[breaktime-corner] Punya DSLR ? Jangan Lupa Siapkan Dana Tambahan Buat "Retribusi"

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 6 Jan 2012 23:17:18 +0700

Punya DSLR ? Jangan Lupa Siapkan Dana Tambahan Buat "Retribusi"


 


Jalan2 keliling internet hari ini membawa saya ke sebuah grup fotografi yang
sudah lumayan lama saya ikuti. Jujur saja, akhir2 ini saya agak sedikit
minder kalau mau masuk kesana karena sudah cukup lama belum sempat motret
lagi. Namun kali ini, ada sebuah info yang cukup menarik,  judulnya "Gerakan
menolak Retribusi pemotretan di ruang publik"

Sayapun jadi teringat dengan beberapa pengalaman kurang mengenakkan yg
pernah saya alami ketika menjalani hobi fotografi saya, yaitu pengalaman
"dimintai" dana retribusi memotret ketika memotret sebuah jembatan yang
cukup terkenal di sebuah kota. Ketika itu, karena mengincar sudut yang agak
berbeda dari teman-teman lain, saya dicegat beberapa oknum berpakaian preman

Oknum (O) : Dari majalah mana mas ?

Saya (S) : Oh, nggak kok mas, cuma sekedar hobi aja

O : Wah, kameranya bagus yah mas

S : Err.cuma pinjeman dari temen kok mas (mulai ngerasa ga enak)

O : Mas tau nggak kalau motret disini perlu bayar retribusi ?

S : Retribusi apaan mas ?

O : Retribusi memotret mas, apalagi kalau mas profesional (sambil menunjuk
kamera saya)

S : ha ? nggak kok mas, saya cuma memotret sekedar hobi saja, lagipula
dimana ada tulisannya saya harus bayar ? orang2 itu ga bayar tuh ? (seraya
menunjuk beberapa keluarga yang kebetulan berada di sana)

O : O, lain mas, kan kamera mereka kecil2, ya ga perlu bayar

S : Kalau gitu, apa mas bisa tunjukan peraturan saya harus bayar kalau pake
SLR ? dan kalau saya bayar, apa mas punya bukti pembayarannya ?

Pembicaraan setelah itupun menjadi semakin panas, seandainya waktu itu saya
tidak marah, mungkin saya akan menyadari bahwa dikeroyok 3 orang bukanlah
hal yang menarik untuk dicoba. Untungnya, teman saya dan beberapa rekan
memotret saya melihat hal ini, dan datang menengahi. Akhirnya, kami semua
pulang setelah teman saya membayar 50 ribu untuk 1 jam "pemotretan"

Payahnya, kejadian ini terjadi bukan hanya 1 kali, dan mengikuti dan
bertukar cerita di grup tadi, saya melihat ternyata kejadian ini juga
menimpa banyak teman2 penghobi fotografi lain, modusnya pun mirip2, yang
diincar adalah orang yang membawa DSLR. Baik sendirian maupun berombongan.
Ada yang berakhir dengan memberikan uang, ada pula yang memilih menghapus
foto2nya.

Mengingat semakin banyaknya penggemar fotografi dan pemilik DSLR di
Indonesia, baik karena tren ataupun yang memang benar-benar hobi, saya jadi
merasa perlu mengingatkan teman2 agar lebih berhati2 dalam menenteng kamera
kesayangannya. Memang sih, kelihatannya keren, tapi ya siap2 saja
mengeluarkan dana tambahan karena membawa DSLR dan bukannya kamera biasa :)

 

Other related posts: