[breaktime-corner] Re: berita militer..

  • From: "Muhammad Faishol Husni" <faishol.husni@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 8 May 2012 10:24:41 +0800

padahal aku suka beritanya tp klo gini biasa langsung shift del

________________________________

From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx on behalf of Saikhu Rochman
Sent: Mon 5/7/2012 08:00 PM
To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx
Subject: [breaktime-corner] Re: berita militer..



Sorry mas nggak ngecer...

xixixixixi

 

________________________________

From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx [mailto:tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx] 
On Behalf Of Muhammad Faishol Husni
Sent: Monday, May 07, 2012 7:58 PM
To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx
Subject: RE: [breaktime-corner] berita militer..

 

 

mas momod militer...... mohon donk klo posting 1 judul satu postingan aja, 
biiar enak bacanya 

________________________________

From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx on behalf of Saikhu Rochman
Sent: Sen 5/7/2012 07:03
To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx
Subject: [breaktime-corner] berita militer..

Tim Ahli untuk Menganalisis Nakhoda Ragam Class Akan Dibentuk 
<http://defense-studies.blogspot.com/2012/05/tim-ahli-untuk-menganalisis-nakhoda.html>
  

 

  
<http://3.bp.blogspot.com/-Vdy2wWNxuW0/T6SXnaM6OGI/AAAAAAAANZ8/FjjHAVogDSE/s1600/Ragam+class.jpg>
 

Nakhoda Ragam class korvet dibandingkan dengan korvet lainnya di kawasan (all 
photos : Juldas-Thaifighterclub)

 

Beli Kapal Bekas Brunei, TNI Kembali Tuai Kritik

 

Rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru untuk Tentara 
Nasional Indonesia (TNI) kembali dikritik oleh Komisi I DPR. 

 

Belum surut kontroversi soal pembelian tank Leopard bekas dari Belanda, kini 
DPR mengkritik rencana pemerintah untuk memborong tiga buah kapal Light Fregat 
eks Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam seharga 301 juta Euro.

 

"Ini patut dipertanyakan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin di 
Jakarta, Selasa (2/5).

 

  
<http://4.bp.blogspot.com/-iXq2XzTW83o/T6SXMYJpTxI/AAAAAAAANZs/zpmNWIPXMPs/s1600/Kedah+class.bmp>
 

 

Berdasarkan informasi yang diperolehnya, jenis kapal yang akan dibeli tersebut 
merupakan produk Inggris yang dipesan Kesultanan Brunei tujuh tahun lalu.

 

Armada kapal itu dilego ke Indonesia setelah kapal tersebut selesai dibangun 
tiba-tiba Brunei Darussalam membatalkannya karena spesifikasi teknisnya tidak 
sesuai permintaan Angkatan Laut Kesultanan Brunei. 

 

Hal itupun dibawa ke Pengadilan Arbitrase Internasional. Setelah lewat 
arbritase internasional, Brunei Darussalam dinyatakan kalah dan mereka tetap 
harus membayar produsen di Inggris. 

 

  
<http://2.bp.blogspot.com/-b7-J2MqMrvc/T6SXY8i3aCI/AAAAAAAANZ0/ucLFPyOhc5U/s1600/Diponegoro+class.bmp>
 

 

 

Tubagus melanjutkan, kemudian pihak Brunei membarter kapal-kapal tersebut dan 
diserahkan ke galangan Lursen Jerman untuk dijual. Kesultanan Brunei  lalu 
membeli kapal baru jenis Ocean Patrol Vessel (OPV).

 

"Pertanyaannya mengapa kapal yang gagal tidak memenuhi standar spesifikasi 
teknis harus kita  beli? Jangan-jangan ketika sudah dibeli malah tak bisa 
dipakai," kata dia.

 

  
<http://3.bp.blogspot.com/-Dt6ZoXeRrRg/T6SW_iA4c3I/AAAAAAAANZk/JFVes077zGQ/s1600/Pattani+class.bmp>
 

 

Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan tiga kapal perang itu memang relatif 
murah dari sisi harga. Namun justru hal itu seharusnya diperjelas.

 

"Komisi I DPR akan meminta tim ahli untuk menganalisis ketiga kapal tersebut 
agar setelah dibeli mampu memberikan penguatan optimal pada sistim persenjataan 
TNI AL," tutur dia.

TNI Siap Jadi 10 Besar Pengirim Pasukan Perdamaian 
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/05/tni-siap-jadi-10-besar-pengirim-pasukan.html>
  

  
<http://3.bp.blogspot.com/-IxreueCBNGU/T6dSxBxNg8I/AAAAAAAAZ3M/nWe-elrgo8Q/s1600/5835337755_64f0046a3a_b.jpg>
 

Prajurit UNIFIL dari kontingen Indonesia melakukan patroli menggunakan 
kendaraan tempur di dekat Taybe, Sektor Timur Area Operasi. (Foto: Pasqual 
Gorriz/Unifil)

 4 Mei 2012, Jakarta: TNI berupaya membentuk satu batalyon mekanis yang 
memiliki kekuatan 800-1.000 personel untuk misi perdamaian Perserikatan Bangsa 
Bangsa. Hal ini merupakan bagian dari target Indonesia untuk masuk dalam 
peringkat 10 besar negara yang mengirimkan pasukan perdamaian.

"Kami harap tahun 2012 satu batalyon mekanis yang disiapkan dan satu kompi zeni 
bisa dikirim ke negara-negara yang tengah berkonflik. Kita punya kemampuan 
untuk melakukan tugas-tugas tersebut," kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan 
Perdamaian Brigadir Jenderal TNI Imam Edy Mulyono di kawasan Indonesia Peace 
and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/5).

Dengan membentuk batalyon mekanis ini, dia berharap TNI memiliki batalyon gerak 
cepat (standby forces) dan masuk dalam puncak United Nation Standby Aransement 
System (UNSAS). Penyiapan pasukan ini, menurut Imam, merupakan bagian dari 
target TNI untuk masuk ke dalam 10 besar negara yang mengirimkan pasukan 
perdamaian.

Dua tahun ke depan, TNI menargetkan dapat mengirimkan 4.000 personel di 
sejumlah negara yang berkonflik. "Dengan jumlah 4.000 personel, diharapkan 
Indonesia masuk 10 besar negara di dunia yang mengirimkan pasukan perdamaian.

Kita akan cari peluang-peluang yang ada dan melakukan kerja sama dengan lembaga 
lain yang berkaitan dengan peacekeeping di lingkup ASEAN," tutur Imam.

PMPP juga tengah mencoba untuk mencari gambaran karena beberapa misi juga 
menyatakan akan memberikan seruan, khususnya untuk rumah sakit militer dimana 
PMPP akan menyiapkan tim medisnya, termasuk dokter spesialis.  

Komandan PMPP TNI Tutup Kursus UNSOG dan UNLOG

Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian, Brigjen TNI Imam Edi Mulyono 
menutup pelatihan Special Operations Group of the United Nation (UNSOG) dan 
United Nation Logistics Officers (UNLOG) yang diikuti oleh 80 orang perwira 
dari TNI dan perwakilan dari delapan negara.

"Dengan berakhirnya pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat menjalankan 
tugas dalam misi penjaga perdamaian (peacekeeping)," kata Komandan PMPP 
Brigadir Jenderal TNI Imam Edi Mulyono di kawasan Indonesia Peace and Security 
Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/5).

Ke-80 orang peserta yang mengikuti program ini terdiri dari 45 orang perwira 
TNI dan 25 perwira dari negara lain, yakni Bangladesh, Kamboja, Malaysia, 
Mongolia, Nepal, Filipina, Sri Lanka dan Thailand itu.

Mereka dipersiapkan untuk mengikuti misi-misi pemeliharaan perdamaian PBB. 
Kegiatan pelatihan ini dilakukan atas kerja sama dengan Global Peace Operations 
Initiative (GPIO)-US Pacific Command (USPACOM) yang bertujuan memberikan bekal 
pengetahuan dan wawasan sebagai perwira staf dan perwira logistik pada misi 
perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sementara itu, dalam rangka memperingati "Peacekeepers Day" yang jatuh pada 29 
Mei 2012 nanti, PMPP akan mengadakan berbagai kegiatan, antara lain, lomba 
menulis artikel tentang peacekeepers bagi wartawan, lomba dan pameran fotografi 
tentang peacekeepers serta pembuatan film peacekeepers berjudul "Garuda untuk 
Perdamaian".

Menhan Tinjau Lahan Pangkalan Marinir di Karimun 
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/05/menhan-tinjau-lahan-pangkalan-marinir.html>
  

  
<http://3.bp.blogspot.com/-xcRY66J5f4E/T6ShKi6OkTI/AAAAAAAAZ28/-4S4SzBaSJw/s1600/lahan-marinir-copy.jpg>
 

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (2 kiri) didampingi Panglima Komando 
Armada RI Kawasan Barat {Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Didit Ashaf Herdiawan 
(3 kiri), Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI 
Marsetio (2 kanan) pejabat Kemenhan Brigjen Herry Noorwanto (kiri) berbincang 
dengan Bupati Karimun Nurdin Basirun (kanan) saat meninjau lahan untuk 
pembangunan batalyon dan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak, Kecamatan 
Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat (4/5). Menhan 
meninjau kelayakan lahan Tanjung Sebatak untuk pembangunan pangkalan marinir 
dengan kekuatan pasukan sekitar 700 personel sebagai upaya untuk memperkuat 
pengamanan pulau-pulau terluar dan pertahanan daerah perbatasan.(Foto: 
kepri.antaranews.com/Rusdianto)

 4 Mei 2012, Karimun: Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meninjau lahan 
untuk keperluan pembangunan markas batalyon dan pangkalan marinir di Tanjung 
Sebatak, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat.

Yusgiantoro berkunjung ke Karimun dengan menumpang helikopter TNI-AL dan 
mendarat di Bandara Sei Bati, Tebing Jumat pagi. Dia didampingi Menteri 
Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut 
Laksamana Madya (Laksdya) TNI Marsetio, Panglima Komando Armada RI Kawasan 
Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan dan Komandan 
Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin. Selain 
didampingi Bupati Karimun Nurdin Basirun, turut serta dalam tinjauan itu 
Komandan Pangkalan TNI-AL (Lanal) Tanjung Balai Karimun Letkol (P) Sawa, 
Kapolres Karimun AKBP Benyamin Sapta dan anggota Forum Komunikasi Pimpinan 
Daerah Karimun lainnya, serta sejumlah perwira Lanal Tanjung Balai Karimun.

"Tadi saya sudah melihat lahan di Sebatak dan akan dikaji kelayakannya untuk 
pembangunan batalyon dan pangkalan marinir," kata Menhan usai melakukan 
tinjauan singkat pada lahan pantai yang letaknya berhadapan dengan Pos TNI 
Angkatan Laut Leho.

Menurut Yusgiantoro, pihaknya telah meninjau beberapa lokasi yang juga akan 
dikaji mana yang pantas dan cocok untuk sebuah pangkalan marinir, termasuk 
meninjau lahan di Pulau Galang, Batam. "Ada tiga atau empat titik. Tadi Bupati 
juga mengusulkan satu lahan lagi, namun agak jauh dari laut. Sedangkan 
pangkalan marinir tentu harus dekat dengan laut. Namun demikian, kita akan kaji 
mana yang tepat untuk itu," ucapnya.

Mengenai luas lahan yang dibutuhkan, Menhan mengatakan sekitar 20 hektare. 
"Luas lahan di Tanjung Sebatak memang hanya empat hektare, tapi Bupati bilang 
tak ada masalah, bisa ditambah," ucapnya.

Menhan mengatakan pembangunan pangkalan marinir merupakan salah satu upaya 
untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan, di antaranya khusus untuk 
angkatan laut. "Kita terus membaca kekuatan kita di perbatasan, tentunya juga 
bertujuan untuk mengamankan pulau-pulau terluar. Sekarang dan dalam dua hari 
ini kami akan terus mengumpulkan data. Kita kaji mana yang layak untuk 
seterusnya kita laporkan kepada Presiden," tambahnya.  

Siap tambah

Pada kesempatan yang sama, Bupati Karimun Nurdin Basirun menyambut baik rencana 
pembangunan pangkalan marinir di Tanjung Sebatak karena Karimun sebagai daerah 
yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Selat Malaka membutuhkan 
pertahanan yang kuat.

"Memang kebijakan pembangunan di daerah perbatasan harus diperkuat dalam segala 
aspek, baik ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Ini porsi beliaulah (Menhan) 
untuk meninjau dan menentukan langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan. 
Apalagi, Karimun merupakan daerah investasi yang tentunya harus didukung rasa 
aman dan nyaman," katanya.

Mengenai kekurangan luas lahan sesuai kebutuhan untuk berdirinya satu pangkalan 
marinir, Bupati mengatakan pemerintah daerah siap membantu termasuk kemungkinan 
pembebasan lahan milik masyarakat.

"Pemerintah daerah mendukung sepenuhnya karena ini merupakan kepentingan NKRI. 
Kita lihat nanti apa yang bisa dibantu oleh pemerintah daerah supaya rencana 
ini bisa terealisasi," ucapnya.

Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar) M Alfan Baharudin mengatakan batalyon dan 
pangkalan marinir yang akan dibangun akan dilengkapi dengan peralatan tempur 
seperti artileri, roket dan perahu tempur. "Batalyon marinir yang akan dibangun 
ini cukup besar, kekuatan pasukan sekitar 700 personel dan dipimpin seorang 
perwira berpangkat letnan kolonel," ucapnya.

Kemenhan Dukung Rencana Pendalaman Alur di Karimun

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mendukung rencana Pemerintah Kabupaten 
Karimun Provinsi Kepulauan Riau mendalami alur pelayaran untuk menopang 
lalulintas pelayaran di Desa Pongkar Kecamatan Tebing.

"Kita dukung, hanya saja pemerintah daerah di sini tentu harus melihat 
pendanaannya," katanya usai meninjau lahan untuk pembangunan pangkalan marinir 
di Tanjung Sebatak Kecamatan Tebing, Jumat.

Menhan melakukan kunjungan singkat ke Karimun bersama Menteri Perikanan dan 
Kelautan Sharif Cicip Sutardjo didampingi sejumlah petinggi TNI-AL. Yusgiantoro 
mengatakan, pendalaman alur tidak mempengaruhi aspek pertahanan dan keamanan. 
"Itu di luar pertahanan. Tapi, untuk merealisasikannya bisa dibuat satu zonasi 
dan tata ruangnya. Tata ruang 'kan tidak hanya di darat, tetapi juga di laut," 
katanya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, pendalaman 
alur diharapkan tidak berdampak pada zona tangkap ikan. "Saya belum tahu soal 
pendalaman alur, tadi saya tanyakan kepada Bupati belum ada. Hanya saja, saya 
konsen masalah zona tangkap ikan nelayan agar tidak tercemar lumpur," katanya 
seraya mengatakan kunjungannya ke Karimun untuk mengecek laporan adanya lumpur 
yang menggangu zona tangkap ikan nelayan.

Bupati Karimun Nurdin Basirun mengatakan, rencana pendalaman alur yang 
diperkuat dengan Peraturan Daerah tentang Pendalaman Alur Pelayaran bertujuan 
untuk memberikan keselamatan bagi kapal-kapal yang singgah di kawasan 
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

"Sebagai pemerintah daerah, kita hanya memohon pusat dan berupa rekomendasi 
saja. Sedangkan penentunya tetap pusat," ucapnya. Dia mengatakan menunggu 
persetujuan pusat, "Dan sepertinya pendalaman alur harus ada untuk kepentingan 
investasi yang membutuhkan keselamatan pelayaran," katanya.

Perairan Desa Pongkar yang akan didalami berhadapan dengan Pelabuhan Malarko 
yang masih dalam tahap pembangunan. Pelabuhan Malarko diproyeksikan sebagai 
pelabuhan peti kemas berkelas dunia dengan tujuan menangkap limpahan 
kapal-kapal dagang dari Singapura.

TNI Kirim Tiga Unit Heli ke Kongo 
<http://beritahankam.blogspot.com/2012/05/tni-kirim-tiga-unit-heli-ke-kongo.html>
  

  
<http://2.bp.blogspot.com/-szmJ8CxRdMk/T6Se6KcbrvI/AAAAAAAAZ2w/Axr3HK2r7ME/s1600/IMG_0475.JPG>
 



5 Mei 2012, Bandung: TNI dalam waktu dekat akan mengirimkan tiga unit 
helikopter jenis M-17 untuk melakukan misi penjaga perdamaian di Kongo atau 
Mission de I'Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en 
Republique Democratique du Congo (MONUSCO).

"Saat ini, tiga helikopter M-17 tersebut tengah disiapkan TNI untuk dikirim ke 
Kongo membantu misi perdamaian PBB. Helikopter beserta pasukannya akan segera 
diberangkatkan dalam waktu dekat ini," kata Komandan Pusat Misi Pemeliharaan 
Perdamaian Brigjen TNI Imam Edy Mulyono, di kawasan Indonesia Peace and 
Security Center (IPSC) Sentul, Bogor Jawa Barat, Jumat (4/5).

Menurut Imam, pengiriman tiga unit helikopter tersebut untuk menindaklanjuti 
permintaan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon pada Maret 2012 
lalu. Menurutnya, hingga kini pihaknya masih melakukan persiapan dalam 
pengiriman tiga unit helikopter dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat 
(Puspenerbad) tersebut karena persyaratannya dari United Nation baru tiba 
sepekan yang lalu.

"Kita akan lihat persyaratannya apa. Apakah perlu terbang malam atau perlu 
memiliki radar cuaca. Kalau ada yang kurang akan dilengkapi," kata Imam. Selain 
itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mengirimkan 100 orang personel TNI, baik 
untuk kru pesawat maupun pasukan untuk pengamanan di Kongo.

Melihat perkembangan situasi di Suriah, kata Imam, pihaknya akan mengirimkan 10 
orang personel TNI. "Kami sudah ada tim observasi (observer) di Suriah, 
sehingga totalnya menjadi 16 orang."

Empat kapal perang TNI-AL dipensiunkan 
<http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/05/empat-kapal-perang-tni-al-dipensiunkan.html>
  

Sebagian dari kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat masa Perang Kedua yang 
lalu tergabung dalam TNI-AL. KRI Teluk Langsa-501 adalah bekas USS Solano 
County (LST-1128), yang pernah dikerahkan di perairan Guam, 
Filipina,Guadalcanal hingga Okinawa di Jepang oleh Komando Armada Ketujuh 
Amerika Serikat di Pasifik. Yang unik, KRI Teluk Langsa-501 bersua lagi dengan 
"junior-junior"-nya di Angkatan Laut Amerika Serikat dalam misi kemanusiaan 
tsunami Aceh 2004. 

... Keempat kapal tersebut telah jauh melewati batas usia pakainya, karena itu 
sudah waktunya diistirahatkan dari jajaran TNI-AL, khususnya Kolinlamil... 

Jakarta (ANTARA News) - Ular-ular perang diturunkan dari puncak tiang empat 
kapal landing ship tank Komando Lintas Laut Militer TNI-AL, di Tanjung Priok, 
Jakarta, Kamis. Itu simbol bahwa keempat kapal itu tidak lagi termasuk dalam 
daftar jajaran kapal-kapal perang TNI-AL alias telah dihapus atau dipensiunkan.

Upacara militer penurunan ular-ular perang itu dipimpin Panglima Komando Lintas 
Laut Militer TNI-AL, Laksamana Muda TNI SM Darojatim, disaksikan banyak 
petinggi TNI-AL. 

Ular-Ular perang berupa pita pipih merah-putih berselang-seling di puncak tiang 
tertinggi merupakan salah satu simbol yang menandakan bahwa satu kapal adalah 
kapal perang dan simbol ini berlaku secara internasional. Upacara ini juga 
bentuk penghargaan bagi dharma bhakti kapal dalam dinas militer.

Keempat kapal itu adalah KRI Teluk Langsa-501, KRI Teluk Kau-504, KRI Teluk 
Tomini-508, serta KRI Teluk Saleh-510. Mereka adalah saksi nyata Perang Dunia 
Kedua dan Perang Viet Nahm, karena sebelum berdinas selama 50 tahun bagi 
TNI-AL, keempat kapal itu tergabung dalam Angkatan Laut Amerika Serikat pada 
masa-masa itu.

Telah banyak jasa yang diberi keempat kapal itu bagi Indonesia, mulai dari 
membawa pasukan dan peralatan perang ke berbagai misi perang, membawa para 
transmigran, hingga membawa bahan bantuan kemanusiaan --semisal saat tsunami 
Aceh 2004-- hingga mengenalkan Nusantara kepada banyak pemuda Indonesia.

Keempat kapal itu buatan galangan kapal Chicago Bridge & Iron Company, Seneca, 
Illinois, Amerika Serikat. KRI Teluk Langsa-501 dibangun di galangan itu pada 
19 Pebruari 1945, dan bergabung dengan TNI AL pada 1960. KRI Teluk Kau-504 
dibangun pada 1942, dan bergabung dengan TNI-AL pada 1960. 

Selanjutnya KRI Teluk Tomini-508 juga merupakan kapal eks Angkatan Laut Amerika 
yang bergabung dengan TNI AL pada 1967. Kemudian yang terakhir KRI Teluk 
Saleh-510 dibangun pada 1943 dan bergabung dengan TNI-AL pada 1970, setelah 
digunakan dalam perang Viet Nahm pada tahun 1967-1970. 

Darojatim dalam amanatnya mengatakan, sepanjang pengabdiannya, keempat kapal 
ini telah berjasa bagi bangsa dan negara dalam pelaksanaan tugas operasi 
militer perang, maupun operasi militer selain perang. 

"Keempat kapal tersebut telah jauh melewati batas usia pakainya, karena itu 
sudah waktunya diistirahatkan dari jajaran TNI-AL, khususnya Kolinlamil," 
katanya. 

Dikatakan juga, selama masa pengabdiannya, kapal perang tersebut telah banyak 
berkiprah dan menorehkan tinta emas dalam perjalanan bangsa Indonesia

 

 

Other related posts: