** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Uluh Dayak, SDM Dan Ancaman Kelaparan? Oleh: Iwan M Odong SH Membaca berita di BPost, tentang krisis pangan yang terjadi di daerah terpencil sekaligus paling kaya di kabupaten pemekaran Murung Raya (Mura) Kalteng, sungguh membuat sedih dan malu. Sedih, karena hal itu menimpa saudara sesama suku uluh itah Dayak. Malu, karena sebagai sesama uluh itah Dayak saya tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menyesali dan bertanya, kenapa hal ini bisa terjadi? Kekurangan makanan sampai membuat masyarakat mengonsumsi rebung seperti yang terjadi di Desa Tumbang Topus, Parahau, Jujang Parit dan Tumbang Naan di wilayah Kecamatan Sumber Barito Kabupaten Mura (BPost, 2/3/2006), memang sangat memprihatinkan dan membuat hati tersayat-sayat. Bagaimana tidak, selama ini Murya terkenal dengan sumberdaya alam berlimpah baik emas, batu bara, sarang burung walet, gaharu, damar, rotan, dan buah-buahan serta kekayaan alam yang bisa dinikmati masyarakat pedalaman secara alami, ternyata tidak bisa lagi menyuplai bahan makanan alternatif bagi masyarakat pedalaman. Padahal semua uluh Dayak tahu, masyarakat pedalaman masih menggantungkan kehidupan mereka pada alam. Sementara semua orang tahu, petak danum uluh Dayak telah dieksploitasi sedemikian rupa tanpa mereka sendiri menikmati hasilnya. Kalau tidak percaya, tanya saja, apakah uluh Dayak pedalaman menikmati nyala lampu PLN? Apakah mereka menikmati subsidi BBM? Apakah mereka bisa menyekolahkan anaknya? Apakah mereka menikmati empuknya jalan beraspal? Masih adakah jawaban dan argumentasi atas semua itu? Di mana 'teriakan' pemimpin terhormat yang memberikan janji manis waktu kampanye dulu? Jangankan berada di daerah pedalaman yang jauh dari jangkauan pembangunan dan keramaian, konon di ibukota kabupaten -- Puruk Cahu-- saja pemimpin kita tidak betah berlama-lama. Tapi kita masih berhusnul dzan saja, mungkin karena sangat sibuknya pemimpin daerah kita sampai-sampai hal yang menyangkut 'perut' rakyat saja terlupakan. (Itu pun kalau kita sepakat, jabatan adalah amanah dan pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya). Kalau kita tidak sependapat juga tidak apa-apa. Uluh Dayak pun bukan uluh bungul. Mereka bisa merasa dan melihat, pada 2008 nanti mereka akan semakin bijak dalam menentukan pilihannya. Agar kasus 'beras rebung' ini tidak terulang kembali, maka jangan pilih pemimpin yang tidak mempunyai empati atas penderitaan rakyatnya. Lantas, coba tanya berapa banyak pengorbanan uluh Dayak untuk pembangunan? Berapa juta hektare lahan mereka dibabat demi mengejar PAD? Berapa banyak emas di bawah rumah mereka dikeruk? Berapa banyak janji dan 'hiasan bibir' murahan yang telah diucapkan kepada mereka? Sungguh, pemandangan yang ironis. Tidak usah kita bertanya, berapa banyak anak Dayak pedalaman yang bisa mengenyam pendidikan yang layak. Jangankan sarjana, Sekolah Dasar saja banyak yang tidak tamat. Kalau pun ada yang sampai sarjana, mereka juga tersingkirkan. Padalah uluh Dayak bukan orang yang dilahirkan dalam keadaan bodoh, tapi mereka tidak diberikan kesempatan yang sama. Tidak diberi fasilitas dan perhatian yang sama. Alasannya sungguh memuakkan dan mambari muar --kesulitan transportasi dan jauhnya jarak tempuh. Sementara kalau 'mereka' mengambil SDA di pedalaman, tidak ada 'nyanyian' sejauh itu. Saya teringat waktu masih menjadi mahasiswa dulu, bertemu tokoh Dayak di Jakarta. Ia berkata: "Amun itah bujur-bujur mengelola petak danum ukan itah dengan baik, dada uluh itah ji jida sakolah" (kalau kita benar-benar bisa mengelola daerah kita dengan baik, maka Orang Dayak tidak ada yang tidak sekolah). Bayangkan, kalau kayu saja di Mura dikelola dengan baik dan benar-benar untuk kesejahteraan rakyat sesuai amanat UU, maka masyarakat Dayak tidak repot-repot memikirkan uang untuk membayar biaya sekolah anak mereka. Sebab, triliunan rupiah hilang dan `hanyut' melalui lanting dan jamban mereka akibat praktik kongkalikong dan konspirasi eksploitasi hutan. Belum lagi kalau kita berbicara tambang emas PT Indomuro Kencana (IMK) yang telah mengangkut berton-ton emas tanpa kita tahu kontribusinya untuk daerah. Juga batu bara, sarang burung wallet dan lain-lain. Makanya tidak mengherankan, kalau illegal logging di sepanjang Sungai Barito hampir tidak pernah terdengar beritanya. Maklum konspirasi menyangkut masalah emas hijau ini tidak tanggung-tanggung melibatkan banyak pihak, mulai pejabat tinggi sampai aparat desa. Dengan berbagai trik dan tipu muslihat, sebab menyangkut uang yang tidak sedikit. Padahal lahan krisis di Kalteng mencapai hampir tiga juta hektar (BPost 2/3/2006). Oleh karena itu wajar, UU Illegal Logging mengancam pelaku dengan hukuman mati sebab dampak yang ditimbulkannya sangat besar bagi masyarakat setempat (BPost, 28/2/2006) dan cukong ini adalah teroris bagi masyarakat Dayak. Bila ulah mereka dibiarkan, akan mengganggu dan mengancam kelangsungan hidup uluh Dayak yang masih bergantung kepada alam. Satu hal yang sangat memprihatinkan sekaligus mengherankan, praktik illegal logging ini bisa berlangsung begitu lama. Padahal log itu bukan barang kecil yang bisa dikantongi sehingga tidak kelihatan. Tetapi kayu tersebut jembatan panjang melewati DAS Barito dengan berupa rakit raksasa yang banyaknya beribu kubik. Sungguh ajaib, mereka seakan punya ilmu siluman sehingga tidak terlihat dan tersentuh hukum. Padahal, banyak tim yang telah dibentuk pemerintah bahkan tidak tanggung-tanggung Instruksi Presiden No 4 Tahun 2005 tentang Percepatan Penanggulangan Illegal Logging, tetapi tidak menampakkan hasil yang signifikan. Kita bertanya, cukong mana yang sudah ditangkap. Yang ada hanya orang lapangan/buruh yang pada dasarnya cuma mengambil upah. Sungguh ironis. Kalau kita mau jujur, sebenarnya tidak usah mencari kambing hitam. Masyarakat yang melakukan illegal logging memang harus ditindak, tetapi lebih dahsyat lagi adalah pemilik modal sebagai penadah atau cukong kayu yang berlindung di balik izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Mereka paling berperan dalam merusak hutan dan lingkungan serta eko sistemnya di Kalteng. Sebagai contoh, di Mura dapat dipastikan oknum pemegang HPH berperan aktif dalam menyuburkan praktik illegal logging serta melakukan konspirasi dengan oknum aparat dan pejabat terkait di daerah serta oknum LSM untuk menutup-nutupi aksi busuk mereka. Tim investigasi atas inisiatif masyarakat dan Aliansi LSM Independent yang dilakukan secara acak di Desa Juking Sopan Kecamatan Permata Intan, ditemukan banyak sekali pencurian kayu yang dilakukan dengan membuat blok curian yang jelas-jelas di luar Rencana Karya Tahunan (RKT) yang disetujui Dinas Kehutanan. Juga terjadi penebangan tengkawang telor dan pembusukan kayu, di Desa Tumbang Salio. Oknum pemegang HPH dan cukong membuat konspirasi busuk dengan oknum koperasi setempat yang sebenarnya mempunyai izin koperasi perkebunan, tetapi sampai sekarang tidak ada kebunnya sama sekali. Malah mengangkut log menggunakan alat berat di luar titik koordinat yang disetujui. Belum lagi berbicara tentang daerah lain di Mura, banyak sekali praktik pemalakan seperti ini yang berpotensi merugikan negara triliunan rupiah. Juga, kalau dihitung dampak yang ditimbulkan dari ulah teroris ini. Gubernur Kalteng sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, harus proaktif menangani masalah ini. Sebab, 'virus' konspirasi ini sudah menular hampir ke semua instansi dan lembaga baik pemerintahan maupun swasta. Tanpa rasa pesimis, masalah illegal logging di Kalteng hanya akan berkurang kalau ada political will dari pemerintah pusat dengan membentuk tim investigasi serta langkah terpadu dan sistematis yang difokuskan pada pemilik HPH. Legislatif juga perlu membentuk pansus illegal logging, kalau tidak akan terus terjadi kongkalikong. Dan, semua pihak harus berperan aktif memerangi teroris ini termasuk imigrasi dan kejaksaan. Dua lembaga ini harus memasukkan oknum pemilik HPH dan cukong kayu ini ke dalam daftar cegah tangkal (cekal). Dengan kekayaannya, mereka tidak sulit 'ngendon' di luar negeri seperti yang sering terjadi. Lembaga seperti PPATK juga harus `mengintip' rekening dan transaksi keuangan cukong ini. Tidak menutup kemungkinan dengan gencarnya perang terhadap illegal logging, mereka melakukan money laundring dan lempar batu sembunyi tangan. Kalau penanganan yang dilakukan aparat tidak serius dan hanya lips service, tidak mengherankan dalam jangka panjang akan terjadi pemusnahan sistematis terhadap Suku Dayak Pedalaman. Tdak menutup kemungkinan. dalam waktu dekat 'beras rebung' menghampiri semua dapur orang Dayak. Kemiskinan dan kebodohan yang dialami uluh Dayak bukan kultural, tapi struktural yang terjadi akibat kebijakan tidak berpihak kepada mereka dan berbagai macam eksploitasi alam dengan berdalihkan pembangunan. Tapi kita menyambut baik tim dari Mabes Polri yang diturunkan untuk menangani illegal logging di Kalteng. Apalagi kalau kita menyaksikan temuan Tim Hutan Lestari III di Pulau Jawa, berupa lebih 500 tersangka pelaku illegal logging. Semoga di Kalimantan akan lebih dari itu. Sebab, konspirasi pembabatan hutan Kalimantan seakan kebal hukum. Kita nantikan aksinya! * Ketua Presidium Aliansi LSM Independent tinggal di Banjarmasin [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **