[nasional_list] [ppiindia] Tuan Koruptor yang Budiman

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 27 Jan 2006 06:54:50 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://kompas.com/kompas-cetak/0601/27/humaniora/2397794.htm

 
Tuan Koruptor yang Budiman 




Benar, ini luar biasa: seorang koruptor kakap dengan senang hati menyerahkan 
diri minta diadili.

Saya ingin jadi koruptor yang baik dan benar, katanya. Ingin memberi contoh 
kepada rekan-rekan koruptor lain, tak baik melarikan diri. Lebih baik duduk 
tenang di pengadilan. Kalau ingin sembunyi, bukankah persembunyian paling aman 
bagi koruptor justru ada di pengadilan. Kita enggak bakalan diperlakukan macam 
maling ayam. Paling ditanyai sedikit-dikit, basa-basi, minta bagian hasil 
korupsi. Tak ada ruginya kalau kita berbagi rezeki sama hakim, jaksa, polisi. 
Anggap saja zakat buat mereka. Toh itu juga bukan uang kita.

Makanya saya di sini, minta diadili. Saya tak hendak membantah. Itu urusan para 
pengacara saya, karena untuk itulah mereka dibayar: membuat saya kelihatan tak 
bersalah.

Saya hanya ingin meluruskan anggapan keliru, yang menyatakan koruptor macam 
saya tak lebih benalu bangsa tak berguna. Koruptor macam saya jelas aset 
bangsa. Kamilah yang menggerakkan roda perekonomian. Dengan korupsi uang jadi 
terdistribusi. Terjadi pemerataan.

Seperti pembangunan, korupsi juga terjadi di segala bidang. Kami tak pernah 
menikmati buat sendiri. Kami ikut nyumbang pembangunan rumah ibadah, menyantuni 
anak yatim, membantu korban bencana, menyokong olahraga, iuran tujuhbelasan. 
Banyak. Karena sebagai koruptor yang baik, kami tahu cara mengelabui. Dengan 
berbuat baik, kami menjadi dihormati. Duduk di depan bila ada hajatan, dan 
diminta bicara di pengajian.

Naif, bila para mahasiswa terus menuntut koruptor di penjara. Nanti malah repot 
mesti bikin buuanyak penjara. Karena 70 persen warga republik ini pasti akan 
masuk penjara. Tidakkah itu hanya akan menghabiskan anggaran belanja negara? 
Percayalah, biaya memenjarakan koruptor jauh lebih tinggi ketimbang dana 
subsidi BBM yang dialokasikan buat mengatasi kemiskinan. Jadi, memenjarakan 
koruptor itu justru kontra-produktif bagi keuangan negara. Daripada uang 
dihambur-hamburkan membangun penjara, lebih baik uang itu kami korupsi lalu 
kami bagi-bagikan secara adil dan merata.

Itu namanya korupsi yang adil dan beradab, sesuai Pancasila. Atau biar 
terdengar lebih trendi: itulah prinsip demokrasi dalam korupsi. Dalam 
demokrasi, mesti ada distribusi kekuasaan yang sama antara 
eksekutif-legislatif-yudikatif. Korupsi yang demokratis pun begitu: 
eksekutif-legislatif-yudikatif dapat kesempatan dan keuntungan yang sama. 
Korupsi ibarat lokomotif demokrasi yang membawa gerbong-gerbong keuntungan dan 
semua orang berebut ingin naik menikmati.

Karena itulah, memberantas korupsi sama saja menggulingkan gerbong-gerbong 
demokrasi. Itu berbahaya. Bisa menimbulkan keonaran para demonstran bayaran. 
Sebagai koruptor yang baik, tentu saja saya tak ingin itu terjadi. Saya 
koruptor cinta damai. Peace!

Cuma, tolong jangan terlalu pojokkan kami. Kalau soal unjuk kekuatan, kami juga 
bisa menggalang aksi besar-besaran. Pikirkan, bila seluruh koruptor di negeri 
ini menggelar aksi mogok - dalam satu hari saja! Dari kantor kelurahan sampai 
Istana Negara, pasti mendadak sepi. Pelayanan publik terhenti. Birokrasi macet. 
Pabrik-pabrik tak berproduksi. Semua departemen kosong. Jangankan ngurus surat, 
WC umum saja mungkin enggak ada yang ngurusi. Karena semua koruptor mogok, 
seperti lakon Lysistrata ketika seluruh perempuan memboikot laki-laki. Kalian 
akan pusing sendiri. Kalian akan melihat betapa berkuasanya kami. Kami ada di 
tiap sendi negeri ini. Bagaimana cara kalian membasmi? Kalian seperti 
mengamputasi tubuh sendiri.

Karena itu, marilah kita hidup rukun berdampingan dengan damai. Yang koruptor 
dan enggak koruptor, apa sih bedanya? Emha Ainun Nadjib bilang, kesalahan 
hanyalah kebenaran yang tertunda. Maka, yang enggak korupsi pun hanya soal 
kesempatan yang tertunda. Koruptor atau bukan, menyitir si jalang Chairil 
Anwar, semua akan dapat tempat, semua akan dapat giliran.

Marilah kita mulai belajar menerima kenyataan, betapa korupsi memang sudah 
menjadi suatu yang menyenangkan di republik ini. Anggap saja koruptor itu 
sebagai bagian dari perekonomian kita: sudah numpuk utangnya, eh banyak pula 
koruptornya. Kita ibarat masuk lokalisasi. Sudah bayar, terkena rajasinga pula!

Bukan sensasi

Ketika puluhan kamera menyorot pengakuannya, koruptor itu terlihat makin murah 
senyum.

Saya tak cari sensasi dengan semua ini, katanya. Saya memberikan teladan, bahwa 
koruptor pun bisa menjadi 'Maling Budiman'. Karena itulah, wahai para koruptor 
yang beriman, marilah kita tingkatkan amal dan taqwa kita dengan membantu 
negeri ini makin terbenam dalam keterpurukan.

Negeri ini tak bisa diselamatkan, kecuali dengan mempercepat proses pembusukan. 
Koruptor macam kita mesti mendukung proses itu. Bila tidak, negeri ini akan 
terus enggak jelas seperti ini. Semua serba seakan- akan, tulis Parakitri T 
Simbolon. Seakan-akan menteri, padahal pengusaha. Seakan-akan penyair, padahal 
setengah pengangguran. Tak heran, seorang yang sudah resmi menyandang predikat 
koruptor pun masih bisa tampil tenang, penuh senyum, mirip rohaniwan seperti 
saya.

Marilah, mulai saat ini kita lebih menghargai koruptor sebagai 
pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa tapi banyak harta, yang berjasa mempercepat 
proses pembusukan seluruh sampah negeri ini. Anggap saja ini proses evolusi 
untuk menghasilkan pembuahan: munculnya tunas-tunas koruptor yang lebih 
bertanggung jawab terhadap nasib bangsanya.

Marilah, kita semua kumpul di sini. Korupsi tidak korupsi asal kumpul. Semua 
serba enak di sini. Lihatlah saya di peradilan ini: masih tetap sehat, cuma 
kelihatan tambah kurang waras.

Tapi, bagaimanapun, saya berterima kasih kepada para aparat yang masih saja 
sungkan menangkap saya. Ketika saya datang, mereka malah sembunyi. Barangkali 
para aparat hukum itu memang benar-benar percaya bahwa koruptor seperti saya 
ini memang aset bangsa yang mesti dilindungi. Hingga saya masih terus diberi 
keleluasaan untuk secara sistemik melakukan karupsi dengan baik dan benar, 
serta secara murni dan konsekuen..

Agus Noor
Prosais, Kerap Menulis Teks Monolog yang Dimainkan Butet Kartaredjasa


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Tuan Koruptor yang Budiman