Serang Iran Sama dengan Mengusik Rusia dan Cina <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/01/serang-iran-sama-dengan-m engusik-rusia.html> Seorang analis politik mengatakan Rusia dan Cina mempertimbangkan aksi militer Amerika Serikat terhadap Iran sebagai serangan atas perbatasan dan ancaman bagi keamanan nasional mereka. "AS berasumsi bahwa Rusia atau Cina tidak akan merespon secara militer, tapi Washington pernah melakukan kesalahan seperti itu sebelumnya," tulis Shamus Cooke di website Global Research. Cooke menjelaskan bahwa ketika mantan Presiden AS George W. Bush memberikan lampu hijau kepada Presiden Georgia Mikheil Saakahvili untuk menyerang Ossetia Selatan pada 2008, Rusia langsung memberi respon militer dan menghancurkan invasi Georgia. Hal ini membuat semua terkejut. "Menyerang Suriah atau Iran akan membuka pintu untuk perang yang lebih luas pada tingkat regional atau bahkan internasional," tegas Cooke. Bulan lalu, Mayor Jenderal Zhang Zhaozhong, profesor dari Universitas Pertahanan Nasional Cina, mengatakan Cina tidak akan ragu untuk melindungi Republik Islam dari serangan militer, bahkan jika itu berarti awal dari Perang Dunia Ketiga. Juga pekan lalu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengkritik keras setiap rencana menyerang Iran, menggambarkan langkah itu sebagai skenario yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan bencana regional. "Jika AS ingin terlibat secara militer dengan Suriah dan Iran, maka masyarakat kelas menengah Amerika perlu turun ke jalan-jalan dalam jumlah besar untuk mencegah serangan seperti itu," tutup Cooke. Perang Iran, Kehancuran Israel dan Ekonomi Dunia <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/01/perang-iran-kehancuran-is rael-dan.html> Dua mantan analis CIA menyarankan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk segera mengakhiri propaganda perang terhadap Iran, karena hal itu akan mengarah pada kehancuran Israel dan ekonomi dunia. Ray McGovern dan Elizabeth Murray menulis pada situs consortiumnews.com bahwa pernyataan berulang Obama untuk mempertimbangkan semua opsi tentang Iran, menunjukkan Presiden AS tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari konfrontasi militer dengan Iran. Mereka mengatakan perang dengan Iran tidak akan menguntungkan siapapun kecuali para pedagang senjata. Ditambahkannya, "Jika tim penasihat Anda [Obama] telah meyakinkan Anda bahwa permusuhan dengan Iran akan membawa manfaat bagi Israel, mereka jelas-jelas sangat keliru." Perang dengan Iran kemungkinan akan membawa kehancuran Israel dalam jangka panjang, bahkan tidak perlu menyebutkan konsekuensi buruk bagi perekonomian dunia, yang harus Anda [Obama] sadari, jelas mereka. Washingtondan Tel Aviv berulang kali mengancam Tehran dengan opsi serangan militer, didasarkan pada dugaan bahwa program nuklir Iran memiliki aspek militer rahasia. Pekan lalu, Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal Martin Dempsey mengatakan, militer Amerika siap untuk melancarkan serangan ke Iran, jika diperlukan. Sementara para pejabat Israel juga meningkatkan retorika perang mereka terhadap Iran. Pada 21 November lalu, Menteri Peperangan Israel Ehud Barak memperingatkan bahwa telah tiba waktunya untuk menangani Iran. Para pejabat Tehran berjanji untuk memberikan respon menghancurkan atas setiap serangan militer terhadap negara itu, memperingatkan bahwa setiap tindakan semacam itu bisa mengakibatkan perang yang akan menyebar di luar Timur Tengah. McGovern dan Murray menggambarkan klaim tentang pengalihan program nuklir Tehran ke kegiatan militer adalah dalih untuk bisa mengancam Iran dengan serangan. Menurut mereka, masalah itu adalah sesuatu yang kontroversial, tapi bohong dan sedang menyebar dengan cepat. Mantan analis CIA itu mendesak Obama untuk bersikap jujur kepada rakyat Amerika dan mempublikasikan data terbaru tentang program nuklir Iran yang dikumpulkan oleh National Intelligence Estimate. "Anda [Obama] tahu bahwa upaya luas badan-badan intelijen AS untuk menemukan bukti program senjata nuklir Iran, sama sekali tidak membuahkan hasil," tegas mereka. Inilah Penjelasan Iran Tentang Selat Hormuz <http://indonesiandefense.blogspot.com/2012/01/inilah-penjelasan-iran-te ntang-selat.html> Seorang komandan senior militer Iran mengatakan, Republik Islam tidak berniat mengganggu pelayaran bebas maritim melalui Selat Hormuz dan Teluk Persia. Irantidak akan mengabaikan hak teritorial di Selat Hormuz dan tidak berniat untuk menghalangi pelayaran maritim di daerah tersebut, tegas Wakil Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Mahmoud Mousavi. "Isu-isu mengenai penggunaan Selat Hormuz adalah urusan negara-negara di pesisir kawasan itu. Sebagai negara yang memiliki daerah pesisir yang luas di sepanjang rute strategis tersebut, Iran menaruh perhatian khusus terhadap kawasan itu," tambahnya. Namun, Mousavi memperingatkan bahwa setiap tindakan yang merugikan kepentingan Republik Islam di daerah itu, tentu akan mengarah pada aksi balasan oleh Iran. "Kami berusaha untuk membangun keamanan yang berkelanjutan di Selat Hormuz. Transportasi maritim, termasuk aliran bebas sumber energi atau kapal dagang, telah berlangsung bagi semua negara di kawasan dengan tanpa hambatan," jelasnya. Sebelumnya, Tehran memperingatkan bahwa jika Barat memaksakan embargo atas sektor minyak Iran, maka mereka berhak untuk meresponnya dengan mencekik aliran minyak melalui Selat Hormuz, dengan alasan bahwa aliran bebas minyak harus berlaku untuk semua negara atau tidak untuk siapapun. Penutupan rute strategis itu mungkin akan memiliki konsekuensi serius bagi perekonomian dunia, karena akan sangat mengurangi pasokan minyak mentah dan gas alam cair.