[breaktime-corner] Mobnas, Jangan Paksa Tiba-tiba Ma'rifat

  • From: "Saikhu Rochman" <saikhu.rochman@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 16 Jan 2012 21:03:15 +0800

 

<http://bit.ly/kIbE2A> 

Kolom Menneg BUMN Dahlan Iskan


Mobnas, Jangan Paksa Tiba-tiba Ma'rifat


Saat ini sudah ada putra bangsa, lulusan ITB 1984, yang sedang secara
serius menyiapkannya


Senin, 16 Januari 2012, 07:39 WIB

Karaniya Dharmasaputra 



Menneg BUMN Dahlan Iskan (ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)

BERITA TERKAIT

*       Dahlan Siap Test Drive Mobil PT Inka
<http://us.fokus.vivanews.com/news/read/279460-dahlan-siap-test-drive-mo
bil-pt-inka> 
*       Dahlan: PTDI Pimpinan Proyek Konverter Kit
<http://us.fokus.vivanews.com/news/read/279441-dahlan-tunjuk-ptdi-pimpin
-buat-konverter-kit> 
*       Kans Dahlan Iskan untuk Dampingi Prabowo
<http://us.politik.vivanews.com/news/read/278096-kans-dahlan-iskan-untuk
-dampingi-prabowo> 
*       Dahlan Tak Mau Egois Soal Dividen BUMN
<http://us.fokus.vivanews.com/news/read/277904-dahlan-tak-mau-egois-soal
-dividen-bumn> 
*       Dongkrak e-Toll Pass, Dahlan Ikut Berjualan
<http://us.fokus.vivanews.com/news/read/277872-dongkrak-e-toll-card--dah
lan-ikut-berjualan> 

VIVAnews - Mendikbud layak memberi penghargaan kepada Walikota Solo
Jokowi, setidaknya untuk satu hal: mempromosikan keberhasilan program
kementeriannya. Khususnya dalam pengembangan mobil Esemka. Mendikbud
Mohammad Nuh lah yang memprogramkan 23 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
itu merakit mobil Esemka. Tiga di antaranya SMK swasta. Satu dari tiga
itu adalah SMK Muhammadiyah Borobudur, Magelang, yang dua tahun lalu
ikut jadi korban meletusnya Gunung Merapi.

Siswa SMK Muhammadiyah ini, sebagaimana SMK Solo yang sudah dipromosikan
Jokowi, bahkan sudah melewati beberapa tahap kesulitan perakitan mobil.
Mula-mula merakit satu mobil. Lalu dibongkar lagi untuk dirakit lagi.
Dibongkar lagi dan dirakit lagi. Tahap berikutnya SMK tersebut,
bersama-sama dengan 23 SMK lainnya, diberi wewenang (dan uang) untuk
membeli suku cadang yang bisa dirangkai menjadi mobil. Boleh impor,
boleh dari dalam negeri. Uangnya disediakan.

Mereka memilih mengimpor dari Tiongkok. Karena tidak mungkin setiap SMK
mengimpor sendiri-sendiri, 23 SMK tersebut bersepakat menunjuk sebuah
perusahaan importir. Dipilihlah sparepart mesin berbasis teknologi merk
Wuling dari Tiongkok.  

Sparepart impor itu dibagikan secara merata ke 23 SMK. Inilah yang
kemudian dipakai belajar merakit dengan tingkat kesulitan lebih tinggi.
Hasilnya sangat baik, tapi di blok mesinnya belum ada tulisan Esemka.

Tahap berikutnya lagi, blok mesin tidak didatangkan dari Tiongkok, tapi
dibuat oleh industri kecil baja Ceper, Klaten. Cetakan blok mesin yang
masih kasar ini dikirim ke Jakarta untuk dibubut di pabrik mobil. Diberi
merk Esemka. Dari Jakarta blok mesin ini dikirim ke 23 SMK untuk dirakit
oleh para siswa. Tahap inilah yang berhasil dirakit menjadi mobil
Jokowi. Karena itu baik yang di Solo, di SMK Muhammadiyah Borobudur
maupun di beberapa SMK lainnya bentuk dan modelnya sama. 

Fisiknya gagah dan finishing-nya halus. Gas, kopling, rem, power
streering dan power window tidak terasa beda dengan mobil produksi
pabrik. Saya mencoba mobil Esemka buatan SMK Muhammadiyah ini sampai
kecepatan 80 km/jam dan membawanya ngepot di lapangan rumput berlumpur.
Tidak ada masalah. Rasanya mobil Esemka buatan SMK-SMK negeri lainnya
juga sama baiknya. Memang ada supervisi dari tim Kemendikbud yang
diberikan dalam standar yang sama untuk semua SMK.

Kini Mendikbud memberi order yang lebih besar lagi. Kepada SMK
Muhammadiyah Borobudur diberikan order untuk mempraktikkan pekerjaan
yang lebih berat: membuat tiga buah bus '2 in 1'. Bus ini bisa untuk
angkutan penumpang/barang dan sekaligus bisa diubah sebagai panggung
kesenian. Tiga buah bus tersebut sekarang lagi dikerjakan di bengkel SMK
itu. Bagian dindingnya bisa dibuka. Diberi engsel di bagian bawahnya.
Ketika dinding bus itu dibuka jadilah dinding tersebut panggung
kesenian. Tiga buah bus '2 in 1' itu akan diberikan kepada SMK khusus
bidang kesenian. Seniman SMK bisa menuju tempat pertunjukan dengan naik
bus dengan membawa serta peralatan kesenian. Tiba di lokasi dinding
busnya dibuka dan dihampar sebagai panggung.

Kalau order Mendikbud ini selesai, SKM-SMK itu, seperti SMK Muhammadiyah
Borobudur ini akan memiliki catatan yang panjang: berhasil merakit
sedan, SUV, ambulan, pick-up dan bus '2 in 1'.  

Siapa pun akan bangga melihat perkembangan itu. Berita mengenai pelajar
kita tidak lagi melulu soal perkelahian. Kini mengenai prestasi mereka.
Mendikbud sendiri, mungkin karena menganggap perannya itu sebagai
kewajiban yang sudah seharusnya rupanya tidak melihat bahwa
keberhasilannya itu sebuah success story. Jokowilah yang mempromosikan
keberhasilan Kemendikbud itu!

Hasil promosi ini sangat nyata. Harga diri sekolah SMK naik drastis.
Siswanya begitu bangga. Kini terbukti tidak harus semua lulusan SMP
masuk SMA. Saya yakin anak-anak SMK tersebut akan bernasib lebih baik.
Begitu lulus kelak mereka lebih mudah mencari pekerjaan. Baik di
industri perbengkelan maupun di industri otomotif. Bahkan siapa tahu
bisa mandiri sebagai pengusaha pemula di bidangnya. 

Setelah memahami apa yang sebenarnya terjadi di SMK-SMK itu, sorenya
saya meninjau PT INKA di Madiun. BUMN ini sudah berhasil memproduksi
mobil 650 cc. Saya mencoba mengemudikannya sejauh satu jam perjalanan
dari Madiun ke Takeran lewat Kebonsari. Saya ingin tahu apakah PT INKA
bisa didorong untuk menjadi industri  mobil nasional. Agar keinginan
yang luas di media mengenai mobnas ini bisa segera mendapatkan muara. 

Malam harinya, rapat intensif dilakukan. Temanya sama: apakah PT INKA
sudah siap untuk menjadi industri mobil nasional? 

Pasti bisa. Terutama kalau yang dimaksud adalah memproduksinya. Tapi
BUMN ini pernah bertahun-tahun dalam kondisi la-yahya-wala-yamut. Saking
beratnya pernah diputuskan ditutup saja. Krisis ekonomi dan politik 1998
membuat PT INKA kehilangan kehidupannya. PT INKA ibarat orang yang sudah
dikira mati dan sudah dimasukkan ke kamar mayat. 

Ternyata dia belum mati benar. Mekanisme internal di tubuhnya (bukan
karena ditolong dokter) memungkinkan tiba-tiba denyut nadinya berdetak
pelan. Petugas kamar mayat tahunya belakangan. Lalu dikirim ke ICCU.
Oksigin politik dan ekonomi yang membaik di luar (lagi-lagi bukan karena
pertolongan dokter) membuat jantungnya mulai berdetak. 

Boleh dikata baru tiga tahun terakhir PT INKA keluar dari rumah sakit.
Jalannya memang sudah tidak sempoyongan tapi belum bisa kalau disuruh
lari. Makannya memang sudah tiga kali sehari namun otot-otonya belum
terbentuk. Ia sudah mulai bisa berolah raga, namun belum cukup kuat
untuk ikut lomba maraton. Apalagi maraton industri mobil yang begitu
terjal jalannya dan begitu jauh jaraknya.

Manajemen PT INKA masih harus berkonsentrasi di industri kereta api. Di
situlah core business-nya. Di situlah maqom-nya. 

Dia harus fokus dengan sebenar-benarnya fokus. Istilah saya dia harus
bertauhid. Inti tauhid adalah meng-esa-kan. Dan inti meng-esa-kan adalah
fokus. Tidak boleh gampang tergoda. Di dalam bisnis dan di dalam
manajemen, godaan itu luar biasa banyaknya. Sebanyak godaan terhadap
keimanan. Kalau sebuah manajemen tidak fokus maka dia bisa jatuh menjadi
musyrik. "Musyrik manajemen". PT INKA tidak boleh diganggu oleh
godaan-godaan sesaat. Dia masih di tahap syari'at. Jangan dipaksa
tiba-tiba ma'rifat! Bisa gila.

Tapi PT INKA akan tetap memproduksi mobil. Syaratnya: sepanjang ada
pesanan. Itu pun kalau jelas pembayarannya. 

Yang penting, PT INKA terbukti bisa memproduksi mobil. Dia sudah banyak
latihan membuat mobil ketika tidak ada pekerjaan membuat kereta api
dulu. Kini, PT INKA lagi sibuk di core business-nya. Lagi banyak order
membuat kereta api. Juga lagi semangat  mengembangkannya.

Walhasil PT INKA belum akan menjadi industri mobil dalam pengertian
sampai mengurus sistem distribusi, pemasaran dan lembaga pembiayaannya.
Ini pekerjaan yang memerlukan investasi triliunan rupiah yang berhasil
tidaknya tidak hanya ditentukan oleh kemampuan produksinya. 

PT INKA masih harus menanam kepercayaan dengan cara mampu menyelesaikan
pembuatan 40 kereta api tepat waktu. Juga harus menanam kepercayaan
bahwa kualitasnya tinggi. PT INKA juga sedang konsentrasi untuk membuat
puluhan lokomotif setelah dipercaya oleh General Electric dari Amerika.
Untungnya mungkin tipis, tapi reputasi yang didapat bisa membawa
keuntungan besar di belakang hari. Kepercayaan ini harus dijaga. Apalagi
perusahaan sekelas GE yang mempercayainya. 

PT INKA yang kini sudah mulai laba dan bisa menggaji karyawannya, jangan
digoda-goda dulu untuk proyek-proyek yang bisa menjerumuskannya kembali
ke jurang. Saya melihat PT INKA sudah menemukan jalan hidupnya. Juga
masa depannya. Di samping dipercaya oleh GE Amerika, juga sudah mulai
mengerjakan pesanan dari Singapura dan Malaysia. 

Memang PT KAI yang menjadi konsumen terbesarnya kini masih banyak
mengimpor kereta bekas dari Jepang, tapi itu hanya sementara. Untuk
memperbaiki kinerja keuangan PT KAI sendiri. Dengan tarif kereta saat
ini PT KAI memang baru bisa membeli kereta bekas yang amat murah. Tapi
tiga-empat tahun lagi sudah akan berubah. Pembenahan di PT KAI terus
dilakukan oleh manajemennya. Hasilnya sudah kelihatan nyata dua tahun
terakhir ini. Kalau keuangannya sudah lebih baik, pasti PT KAI akan
meninggalkan era beli bekas. Di saat itulah nanti PT INKA bisa panen
raya. Apalagi kalau program ekspornya terus berkembang.

Memang masih banyak masalah di antara keduanya. Tapi memecahkannya tidak
akan sesulit merukunkan Israel dan Palestina. Masalah PT INKA dan PT KAI
bisa diselesaikan di atas kereta api. Dalam perjalanan kereta api dari
Madiun ke Jombang, berbagai masalah mendasar dibicarakan bersama. "Rapat
berjalan di atas rel" itu menemukan kesepakatan-kesepakatan yang memberi
harapan.

Ketegangan yang diselingi gelak tawa membawa kesegaran suasana. Salah
pengertian di antara PT KAI dan PT INKA bisa dihilangkan. Lalu salaman.
Sinergi bisa disepakati. Salaman lagi. Direksi PT KAI dan Direksi PT
INKA bersalaman berkali-kali. Pertanda banyak kesepahaman yang terjadi. 

Banyaknya penumpang yang dari jauh melihat serangkaian salaman itu
mungkin ikut terheran-heran. Saya sendiri bisa turun di stasiun Jombang
dengan perasaan  lega. Lalu bisa nyekar ke makam Gus Dur dengan hati
yang lebih lapang. 

Kalau begitu, siapa yang akan menggarap mobil nasional? 

Jangan khawatir. Saat ini sudah ada putra bangsa, lulusan ITB tahun
1984, yang sedang secara serius menyiapkannya. Mobil ciptaannya sudah
diuji keliling kampus almamaternya. Ia memang pengusaha permesinan yang
handal. Sudah banyak melakukan ekspor mesin. Ia putra Indonesia dari
suku Sunda yang sangat nasionalistik. Dia seorang profesional yang
tangguh. Dia akan membangun pabrik yang serius dengan production line
yang serius pula. Dia akan memenuhi segala persyaratan sebuah industri
mobil yang sempurna. 

Tugas kita adalah membantunya. Yakni membeli produknya atau setidaknya
mendoakannya. 

Tidak lama lagi.

*Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN

* VIVAnews

 

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Mobnas, Jangan Paksa Tiba-tiba Ma'rifat - Saikhu Rochman