** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.gatra.com/artikel.php?id=91141 Wawancara Danjen Kopassus Mengukur Aksi Sat-81 KECUALI kabar berita jelek, nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) hampir-hampir tidak terdengar sejak reformasi dimulai, 1997. Meski begitu, pasukan elite di lingkungan TNI Angkatan Darat ini tidak lantas mandek. Memasuki tahun 2006, Kopassus kembali go international. Persisnya Februari mendatang, Kopassus bakal latihan bersama pasukan khusus Australia, Special Air Service (SAS). Adalah Menteri Pertahanan Australia, Robert Hill, yang awalnya menginginkan adanya latihan bersama itu. "Latihan bersama negara tetangga, seperti Kopassus, perlu dilakukan. Antara lain karena meningkatnya ancaman terorisme seperti bom Bali," kata Hill. Keinginan Hill berjalan mulus. Salah satunya lantaran Hill cukup akrab dengan figur Komandan Kopassus, Mayor Jenderal TNI Syaiful Rizal. Peraih penghargaan Adimakayasa lulusan Akabri 1975 ini juga dikenal baik oleh para petinggi militer ''negeri kanguru'' itu. "Atase Pertahanan Australia di Indonesia, misalnya, adalah teman saat saya menempuh sesko di Australia," kata Syaiful Rizal, lelaki kelahiran Lahat, Sumatera Selatan, 2 Juni 1952. Nama Syaiful tidak hanya beredar di Australia, juga di Asia Tenggara. Syaiful adalah juga penerima medali kehormatan Sri Paduka Mahkota Johor dari Sultan Johor. Penghargaan yang sama pernah disematkan di pundak Jenderal Benny Moerdani (almarhum). Dari angkatan bersenjata Kamboja, Syaiful menerima penghargaan Bintang Sahametrei. Pengalaman lapangan perwira yang mengawali karier di baret merah ini terbilang lengkap. Sempat menjadi komandan grup, Wakil Komandan Jenderal Kopassus, dan Kepala Staf Kodam VI/Tangjungpura. Kebijakannya membeli senjata buatan Israel sempat memicu reaksi. Komisi I DPR keberatan, toh Syaiful kalem menjawab. "Pasukan khusus perlu senjata khusus seperti itu. Tinggal pemerintah bagaimana kebijakannya," kata anak ketiga yang mengikuti jejak mendiang ayahnya sebagai anggota TNI itu. Berikut perbincangan wartawan Gatra Koesworo Setiawan dengan Syaiful di kantornya, Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis pagi pekan silam. Petikannya: DPR kurang setuju dengan pengadaan senjata jenis Galil 13 dari Israel. Apakah senjata ini sangat dibutuhkan? Apakah Kopassus tidak bisa memakai senjata lain? Memang usulan pembelian Galil 13 itu datang dari saya. Tujuannya lebih pada pengayaan arsenal pasukan khusus. Sebagai pasukan khusus, kami perlu mengoleksi senjata khusus pula. Sebelumnya, kami sudah pernah memakai. Senapan ini cukup istimewa. Di antaranya, jika tercebur dalam lumpur, tidak perlu dibersihkan dengan minyak, cukup dicuci dengan air sudah bisa dipakai lagi. Artinya, bisa dipakai dalam segala situasi. Mungkin karena produksi Israel, jadi ada hambatan politis? Kalau politis, tentu bukan porsi kami. Kami hanya menekankan bahwa prajurit memerlukan pengayaan arsenal. Kalau beli langsung ada hambatan, mungkin bisa lewat negara ketiga. Sebenarnya seperti apa kondisi Kopassus kini? Apa yang perlu dioptimalkan? Yang jelas peralatan. Sebab peralatan Kopassus masih jauh tertinggal ketimbang pasukan khusus negara maju. Sebagai contoh night vision goggle (NVG) --alat pengindra malam. Pengalaman kami, gerakan pasukan kerap bocor, sebab tidak rahasia lagi. Akhirnya ribut (kontak tembak --Red.). Selain itu, perlu juga alat peredam untuk pistol atau senapan dan personal radar. Alat ini untuk mendeteksi pasukan lawan yang mendekat, lewat panas tubuh tertangkap radar. Untuk mendeteksi lawan dari balik tembok, misalnya, Kopassus masih memakai teknik drilling (mengebor), lalu memasukkan kamera ke dalam lubang. Bisa dibilang kondisi persenjataan minim, tapi bagaimana dengan kemampuan prajurit? Dari kemampuan individual, prajurit Kopassus tidak kalah. Misalnya dalam hal kemampuan land navigation (ilmu medan). Prajurit kita diberi kompas dan peta saja tidak akan nyasar mencari target. Contoh lain, saat seminar antiteror di Australia, September silam, panitia membuat simulasi bagaimana membebaskan sandera di sebuah gedung bertingkat tiga. Dari negara lain berpendapat, akan menyerbu dari atas dengan heli. Yang lain menyerbu dari lantai dasar. Tapi Kopassus memutuskan menyerbu dari ketiga lantai sekaligus. Sebab, kalau dari atas atau dari bawah, sandera keburu dibunuh. Ternyata itu memuaskan tuan rumah. Apakah itu yang jadi pertimbangan pasukan SAS Australia mengajak latihan bersama, Februari nanti? Ya, itu di antaranya. Saya mendengar langsung dari Komandan Pasukan Khusus Australia, Mayor Jenderal Mike Hindmarsh, setelah tes pembebasan sandera itu. Katanya, "Anak buah Anda betul-betul profesional." Itu antara lain yang membuat mereka tertarik latihan bersama kami. Seberapa sering sebelumnya pasukan khusus kedua negara latihan bersama? Sebetulnya sejak 1993 sudah terjalin kerja sama rutin. Sampai 1996 masih berjalan. Dulu biasanya kami tukar-menukar. Jadi, pasukan mereka terbang ke Jakarta atau Bandung dengan Hercules. Begitu pun pasukan kita terbang ke Perth. Yang di Indonesia nama sandinya Night Comodo, yang di Australia namanya Kookaburra. Tapi kemudian terhenti pada 1997. Sebabnya, lebih banyak masalah di luar militer, seperti politik atau ribut-ribut (tudingan pelanggaran HAM --Red.) di Timor Timur. Benarkah ini karena Anda punya kontak khusus dengan tokoh militer Australia? Saya memang berinteraksi dengan mereka. Pendidikan setingkat sekolah staf dan komando (sesko) dan Lemhannas saya dari Australia. Selain itu, beberapa pejabat militer Australia adalah teman saat menempuh sesko. Ini mungkin yang memudahkan saya berkomunikasi dengan pejabat-pejabat militer Australia. Sejak saya memimpin Kopassus, kontak saya makin intens. Akhirnya sepakat latihan bersama. Insya Allah, dilaksanakan 4 Februari 2006. Apa arti khusus latihan ini? Ini untuk pertama kalinya kami latihan bersama, setelah sejak 1996, kedua satuan vakum. Jadi, hampir 10 tahun kami belum mengadakan latihan. Latihan ini penting, sebab mereka punya pengalaman perang di level global. Misalnya dalam perang Irak. Pengalaman mereka perlu diserap. Selain itu, dalam hal persenjataan, mereka juga cukup lengkap. Dengan bertemu mereka, kami bisa mengukur kemajuan teknologi persenjataan yang mereka miliki. Jika anggaran memungkinkan, akan diusulkan pengadaannya untuk Kopassus. Apa fokus latihan bersama ini? Tidak seperti sebelumnya, latihan ini akan dikhususkan pada antiteror, seperti aksi pembebasan sandera. Jadi, akan ada simulasi bagaimana pembebasan sandera di kapal laut, gedung, atau pesawat. Latihan akan berlangsung selama dua pekan, dengan mengirimkan 36 anggota Satuan 81 (Sat-81) Penanggulangan Teror Kopassus. Terorisme menjadi persoalan penting bagi Indonesia. Apakah tidak sebaiknya Kopassus mulai dilibatkan, khususnya Sat-81? Begini. Banyak orang belum paham tentang Sat-81. Unit ini merupakan unit aksi langsung. Jadi, katakanlah sudah terjadi penculikan di gedung, pesawat terbang, maka tiba waktunya unit ini menjalankan tugasnya membebaskan. Jadi, bukan pada tahap, katakanlah, penyelidikan perkara atau pengusutan. Mereka tidak memiliki kemampuan itu. Nah, teror itu adalah salah satu teknik intelijen penggalangan. Dia harus dilawan dengan kontra-intelijen. Sebelum terjadi tahap pengusutan, intelijenlah yang berperan. Nah, kami punya satuan Sandi Yudha yang memiliki kemampuan intelijen penggalangan. Menurut saya, sudah waktunya satuan ini mulai dimanfaatkan. Tapi posisi kami adalah salah satu komponen dalam gerakan melawan terorisme. Sebab sebetulnya terorisme adalah masalah bangsa. Semua komponen bangsa harus terlibat, bukan hanya TNI atau Polri. Berdasarkan pengamatan Badan Intelijen Negara, kelompok Noor Din Moh. Top akan melakukan penculikan terhadap tokoh-tokoh penting. Apakah Sat-81 perlu dilibatkan? Itu berarti kan perlu pengamanan tokoh-tokoh. Mungkin masih menjadi porsi kepolisian. Apakah terbukanya hubungan militer, khususnya dengan Australia, akan mengarah pada terbentuknya Pakta Pertahanan Asia Pasifik? Wah, itu terlalu jauh, ya. Itu sudah pada porsi pemerintah untuk menentukan kebijakan. Kami tidak sampai sejauh itu. Yang penting bagi saya adalah bagaimana prajurit saya punya sarana dan kesempatan berlatih, meningkatkan kemampuan profesional. Hal-hal yang bersifat pertimbangan politik seperti itu menjadi porsi pemerintah. Mungkin mereka khawatir, kedekatan dengan Australia akan mempengaruhi independensi Kopassus? Tidak juga. Dalam latihan ini tidak ada ikatan apa pun. Lagi pula, latihan dengan Australia kan hanya salah satu sarana, bukan satu-satunya. Dengan negara-negara lain dijalin pula, seperti dengan negara-negara ASEAN. [Nasional, Gatra Nomor 7 Beredar Senin, 26 Desember 2005] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **