[nasional_list] [ppiindia] surat kembang gunung purei: "philosophie magazine"

  • From: "Kusni jean" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 24 Jul 2006 08:02:50 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Surat Kembang Gunung Purei:


"PHILOSOPHIE MAGAZINE"

Secara harafiah, "Philosophie Magazine" jika dibahasaindonesiakan akan menjadi 
"filfasat majalah".  Hanya saja ketika membaca tajukrencana  Alexandre Lacroix, 
pemimpin redaksi "Philosophie Magazine"  [Paris, No.1. avril-mai 2006], 
pengertian "majalah" [magazine] ternyata dimaknakan olehj Lacroix jauh lebih 
luas dari sebatas "magazine". Karena itu editorialnya, ia juduli "Philosophie 
et jurnalisme" [filsafat dan jurnalisme]. 

Untuk memberi dasar teoritis   tentang "Philospohie Magazine" yang sekaligus 
menjadi nama dari majalah yang ia pimpin,  Lacroix,  memulainya dengan  
menyitir kata-kata Michel Focuault yang menulis bahwa : "Persoalan filsafat, 
adalah persoalan  hari ini [du présent] yang sama dengan diri kita sendiri 
[nous-mêmes]. [Lihat: Entretien avec Bernard-Henri Lévy, Le Nouvel Observateur, 
Paris, 12 mars 1977, cité par Vincent Descombre, in: "Philosophie par gros 
temps" , Edition de Minuit].

Apakah kita suka atau tidak, tapi para pemikir sekarang,  cenderung  makin  
lebih acuh pada persoalan sejarah hari ini [du présent]. Lebih memperhatikan 
masalah soal-soal aktual yang menantang manusia.  Dan gejala ini oleh Lacroix 
dipandang sebagai perbedaan antara para pemikir sekarang dengan para pemikir 
pendahulu mereka.  Sebagai contoh, Jacques Derrida dari Perancis dan Jürgen 
Habermas dari Jerman, telah mengulas apa sebenarnya Peristiwa 11 September  
[lihat: Jecques Derrida dan Jürgen Habermas, "Le Concept du 11 septembre", éd. 
Galilée, Paris, 2005] atau model matrix trilogi  yang mengangkat metode "mesin 
filsafat, "la machine philosophique, [Lihat: karya kolektif dipimpin oleh 
Jean-Pierre Zarader, "Matrix, Machine Philosophique", terbitan Ellipse, Paris]. 
 "Mesin filsafat" di sini diartikan sebagai suatu "metode perenungan yang 
menetrapkan secara bebas sarana-sarana tradisional filosofis guna mengamati 
kekinian".

Apabila kita perhatikan tulisan-tulisan filosofis sekarang, maka nampak bahwa 
sering para penulisnya mengacu pada Plato, Epicurus atau Nietzsche ketika 
membahas berbagai soal-soal kekinian serta menafisrkan mitologi.  Masalah Tuhan 
dan metafisik tradisional dijadikan sebagai latarbelakang, dan filsafat yang 
berkembang sekarang menjadikan kembali Foucault sebagai "ontologi kekinian" 
[l'ontologie du présent]. 

Membaca perkembangan ini, dan sebagai penganut filsafat "engagé" [keberpihakan 
manusiawi],   sebagai tradisi Perancis,  Lacroix dengan menerbitkan Philosophie 
Magazine,  ingin memadukan filsafat dengan jurnalisme. Menyertai dan 
menggarisbawahi perkembangan filsafat di Perancis hari ini. Filsafat bukan 
hanya bicara tentang masa lalu dan yang terpisah dari kehidupan tapi bermanfaat 
bagi hidup kekinian. Sebaliknya jurnalisme tidak tennggelam dalam kedangkalan 
peristiwa tanpa menyelami makna terdalam. Lacroix ingin menunjukkan bahwa  
mengenal kekayaan dan kedalaman pemikiran filsafat , bukanlah sebatas mengenal 
masa silam tapi justru dengan mengenal masa silam,  kita bisa melihat apa 
gerangan  peran masa silam itu pada permasalahan hari ini. Bagaimana masa silam 
itu bisa dijadikan rujukan.

Barangkali di sinilah terletak  arti penting kita mengenal sejarah dan menulis 
kembali sejarah secara obyektif. Merekonstruksi sejarah sebagaimana adanya. 
Sejarah yang diajarkan di negeri kita sekarang kukira , tidak lain dari sejarah 
yang ditulis berdasarkan kepentingan politik. Bukan sejarah obyektif. Sehingga 
sejarah pun dijadikan sebagai  alat penindasan dan bahkan pembunuhan. Sejarah 
negeri sendiri kita jadikan sebagai alat menghancurkan diri dan negeri sendiri. 
Sarana mengasingkan diri sendiri secara kejiwaan dari negeri sendiri.

Ketika Lacroix berbicara tentang para pemikir atau filosof Perancis kekinian, 
dan hasratnya meneruskan pemikiran yang engagé, seperti biasa aku melihat 
Indonesia, adakah, seberapa banyak pemikir dan filosof negeri kita yang penuh 
engagement [keberpihakan manusiawi]. Apakah yang dilakukan oleh fakultas 
filsafat kita ke jurusan ini? Ataukah faktulas-fakultas filsafat kita hanya 
membeo politik pemerintah atau memisahkan masa lampau tanahair dari  hari ini 
dan masa depannya? Apa bagaimana dengan orientasi begini yang dilakukan oleh 
lulusan faktulas filsafat negeri kita? Sekedar beberapa pertanyaan yang 
mempertanyakan sekaligus apa arti suatu fakultas dan ilmu sosial, termasuk 
filsafat, bagi kehidupan nyata hari ini dan esok. 

Kalau Lacroix mentautkan filsafat dengan jurnalisme, barangkali hal ini pun, 
bisa kita jadikan acuan dan cermin tentang bagaimana dunia jurnalistik kita 
sekarang termasuk yang mengendalikan dunia jurnalistik kita. Apakah para 
jurnalis kita sanggup berbuat dan menanggung resiko sebagai orang yang 
"mengetahui terlalu banyak" tapi setia pada keadilan dan kebenaran atau 
bagaimana... ?

Dengan ambisi seperti di atas, Lacroix sebagai pemikir kekinian Perancis, 
berharap bahwa filsafat memungkinkan kita bisa melihat kehidupan yang rumit  
secara  jernih dan hakiki. Secara mendasar! Perkembangan sekarang , di mana 
"uang menjadi raja" [l'argent roi] membuat Lacroix cemas dan ingin tampil 
"Against the The Wind", jika menggunakan istilah sastrawan Singapura, May Swan, 
penulis kucerpen "Matahari Di Tengah  Malam" [Doea_Lentera, Jakarta, Mei 2006].

Yang menarik juga dari apa yang dikatakan oleh Lacroix sebagai pemikir bahwa 
pemikiran di suatu negeri akan makin diperkaya oleh masukan-masukan dari 
negeri-negeri lain. Kukira, prinsip yang diajukan oleh Lacroix, bukan hanya 
berlaku di bidang filsafat,  tetapi juga berlangsung untuk bidang-bidang lain. 
Apakah sejarah ilmu pengetahuan membantah pemikiran Lacroix ini?!

Jika dihubungkan dengan Indonesia, apakah prinsip begini sudah diujudkan ketika 
pelarangan atas ini dan itu masih berlangsung, dan keangkuhan mayoritas yang 
ingin dengan segala cara bahkan kekerasan memaksakan kehendaknya? Yang pasti 
bagiku, Republik dan Indonesia adalah milik semua warganegara Republik dan 
negeri yang bernama Indonesia. Kecuali kalau kita sudah mencuekkan Republik dan 
Indonesia. Ingin menghancurkan sendiri Republik dan Indonesia. Jika demikian, 
sekalipun menggunakan  namaNYA, apakah Tuhan akan menolong dan menyelamat 
Republik dan Indonesia. Tanah perawan  hanya akan jadi ladang ketika dijamah 
tangan manusia. Kolonialis Belanda yang menggunakan nama Tuhan takkan terhalau 
tanpa manusia tipe Kraeng Galesong yang sanggup mati demi mimpi manusiawinya . 
Kalah di darat bertempur terus di laut!

Adakah masih Kraeng Galesong di negeri kita?


Paris, Juli 2006.
----------------------
JJ. Kusni  

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] surat kembang gunung purei: "philosophie magazine"