[breaktime-corner] Re: Cerita ke Pulau Sempu, Malang-1] Niatnya sih Backpacker.. Tapi...

  • From: "Adhi ikhwan Noviyanto" <adhi.ikhwan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: <tea-corner@xxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 10 Jan 2012 07:52:27 +0800

Cedek Omahku Jeh...........

 

________________________________

From: tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx
[mailto:tea-corner-bounce@xxxxxxxxxxxxx] On Behalf Of gunawan prakoso
Sent: Monday, January 09, 2012 9:47 PM
To: tea-corner@xxxxxxxxxxxxx
Cc: gunawan.prakoso@xxxxxxxxx
Subject: [breaktime-corner] Cerita ke Pulau Sempu, Malang-1] Niatnya sih
Backpacker.. Tapi...

 

 

 


Cerita ke Pulau Sempu, Malang-1] Niatnya sih Backpacker...... Tapi.....


 


Backpacker... secara harfiah artinya orang yang jalan-jalan tapi dengan
cara terhemat menggunakan berbagai jenis transportasi. Dari angkot,
ojek, tinggal di masjid, atau jalan kaki sekalipun.

Yup, niat inilah yang mengukuhkan kami untuk backpacker ke Pulau Sempu,
Malang. Niat ke sana sudah lama direncanakan jauh sebelumnya, mungkin
setahun yang lalu. Tinggal nunggu hari baik saja, kata orang Jawa mah.

Akhirnya saya pun menghubungi Uve, sahabat yang ada di Kota Malang. Kami
bertemu beberapa tahun yang lalu di Kampung Inggris, Pare, Kediri. Niat
ini pun saya share di status jejaring sosial, harapannya sih, ada
orang-orang nekat seperti saya. Dan jawaban itu pun disambut oleh
sahabat saya, Lulu dan temannya Liana.

Transportasi dari Jakarta kami pilih kereta api, sebab harganya cuma
51.000 (Matramaja) ke Malang. Uve berburu informasi di Malang tentang
harga sewa tenda, sewa angkot, sewa guide, dan lain-lain. Hasil
pencarian diperoleh perkiraan sewa tenda sekitar 20 ribu, sewa guide 100
ribu, transportasi ke Pulau Sempu 100 ribu, biaya tak terduga 50 ribu.
Ada teman yang akan bantu kami transportasi dari Malang ke Sendang Biru.
Intinya kalau dibagi ke jumlah peserta yang ikut, nominalnya jadi gak
terlalu besar. Jumlah orang sementara yang akan ikut adalah sembilan
orang.

Rupanya sistem pemesanan kereta api dengan tidak adanya kursi duduk
merugikan saya yang akibatkan saya tidak dapat tiket pulang. Terima
kasih buat teman saya, Ara, yang sudah berjuang buat dapatkan tiket
berangkat. Hehehe, kebayang dah antriannya. Sementara itu, teman-teman
yang dari Jakarta tersebut pulangnya tidak bersamaan, jadi saya akan
pulang sendirian nampaknya.

Tgl.28-31 Desember 2011 adalah tanggal yang dipilih, mengingat tanggal 2
Januari harus sudah masuk ke sekolah. Rencananya seperti ini: Tgl. 28
berangkat, tgl. 29 sampai Malang dan langsung ke Pulau Sempu, tgl. 30
jalan-jalan ke kota Malang, dan tgl 31 kembali ke Jakarta.

Saya pun coba cari informasi kendaraan termurah pulang, mengingat itu
adalah malam tahun baru, gak mau terjebak di jalan juga. Terbayang macet
total yang siap menghampiri di jalan dengan jalur darat. Dengan metode
membonceng motor pun nampaknya akan dilakukan.

Setelah melalui perjuangan luar biasa, saya pun memutuskan ada perubahan
rencana. Pulang ke Jakarta akan mampir dulu ke daerah Gombong, ada
saudara di sana, sekalian silahturahim, hehehe. Jadi rencananya begini:
Tgl. 28 berangkat, tgl. 29 sampai Malang dan langsung ke Pulau Sempu,
tgl. 30 kembali ke Malang dan lanjut ke Gombong, dan tgl. 31 kembali ke
Jakarta dengan kereta api ekonomi melalui pembelian jalur 'ekspres'.

Bagaimana pelaksanaannya???

Tgl.28 saya pun menuju ke stasiun Pasar Senen. Jam menunjukkan pukul
12.00 WIB dari Kampung Rambutan, entah kenapa saya pilih bus P17A dengan
harapan langsung sampai stasiun. Apa daya, bus itu jalan bak keong di
siang hari. Huuffft... mulai panik ketika sampai UKI jam 13 lewat.
Padahal kereta jam 2 berangkat. Tanpa pikir panjang, turun UKI naik ojek
dan ngebut ke Pasar Senen tanpa rem. Harga ojek 50 ribu.

Alhamdulillah tidak terlambat sampai stasiun dan kabar lainnya adalah
Liana meng-cancel karena dia sakit. Hmmm...kabar tak terduga. Di KA kami
bertiga, saya, Lulu, dan sahabat saya Hely. Loh, kok ada Hely? Iyah, dia
naik sampai Solo dan lanjut ke Jogja. Setidaknya Hely membuat kereta
jadi lebih ramai. Obrolan kami lebih serius dari anggota DPR yang bahas
anggaran dan lebih berisik dari pedagang yang tawarkan dagangan di
kereta.

Sampailah kami di Kota Malang dan langsung menuju kos-nya Uve. Ada
perubahan rencana, ternyata dari sembilan orang, total yang berangkat
jadi lima orang. Dan teman yang tadinya akan mengantar ke Sempu, tidak
jadi mengantar. Hasilnya, pagi-pagi itu kami cari angkot buat sewa ke
Sempu dan peralatan tenda yang kami sewa (lampu dan alat masak).

Kami pun berangkat ke TKP dan membayar ini itu. Setelah puas menikmati
Pulau Sempu dengan jalur yang luar biasa seru, kami lanjutkan misi kami
masing-masing. Saya kembali ke Jakarta setelah melalui kereta di
Gombong.

Kalo mau dihitung-hitung rencana pengeluaran:

KA Ekonomi PP: 110 ribu

Sewa Kapal: 100 ribu (dibagi 9 orang)

Sewa Guide: 100 ribu (dibagi 9 orang)

Tiket + Petugas: 80 ribu (dibagi 9 orang)

Sewa Tenda dan perlengkapannya:  50 ribu (dibagi 9 orang)

Realisasi pengeluaran:

Ojek: 50 ribu

KA Ekonomi berangkat: 51 ribu

Sewa Kapal: 100 ribu (dibagi 5 orang)

Sewa Guide: 100 ribu (dibagi 5 orang)

Tiket + Petugas: 80 ribu (dibagi 5 orang)

Sewa Tenda dan perlengkapannya:  50 ribu (dibagi 5 orang)

Sewa Angkot: 500 ribu (dibagi 5 orang)

Bus Malang-Gombong: 87 ribu

KA Gombong-Jakarta: 80 ribu

Silakan hitung pakai kalkulator berapa biaya yang saya keluarkan....
but, its okay kok... banyak hal yang kita rencanakan kadang tidak sesuai
rencana. Keindahan pemandangan di sana membayar apa yang harus saya
bayar.

Mau tahu pengalaman kami selanjutnya?

Apa yang kami alami?

Apa yang kami rasa?

Apa yang kami lakukan di Pulau Sempu?

Nantikan catatan saya selanjutnya.... ^_^

 

di dalam angkot sewaan

 

bergaya di depan Segara Anakan, Sempu

*thanks to sahabat-sahabat yang membuat mimpi kami jadi nyata.

 

menghadap Samudera Hindia

 

Segara Anakan, Malang

 

JPEG image

JPEG image

JPEG image

JPEG image

Other related posts: