[nasional_list] [ppiindia] SI Madinah menurut Ulil-->Re: Kenapa menolak syariat Islam?

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 09 Mar 2006 09:18:04 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Tulisan ini saya pernah baca kalau tak 
salah setahun yang lalu atau 
lebih. sangat jitu.

Dia berikan jawaban, mengapa dalam agama Kristen tak ada aturanya 
yang komprehensif, namun cukup garis garis besar, yakni karena 
Kristiani lahir ditengah Imperium Romanum yang jaya, megah dan 
sempurna sudah system hukumnya. Sedang Islam lahir diwilayah terra 
incognita, dimana nabi harus mengatur semua dari A sampai Z.

Nabi mendirikan sebuah komunitas dalam wilayah yang relatif kecil, 
dengan sikon yang tidak complicated, dibandingkan misalnya dengan 
dua kekaisaran adidaya yang telah exist ketika nabi berkarya, yaitu 
kekaisaran Romawi, Imperium Romanum, dan kekaisaran Tiongkok.

Kedua kekaisran ini, adalah bentuk ketatanegaraan duniawi, yang 
tidak bersandar agama, karena ini impossible. Kekuasaan adalah 
sentralistis dan ditangan satu orang yang bertumpu pada angkatan 
perang yang kuat. bentuk negara seperti ini seringkali keras dan 
kejam, tetapi berdaya. Ini juga yang terjadi pada kesultanan 
Usmaniah.

Jadi, masalah yang dihadapi, bukanlah pro atau anti Si itu sendiri, 
namun, how to realize itu, terutama dalam skenario bangsa yang 
multibudaya dan multireligi. Lihat Iran, yang sangat menjunjung 
akidah itu, tetap tidak berhasil membuat setting negara agama. Juga 
Arab Saudi, pelindung ka'abah tidak.

Salam

danardono



--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Lina Dahlan" <linadahlan@...> 
wrote:
>
> Buat Mbah, semoga bisa menangkap semangat SI Madinah dari analisa 
> seorang Islam Indonesia yang dianggap paling liberal (sekalipun).
> 
> wass,
> **************************************
> 
> Muhammad: Nabi dan Politikus
> 
>       Oleh Ulil Abshar-Abdalla, Peneliti pada Freedom Institute, 
> Jakarta
> 
>       KEUNTUNGAN Islam sebagai sebuah agama terletak pada satu 
hal: 
> tidak sebagaimana pada kasus Kristen, Islam menemukan 'Konstantin' 
> dalam tubuhnya sendiri, bukan dari luar. Muhammad (saw) jelas 
bukan 
> sekadar nabi, melainkan juga 'tokoh duniawi' yang berjuang keras 
> agar ajaran-ajaran yang ia bawa, bukan sekadar 'awan putih' yang 
> melayang-layang di angkasa, tidak berjejak di bumi.
> 
>       Pada kasus Kristen, Yesus hanya punya waktu kurang lebih 
tiga 
> tahun untuk menyampaikan ajaran-ajarannya. Setelah itu, Yesus 
harus 
> berhadapan dengan 'struktur politik' Imperium Romawi yang begitu 
> raksasa, sehingga akhirnya ia dibunuh dan disalibkan.
> 
>       Agama Kristen, saat itu, persis seperti tetumbuhan yang baru 
> bersemi dan langsung terpangkas. Banyak orang barandai-andai: 
> taruhlah tidak muncul tokoh besar Raja Konstantin Agung pada abad 
ke-
> 3 Masehi yang akhirnya memeluk Kristen dan menjadikannya sebagai 
> agama negara, apakah yang terjadi pada agama dengan pemeluk 
terbesar 
> di dunia ini. Tanpa kekuasaan 'politik', apakah agama ini bisa 
> berkembang dengan cepat, menjadi agama universal? Kita
> tidak pernah tahu, karena toh ini hanyalah pengandaian sejarah.
> 
>       Pada kasus Islam, dengan sedikit perbandingan yang agak 
> ceroboh, Muhammad adalah Yesus dan Konstantin itu sendiri. Jika 
> diperbolehkan membuat perbandingan antara sejarah Yesus dan 
> Muhammad, maka tahun-tahun ketika Muhammad di Mekah (persisnya 610 
M 
> ketika Muhammad menerima wahyu pertama hingga 622 M saat dia 
hijrah 
> ke Madinah) boleh kita katakan sebagai periode 'khotbah di atas 
> bukit', periode ketika nabi mendakwahkan ajaran-ajarannya.
> Periode itu berlangsung kira-kira 13 tahun. Periode Madinah, yaitu 
> sejak 622 M hingga 632 M, saat dia wafat, adalah periode 
pelembagaan 
> politik dan sosial. Saya ingin menyebutnya pula sebagai 'periode 
> Konstantin'.
> 
>       Salah satu fase penting yang secara simbolik sering disebut 
> sebagai mencerminkan corak misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad 
> adalah saat dia ber-takhannuts atau melakukan meditasi di Hira, 
> sebuah gua di luar kota Mekah. Setelah nabi mendapat wahyu pada 
610 
> M, dia tidak terus tinggal di sana, menikmati meditasi yang 
soliter, 
> menjauhkan diri dari masyarakat. Sebaliknya, ia balik ke kota, 
> mendakwahkan ajaran-ajaran, dan melakukan apa
> yang dalam istilah sekarang disebut sebagai 'transformasi sosial'.
> 
>       Dalam Islam, biasa dibedakan antara seorang nabi dan rasul. 
> Nabi adalah seseorang yang menerima wahyu, namun tidak diharuskan 
> oleh Tuhan untuk mendakwahkannya kepada masyarakat. Rasul, 
> sebaliknya, menerima wahyu dan diharuskan menyebarkannya. Muhammad 
> adalah nabi dan sekaligus rasul.
> 
>       Saya, di sini, menggunakan istilah yang mudah ditangkap oleh
> masyarakat. Saya hendak menyebut Muhammad sebagai nabi dan 
politikus
> sekaligus. 'Politikus' di sini saya maknai sebagai seseorang yang 
> harus berjuang untuk 'dealing with possibilities', menghadapi 
> kenyataan konkret yang serbasarat kemungkinan-kemungkinan. Secara 
> meyakinkan, dalam kariernya selama 23 tahun, Muhammad telah 
> memperlihatkan bukan saja sebagai seorang yang melakukan reformasi 
> moral melalui karier kenabian, tetapi juga reformasi sosial, 
bahkan 
> politik, melalui pembentukan sistem masyarakat dan politik di 
> Madinah.
> 
>       SALAH satu keuntungan yang dinikmati Nabi adalah: ia hidup di
> pinggiran 'hemisphere' atau dunia yang dikuasai oleh Imperium 
Roman 
> dan Sasan di Persia.
> 
>       Inilah keuntungan sejarah yang tidak dimiliki oleh Kristen. 
> Kristen lahir tepat di jantung kekaisaran Romawi, dan di tengah-
> tengah 'kekuasaan agama' yang telah mapan, yaitu Yahudi. Islam, 
> sebaliknya, lahir di tengah-tengah--katakan saja--'terra 
incognita', 
> daerah kosong yang belum ada kekuasaan apa pun di sana.
> 
>       Mekah, saat Muhammad lahir dan memulai garis kerasulan, 
adalah 
> sebuah kota yang terletak jauh di pinggiran kekaisaran Romawi dan 
> Persia. Kalau kita boleh meminjam analisis Ben Anderson tentang 
> konsep kekuasaan politik di Jawa, saya rasa apa yang dikemukakan 
> oleh Anderson adalah tipikal kerajaan-kerajaan pramodern, yang 
> kekuasaannya kian meredup di daerah-daerah pinggiran.
> 
>       Begitulah kira-kira, keadaannya ketika itu. Pengaruh 
kekuasaan 
> dua imperium besar tersebut kurang begitu terasa di Kota Mekah. 
> Keadaan ini menguntungkan bagi agama dan komunitas baru yang 
sedang 
> dikembangkan oleh Nabi. Saya akan berandai-andai: taruhlah Islam 
> lahir dan muncul di Asia kecil, di kawasan Turki sekarang, mungkin 
> perjalanan agama ini akan lain. Tentu kita tidak tahu apa yang 
akan 
> terjadi, sebab ini hanya 'historical if'.
> 
>       Seorang ulama Mesir, Ali Abdul Raziq, dalam risalahnya yang 
> sangat ramai diperdebatkan, al-Islam wa Ushul al-Hukm (Islam dan 
> Dasar-Dasar Kekuasaan), pernah mengemukakan bahwa Muhammad 
hanyalah 
> seorang rasul dan juru dakwah, bukan seorang pemimpin negara. 
> Meskipun saya setuju dengan tujuan dia menuliskan risalah ini, 
yaitu 
> untuk menolak klaim umat Islam untuk mendirikan kembali negara 
> Khilafah setelah dibubarkan oleh Kemal Attaturk, tetapi 
penggambaran 
> dia tentang Muhammad jelas berat sebelah. Muhammad memang seorang 
> rasul, tetapi lebih penting lagi dia adalah pemimpin suatu 
komunitas 
> konkret yang menjadi 'embrio' sebuah negara di Madinah.
> 
>       Karena itulah, tidak salah seandainya generasi intelektual 
> muslim modern mencoba mencari dalam contoh Nabi di Madinah itu 
suatu 
> ilham untuk mengelola masyarakat modern. Salah satu kebijakan 
> politik yang sering dianggap sebagai 'kejeniusan Muhammad' 
> ('Abqariyyat Muhammad), adalah ketika dia memprakarsai 
> suatu 'kontrak politik' antara umat Islam dan kelompok-kelompok 
> sosial lain di Madinah saat itu. Dokumen kontrak ini, dalam 
sejarah 
> Islam, dikenal sebagai 'Mitsaq al-Madinah' atau Perjanjian 
Madinah, 
> atau Piagam Madinah.
> 
>       Penulis Mesir, Muhammad Husen Haikal, dalam Hayat Muhammad 
> (Peri Hidup Muhammad), menyebut hal ini sebagai 'watsiqah 
> siyasiyyah' atau dokumen politik yang menjamin kebebasan iman, 
> kebebasan pendapat, perlindungan atas negara, hak hidup, hak 
milik, 
> dan pelarangan kejahatan.
> 
>       Saya sepakat bahwa Madinah adalah sebuah embrio negara atau 
> bahkan negara itu sendiri. Nabi adalah pemimpin di sana. Sebagai 
> seorang politikus yang memimpin negara, dia sukses mendirikan 
> entitas politik pertama di kawasan Arab. Dalam entitas baru itu, 
> masyarakat Arab, dari pelbagai suku dan klan, bisa dipersatukan: 
> suatu prestasi besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin Arab 
> sebelum Muhammad. Sebagaimana Konstantin sebelumnya, Nabi 
menjadikan 
> Islam sebagai 'semen peradaban' yang mengikat masyarakat Arab
> (juga non-Arab pada tahap selanjutnya).
> 
>       Yang tidak saya sepakati adalah jika seluruh kebijakan Nabi 
di 
> Madinah saat itu harus ditiru 100% pada masa sekarang. 
Bagaimanapun, 
> contoh Nabi di Madinah sangat dikondisikan oleh konteks sosial dan 
> sejarah yang spesifik pada saat itu.
> 
>       Model Madinah bisa menjadi inspirasi dan ilham untuk mencari 
> bentuk pengelolaan kehidupan modern sekarang ini bagi umat Islam, 
> tetapi model itu bukanlah 'juklak' yang harus ditiru setindak demi 
> setindak. Umat Islam harus merumuskan sendiri 'model' baru yang 
> sesuai dengan tantangan saat ini.
> 
>       Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali 
Sayyidina
> Muhammad.***
> 
> --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Lina Dahlan" <linadahlan@> 
> wrote:
> >
> > Saya kira mbah ada salah tangkap dalam membaca analisa2 yang ada 
> > dimilis atau yang dipublikasi. Yang mengurangi hak wanita itu 
> bukan 
> > diambil dari SI zaman madinah, tapi dari ajaran sebelum Islam 
> lahir 
> > atau entah dari mana, dimana wanita itu dianggap mahluk setengah 
> > jadi. SI zaman Madinah merupakan suatu contoh keberhasilan suatu 
> > syariah dalam mempersatukan umat, ras, agama yang berbeda. 
Jangan 
> > mempersempit semangat SI Madinah kepada hal2 yang sepele spt 
itu. 
> > Karena apa yang dikatakan mas Ikra adalah syariat wahabi, 
syariat 
> > taliban...
> >
>






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: