[nasional_list] [ppiindia] Tak pakai ghost writer

  • From: Mira Wijaya Kusuma <la_luta@xxxxxxxxx>
  • To: sastra pembebasan <sastra-pembebasan@xxxxxxxxxxxxxxx>, Faiz Mansyur <nyongfaiz@xxxxxxxxx>, Burhan <mannros@xxxxxxxxxxx>, Chalik Hamid <chalik.hamid@xxxxxxxxxxx>, herilatief@xxxxxxxxx, Setiwan 2007 <bintangtimur65@xxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 3 Mar 2009 10:29:39 -0800 (PST)

Catatan laluta:
Pemilu 2009 telah di ambang pintu.....
dan
masa pemerintahan SBY-JK bentar lagi berakhir...
namun
kasus pertangung jawaban SBY sebagai dalang "pengambilalihan kantor DPP PDI 
oleh Kodam Jaya" kasus 27 juli 1996 masih di-peti es- kan...

untuk itu baca lah resensi bisnis Indonesia berjudul "Tak pakai ghost 
writer"....
untuk mengetahui daftar kejahatan HAM periode kekuasaan Soeharto, silahkan 
click:
http://www.progind.net/modules/smartsection/item.php?itemid=397

La Luta Continua!

***
Resensi

Tak pakai ghost writer

bisnis indonesia 1 Maret 2009


Budiman
Sujatmiko dikenal sebagai pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang
dianggap oleh rezim Orde Baru sebagai dalang di balik Peristiwa 27 Juli
1996 (Kuda Tuli) yang masih menjadi misteri.

Sejarah Indonesia
akan mencatat PRD sebagai sebuah partai politik Indonesia yang
berhaluan sosialis-demokrat. Partai ini tidak mempunyai jaringan
ataupun massa yang besar, bahkan tergolong sebagai partai kecil.

Namun,
peran PRD dalam sejarah politik Indonesia sangatlah penting walaupun
sering salah diinterpretasikan sebagai gerakan komunis, partai ini
justru bergerak dengan metode sepenuhnya non-kekerasan.

Pria
kelahiran Desa Pahonjean, Majenang, Cilacap, pada 10 Maret 1970 ini
kini bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan
sibuk berkampanye untuk Pemilu 2009.

"Saya sedang menulis buku
politik. Tidak sekadar perihal Peristiwa 27 Juli tetapi juga semuanya.
Mulai PRD sampai sekarang. Saya jamin tak akan pakai ghost writer
[penulis bayangan]," ujarnya seusai diskusi di Universitas Paramadina,
beberapa waktu lalu.

Sebagai sosok yang dipenjara oleh rezim
Orde Baru, buku politik peraih master ekonomi-politik dari School of
Oriental and African Studies, Universitas London, Inggris, ini memang
menarik.

Budiman yang juga meraih master Hubungan Internasional
dari Cambridge University mewakili generasi aktivis 1998 yang
tercerai-berai. Sejumlah rekannya ada yang masih hilang, lengser dari
percaturan politik atau ongkang-ongkang di kursi pemerintahan.

"Aku
rasa menarik membagi pengalaman beraktivitas politik bagi generasi
selanjutnya. Politik membutuhkan komitmen, konsistensi, pengorbanan
termasuk napas panjang didera cobaan," lanjutnya.

Tidak heran
dia pernah menolak penghargaan yang diberikan PKS karena secara
pribadi, dia merasa belum pantas disebut sebagai tokoh muda panutan
tingkat nasional.

Apa itu karena bandingannya Barack Obama?
Budiman tegas mengangguk. Menurut dia, sejak muda presiden berkulit
hitam Amerika Serikat itu memang mempersiapkan diri menuju kursi
tersebut.

Perihal pengorbanan Budiman sudah teruji oleh teralis
besi Penjara Cipinang. Tentu menarik melihat pertarungannya dengan
mantan orang-orang menjebloskannya ke penjara.

Dokumen dari
Laporan Akhir Komnas HAM menyebut pertemuan tanggal 24 Juli 1996 di
Kodam Jaya dipimpin oleh Kasdam Jaya Brigjen Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam
rapat hadir Brigjen Zacky Anwar Makarim, Kolonel Haryanto, Kolonel Joko
Santoso, dan Alex Widya Siregar. SBY kemudian memutuskan
pengambilalihan kantor DPP PDI oleh Kodam Jaya. (Algooth Putranto)

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/  ; 
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Tak pakai ghost writer - Mira Wijaya Kusuma