** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA Kamis, 05 Januari 2006 UIN Oleh : Azyumardi Azra Dalam tiga tahun terakhir, nomenklatur kelembagaan pendidikan tinggi Islam Indonesia diperkaya dengan istilah UIN, singkatan dari Universitas Islam Negeri. Kemunculan istilah UIN secara resmi dimulai dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Mei 2002. Dua tahun berikutnya, pada 2004 IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan STAIN Malang menjadi UIN Malang. Terakhir, pada 2005, tiga UIN lagi muncul: UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan UIN Alauddin Makasar. Kemunculan UIN jelas lebih daripada sekadar perubahan nomenklatur atau kemunculan nomenklatur baru. Ia merupakan hasil dari proses panjang perkembangan pendidikan Islam secara keseluruhan di Indonesia; dan bahkan juga terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi di Tanah Air, baik dalam bidang pendidikan maupun kehidupan sosial, budaya, ekonomi, agama, dan politik. Jika dirunut secara historis, umat Islam Indonesia sejak masa penjajahan Belanda telah memendam aspirasi sangat kuat untuk memiliki pendidikan tinggi, yang memungkinkan anak-anak santri melanjutkan pendidikan mereka. Aspirasi ini mulai terwujud dengan pembentukan PTAIN di Yogyakarta dan ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) di Jakarta yang masing-masing kemudian menjadi IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sepanjang akhir 1950-an. Selanjutnya, sejak awal 1960-an, IAIN-IAIN lainnya berdiri di berbagai ibu kota provinsi, sehingga sampai awal 2002 jumlahnya mencapai 14 IAIN di seluruh Indonesia. Dan, sejak 1998, fakultas-fakultas cabang IAIN yang terdapat di berbagai kota madya dan kabupaten dilepaskan dari IAIN induknya dan berubah menjadi STAIN, yang berjumlah 33 di seluruh Indonesia. Harus diakui, eksistensi IAIN dan STAIN dalam banyak segi, pada dasarnya, turut melestarikan 'dikotomi' antara pendidikan agama (Islam) dan pendidikan umum. Sesuai dengan undang-undang dan ketentuan tentang pendidikan tinggi yang lama, IAIN dan STAIN hanya memiliki mandat untuk bergerak dalam bidang yang sering disebut sebagai 'ilmu-ilmu agama' (Islam), sejak dari syariah, tarbiyah, tafsir-hadis, tasawuf, dakwah, adab, dan semacamnya. IAIN dan STAIN pada dasarnya tidak memiliki mandat untuk juga bergerak dalam 'ilmu-ilmu umum'. Perubahan IAIN/STAIN menjadi UIN dalam konteks terakhir merupakan perluasan mandat perguruan tinggi agama Islam (PTAIN). Sebagai universitas, UIN tidak hanya dapat tetap bergerak dalam ilmu-ilmu agama Islam, tetapi juga dapat bergerak dalam ilmu-ilmu umum. Berkat perubahan itu, di UIN Jakarta, misalnya, selain fakultas-fakultas 'agama', kini juga terdapat Fakultas Psikologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu-ilmu Sosial, dan terakhir sekali bahkan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Semua ini, dalam istilah saya, adalah beyond imagination, tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Lebih daripada sekadar perluasan mandat, kehadiran UIN memungkinkan terjadinya 'reintegrasi' di antara ilmu-ilmu yang bersumber dari ayat-ayat Qur'aniyah pada satu pihak dengan ilmu-ilmu yang bersumber dari ayat-ayat kauniyah pada pihak lain. Sudah terlalu lama terjadi dikotomi di antara kedua bentuk ayat-ayat Ilahiyah ini. Akibatnya sudah jelas, umat Islam tertinggal dalam ilmu-ilmu kauniyah. Padahal, kesempurnaan pengamalan Islam tidak hanya memerlukan ilmu-ilmu Qur'aniyyah, tetapi juga ilmu-ilmu kauniyah. Kesejahteraan dunia umat Islam tidak mungkin bisa dicapai dengan baik tanpa penguasaan atas ilmu-ilmu kauniyah. Karena itu, baik secara epistimologis maupun realitas dan praksis kehidupan Islam dan umat Muslimin, reintegrasi ilmu-ilmu Qur'aniyyah dan kauniyah merupakan keharusan sejarah. Menunda reintegrasi itu hanyalah melestarikan keterpinggiran dan kekalahan. Lebih daripada itu, perwujudan UIN merupakan tahap lebih lanjut dari pengarusutamaan (mainstreaming) lembaga pendidikan tinggi Islam. Pengarusutamaan itu sebenarnya telah dimulai ketika dalam UU Sisdiknas 1999, madrasah diakui dan dinyatakan sebagai equivalen dengan sekolah umum. Dari segi ini, kemunculan UIN merupakan konsekuensi logis dari mainstreaming yang sudah berlangsung pada tingkat madrasah. Dengan mainstreaming pendidikan tinggi Islam, terbukalah peluang bagi UIN untuk berkompetisi dengan perguruan tinggi lain di Tanah Air; tidak hanya untuk mencapai ekspektasi keunggulan akademis, tetapi juga sekaligus ekspektasi sosial --harapan masyarakat luas agar PTAIN dapat memainkan peranan lebih luas dan kontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Peluang ke arah itu kini terbuka lebar; banyak bergantung pada civitas academica UIN untuk secara lebih serius mengubah tantangan dan harapan itu menjadi peluang dan kenyataan. Salah satunya, seperti sering dikemukakan Prof Dr A Malik Fadjar, ketika menjabat Mendiknas, mengubah mental 'institut' menjadi mental universitas [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **