[breaktime-corner] Re: Profil Pengguna BlackBerry

  • From: "Adhi ikhwan Noviyanto" <adhi.ikhwan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 9 Jan 2012 08:06:47 +0800

Kata kata terakhirnya pas banget

Le' Goen emang mahkluk Tuhan paling Unik

 

________________________________

From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx
[mailto:tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx] On Behalf Of gunawan prakoso
Sent: Sunday, January 08, 2012 10:25 PM
To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx
Cc: gunawan.prakoso@xxxxxxxxx
Subject: [breaktime-corner] Profil Pengguna BlackBerry

 


Profil Pengguna BlackBerry


 


 

 

BlackBerry ternyata perangkat yang penuh kontroversi. Mulanya orang awam
tak mengenal, bahkan menganggap aneh ponsel kok tembem. Seperti artis
dadakan yang tiba-tiba terkenal, maka banyak pujian sekaligus cibiran.
BlackBerry-orang banyak menyebutnya dengan BB saja-dengan cepat menjadi
virus yang menyerang di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Dalam
waktu sekejab anak-anak muda tiba-tiba demam BB. Mungkin penyebabnya
karena melihat artis idolanya di televisis memakai BB atau karena
mengikuti politisi-selebritis dunia Barack Obama. Sebagaimana diketahui,
Presiden Amerika kulit hitam itu adalah pemakai produk buatan Research
In Motion (RIM), BlackBerry. Tentu saja BB Berry-panggilan kecil
Obama-sangat khusus yang berbeda dari yang diproduksi massal. BB Obama
ini konon anti sadap.

Mengapa BB menjadi kontroversi? Pertama, karena harganya sangat mahal,
sedangkan fasilitasnya tak jauh dari perangkat telepon dari produk lain.
Keunggulannya "cuma" pada fasilitas chatttingnya yang bernama BlackBerry
Mesenger (BBM). Untuk bisa BBM-an sang pemilik harus bertukar nomor PIN
(Personal Identity Number). Disaat seluler lain gagal mengakses konten
porno karena diblokir oleh Kementerian Informasi, pengguna BB masih
mudah menikmati konten tersebut. Kemudahan ini bisa dikatakan sebagai
keunggulan, sekaligus kelemahannya. Tergantung kepentingan
masing-masing. Kemudian data yang dikirimkan melalui perangkat BB
langsung tersimpan "di brangkas" mereka di Kanada. Jadi data pengguna BB
bisa dibuka dan disalahgunakan. Hal inilah yang kemudian dicurigai RIM
dengan BB-nya telah bekerjasama dengan agen rahasia Amerika untuk
memata-matai seluruh orang, khususnya pejabat di seluruh dunia. Beberapa
perusahaan besar dunia bahkan melarang pegawainya memakai BB. Khusus
untuk di Indonesia, RIM dianggap melanggar regulasi atau kebijakan
pemerintah Indonesia, khususnya dengan kementerian informasi. RIM
dianggap sekadar cari untung, namun tak memperhatikan hak-hak konsumen
dan mengabaikan regulasi suatu negara.

Terlepas pelbagai kontroversinya, sesungguhnya sangat unik memperhatikan
apa dan bagaimana pengguna BB di Indonesia. Terlebih pengguna BB di
kalangan anak mudanya.

Saat ini Indonesia adalah konsumen terbanyak dalam penggunaan BB
dibandingkan negara lain di seluruh dunia. Maka ada yang dengan sinis
mengatakan BB "Cuma" laku di Indonesia-karena orang Indonesia itu
bodoh-bodoh. Tapi tahukah untuk apa mereka memiliki BB? Tak lain dan tak
bukan adalah untuk sms-an, atau bahasa kerennya untuk BBM-an. Dengan
paket bulanan yang relatif murah, pengguna BB memang bisa sms-an
sepuasnya. Termasuk dalam hal ini adalah untuk jejaring sosial,
khususnya Facebook yang populer itu. Maka lihatlah, pemakai BB ini
selalu terlihat memencet keypad dimanapun berada. Agak jarang melihat
pemakai BB itu sedang menelpon dengan BB-nya. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa, pemilik BB yang sudah bekerja pun melakukan hal yang
demikian. Sekali lagi, BB sebagian besar dipakai untuk sms-an. Mereka
bilang sih, BBM-an.

. Mungkin masih ingat antrean panjang calon pembeli BB murah di Jakarta
yang menelan korban. Maka jika harus menggunakan perangkat BB untuk
segala kebutuhan (BBM, jejaring sosial dan bertelpon) dirasakan terlalu
mahal. Jadi untuk menyiasatinya mereka memakai BB untuk BBM-an dan
jejaring sosial saja, sedangkan untuk menelpon menggunakan ponsel lain
yang bukan BB. Ponsel lain untuk menelpon biasanya ponsel murahan, yang
penting baterainya awet.

Kemudian sebagian besar pengguna BB justru dianggap kurang melek
teknologi. Mereka membeli BB tapi menutup mata dengan "jeroannya."
Misalnya mereka membeli BB bukan untuk mendengar kualitas musik yang
bagus atau ingin mendapatkan hasil kamera yang cemerlang. Sebagian besar
membeli BB karena ingin keren dan bisa BBM-an. Mereka juga cuek dengan
perang dingin antara RIM dengan pemerintah. Mereka masa bodoh soal data
yang bisa disalahgunakan pihak RIM. Kurang melek teknologi disini
termasuk kurang bi(a)sa mengoperasikan software teknologi yang lain.
Sehingga masih banyak ditemui pengguna BB masih gagap dengan powerpoint,
excel apalagi photoshop. Ketika ditanya apakah BB-nya bisa dipakai main
game dengan kualitas terbaru mereka tidak tahu, alasannya tidak suka
game.

Profil lain dari pengguna BB kebanyakan sangat memperhatikan penampilan,
baik perempuan maupun laki-laki. Mereka terlihat modis. Yang perempuan
rajin ke salon untuk perawatan, wajah, kulit dan terutama rambut. Yang
laki-laki pun memperhatikan model rambut masa kini. Kebanyakan mengikuti
gaya artis dari Korea, walaupun rambutnya tidak dicat. Pengguna BB
umumnya memang enak dilihat (eyes cacthing). Perempuan pengguna BB
sebagian besar menyukai drama Korea. Nah yang aneh, walaupun mereka ini
(khususnya pengguna BB remaja) senang ngomong Inggris sedikit-sedikit,
tapi mereka sesungguhnya kurang suka belajar bahasa Inggris. Maka mereka
juga kurang suka lagu-lagu Barat atau lagu berbahasa Inggris. Ingin
menjadikan musik Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri adalah
alasan mereka.

Jika diperhatikan pengguna BB pun senang dan rajin sekali mengunggah
foto di jejaring sosial Facebook. Statusnya kebanyakan berisi keluhan
dan pamer tempat-tempat yang dikunjungi atau menginformasikan kegiatan
yang sedang mereka lakukan. Ciri khas lainnya pengguna BB senang
menambahkan banyak tanda titik, simbol-simbol dan juga emotion yang
berlebihan dalam status mereka.

Kemudian pengguna BB biasanya senang kalau diajak kumpul-kumpul. Seperti
menghadiri undangan reunian, perkawinan, pelatihan-pelatihan walaupun
kurang serius mengikutinya. Termasuk kumpul-kumpul yang kurang penting
lainnya mereka suka. Ketika kumpul-kumpul itulah mereka senang memotret
juga dipotret.

Pengguna BB juga ternyata jarang menjelajah (browsing), sehingga kurang
tahu perkembangan informasi, khususnya politik dan ekonomi, apalagi
perkembangan keagamaan. Bahkan perkembangan perusahaan pembuat BB,
Reseach In Motion (RIM) pun tidak tahu. Bahwa RIM sedang dalam krisis
hebat, karena sahamnya selalu anjlok. Vivanews.com melaporkan saham RIM
anjlok hingga 24 triliun hanya dalam 2 hari saja. Bahwa RIM terancam
diambil alih Microsoft, Nokia, Amazon.com pengguna BB nyaris tidak tahu.
Karena jarang browsing inilah sebagian besar mereka tidak tahu kalau ada
sebagian kecil dari pengguna BB yang (akan) melakukan aksi lempar BB di
Kedutaan Besar Kanada di Jakarta sebagai bentuk protes terhadap RIM.
Kalaupun browsing biasanya sekadar mencari informasi tentang fashion dan
mengunduh gambar artis idola.

Nah, yang patut dicontoh dari pengguna BB adalah mereka sadar
lingkungan. Maksudnya nada dering mereka biasanya dengan volume kecil
saja. Mereka juga jarang memutar musik dari perangkatnya. Kalaupun
memutar biasanya pakai headset atau dengan volume rendah saja. Tidak
seperti pengguna ponsel china yang kurang sadar lingkungan, memainkan
musik seolah semua orang suka dengan lagu yang diputarnya.

Profil pengguna BB ini tidak bersifat ilmiah. Jadi ciri-ciri diatas pun
tidak overgeneral, tidak berlaku benar untuk semua orang. Selalu ada
kemungkinan lain yang bisa jadi berbeda. Misalnya mungkin ada pengguna
BB yang penampilannya malah acak-acakan, jarang ke salon. Malah menyukai
musik rock, jazz atau nasyid daripada Boyband. Sangat paham teknologi
dan senantiasa mengikuti perkembangannya. Tapi sekali lagi profil BB di
atas hanyalah pandangan subyektif penulis ketika mengamati beberapa
kawan, rekan sekerja, orang di jalan, maupun di tempat-tempat lain.
Termasuk saat penulis mengikuti kegiatan di Palembang yang diikuti 200
orang se-Sumatera bagian selatan (Sumbagsel) beberapa waktu yang lalu.
Kebanyakan rekan-rekan yang memegang BB terlihat seperti penjelasan di
atas. Tidak bermaksud menghakimi atau menjelekkan, karena saya sendiri
adalah pengguna ponsel murahan, tapi bukan BB. Sekali lagi BlackBerry
memang unik, termasuk penggunanya.

 

JPEG image

Other related posts: