di Korea Selatan selama hampir dua tahun. Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati kepada ANTARA di Jakarta, Minggu mengungkapkan KRI Nanggala kemungkinan sudah berada di Laut Jawa sebelum akhirnya tiba di Dermaga Ujung Surabaya, Komando Armada RI Kawasan Timur, Senin (6/2 ). "KRI Nanggala secara resmi akan disambut kedatangannya oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan Ketua Komisi I DPR," katanya menambahkan. Seperti KRI Cakra-401 , maka KRI Nanggala menjalani perbaikan total di galangan kapal di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. Kembalinya kapal selam tipe U-209 /1300 buatan Jerman pada 1981 itu, memantapkan kekuatan pemukul TNI Angkatan Laut bersama KRI Cakra-401 sebagai arsenal bawah laut Tanah Air. Selama perbaikan total di Korea Selatan itu, KRI Nanggala-402 bermesin diesel-listrik buatan galangan kapal di Kiel, Jerman, itu diperkuat struktur kapal, lapisan bajanya, sistem navigasi, dan persenjataan bawah air serta sonarnya. KRI Nanggala dan KRI Cakra dibuat galangan kapal Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada 1981 tipe U-209 /1300. Kapal selam tersebut berbobot mati 1.395 ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot di dalam air, menyelam di kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut.