[nasional_list] [ppiindia] mawar merah café bandar [17] sungai seine dan kisah-kisah lainnya

  • From: "Kusni jean" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 5 Jul 2006 03:19:04 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Mawar Merah Café Bandar [17] 

KAPAL ALTERNAT 

[1]

Kapal Alternat [lihat: foto terlampir!] memang berbentuk sebagai sebuah kapal, 
tapi juga menjadi nama dari sebuah Organisasi Non Pemerintah [Ornop] Perancis 
yang dibentuk pada tahun1980. Dihitung dari sejak berdirinya maka sampai 
sekarang Alternat sebagai sebuah ornop sudah hampir berusia seperempat abad. 

Untuk memahami apa-siapa ornop yang menggunakan nama Alternat ini, mau tidak 
mau saya didorong untuk mencermati apa arti kata Alternat yang tentu saja tidak 
bisa dilepaskan dari kata itu sendiri. Karena pemilihan nama, penggunaan kata 
tentunya bukanlah sesuatu yang berada di luar kesadaran dan apalagi tanpa nama 
alias asal-asalan. 

[Dalam hal penggunaan istilah dan berkata-kata, barangkali orang Indonesia 
lebih suka berkata-kata daripada berbahasa dengan sadar. Secara lain, keadaan 
ini kunamakan sebagai "bisa berbicara tidak bisa berbahasa". Malangnya, 
kebarangkalian ini, terlalu banyak buktinya sehingga menggejala dan menggiring 
orang yang mencermati Indonesia untuk sampai pada hipotesa bahwa kesadaran 
berbahasa orang Indonesia masih minim. Orang Indonesia belum sampai pada 
tingkat kesadaran berbahasa, tapi baru sampai pada taraf berkata-kata, termasuk 
mereka yang ingin menjadi penyair dan menyebut serta minta diakui sebagai 
penyair -- orang-orang yang bekerja menggunakan bahasa dan kata. Lebih hebat 
lagi ada yang tanpa malu menyebut diri pujangga tidak sebanding dengan apa yang 
diungkapkannya jika ditakar dari makna pujangga itu sendiri! Akibatnya bisa 
dibayangkan, taraf yang bagaimana dan apa yang dicapai oleh sastra Indonesia, 
jika bertahan pada sikap ketidakacuhan akan kesadaran berbahasa. Apalagi jika 
ditakar dari taraf sastra dunia,  sastra Indonesia seperti berada pada taraf 
bocah bermain-main kelereng, terutama semenjak dan setelah Orba. Barangkali, 
apabila mengikuti autran logika. Suatu hipotesa dan pertanyaan!].


Kata "alternat" berkaitan dengan kata dasar "altener" yang dalam bahasa 
Perancis menurut Winarsih Arifin dan Farida Soemargono berarti "berganti-ganti, 
berselang-seling, silih berganti, bergantian" [lihat: Winarsih Arifin & Farida 
Soemargono, "Kamus Perancis -Indonesia", Gramedia , Jakarta, 1991, hlm.31]. 
Dari kata dasar atau kata kerja "alterner" inilah kemudian lahir kata benda dan 
kata sifat "alternative] yang antara lain berarti "pilihan lain, antara dua 
kemungkinan; alternatif : mana yang  benar dan mana yang tidak masuk akal 
[Ibid,hlm.31]. Sedangkan kata "alternat" yang muncul pertama kali  dalam bahasa 
Perancis pada tahun 1797, berarti "hak untuk menduduki kedudukan pertama secara 
bergiliran" dan juga berarti "rotasi budaya" [Robert, 1981: 54]. Kamus Besar 
Bahasa Indonesia [Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Balai Pustaka, 1988], 
memberikan pengertian yang tidak jauh berbeda: "pilihan di antara dua  atau 
beberapa kemungkinan" [hlm.24].

Setelah mendengar keterangan Eric Sapin, penanggungjawab Kapal Alternat, saya 
kira kata "alternat" yang dijadikan sebagai nama ornop dan sekaligus sebagai 
nama kapal ini, secara ide memang  dekat dengan pengertian "rotasi budaya", 
tukar-menukar budaya antar bangsa berangkat dari pandangan Paul Ricoeur, 
filosof terkemuka Perancis, bahwa "kebudayaan itu majemuk dan kemanusiaan itu 
tunggal". 

"Nama Alternat kami gunakan dengan merujuk pada ide altermondialisme, 
alterglobalisme. Merujuk pada sikap alternatif terhadap masalah lingkungan 
hidup, pada masalah Utara-Selatan, kemajemukan budaya, tunggalnya kemanusiaan 
dan keadilan serta HAM [hak asasi manusia]" , ujar Eric menjawab pertanyaan 
penulis. "Pandangan inilah yang menuntun kegiatan kami sebaga sebuah ornop dan 
secara kongkret di Kapal Alternat ini. Kapal Alternat merupakan forum bersama 
putera-puteri bumi yang mendambakan kehidupan manusiawi di planet kecil kita 
ini", tandas Eric Sapin. "Dengan berkembangnya Masyarakat Komunitas yang tahun 
ini beranggotakan 25 negara, kami merasa kian terdorong, karena dengan 
perkembangan jumlah anggota Komunitas Masyarakat Eropa, Komunitas makin 
mempunyai bobot dunia. Kami ingin memberikan sumbangan kepada dunia dan 
kemanusiaan dengan  menggunakan bobot ini", tambah Eric. "Melakukan sesuatu di 
sini, dengan bobot Komunitas yang demikian akan mempunyai dampak solidaritas di 
negeri-negeri lain", lanjut Eric menjawab pertanyaan penulis.Sikap begini 
dirumuskan dengan slogan "Agir ici et là!" [Melakukan sesuatu di sini sekaligus 
melakukan sesuatu di sana!]. 

"Kapal AIternat adalah forum internasional untuk saling belajar dan saling 
mengenal bagi komunitas-komunitas berbagai bangsa dan negeri  yang  ada di  
Paris", lebih lanjut Eric menjelaskan tujuan Kapal Alternat.     

Kecil masih memang ornop Kapal Alternat ini sekarang. Dan ia merupakan 
satu-satunya ornop Perancis yang membuka forum internasional di atas sebuah 
kapal. Tapi apakah karena ia kecil lalu ia tidak mempunyai perspektif?  
Terhadap pertanyaan ini, saya ingin mengambil perbandingan Gerakan Hijau yang 
pada tahun-tahun pertama saya datang ke Perancis, masih sangat kecil. Tapi 
karena program mereka tanggap zaman dan aspiratif, sekarang Gerakan Hijau 
merupakan salah satu kekuatan politik yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun. 
Pada saat Perancis dikuasai oleh koalisi majemuk partai-partai  kiri, Gerakan 
Hijau telah turut ambil bagian. Dan sejak itu Paris khususnya, dan Perancis 
umumnya, melihat dampak serta pengaruh nyata dalam kehidupan dari Gerakan Hijau 
dalam soal lingkungan, seperti masalah polusi. Baik partai kiri atau kanan yang 
berkuasa, isu lingkungan senantiasa menjadi masalah yang tidak luput dari 
perhatian dan diurus oleh kementerian khusus. Pengaruh ini pun nampak dengan 
adanya jalur khusus bagi sepeda di Paris, denda bagi kendaraan-kendaraan yang 
menimbulkan polusi besar, adanya saat dalam satu minggu Paris bebas mobil, dan 
lain-lain....Gerakan Hijau banyak sekali melakukan dobrakan-dobrakan 
mengagetkan tapi disambut oleh masyarakat. Dalam konteks ini, barangkali 
gerakan alterglobalisme yang sedang mencari dan merumuskan bentuk dirinya, bisa 
dipandang satu alternatif bagi kehidupan bersama yang manusiawi di planet kita. 
Alternatif ini di Indonesia banyak didorong oleh ornop seperti INSIST 
Jogyakarta melalui penerbitan dan jaringan serta  sistem pengkaderannya. Dalam 
hal ini secara serta-merta ingatan saya melayang kepada Anu Loenela [antropolog 
Finlandia] dan alm. Mansour Fakih. Meninggalnya Mansour adalah suatu kehilangan 
besar bagi gerakan alternatif negeri dan bangsa kita.     

Apa-bagaimana masyarakat manusiawi itu, kukira tidak bisa dilepaskan dari 
konsep pemberdayaan dan pembangunan yang menyeluruh. Jika memandang soal ini 
hanya dari segi sastra-seni belaka, aku tak begitu percaya, pertanyaannya  akan 
terjawab. Pemberdayaan dan pembangunan adalah masalah beraspek majemuk maka 
pendekatannya pun perlu majemuk. Apabila manusia menjadi pelaksana alias 
aktornya maka yang kunci akhirnya adalah pola pikir dan mentalitas sang aktor 
itu. Kalau penglihatanku benar, kerusakan besar Indonesia sekarang justru 
terletak pada soal "pola pikir dan mentalitas" ini. Barangkali, dalam soal ini 
sastra-seni bisa berperan besar. Apabila kadar sastra-seni banyak ditentukan 
oleh kreatornya, maka pertanyaan berikutnya : Bagaimana mungkin sastra-seni 
memberi yuran dalam usaha besar dan mulia ini, jika mereka tidak selesai dengan 
diri mereka? Misalnya: Apa yang diharapkan oleh usaha besar dan mulia ini jika 
pendapat bahwa sastrawan-seniman "tidak punya beban tanggungjawab sosial" atau 
manusia yang "melayang-layang"?  "Proses pencarian" dan "sadar memilih jalan 
melayang-layang" kukira ada perbedaan mendasar. Tapi aku mencoba memahami 
keadaan ini dari segi proses sebuah republik dan  Indonesia yang sedang 
menjadi.  Masih sangat beruntung jika untuk benar-benar menjadi Repbulik dan 
Indonesia, proses akan relatif rampung setelah satu setengah generasi. Sebab 
dihitung dari 1945 sampai sekarang [2006], setengah abad lebih, kita masih 
belum berhasil menjadi Republik dan Indonesia yang berkindonesiaan. Mimpi  
Kraeng Kalesong yang bergabung dengan Trunajaya dalam melawan Belanda jauh 
sebelum Republik Indonesia diproklamasikan,  dan dimakamkan di Jawa Timur, 
agaknya terlalu agung dan awal.  Tapi terlalu agung dan awal bukan  berarti  
basi seperti halnya dengan mimpi Yesus, jika dilihat dari segi mimpi dan 
hakekatnya. Bukan dari segi iman dan keagamaan.

Jika angkatan sekarang tidak mengenal apa-siapa Kraeng Kalesong, aku pun tidak 
menggugat, karena di negeri kita, pendidikan formal sering merusak diri kita 
sebagai manusia dan putera-puteri negeri sehingga tidak segan memutarbalikkan 
sejarah demi kepentingan sesaat penguasa dan politisi. Membuat kita asing akan 
diri kita sendiri seperti dikatakan oleh tetua  orang Dayak "tempun petak 
batana saré, tempun uyah batawah belai, tempun kajang bisa puat" [punya tanah 
berladang di tepi, punya garam hambar di rasa, punya atap basah muatan]. Quo 
vadis [mau ke mana], agaknya tetap menjadi pertanyaan sentral kita hari ini. 
Alternatif mewujudkan Republik dan Indonesia, merupakan pertanyaan mendesak.***

Paris, akhir 2004- Juli 2006.
--------------------------------------
JJ. Kusni


[Bersambung...]

Catatan:
Foto-foto terlampir diambil oleh JJK. Foto pertama melukiskan keadaan Sungai 
Seine dengan latar belakang Gedung Perpustakaan François Mitterrand; sedangkan 
foto kedua, JJK sedang mewawancarai pimpinan Kapal Alternat, Eric SAPIN 
ditemani  oleh Soejoso dari Tim Penanggungjawab Koperasi Restoran Indonesia, 
Paris. [Dari Dok. JJK].

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] mawar merah café bandar [17] sungai seine dan kisah-kisah lainnya