[nasional_list] [ppiindia] Sampah Membuat Ambon Tak Lagi Indah

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 22 Jan 2006 23:59:51 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/23/daerah/2387298.htm

 
Sampah Membuat Ambon Tak Lagi Indah 


Reny Sri Ayu Taslim

Sebenarnya pantai ini indah dan karang-karang bawah lautnya pun tak kalah indah 
dari tempat diving di daerah lain. Dalam brosur tempat-tempat diving di seluruh 
dunia, Latuhelut salah satu yang tercatat di dalamnya. Sayangnya sekarang 
banyak sampah, kata seorang wisatawan asal Jakarta yang ditemui di Pantai 
Latuhelut, Ambon, akhir Desember lalu. Wisatawan lain pun sepakat akan pendapat 
itu.

Si wisatawan bertutur soal perahunya yang dipakai pergi menyelam yang terhenti 
karena baling-balingnya tersangkut sampah. Sampah juga ada di bawah laut yang 
mengganggu keindahan bawah laut.

Persoalan besar

Di tengah situasi Ambon yang kian kondusif pascakonflik, sampah menjadi satu 
bidang kehidupan yang terabaikan dan menjadi persoalan besar.

Mereka yang baru tiba di Ambon akan langsung mengeluhkan persoalan sampah.

Sampah ada di mana-mana. Di saluran air terbuka dan saluran tertutup, di 
sepanjang pesisir pantai nyaris semua dinodai sampah.

Contoh nyata adalah saat petugas membersihkan saluran air tertutup di daerah 
Soya. Di saluran sedalam satu meter dan lebar 1,2 meter sepanjang 100 meter, 
sampahnya lebih dari 20 truk. Itu dari saluran sepanjang 100 meter. Bisa 
dibayangkan berapa banyak sampah di seluruh saluran air, ujar Wali Kota Ambon 
Jopie Papilaya.

Jopie mengungkapkan, lebih dari 50 persen saluran air di dalam Kota Ambon 
dipenuhi sampah mulai dari plastik, sisa bangunan, hingga lumpur. Sebagian 
menyumbat saluran, sebagian lainnya mengalir ke laut dan mengotori pesisir 
pantai. Padahal, Ambon adalah pulau yang dikelilingi lautan dan teluk.

Sekarang kalau ke pantai tidak indah lagi karena banyak sampah dan bau. 
Terutama di muara, tumpukan sampah sangat banyak. Padahal dulu (Ambon) sangat 
bersih, kata Insany, warga Desa Batu Merah.

Kondisi itu kian diperparah dengan minimnya sarana angkutan sampah Pemerintah 
Kota Ambon. Dengan volume sampah 430 meter kubik/hari, dengan tiga truk, enam 
dump truk, dan sembilan pikap yang ada, hanya sekitar 332 meter kubik atau 77 
persen sampah yang terangkut per hari. Belum lagi bicara soal sampah di saluran.

Bisa diduga, kini sekecil apa pun hujan, akan segera muncul genangan. Ini 
merupakan pemandangan baru di Ambon.

Ancaman banjir

Akibat ikutan lainnya adalah ancaman banjir karena sebagian besar daerah 
resapan air, sudah berubah menjadi permukiman. Hutan-hutan di kawasan hutan 
lindung dan daerah hijau lainnya, banyak yang dibabat dan berganti menjadi 
permukiman pengungsi. Pascakonflik, pola permukiman pun berubah, pengungsi yang 
terkonsentrasi di dalam kota juga memiliki andil pada munculnya masalah sampah.

Budaya bersih pun hilang. Saya heran, pascakonflik warga Ambon kehilangan 
budaya bersihnya. Saya heran, dulu warga di sini terkenal pembersih, rapih, dan 
mencintai keindahan, kata Jopie. Dia menegaskan akan membuat peraturan yang 
bisa bersifat terapi kejut. 

Dia mengakui, fokus pemerintah pascakonflik adalah pemulihan trauma konflik dan 
mengembalikan hubungan antarwarga yang bertikai. Banyak hal terabaikan.

Setelah situasi mulai kondusif dan hubungan antarwarga mulai pulih, fokus 
beralih ke sektor ekonomi. Pascakonflik warga hidup dalam ketidakteraturan.

Pemkot Ambon bekerja sama dengan Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) untuk 
sistem pengelolaan sampah terpadu. Sampah plastik akan dijadikan bahan baku 
untuk industri, sementara sampah organik dibuat pupuk. UNDP memberi dana hibah 
8 juta dollar AS.

Lokasinya kami pilih di Toisapu seluas lima hektar. Setidaknya dalam tiga bulan 
ke depan bila amdal sudah selesai, kami akan segera membangun Instalasi 
Pengelolaan Sampah Terpadu di tempat itu, kata Jopie. Soal drainase, akan 
dijajaki kerja sama dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Sampah Membuat Ambon Tak Lagi Indah