[nasional_list] [ppiindia] UIN

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 5 Jan 2006 23:47:08 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA

Kamis, 05 Januari 2006

UIN 

Oleh : 
Azyumardi Azra 


Dalam tiga tahun terakhir, nomenklatur kelembagaan pendidikan tinggi Islam 
Indonesia diperkaya dengan istilah UIN, singkatan dari Universitas Islam 
Negeri. Kemunculan istilah UIN secara resmi dimulai dengan perubahan IAIN 
Syarif Hidayatullah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Mei 2002. 
Dua tahun berikutnya, pada 2004 IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN Sunan Kalijaga 
Yogyakarta dan STAIN Malang menjadi UIN Malang. Terakhir, pada 2005, tiga UIN 
lagi muncul: UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 
dan UIN Alauddin Makasar.

Kemunculan UIN jelas lebih daripada sekadar perubahan nomenklatur atau 
kemunculan nomenklatur baru. Ia merupakan hasil dari proses panjang 
perkembangan pendidikan Islam secara keseluruhan di Indonesia; dan bahkan juga 
terkait dengan perubahan-perubahan yang terjadi di Tanah Air, baik dalam bidang 
pendidikan maupun kehidupan sosial, budaya, ekonomi, agama, dan politik.

Jika dirunut secara historis, umat Islam Indonesia sejak masa penjajahan 
Belanda telah memendam aspirasi sangat kuat untuk memiliki pendidikan tinggi, 
yang memungkinkan anak-anak santri melanjutkan pendidikan mereka. Aspirasi ini 
mulai terwujud dengan pembentukan PTAIN di Yogyakarta dan ADIA (Akademi Dinas 
Ilmu Agama) di Jakarta yang masing-masing kemudian menjadi IAIN Sunan Kalijaga 
Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sepanjang akhir 1950-an.

Selanjutnya, sejak awal 1960-an, IAIN-IAIN lainnya berdiri di berbagai ibu kota 
provinsi, sehingga sampai awal 2002 jumlahnya mencapai 14 IAIN di seluruh 
Indonesia. Dan, sejak 1998, fakultas-fakultas cabang IAIN yang terdapat di 
berbagai kota madya dan kabupaten dilepaskan dari IAIN induknya dan berubah 
menjadi STAIN, yang berjumlah 33 di seluruh Indonesia.

Harus diakui, eksistensi IAIN dan STAIN dalam banyak segi, pada dasarnya, turut 
melestarikan 'dikotomi' antara pendidikan agama (Islam) dan pendidikan umum. 
Sesuai dengan undang-undang dan ketentuan tentang pendidikan tinggi yang lama, 
IAIN dan STAIN hanya memiliki mandat untuk bergerak dalam bidang yang sering 
disebut sebagai 'ilmu-ilmu agama' (Islam), sejak dari syariah, tarbiyah, 
tafsir-hadis, tasawuf, dakwah, adab, dan semacamnya. IAIN dan STAIN pada 
dasarnya tidak memiliki mandat untuk juga bergerak dalam 'ilmu-ilmu umum'.

Perubahan IAIN/STAIN menjadi UIN dalam konteks terakhir merupakan perluasan 
mandat perguruan tinggi agama Islam (PTAIN). Sebagai universitas, UIN tidak 
hanya dapat tetap bergerak dalam ilmu-ilmu agama Islam, tetapi juga dapat 
bergerak dalam ilmu-ilmu umum. Berkat perubahan itu, di UIN Jakarta, misalnya, 
selain fakultas-fakultas 'agama', kini juga terdapat Fakultas Psikologi, 
Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu-ilmu Sosial, dan 
terakhir sekali bahkan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Semua ini, dalam 
istilah saya, adalah beyond imagination, tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Lebih daripada sekadar perluasan mandat, kehadiran UIN memungkinkan terjadinya 
'reintegrasi' di antara ilmu-ilmu yang bersumber dari ayat-ayat Qur'aniyah pada 
satu pihak dengan ilmu-ilmu yang bersumber dari ayat-ayat kauniyah pada pihak 
lain. Sudah terlalu lama terjadi dikotomi di antara kedua bentuk ayat-ayat 
Ilahiyah ini. Akibatnya sudah jelas, umat Islam tertinggal dalam ilmu-ilmu 
kauniyah. Padahal, kesempurnaan pengamalan Islam tidak hanya memerlukan 
ilmu-ilmu Qur'aniyyah, tetapi juga ilmu-ilmu kauniyah. Kesejahteraan dunia umat 
Islam tidak mungkin bisa dicapai dengan baik tanpa penguasaan atas ilmu-ilmu 
kauniyah.

Karena itu, baik secara epistimologis maupun realitas dan praksis kehidupan 
Islam dan umat Muslimin, reintegrasi ilmu-ilmu Qur'aniyyah dan kauniyah 
merupakan keharusan sejarah. Menunda reintegrasi itu hanyalah melestarikan 
keterpinggiran dan kekalahan.

Lebih daripada itu, perwujudan UIN merupakan tahap lebih lanjut dari 
pengarusutamaan (mainstreaming) lembaga pendidikan tinggi Islam. 
Pengarusutamaan itu sebenarnya telah dimulai ketika dalam UU Sisdiknas 1999, 
madrasah diakui dan dinyatakan sebagai equivalen dengan sekolah umum. Dari segi 
ini, kemunculan UIN merupakan konsekuensi logis dari mainstreaming yang sudah 
berlangsung pada tingkat madrasah.

Dengan mainstreaming pendidikan tinggi Islam, terbukalah peluang bagi UIN untuk 
berkompetisi dengan perguruan tinggi lain di Tanah Air; tidak hanya untuk 
mencapai ekspektasi keunggulan akademis, tetapi juga sekaligus ekspektasi 
sosial --harapan masyarakat luas agar PTAIN dapat memainkan peranan lebih luas 
dan kontribusi lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Peluang ke arah itu 
kini terbuka lebar; banyak bergantung pada civitas academica UIN untuk secara 
lebih serius mengubah tantangan dan harapan itu menjadi peluang dan kenyataan. 
Salah satunya, seperti sering dikemukakan Prof Dr A Malik Fadjar, ketika 
menjabat Mendiknas, mengubah mental 'institut' menjadi mental universitas


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] UIN