[nasional_list] [ppiindia] TNI dan Polri Didesak Hentikan Pelanggaran HAM di Papua

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 14 Jan 2006 02:42:43 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2006/01/13/Utama/ut02.htm


SUARA PEMBARUAN DAILY 
TNI dan Polri Didesak Hentikan Pelanggaran HAM di Papua 
 

Roberth Subiyat 



Warga Sipil Ditangkap - Sebanyak 12 warga sipil di Timika ditangkap aparat 
Polri dan FBI, Rabu (11/1) malam, yang diduga pelaku penembakan di Mile 62-63 
yang terjadi pada 31 Agustus 2002, menewaskan dua warga negara Amerika, se- 
orang WNI, dan melukai 9 orang saat itu. 

JAKARTA - Aparat Polri maupun TNI harus segera menghentikan segala bentuk 
pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua. Aparat Polri maupun TNI jangan 
semena-mena menangkapi warga sipil di Papua, kata anggota DPR, Inya Bay, asal 
Papua 

Wakil rakyat dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (FBPD) itu mengatakan hal 
itu kepada Pembaruan, di Jakarta, Jumat (13/1), menanggapi penangkapan 12 warga 
sipil di Kampung Timika Jaya, Distrik Mimika Baru pada Rabu (11/1) lalu. 

Sebanyak 12 penduduk sipil ditangkap karena diduga terlibat kasus penembakan 
yang menewaskan Riky Lyne Spider dan Edwin Leon Murgon asal Amerika Serikat dan 
seorang warga negara Indonesia, FX Bambang Riyanto serta melukai sembilan orang 
lainnya. Peristiwa pada 31 Agustus 2002 itu terjadi di Mile 62-63 Timika. 

Mereka ditangkap tim gabungan aparat keamanan di Hotel Amole II di Kampung 
Timika Jaya, Distrik Mimika Baru. Mereka yang ditangkap adalah Hardi Tsumugol, 
Agustinus Anggaibak, Fiktus Wawang, Yohanis Kasemol, Hermanus Magal, Pdt Isak 
Onawani, Yulianus Dikme, Antonius Wamang, Markus Kalanangame, Jarius Iwak, 
Felix Dikme dan Domi Wom. 

Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Tomy J Jacobus kepada 
wartawan, kemarin, di markas Polda Papua membenarkan penangkapan 12 warga sipil 
tersebut. "Setelah dilakukan penyelidikan kemudian ada semacam kesepakatan 
antara negara Amerika Serikat dan Indonesia untuk melakukan penyidikan. 

Mabes Polri sudah turun tangan dibantu aparat Polda Papua dan Polres Mimika. 
Dan akhirnya kami berhasil menangkap orang-orang ini yang diduga ikut terlibat 
dalam peristiwa penembakan saat itu, " jelasnya. 

Namun, politisi Papua dari partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Inya Bay 
menegaskan, aparat keamanan di Papua jangan semena-mena melakukan penangkapan. 
"Ini jaman reformasi, saya imbau kepada Kapolri, jangan ada lagi pelanggaran 
HAM, di Papua, masak negara mau bunuh rakyatnya sendiri, tugas polisi dan 
tentara itu menyerang musuh dari luar tugas polisi melindungi rakyat di dalam 
negeri," tegasnya. 



Ditegaskan, orang Papua berontak sebenarnya karena ulah aparat keamanan sendiri 
yang memperlakukan rakyat Papua tidak manusiawi melanggar HAM. 

Karena itu adalah sangat ironis, kalau di jaman reformasi ini cara-cara seperti 
Orde Baru selama 32 tahun masih dipertahankan dan dilakukan terhadap orang- 
orang Papua. 

''Kalau ada tuntutan merdeka dari orang Papua, itu karena mereka tidak tahan 
lagi atas perlakuan dengan cara-cara refresif. Padahal, orang Papua itu 
meskipun wajahnya seram, hatinya lembut,'' ujar Inya Bay. 

Sebanyak delapan dari 12 warga sipil yang ditangkap tersebut diangkut dengan 
pesawat komersial Garuda Kamis (12/1) pagi dan disusul empat orang lainnya 
dengan pesawat khusus pada siang hari. Mereka dikawal ketat dan langsung 
ditahan Polda Papua. 

Berkaitan dengan itu, Ketua Tim Gabungan Advokasi Mile 62-63, Aloysius Renwarin 
sewaktu dihubungi Pembaruan, Jumat, mengatakan, timnya akan mempraperadilankan 
Kapolda Papua, Freeport, Garuda dan FBI terkait penangkapan 12 warga sipil itu. 

"Penangkapan itu tidak prosedural, tidak ada surat penangkapan dan 
pemberitahuan. Freeport saat penangkapan itu mereka menyediakan mobil-mobil 
untuk mengangkut para warga sipil ini. 

Lalu Garuda tidak melakukan pelayanan baik kepada tahanan yang dibawa di 
pesawat. Sedangkan FBI, ngapain melakukan penangkapan warga sipil di wilayah 
hukum Indonesia, " paparnya. (ROB/M-15) 


Last modified: 13/1/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] TNI dan Polri Didesak Hentikan Pelanggaran HAM di Papua