[breaktime-corner] Diimbau Tak Berlebihan Makan Petai dan Jengkol!

  • From: "Adhi ikhwan Noviyanto" <adhi.ikhwan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 14 Feb 2012 17:15:05 +0800

Diimbau Tak Berlebihan Makan Petai dan Jengkol!
<file:///C:\Documents%20and%20Settings\peb2061585\Local%20Settings\Temp\
Rar$EX00.437\diimbau-tak-berlebihan-makan-petai-dan.html>  




<http://1.bp.blogspot.com/-8ZBAMh-dUUM/Tznr3j0j95I/AAAAAAAAD70/fGCDmzC_z
Es/s1600/Capture.JPG> 


 








Petai dan jengkol sering dipandang sebagai makanan kampung. Meski berbau
menyengat, banyak orang menggemarinya. Seperti pangan lainnya, petai dan
jengkol selain bermanfaat juga berbahaya jika dimakan berlebihan.

Petai (Parkia speciosa) sangat populer di Indonesia, juga di Laos,
Burma, Malaysia, Singapura, bagian selatan Thailand, dan timur laut
India. Selain dinikmati oleh warga lokal, petai juga diekspor dalam
bentuk beku atau direndam air garam.

Polong yang berbau menyengat ini diketahui sebagai sumber antioksidan
alami. Peneliti dari National University of Singapore menyebutkan bahwa
petai tinggi kandungan zat phenolic, lebih tinggi dibanding sayuran
lain. Polongnya lebih banyak mengandung phenolic dibanding bijinya,
sehingga kandungan antioksidannya lebih tinggi.



 




Biji petai juga mengandung vitamin C, namun tidak dengan polongnya.
Selain itu, petai juga mengandung vitamin A, B6, dan B12, serta
potassium dan zat besi.



 



Bau petai bisa tahan 2 hari di mulut dan di tubuh akibat kandungan asam
amino tertentu. Karena merupakan sumber karbohidrat kompleks, petai
dapat membuat kentut berbau busuk. Konon petai dapat menghasilkan
serotonin yang dapat menimbulkan rasa nyaman.

Petai dipercayai memiliki berbagai khasiat, di antaranya menetralkan
asam dan mengurangi iritasi di usus. Riset membuktikan bahwa petai dapat
mengurangi resiko kematian akibat stroke hingga 40%. Selain itu,
konsumsi petai dapat mengatasi anemia dan tekanan darah tinggi.



 



Namun, petai tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Berdasarkan
penelitian petai dapat membahayakan ginjal. Orang yang menderita asam
urat juga tidak boleh memakan petai.

Bagaimana dengan jengkol? Buah yang bernama ilmiah Archidendron
pauciflorum ini merupakan tanaman asli Asia Tenggara. Ekstrak bijinya
dapat menghasilkan warna ungu, sehingga biasa digunakan sebagai pewarna
tekstil.

Selain di Indonesia, jengkol juga dikonsumsi di Malaysia, Myanmar,
Bangladesh, dan Thailand bagian selatan. Konon, jengkol dapat mengatasi
diabetes dan tekanan darah tinggi. Walau belum dibuktikan secara ilmiah,
jengkol juga bisa mengobati anemia karena kandungan zat besinya yang
tinggi.

Menurut detikhelath, tiap 100 gram jengkol terdapat 4,7 gram zat besi.
Rata-rata orang mengonsumsi 20-50 gram per porsi, sehingga dari jengkol
saja dapat diperoleh zat besi sebanyak 0,85 - 2,3 gram. Padahal secara
umum manusia hanya membutuhkan asupan zat besi harian sebanyak 0,11-0,27
gram.

Terlalu banyak mengonsumsi jengkol dapat menyebabkan keracunan. Buah ini
mengandung asam jengkolat (djenkolic acid) yang bila mengendap dapat
membentuk kristal berujung runcing. Endapan ini berbahaya karena dapat
melukai pembuluh darah dan saluran kencing.

Gejala keracunan jengkol adalah nyeri perut, mual dan muntah, susah
buang air kecil, hingga berkurangnya volume urin yang disertai bercak
darah. Jika tidak ditangani dengan benar, korban dapat menderita asam
urat dan gagal ginjal akut. Gejala ini biasanya menyerang pria dan tidak
langsung terlihat, namun dapat terakumulasi seiring seringnya memakan
jengkol.

Belum jelas berapa takaran jengkol yang aman dikonsumsi. Selain itu,
toleransi individu terhadap asam jengkolat juga berbeda-beda. Jika
mengalami nyeri perut, mual, muntah, dan susah buang air kecil, atasi
dengan minum air putih sebanyak-banyaknya. Jika perlu, minum arang yang
dihaluskan dan dicampur ke dalam air putih untuk menyerap racun jengkol
yang tertinggal di saluran pencernaan.

Namun, jika sudah parah seperti keluar kencing darah dan tidak doyan
minum, segera ke dokter atau rumah sakit. Dokter akan memberikan infus
natrium bikarbonat untuk menyeimbangkan komposisi kimia dalam tubuh usai
keracunan asam jengkol.

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts:

  • » [breaktime-corner] Diimbau Tak Berlebihan Makan Petai dan Jengkol! - Adhi ikhwan Noviyanto