[breaktime-corner] [INFO] Beberapa Kegiatan Sepele Yang Dapat Merusak Kesehatan

  • From: "gunawan prakoso" <gunawan.prakoso@xxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 3 Dec 2011 11:28:15 +0700

[INFO] Beberapa Kegiatan Sepele Yang Dapat Merusak Kesehatan 

 

Kenyataannya hidup sehat merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
manusia setiap harinya. Karena dengan kita sehat maka hidup ini akan lebih
berarti. Tetapi anda harus berhati-hati terhadap beberapa kegiatan yang
menurut kita sepele dan ternyata dapat merusak kesehatan kita...Apa sajakah
itu ??? Ini dia : 

1. Mendengarkan Musik Lewat Earphone

Suka mendengarkan musik lewat earphone...???? Hmm..hati-hati bahayanya.
Terlalu sering mendengar bunyi keras atau suara bising dalam tempo lama dan
terjadi tiap hari bisa mengganggu pendengaran. Kajian Komisi Eropa
menunjukkan, kebiasaan mendengar musik dengan earphone dengan volume tinggi
(di atas 100 desibel), lebih dari satu jam sehari dalam jangka minimal lima
tahun, membawa risiko gangguan pendengaran permanen.

Saat ini, 50-100 juta orang diperkirakan aktif mendengar musik melalui
earphone setiap harinya. Berdasarkan penelitian, sebagian besar mereka
menyetel volume hingga di atas 89 desibel (sekitar volume 90 %) untuk
mengimbangi kebisingan lalu lintas. Gangguan pendengaran karena bising
merupakan gangguan pendengaran tipe saraf (tuli sensorineural) akibat
kerusakan koklea atau saraf sensoris.

 

 

Description:
http://2.bp.blogspot.com/__ilGsQcnGTY/TPgemCygT2I/AAAAAAAAA1s/DXz5qyL-yhg/s4
00/news-graphics-2008-_437909a.jpg


Menurut dr.Ronny Suwento, SpTHT, dari Departemen Telinga Hidung dan
Tenggorokan (THT), RSCM, Jakarta, getaran kuat akibat gelombang suara keras
akan merusak sel-sel rambut koklea dalam telinga dalam.
"Kerusakan itu akan menghambat impuls listrik mencapai saraf pendengaran
sehingga tidak ada yang diteruskan ke otak untuk diinterpretasi sebagai
suara," kata dr Ronny. Gangguan pendengaran akibat paparan suara bising
terjadi secara bertahap. "Mungkin pada tahun-tahun awal orang itu tidak akan
merasakan gangguan karena suara yang kita gunakan dalam komunikasi
sehari-hari hanya 500-4000 desibel," tambahnya. "Lambat laun ambang batas
pendengarannya makin menurun sampai akhirnya tidak bisa mendengar suara
lagi," kata dr Ronny.

Telinga sendiri diciptakan dengan berbagai bagian fungsi yang saling bekerja
sama sehingga seseorang mampu mendengar, memproses, dan memahami dunia di
sekitarnya. Namun, saat suara di sekitar kita terlalu keras atau bising,
sel-sel rambut yang halus di rumah siput dalam telinga (koklea) akan rusak.
Sel rambut ini berfungsi menangkap frekuensi suara dan meneruskannya ke
pusat persepsi pendengaran di otak.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika alat pemutar musik digital yang
disambungkan dengan earphone diputar pada volume optimal atau maksimal
(intensitas sekitar 100 desibel), telinga hanya boleh terpapar maksimal 5
menit per hari. Pada volume 90 persen (90 desibel) hanya boleh terpapar
selama 18 menit. Pada volume 80 persen (80 desibel), hanya boleh 1,2 jam
dosis maksimal per hari. Dan, pada volume 70 persen (70 desibel), hanya
boleh sekitar 4,6 jam maksimal per hari. Lebih dari itu, risiko terjadinya
trauma bising akan lebih besar. Jadi, sebaiknya dipakai pada volume rendah
karena akan lebih aman.

Ingat dengan pepatah yang mengatakan, "if it is too loud you are too old?"
Semakin sering kita mendengarkan bunyi yang terlalu keras, maka usia kita
akan jauh lebih tua dari usia sesungguhnya karena pendengaran kita
terganggu. 

 


2. Memakai Celana Jeans Ketat

Beberapa tahun terakhir, menggunakan celana jeans ketat (model pensil)
menjadi tren di kalangan anak muda. Bahkan, artis papan atas Indonesia
seperti The Changcuters pun menjadi salah satu pecinta celana jenis ini. Tak
tanggung-tanggung, celana ini bukan sekedar ketat, tapi juga menempel seolah
menjadi kulit kedua bagi pemakainya.

 

Description:
http://4.bp.blogspot.com/-NLYOKEwOOCs/TZ5WYK7gnlI/AAAAAAAAAEE/cZMpvrXNzPw/s1
600/celanaketat.jpg

 

Memang tak terhitung banyaknya pengguna celana jeans ketat. Namun, mungkin
hanya segelintir yang mengerti efek negatif memakai celana jenis itu.
Menurut dr. Ryan Thamrin, penggunaan celana jeans ketat pada wanita kerap
menimbulkan masalah. Antara lain:

Bagi Pria
Penggunaan celana jeans ketat yang terlampau sering menyebabkan daerah di
sekitar kemaluan menjadi panas, sehingga berbahaya untuk sperma. Hasil
penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa kualitas sperma pria mengalami
penurunan bila terlalu sering mengenakan celana jeans ketat. Disebutkan,
jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter dapat turun drastis
menjadi 20 juta per mililiter.

Secara ilmiah, hal ini dapat dijelaskan. Suhu yang tidak normal pada
skrotum, yaitu lapisan yang melindungi kemaluan, dapat berakibat buruk pada
kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar
organ reproduksi. Sehingga dapat menimbulkan jamur yang akan meningkatkan
suhu testis dalam produksi sperma. Bila diteruskan akan menjadi gatal dan
menjalar ke bagian buah zakar.

Bagi Wanita
Banyak para wanita yang menginginkan penampilan terlihat sexy,sehingga
mengenakan pakaian yang cenderung ketat agar dapat menunjukkan bentuk
tubuhnya. Khususnya para pelajar dan mahasiswa sering sekali mereka
mengenakan celana jeans yang ketat, hingga celana jenis ini menjadi pilihan
utama bagi mereka. Tetapi apakah mereka tahu kalau mengenakan celana jeans
terus menerus kurang baik untuk kesehatan terutama bagi organ intim
kewanitaan.

Celana jeans ini terbuat dari bahan yang cukup tebal, apalagi yang jenis
straight jeans atau celana jeans yang pas di badan. Hal ini dapat
menimbulkan rasa panas di bagian organ kewanitaan dan memicu produksi
keringat yang cukup banyak. Ditambah lagi sirkulasi udara di daerah
kewanitaan juga terganggu akibat bahan yang tebal itu, padahal daerah
tersebut memerlukan sirkulasi udara yang cukup, agar keringat cepat
mengering.

Apabila hal ini terjadi terus menerus maka, daerah itu akan menjadi lembab
dan mudah sekali memicu tumbuhnya jamur. Disamping itu resiko untuk
terjadinya iritasi maupun infeksi juga bertambah besar. Bila hal ini
dibiarkan terus menerus maka akan membahayakan organ kewanitaan yang
mengancam kesehatan reproduksi. Selain itu dengan menggunakan celana ketat,
perut akan terasa sakit dan pernafasan juga akan terganggu karena perut
selalu dalam keadaan tertekan yang pada akhirnya proses BAK (Buang Air
Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) juga akan terganggu. Jadi, dengan kenyataan
yang demikian, maka perlu anda pertimbangkan jika ingin menggunakan celana
ketat. 

3. Menaruh Dompet di Saku Belakang Celana

Biasa meletakkan dompet di saku belakang celana? Waspadalah. Kebiasaan itu
ternyata bisa mempengaruhi saraf-saraf yang ada di tubuh. Para ahli
mengungkapkan orang-orang yang duduk dengan dompet di saku belakang celana
memiliki risiko merusak saraf-saraf kunci. Kondisi ini sudah menjadi sangat
umum di masyarakat hingga dijuluki dengan nama hip-pocket syndrome atau
wallet-neuropathy. Laki-laki yang selalu meletakkan dompet di saku
belakangnya adalah kelompok yang paling berisiko terkena kondisi ini.

 

 

Description: http://www.zonaberita.com/images/dompet-depan-ts.jpg


Ahli fisioterapi menuturkan adanya lonjakan jumlah laki-laki yang menderita
atau mengeluhkan sakit punggung bagian bawah, dan diduga posisi dompet
menjadi penyebab utama kondisi ini. "Saat ini semakin banyak pasien saya
yang datang ke klinik dengan keluhan seperti itu. Kondisi ini dipicu oleh
posisi dompet yang menekan saraf di belakang tubuh dan seiring waktu bisa
menyebabkan linu panggul," ujar Julian Forth, seorang fisioterapis di
Buckhurst Hill, Essex, seperti dikutip dari BBCNews, Senin (14/3/2011).

Forth mengungkapkan dompet tersebut akan menekan saraf-saraf di tubuh baik
pada saat orang mengemudi atau ketika duduk di tempat kerja. Kondisi ini
juga bisa mengakibatkan rasa sakit atau mati rasa pada pergelangan kaki,
kaki bagian bawah dan menimbulkan rasa sakit saat berjalan, duduk atau
berbaring. Jika seseorang meletakkan dompet di saku belakang, maka akan
menimbulkan ketidakseimbangan yang secara tidak sadar melibatkan otot,
tulang dan yang paling penting adalah sistem saraf. Ketidakseimbangan ini
membuat seseorang duduk cenderung miring dan mencoba untuk tetap menjaga
keseimbangan yang berpusat pada panggul.

Kondisi ini kemungkinan melibatkan satu atau dua kurva kompensasi dari
tulang belakang yang membuat posisinya menjadi tidak sejajar. Secara tidak
sadar hal ini akan membuat bahu menjadi merosot. Itulah sebabnya meletakkan
dompet di saku belakang bisa menyebabkan nyeri pada leher, punggung dan juga
bahu. Jika laki-laki berpikir bahwa ia tidak mengalami keluhan apapun,
sebaiknya tetap menghindari kebiasaan tersebut.

Meski demikian ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko
gangguan saraf, seperti dikutip dari siouxcityjournal.com yaitu:
1. Melakukan sedikit peregangan sebelum duduk
2. Mengeluarkan dompet dari saku belakang sebelum duduk meskipun dompet
tersebut tidak tebal
3. Meletakkan dompet pada tempat alternatif lainnya seperti saku jaket atau
di dalam tas
4. Duduklah dengan nyaman di kursi atau sofa dengan permukaan yang datar
sehingga tidak mengganggu saraf dan struktur tulang serta ototnya benar
5. Jika sudah timbul keluhan sebaiknya segera konsultasikan dengan
fisioterapis untuk memperbaiki postur tubuh dan tidak memperburuk keadaan. 

4. Membunyikan Tulang Leher/Badan Lainnya

Memutar kepala setelah dipijat atau saat leher terasa pegal memang sangat
menyenangkan. Kepala merasa lebih enteng dan rasa sakit yang ada di kepala
apakah itu pusing atau sakit kepala, umumnya segera hilang setelah terdengar
bunyi tersebut.

Padahal, kebiasaan itu mempunyai akibat sampingan yang cukup berbahaya.
Salah satunya, syaraf bisa terjepit di sela-sela tulang ekor leher. Menurut
Brian Cassaza, M.D, dari Universitas California, Amerika, bila salah urat
syaraf terjepit di antara tulang ekor leher. Maka, efeknya bisa
bemacam-macam, tergantung dari jaringan saraf itu menuju ke mana. Tapi, pada
umumnya, akan mengakibatkan organ tubuh seperti kaki dan tangan sulit
dikomando oleh otak. Orang yang mengalami hal tersebut, biasanya berjalan
seperti robot, karena, otak gagal memberi instruksi kepada organ-organ tubuh
untuk melakukan apa yang diiinginkan.

Berjalan seperti robot merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan, jika
orang itu menggunakan sandal, dapat dipastikan bahwa sandalnya akan mudah
terlepas dari telapak kakinya, akibat jari-jari tidak mampu menekan bagian
dasar sandal. Atau, bila makan harus disuapi. Karena, tangan sulit sekali
membawa sendok hingga ke ujung bibir, sebagaimana layaknya orang sedang
menyuap makanan ke dalam mulut.

Sama halnya dengan membunyikan tulang leher, gerakan membunyikan buku-buku
jari juga merupakan kebiasaan yang salah karena menyalahi aturan persendian
normalnya dan dapat menghancurkan tulang-tulang rawan di dalamnya.Jika
kebiasaan ini dilakukan terus menerus maka dapat menimbulkan penyakit sendi
yang kronis di kemudian hari.

DARI MANA ASALNYA BUNYI "KRETEK" ITU???

Para ilmuwan biomedis telah mempelajari apa yang sebenarnya terjadi ketika
Anda menekuk tulang sendi jari dengan menggunakan mikrofon yang sensitif
(untuk mendengarkan dan menganalisis bunyi) dan ukuran bunyi (untuk mengukur
jumlah tarikan pada jari). Mereka menemukan bahwa dua suara yang terpisah
biasanya muncul ketika Anda membuyikan buku jari. Buku jari adalah sendi
yang membuat jari Anda dapat ditekuk. Di dalam ruang sendi di antara
tulan-tulang terdapat cairan dan ikatan sendi (ligamen) di setiap sisi ruang
sendi yang menyatukan tulang.

Ketika Anda menarik jari ("menceklek" sendi), Anda membuat ruang sendi makin
besar. Akibatnya, tekanan dalam ruang sendi makin menurun. Segera saja,
ikatan sendi tersedot ke dalam. Ketika tekanan menurun,muncullah gelembung
(paling sering karbon dioksida), hanya dalam satu per ribuan detik. Ketika
muncul, gas ini akan menimbulkan bunyi letupan yang merupakan suara pertama.

Gelembung itu mengisi 15% ruang sendi yang sekarang menjadi lebih besar.
Karena ruang sendi mendadak diisi oleh gelembung, cairannya tiba-tiba
mendorong ikatan sendi dan mendorongnya ke posisi semula. Pada saat ligamen
"didorong kembali" muncullah bunyi kedua. Energi yang hilang dalam sendi
sangat rendah, sekitar 7% dari yang Anda perlukan untuk merusak tulang
rawan. Namun, jika Anda sering melakukannya, itu akan menjadi cerita yang
jauh berbeda.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Daniel Unger, yang telah membunyikan
buku jari tangan kirinya selama 50 tahun. Ia kemudia membandingkan tangan
kiri (buku sendi yang sering dibunyikan) dengan tangan kanannya (yang tidak
pernah dibunyikan). Tangan kirinya tidak terkena artritis, sama seperti
tangan kanannya, namun satu orang merupakan sampel yang sangat kecil.

Penelitian lain meneliti 300 orang yang telah membunyikan buku jarinya
selama 35 tahun. Tidak ada kasus artritis pada tangan mereka. Mereka memang
memiliki sendi yang membesar (bukan masalah besar). Namun, hal yang
mengejutkan adalah tangan mereka lebih lemah, kekuatan tangan mereka
seperempat kekuatan yang seharusanya!

Jadi, membunyikan buku jari tidak menggangu Anda dalam waktu singkat, namun
35 tahun dari sekarang, Anda mungkin tidak akan dapat membuka botol selai!
Bagaimana pendapat Anda? Masih mau "menceklek" buku jari Anda lagi?


5. Mandi Malam Hari

MANDI adalah salah satu upaya membersihkan badan. Mandi biasanya dilakukan
sehari 2 kali, yakni pagi setelah bangun tidur dan sore hari sepulang dari
aktivitas seharian. Mandi jarang dilakukan pada malam hari, kecuali bagi
mereka yang pada sore hari tidak sempat mandi karena ada pekerjaan sampai
agak malam. Lalu apakah mandi malam berefek buruk bagi kesehatan?

 

Description: http://suaramerdeka.com/foto_sehat/20080630331_mandi.jpg


Menurut dr.Cici Lia Novita, mandi pada malam hari sebenarnya tidak membawa
dampak negatif bagi kesehatan bagi orang yang tidak mempunyai riwayat
penyakit tertentu seperti rematik, jantung dan asma. Ia mengakui, jika waktu
malam hari itu udara khususnya di Indonesia kelembabannya lebih tinggi
sehingga bila tubuh yang sudah kedinginan diberi air dingin akan menjadi
kaku. "Tidak masalah, selama kondisi tubuh sehat dan tidak ada penyakit
rematik, jantung dan asma," ujarnya.

Bagi penderita penyakit rematik memang tidak dianjurkan untuk mandi malam
hari, karena dengan semakin dinginnya tubuh dan sendi akan membuat
sendi-sendi yang terkena rematik menjadi kaku sehingga akan timbul rasa
sakit yang kita kenal sebagai serangan rematik. "Makanya jika bisa mandi
lebih pagi kenapa harus selalu mandi di malam hari, agar tubuh jadi tidak
kedinginan. Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan," ujar lulusan
Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada UGM) ini.

Sebenarnya kebiasaan mandi malam tidak berpengaruh secara langsung terhadap
timbulnya penyakit rematik. Mandi malam akan berpengaruh terhadap timbulnya
nyeri sendi jika memang sudah memiliki riwayat penyakit rematik sebelumnya.
Hal tersebut berkaitan dengan menyempitnya pembuluh darah akibat hawa dingin
yang akan berpengaruh pada kurang tersuplainya oksigen ke sendi sehingga
terjadilah nyeri.

Namun, ada baiknya jika cuaca dingin, mandi malam hari menggunakan air yang
hangat dan ketika badan tidak sedang sakit. "Kalaupun rematik, kalau pakai
hangat sebenarnya tidak masalah. Apalagi, jika kondisi tubuh sedang gerah
dan lelah. Karena mandi akan membuat tidur lebih nyenyak," ujar dr Cici.

Mengenai mandi malam bagi ibu hamil, dr Cici mengatakan sama saja. Hanya
saja, sebaiknya menggunakan air hangat karena biasanya pada saat hamil
pembuluh darah menyempit dan ini juga terjadi pada tubuh dalam keadaan
dingin. "Makanya dengan air hangat akan mencegah risiko terjadinya sakit
kepala. Karena air hangat bisa memperlebar kembali pembuluh darah yang
menyempit," terangnya. Pada pagi hari pun demikian. Jika kondisi cuaca
dingin, ada baiknya bagi penderita rematik untuk mandi air hangat. "Jadi
bukan karena malam atau siang, tapi karena suhu air dan udara saja,"
ujarnya.

Lalu bagaimana kita mengetahui jika kita memiliki rematik? Ia menjelaskan,
salah satu gejala rematik adalah seseorang yang sering merasakan nyeri sendi
pada pagi hari, nyeri sendi saat baru bergerak. Penyakit ini bisa menimpa
semua usia, namun berisiko pada usia lanjut dan orang yang memiliki berat
badan berlebih.

Rematik, kata dr Cici, sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis
rematik tersebut bergantung pada penyebab terjadinya rematik. Sebagian besar
rematik disebabkan oleh adanya peradangan pada sendi. Peradangan sendi ini
pun dapat terjadi mulai dari kekurangan hormon estrogen, faktor genetik,
osteoporosis, dan lainnya Ditanya soal makanan, sebenarnya tidak ada
pantangan khusus untuk makanan. Biasanya yang terkait dengan pola makan ada
penyakit asam urat. "Gejalanya memang mirip dengan rematik," ujarnya. 







JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: