Mengenal Sosok Hina Rabbani Khar: Menlu Pakistan yang Cantik, Cerdas dan Cekatan Description: cid:image001.jpg@01CCEA99.F8CC82B0 Foto: REUTERS/Murad Sezer Seorang politisi muda yang cantik, cerdas, cekatan, percaya diri, berani, tegas, santun, anggun, memikat dan sedang naik daun. Suatu untaian kata yang tepat untuk menilai dengan pas sosok Hina Rabbani Khar. Kini menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Pakistan. Penilaian di pembuka tulisan ini bukan mengada-ada. Sebagai ilustrasi, tatkala pada September 2011 lalu Laksamana Mike Mullen, seorang pejabat militer senior Amerika Serikat menuduh dan bersaksi di depan Komite Intelejen Senat bahwa Badan Intelejen Pakistan main mata dan mendukung operasi kelompok Taliban di Afganistan. Atas tudingan itu, Hina Rabbani Khar pun tidak tinggal diam. Ia melancarkan serangkaian diplomasi membela panji-panji kepentingan nasional negaranya. Selanjutnya, untuk mengukur reaksi Pakistan atas kesaksian Mullen, beberapa waktu kemudian Hina Rabbani Khar diwawancari Scott Heidlers dari jaringan televisi Al Jazeera. Tampil penuh percaya diri, santun dan anggun, Khar menuai citra positif di mata publik sebagai politisi muda yang tidak hanya cantik namun juga cerdas, berani dan tegas. Ia mengungkapkan panjang lebar soal pasang-surut hubungan Amerika Serikat dan Pakistan. Khar juga menegaskan sikap negerinya, Pakistan, dan tawaran untuk mengakui keanggotaan Palestina sebagai negara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di samping itu, ia terampil mengupas isyu-isyu hangat dalam persoalan hubungan internasional lainnya. Menandakan ia memang berkompeten di bidang tugas yang tengah disandangnya. Menanggapi tuduhan yang dikemukakan Mike Mullen di atas, Khar memperingatkan dengan berani dan tegas bahwa jika Amerika Serikat terus menyudutkan Pakistan, maka dapat beresiko kehilangan sekutu potensialnya. Sikap santun, berani dan tegas yang diperlihatkan Hina Rabbani Khar sekalipun berhadapan dengan negara adidaya Amerika Serikat tersebut, memang sudah semestinya menjadi peran dan tanggungjawab dirinya selaku menteri luar negeri. Tidak ada kata takut atau ungkapan multi-tafsir untuk mengambil garis posisi tegas negaranya di kancah percaturan internasional. Bagi Khar, ia mengabdi semata-mata demi kepentingan nasional Pakistan. Sikap tersebut secara tersirat memperlihatkan bahwa negerinya juga memiliki harga diri, martabat, dan kedaulatan yang negara lain pun musti menghormatinya. Pembaca dapat menyimak video wawancara Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar di televisi Al Jazeera <http://dwikisetiyawan.files.wordpress.com/2012/02/hina-rabbani-khar.jpg> Description: Description: http://dwikisetiyawan.files.wordpress.com/2012/02/hina-rabbani-khar.jpg Menteri Luar Negeri Termuda Saat dilantik menjadi Menjadi Menteri Luar Negeri pada 19 Juli 2011 lalu Hina Rabbani Khar berusia 34 tahun. Ia lahir pada 19 Januari 1977 di di Multan, Punjab, Pakistan. Tak pelak, Hina membuat dan memecahkan rekor dalam sejarah modern Pakistan sebagai perempuan pertama sekaligus termuda yang menjabat Menteri Luar Negeri. Rekor termuda sebelumnya dipegang oleh Zulfiqar Ali Bhutto. Bhutto yang pernah menjadi Perdana Menteri, menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Pakistan saat berusia 35 tahun. Baik Khar maupun Bhutto, keduanya kebetulan berasal dari partai politik yang sama, yakni Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People Party). Hal ikhwal mengenai Parta Rakyat Pakistan (PPP), silakan kunjungi situs resminya <http://www.ppp.org.pk/> http://www.ppp.org.pk. Berasal dari keluarga kelas atas di Pakistan, darah politisinya mengalir deras dari ayahnya yang juga politisi dan tuan tanah, Ghulam Rabbani Khar Noor. Ghulam sendiri pernah menjabat sebagai anggota Majelis Nasional Pakistan mewakili Distrik Muzaffargarh, dan Menteri Provinsi Punjab di masa pemerintahan Perdana Menteri Nawaz Syarif Periode 1988-1990. Dari Distrik Muzaffargarh pula, Hina Rabbani Khar memulai debutnya di kancah perpolitikan nasional Pakistan. Mula-mula Khar bergabung dengan partai politik Liga Muslim Pakistan (the Pakistan Muslim League). Ia terjun dalam pemilihan umum 2002 dan terpilih menjadi anggota Majelis Nasional dari Distrik Muzaffargarh. Dikarenakan aturan baru pemilu Pakistan mengharuskan seorang calon legislatif bergelar sarjana, ayahnya, Ghulam Rabbani Khar Noor memberi kesempatan luas kepada Khar untuk mengganti posisi yang ia tinggalkan. Lantaran suatu intrik di partai Liga Muslim Pakistan, pada pemilu berikutnya di tahun 2008 Khar bergabung dengan Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People Party) dan terpilih untuk kedua kalinya. Antara tahun 2004 dan 2007 Khar adalah Menteri Negara Urusan Ekonomi dan Menteri Negara Bidang Perekonomian Pakistan. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Keuangan dan Urusan Ekonomi dalam kabinet Yousaf Raza Gillani antara 2008 dan 2011. Bintangnya kian bersinar. Pada tanggal 13 Juni 2009, ia menjadi perempuan pertama yang menyajikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pakistan di Majelis Nasional. Hina Rabbani Khar merupakan sarjana ekonomi ilmu manajemen Universitas Lahore Pakistan. Ia juga pemegang gelar master dalam bidang manajemen bisnis Universitas Massachusetts Amerika Serikat. Dia menikah dengan Firoze Gulzar, dan dikarunia dua anak perempuan, Annaya dan Dina. Suaminya adalah pemilik restoran Polo Lounge, sebuah restoran kelas atas terkenal di Lahore. Kegemaran Khar yakni menunggang kuda, membaca, dan bepergian. Jauh sebelum menjadi Menteri Luar Negeri, ia sudah mengunjungi banyak negara, seperti: Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Singapura dan lain-lain. Ada baiknya sebagai pamungkas tulisan ini, kita ikuti sejenak penilaian situs <http://www.pakistanileaders.com.pk/profile/Hina_Rabbani_Khar> Pakistan Leaders atas rekam jejak dan harapannya mengenai Hina Rabbani Khar. "Dia pintar bicara, brilian, giat, dan sangat jauh pandangannya melihat masa depan bahkan pada usia muda. Selain itu, dia rendah hati, mudah didekati, profesional, dan mengetahui pekerjaannya dengan baik. Pada suatu hari, jika kita memiliki lebih banyak orang seperti dia di pemerintahan kita, mungkin citra positif Pakistan tidak akan perlu pemasaran. Lebih daripada itu, mudah memperkenalkan mereka kepada dunia!"