Peneliti Jepang Menampar Tim Peneliti Indonesia Description: Description: 13287675331808590150 Mukaddimah Membelalak mata saya saat menyaksikan report riset dari Tim Peneliti Japan International Cooperation Agency (JICA-Jepang). Mereka benar-benar "teliti" dalam misi penelitian, bayangkan saja; jumlah peluru stapler mereka catat. Ya ampun, belum pernah saya melihat institusi di Indonesia mengetahui jumlah "anak" kelip yang dipakai dalam seminggu atau sebulan. Kalau laporan penggunaan per-dos stapler, ya saya biasa baca dalam laporan. Tapi ini, anak peluru stapler yang sekecil itu, mereka rincikan.. Alamak..! Yang lebih mengherankan lagi, ketika saya bertanya: "Apa sih tujuan Anda datang ke negaraku untuk meneliti kesehatan dan kesakitan orang Indonesia?". Belum selesai pertanyaan pertamaku, saya ajukan lagi pertanyaan kedua: "Apa untungnya Anda melakukan penelitian di Indonesia?. Togawa yang merupakan "anak muda" Jepang tersenyum dengan pertanyaanku dan dengan pelan anak muda ini menjawab. Researh Leader Safe Motherhood dan Baseline Survey ini berkata: "Kalau rakyat Indonesia sehat, ekonomi kami makin maju". Bingung juga saya atas jawabannya, seolah gak connect antara pertanyaanku dengan jawaban Togawa. Iapun melanjutkan perkataannya: "Kalau rakyat di sini sakit, mereka tidak bisa bekerja, tidak bisa menghasilkan uang. Kalau di sini tak ada uang, bagaimana kami bisa menjual mobil, motor, televisi, komputer?. Kami tak punya sumber daya alam. Kami hanya punya teknologi, kalau tak ada yang beli, negara kami mau hidup dengan cara apa?. Kami berharap rakyat di sini sehat, bekerja menghasilkan uang dan membeli barang-barang kami agar negara kami tetap eksis". Terdiam juga saya mendengarkan penjelasan anak muda Jepang yang sangat disiplin ini. * * * Barusan saya menyaksikan sebuah kantor tidak gaduh, tak ada cerita apalagi teriakan. Staf peneliti ini masing-masing asyik di mejanya dan konsentrasi bekerja. Teramat jarang saya menyaksikan mereka membuka-buka handphone apalagi menelpon. Kalaupun mereka menerima telpon, bicaranya singkat dan selalu ditutup dengan ucapan: "Maaf, saya lagi di kantor" Okelah, saya terima gaya hidup disiplin saudara-saudara kita dari Jepang ini. Yang tak kalah "ironisnya" seorang kawan yang berhalangan turun ke lapangan dengan alasan sakit, peneliti Jepang ini meminta surat keterangan sakit. Bukan hanya itu, ia menelpon langsung dokter yang memberikan surat keterangan sakit. Ketahuanlah bahwa kawan saya ini memberikan surat keterangan sakit palsu. Akhirnya, kawan saya ini diberhentikan sebagai tim peneliti. Luar biasa. Sebuah kultur yang menamparku, sebab saya dan mungkin Anda kerap mengambil alasan yang paling rasional dan dapat dimaklumi yakni: SAKIT. * * * Etos Moral dan Academy of Achievement Saya tak lagi menyebutkan etos kerja di sini, sebab bangsa kita telah memahami bagaimana pekerja kerasnya orang Jepang. Saya menggunakan istilah Etos Moral. Mengapa?. Sebab mereka benar-benar bertanggungjawab secara moral jika mereka melakukan human error. Mereka meminta maaf dan berusaha keras memperbaikinya lagi. Tak seperti saya, Anda atau mungkin bangsa Indonesia pada umumnya yang suka melempar kesalahan kepada orang lain. Academy of Achievement yang mereka peragakan bersama tim Indonesia dalam Proyek PRIMA KESEHATAN sungguh tak mampu kusamai, kawan-kawan saya geleng-geleng kepala. Pernah sekali terjadi, metodologi riset ditemukan kesalahan, dan membuat para peneliti Jepang itu melakukan briefing mendadak, mereka cemas. Sedangkan kami peneliti Indonesia tenang-tenang saja. Mereka dalam kecemasan serius. Mereka resah. Akhirnya, hasil keputusan briefing mendadak mereka: PENELITIAN DIULANG. Karena menurutnya, ini sangat prinsip, subtansi sebab cara menelitinya yang salah. Wih..!!!. Rasanya penelitian ulang di negara ini jarang saya temui hanya persoalan "sepele" dan tersadarlah saya bahwa mereka benar-benar menampar saya dan mungkin para peneliti Indonesia yang "kreatif" memodifikasi kesalahan absolut menjadi kebenaran nisbi. Mereka benar-benar mengoptimalkan motto: "Peneliti boleh salah tapi tidak boleh bohong.!!!".