[nasional_list] [ppiindia] Uluh Dayak, SDM Dan Ancaman Kelaparan?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 9 Mar 2006 00:46:42 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Uluh Dayak, SDM Dan Ancaman Kelaparan?

Oleh: Iwan M Odong SH



Membaca berita di BPost, tentang krisis pangan yang terjadi di 
daerah terpencil sekaligus paling kaya di kabupaten pemekaran Murung Raya 
(Mura) Kalteng, sungguh membuat sedih dan malu. Sedih, karena hal itu menimpa 
saudara sesama suku uluh itah Dayak. Malu, karena sebagai sesama uluh itah 
Dayak saya tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menyesali dan bertanya, kenapa 
hal ini bisa terjadi?

Kekurangan makanan sampai membuat masyarakat mengonsumsi rebung seperti yang 
terjadi di Desa Tumbang Topus, Parahau, Jujang Parit dan Tumbang Naan di 
wilayah Kecamatan Sumber Barito Kabupaten Mura (BPost, 2/3/2006), memang sangat 
memprihatinkan dan membuat hati tersayat-sayat. Bagaimana tidak, selama ini 
Murya terkenal dengan sumberdaya alam berlimpah baik emas, batu bara, sarang 
burung walet, gaharu, damar, rotan, dan buah-buahan serta kekayaan alam yang 
bisa dinikmati masyarakat pedalaman secara alami, ternyata tidak bisa lagi 
menyuplai bahan makanan alternatif bagi masyarakat pedalaman.

Padahal semua uluh Dayak tahu, masyarakat pedalaman masih menggantungkan 
kehidupan mereka pada alam. Sementara semua orang tahu, petak danum uluh Dayak 
telah dieksploitasi sedemikian rupa tanpa mereka sendiri menikmati hasilnya. 
Kalau tidak percaya, tanya saja, apakah uluh Dayak pedalaman menikmati nyala 
lampu PLN? Apakah mereka menikmati subsidi BBM? Apakah mereka bisa 
menyekolahkan anaknya? Apakah mereka menikmati empuknya jalan beraspal?

Masih adakah jawaban dan argumentasi atas semua itu? Di mana 'teriakan' 
pemimpin terhormat yang memberikan janji manis waktu kampanye dulu? Jangankan 
berada di daerah pedalaman yang jauh dari jangkauan pembangunan dan keramaian, 
konon di ibukota kabupaten -- Puruk Cahu-- saja pemimpin kita tidak betah 
berlama-lama. Tapi kita masih berhusnul dzan saja, mungkin karena sangat 
sibuknya pemimpin daerah kita sampai-sampai hal yang menyangkut 'perut' rakyat 
saja terlupakan. (Itu pun kalau kita sepakat, jabatan adalah amanah dan 
pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya).

Kalau kita tidak sependapat juga tidak apa-apa. Uluh Dayak pun bukan uluh 
bungul. Mereka bisa merasa dan melihat, pada 2008 nanti mereka akan semakin 
bijak dalam menentukan pilihannya. Agar kasus 'beras rebung' ini tidak terulang 
kembali, maka jangan pilih pemimpin yang tidak mempunyai empati atas 
penderitaan rakyatnya.

Lantas, coba tanya berapa banyak pengorbanan uluh Dayak untuk pembangunan? 
Berapa juta hektare lahan mereka dibabat demi mengejar PAD? Berapa banyak emas 
di bawah rumah mereka dikeruk? Berapa banyak janji dan 'hiasan bibir' murahan 
yang telah diucapkan kepada mereka? Sungguh, pemandangan yang ironis. Tidak 
usah kita bertanya, berapa banyak anak Dayak pedalaman yang bisa mengenyam 
pendidikan yang layak. Jangankan sarjana, Sekolah Dasar saja banyak yang tidak 
tamat. Kalau pun ada yang sampai sarjana, mereka juga tersingkirkan. Padalah 
uluh Dayak bukan orang yang dilahirkan dalam keadaan bodoh, tapi mereka tidak 
diberikan kesempatan yang sama. Tidak diberi fasilitas dan perhatian yang sama. 
Alasannya sungguh memuakkan dan mambari muar --kesulitan transportasi dan 
jauhnya jarak tempuh. Sementara kalau 'mereka' mengambil SDA di pedalaman, 
tidak ada 'nyanyian' sejauh itu.

Saya teringat waktu masih menjadi mahasiswa dulu, bertemu tokoh Dayak di 
Jakarta. Ia berkata: "Amun itah bujur-bujur mengelola petak danum ukan itah 
dengan baik, dada uluh itah ji jida sakolah" (kalau kita benar-benar bisa 
mengelola daerah kita dengan baik, maka Orang Dayak tidak ada yang tidak 
sekolah). Bayangkan, kalau kayu saja di Mura dikelola dengan baik dan 
benar-benar untuk kesejahteraan rakyat sesuai amanat UU, maka masyarakat Dayak 
tidak repot-repot memikirkan uang untuk membayar biaya sekolah anak mereka. 
Sebab, triliunan rupiah hilang dan `hanyut' melalui lanting dan jamban mereka 
akibat praktik kongkalikong dan konspirasi eksploitasi hutan. Belum lagi kalau 
kita berbicara tambang emas PT Indomuro Kencana (IMK) yang telah mengangkut 
berton-ton emas tanpa kita tahu kontribusinya untuk daerah. Juga batu bara, 
sarang burung wallet dan lain-lain.

Makanya tidak mengherankan, kalau illegal logging di sepanjang Sungai Barito 
hampir tidak pernah terdengar beritanya. Maklum konspirasi menyangkut masalah 
emas hijau ini tidak tanggung-tanggung melibatkan banyak pihak, mulai pejabat 
tinggi sampai aparat desa. Dengan berbagai trik dan tipu muslihat, sebab 
menyangkut uang yang tidak sedikit. Padahal lahan krisis di Kalteng mencapai 
hampir tiga juta hektar (BPost 2/3/2006).

Oleh karena itu wajar, UU Illegal Logging mengancam pelaku dengan hukuman mati 
sebab dampak yang ditimbulkannya sangat besar bagi masyarakat setempat (BPost, 
28/2/2006) dan cukong ini adalah teroris bagi masyarakat Dayak. Bila ulah 
mereka dibiarkan, akan mengganggu dan mengancam kelangsungan hidup uluh Dayak 
yang masih bergantung kepada alam.

Satu hal yang sangat memprihatinkan sekaligus mengherankan, praktik illegal 
logging ini bisa berlangsung begitu lama. Padahal log itu bukan barang kecil 
yang bisa dikantongi sehingga tidak kelihatan. Tetapi kayu tersebut jembatan 
panjang melewati DAS Barito dengan berupa rakit raksasa yang banyaknya beribu 
kubik. Sungguh ajaib, mereka seakan punya ilmu siluman sehingga tidak terlihat 
dan tersentuh hukum.

Padahal, banyak tim yang telah dibentuk pemerintah bahkan tidak 
tanggung-tanggung Instruksi Presiden No 4 Tahun 2005 tentang Percepatan 
Penanggulangan Illegal Logging, tetapi tidak menampakkan hasil yang signifikan. 
Kita bertanya, cukong mana yang sudah ditangkap. Yang ada hanya orang 
lapangan/buruh yang pada dasarnya cuma mengambil upah.

Sungguh ironis. Kalau kita mau jujur, sebenarnya tidak usah mencari kambing 
hitam. Masyarakat yang melakukan illegal logging memang harus ditindak, tetapi 
lebih dahsyat lagi adalah pemilik modal sebagai penadah atau cukong kayu yang 
berlindung di balik izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Mereka paling berperan 
dalam merusak hutan dan lingkungan serta eko sistemnya di Kalteng. Sebagai 
contoh, di Mura dapat dipastikan oknum pemegang HPH berperan aktif dalam 
menyuburkan praktik illegal logging serta melakukan konspirasi dengan oknum 
aparat dan pejabat terkait di daerah serta oknum LSM untuk menutup-nutupi aksi 
busuk mereka.

Tim investigasi atas inisiatif masyarakat dan Aliansi LSM Independent yang 
dilakukan secara acak di Desa Juking Sopan Kecamatan Permata Intan, ditemukan 
banyak sekali pencurian kayu yang dilakukan dengan membuat blok curian yang 
jelas-jelas di luar Rencana Karya Tahunan (RKT) yang disetujui Dinas Kehutanan. 
Juga terjadi penebangan tengkawang telor dan pembusukan kayu, di Desa Tumbang 
Salio. Oknum pemegang HPH dan cukong membuat konspirasi busuk dengan oknum 
koperasi setempat yang sebenarnya mempunyai izin koperasi perkebunan, tetapi 
sampai sekarang tidak ada kebunnya sama sekali. Malah mengangkut log 
menggunakan alat berat di luar titik koordinat yang disetujui.

Belum lagi berbicara tentang daerah lain di Mura, banyak sekali praktik 
pemalakan seperti ini yang berpotensi merugikan negara triliunan rupiah. Juga, 
kalau dihitung dampak yang ditimbulkan dari ulah teroris ini.

Gubernur Kalteng sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat di daerah, harus 
proaktif menangani masalah ini. Sebab, 'virus' konspirasi ini sudah menular 
hampir ke semua instansi dan lembaga baik pemerintahan maupun swasta. Tanpa 
rasa pesimis, masalah illegal logging di Kalteng hanya akan berkurang kalau ada 
political will dari pemerintah pusat dengan membentuk tim investigasi serta 
langkah terpadu dan sistematis yang difokuskan pada pemilik HPH.

Legislatif juga perlu membentuk pansus illegal logging, kalau tidak akan terus 
terjadi kongkalikong. Dan, semua pihak harus berperan aktif memerangi teroris 
ini termasuk imigrasi dan kejaksaan. Dua lembaga ini harus memasukkan oknum 
pemilik HPH dan cukong kayu ini ke dalam daftar cegah tangkal (cekal). Dengan 
kekayaannya, mereka tidak sulit 'ngendon' di luar negeri seperti yang sering 
terjadi. Lembaga seperti PPATK juga harus `mengintip' rekening dan transaksi 
keuangan cukong ini. Tidak menutup kemungkinan dengan gencarnya perang terhadap 
illegal logging, mereka melakukan money laundring dan lempar batu sembunyi 
tangan.

Kalau penanganan yang dilakukan aparat tidak serius dan hanya lips service, 
tidak mengherankan dalam jangka panjang akan terjadi pemusnahan sistematis 
terhadap Suku Dayak Pedalaman. Tdak menutup kemungkinan. dalam waktu dekat 
'beras rebung' menghampiri semua dapur orang Dayak.

Kemiskinan dan kebodohan yang dialami uluh Dayak bukan kultural, tapi 
struktural yang terjadi akibat kebijakan tidak berpihak kepada mereka dan 
berbagai macam eksploitasi alam dengan berdalihkan pembangunan.

Tapi kita menyambut baik tim dari Mabes Polri yang diturunkan untuk menangani 
illegal logging di Kalteng. Apalagi kalau kita menyaksikan temuan Tim Hutan 
Lestari III di Pulau Jawa, berupa lebih 500 tersangka pelaku illegal logging. 
Semoga di Kalimantan akan lebih dari itu. Sebab, konspirasi pembabatan hutan 
Kalimantan seakan kebal hukum. Kita nantikan aksinya!

* Ketua Presidium Aliansi LSM Independent
tinggal di Banjarmasin


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Uluh Dayak, SDM Dan Ancaman Kelaparan?