[breaktime-corner] berita militer...

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 6 Feb 2012 23:05:13 +0800

 

UAV BPPT Tidak Terdeteksi Radar
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/uav-bppt-tidak-terdeteksi
-radar.html>  



UAV Alap-Alap dalam sebuah pengujian oleh BPPT (photo : BPPT) 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi

pesawat intai tanpa awak alias unmanned

aerial vehicle (UAV), buatan Badan

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi

(BPPT) tidak bisa dideteksi radar pesawat.

Kepala Program Pesawat Udara Nir Awak

(PUNA) BPPT Joko Puwono, mengatakan

prototipe pesawat terbang produksinya

dijamin tidak terdeteksi radar musuh.

Pasalnya seluruh bahan pesawat terbuat

dari komposit murni tidak mengandung

unsur metal. Meski begitu, pihaknya

menyatakan pesawat intai Wulung, Gagak,

Pelatuk, Alap-alap, hingga Slipi, tetap butuh

pengembangan dan inovasi untuk

menyiasati semakin canggihnya

pendeteksian teknologi radar lawan.

"Pesawat kami dijamin tidak terdeteksi

radar, tapi kalau memuai sedikit karena

panas mesin bisa jadi terdeteksi radar.

Masih butuh pengembangan," beber Joko

kepada Republika, Sabtu (4/2) .

Karena pengembangan pesawat intai butuh

modal, pihaknya menyarankan Kementerian

Pertahanan (Kemenhan) agar tidak perlu

jauh-jauh membeli produk Israel Aerospace

Industries (IAI). Selain bisa memperkuat

industri pertahanan dalam negeri, lanjut

Joko, anggaran pembelian pesawat dapat

digunakan untuk inovasi dan

pengembangan pesawat intai karya BPPT.

Berdasarkan catatan Republika, harga

pesawat intai IAI dengan teknologi terbaru

rata-rata 6 juta dolar AS atau Rp 54 miliar.

Adapun PUNA BPPT hanya menghabiskan

anggaran Rp 1,3 miliar per unit.

Memang diakuinya produk Israel lebih

canggih, namun kalau pesawat intai BPPT

semakin sering diutak-atik maka butuh

beberapa tahun untuk mengejar

ketertinggalan teknologi. Ini lantaran

sumber daya manusia (SDM) BPPT hanya

kurang mendapat kesempatan dan

pembelajaran sebab Kemenhan maupun

user lain tidak pernah mengajak pihaknya

untuk mengembangkan pesawat intai

terbaru. "Pesawat kami ada yang jenis

patroli keamanan di lautan hingga untuk

membuat hujan buatan, tinggal

dimodernisasi saja," papar Joko.

 

AS Peringatkan RI Masalah Papua
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/as-peringatkan-ri-masalah
-papua.html>  

 <http://seputarnusantara.com/wp-content/uploads/2010/07/as.jpg> 

[WASHINGTON] Amerika Serikat

mendesak Indonesia dalam

penanganan sejumlah kasus di Papua.

Salah satu diantaranya yang disorot

adalah kasus sidang pengadilan lima

aktivis Papua yang mendeklarasikan

kemerdekaan di wilayah NKRI ini.

Padahal Indonesia merupakan sekutu

yang hangat dengan AS.

Namun pengadilan di Papua mendapat

sorotan atas kasus pengibaran bendera

Papua Merdeka dan pendeklarasian

berdirinya negara Papua dalam sebuah

acara.

Jika terbukti bersalah, kelima aktivis

Papua ini bisa dihukum penjara dengan

tuduhan melakukan makar.

"Kami mendesak otoritas di Indonesia

supaya menjalankan prosedur

keamanan dalam kasus ini dengan

didasari hukum Indonesia dan juga

kewajiban hukum internasional

Indonesia pada semua orang yang

didakwa," tegas juru bicara

Kementerian Luar Negeri AS, baru-baru

ini.

"Kami meminta Pemerintah Indonesia

untuk mau bekerjasama dengan warga

asli Papua untuk mendengar keluhan

mereka, kemudian menyelesaikan

konflik di sana secara damai, dan juga

membangun Provinsi Papua," ungkap

Kemenlu AS seperti dikutip AFP. [L-9 ]

 

Rusia Kembali Menghidupkan Patroli Rutin KS di Perairan Internasional
Seluruh Dunia
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/rusia-kembali-menghidupka
n-patroli.html>  

 
<http://russiandefpolicy.files.wordpress.com/2010/09/borey-class-ssbn-yu
riy-dolgorukiy.jpg> 

Borey-class SSBN Yuriy Dolgorukiy

 

MOSKWA, KOMPAS.com -

Kapal-kapal selam strategis

Rusia akan menghidupkan

lagi "tradisi" berpatroli rutin

di perairan internasional di

seluruh dunia mulai Juni

2012 nanti. Ini berarti

mengulang kebiasaan

angkatan bersenjata Uni

Soviet pada era Perang

Dingin.

"Pada 1 Juni atau tak lama

setelah itu, kami akan

melanjutkan patroli tetap di

lautan di seluruh dunia oleh

kapal-kapal selam nuklir

strategis," tutur Kepala Staf

Angkatan Laut Rusia,

Laksamana Vladimir

Vysotsky.

Sejak Uni Soviet runtuh,

jumlah patroli kapal selam

nuklir Rusia di perairan

internasional terus merosot.

Pada puncaknya di tahun

1984, pada saat era Perang

Dingin, ada lebih dari 230

operasi patroli kapal selam di

perairan internasional setiap

tahun. Sementara saat ini,

hanya ada sekitar 10 operasi

kapal selam per tahun.

Vysotsky meyakini, armada

kapal selam tetap menjadi

tulang punggung kekuatan

AL Rusia, dan akan terus

memainkan peran

pertahanan yang penting di

masa depan.

Rusia saat ini

mengoperasikan 12 kapal

selam strategis bertenaga

nuklir, yakni lima kapal kelas

Delta-III, enam kapal kelas

Delta-IV, dan satu kapal kelas

Akula (Typhoon menurut

sebutan NATO). Dua kapal

selam kelas Akula, yakni

Arkhangelsk dan Severstal,

disimpan sebagai kekuatan

cadangan di pangkalan AL

Severodvinsk, Rusia utara.

Rusia juga berencana

membuat delapan kapal

selam strategis generasi

terbaru, yakni kelas Borey,

hingga 2020. Kapal selam

pertama dari generasi ini,

Yury Dolgoruky, dijadwalkan

bergabung dengan Armada

Pasifik Rusia di Vladivostok

paling cepat bulan Juni tahun

ini. (RIA Novosti/DHF)

 

F35 Tertunda, AU AS Perpanjang Usia F16
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/f35-tertunda-au-as-perpan
jang-usia-f16.html>  



 


WASHINGTON DC,
KOMPAS.com - Angkatan
Udara Amerika Serikat
(USAF) berencana
menganggarkan dana 2,8
miliar dollar AS (Rp 25,1
triliun) untuk memodernisasi
armada pesawat tuanya. Hal
itu dilakukan setelah
produksi pesawat masa
depan F-35 Lightning II terus
tertunda-tunda.
USAF saat ini merencanakan
meningkatkan kemampuan
350 pesawat tempur F-16
Fighting Falcon untuk
menjaga kondisinya agar
layak operasional sambil
menunggu F-35 memasuki
skala produksi penuh.
"Masalah dengan F-35
adalah pesawat-pesawat
tersebut tidak dikirim secepat
rencana awal," ujar Jenderal
Norton Schwartz, Kepala Staf
Angkatan Udara AS, Jumat
(3/2 /2012).

  <http://www.wallpaper1080hd.com/photo/usa/air/f16ef/f16e_f15.jpg>  
<http://www.wallpaper1080hd.com/photo/usa/air/f16ef/f16e_f15.jpg> 


Rencana modernisasi
armada F-16 ini sedang
disusun sebagai bagian dari
pengajuan anggaran
pertahanan untuk tahun
fiskal 2013.
Pesawat yang dibuat dalam
program Joint Strike Fighter
(JSF) itu dirancang untuk
mengganti seluruh armada
pesawat tempur yang
dioperasikan angkatan
bersenjata AS saat ini. Varian
F-35A , yang lepas landas dan
mendarat dari lapangan
terbang konvensional,
dirancang untuk
menggantikan F-16.
Namun, berbagai masalah
teknis serius terus
menghambat produksi
pesawat tempur generasi
kelima ini, dan ongkos
produksinya pun terus
membengkak.
Meski demikian, Menteri
Angkatan Udara AS, Michael
Donley, menegaskan,
Pemerintah AS akan
berkomitmen terhadap
program JSF dan tetap akan
memesan 2.443 unit
pesawat ini seperti rencana
semula.
Sebelumnya, sempat ada
kekhawatiran beberapa
negara mitra program JSF
bahwa militer AS akan
memangkas jumlah
pesanannya, yang akan
berdampak pada kenaikan
harga satuan F-35 .
"Ini adalah program yang
harus dilakukan bagi
angkatan bersenjata kami.
Ini adalah masa depan
kekuatan udara kami, tidak
hanya bagi AU, AL, dan Korps
Marinir, tetapi juga bagi 12
mitra internasional kami,"
tandas Donley.
Sebelumnya, militer AS
berharap 423 unit pesawat
ini sudah akan dikirim
selama periode 2013-2017.
Namun, dengan berbagai
kendala yang terjadi, jumlah
rencana pengiriman itu
dipangkas menjadi hanya
244 pesawat. (AFP/DHF)

Nanggala Telah Tiba di Perairan RI
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/02/nanggala-telah-tiba-di-pe
rairan-ri.html>  

 
<http://4.bp.blogspot.com/-WsxB8bccL2A/Ty8o4A_aOII/AAAAAAAAYjQ/PmSAuq4Z7
M4/s1600/20120120150004579311.jpg> 

KRI Nanggala diserahterimakan ke Indonesia oleh DSME. (Foto: DSME) 

 

Jakarta (ANTARA News) - Kapal selam TNI

Angkatan Laut KRI Nanggala/402 telah tiba

di perairan Indonesia, setelah menjalani

perbaikan menyeluruh di Korea Selatan

selama hampir dua tahun.

Juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana

Pertama Untung Suropati kepada ANTARA

di Jakarta, Minggu mengungkapkan KRI

Nanggala kemungkinan sudah berada di

Laut Jawa sebelum akhirnya tiba di

Dermaga Ujung Surabaya, Komando

Armada RI Kawasan Timur, Senin (6/2 ).

"KRI Nanggala secara resmi akan disambut

kedatangannya oleh Kepala Staf Angkatan

Laut Laksamana TNI Soeparno dan Ketua

Komisi I DPR," katanya menambahkan.

Seperti KRI Cakra-401 , maka KRI Nanggala

menjalani perbaikan total di galangan kapal

di galangan kapal Daewoo Shipbuilding &

Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan.

Kembalinya kapal selam tipe U-209 /1300

buatan Jerman pada 1981 itu,

memantapkan kekuatan pemukul TNI

Angkatan Laut bersama KRI Cakra-401

sebagai arsenal bawah laut Tanah Air.

Selama perbaikan total di Korea Selatan itu,

KRI Nanggala-402 bermesin diesel-listrik

buatan galangan kapal di Kiel, Jerman, itu

diperkuat struktur kapal, lapisan bajanya,

sistem navigasi, dan persenjataan bawah

air serta sonarnya.

KRI Nanggala dan KRI Cakra dibuat

galangan kapal Howaldtswerke, Kiel, Jerman

pada 1981 tipe U-209 /1300.

Kapal selam tersebut berbobot mati 1.395

ton, berdimensi 59,5 meter x 6,3 meter x

5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik

mampu melaju dengan kecepatan kurang

lebih 25 knot di dalam air, menyelam di

kedalaman sekitar 200 meter dari

permukaan laut.

 

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: