[nasional_list] [ppiindia] Re: Suasana Ramadhan di Jepang

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 28 Sep 2006 19:17:54 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Dan...Kang Hasan, Anda tetap mampu 
menjalankan kewajiban agama Anda 
melalui syaria, walau masyarakat sekitar bukan tunduk pada hukum 
syaria, bukan?  

Anda dapat beramal dan hidup mulia TANPA menuntut agar masyarakat 
Jepang tunduk pada Al Quran bukan?

Mungkin ini dapat Anda bisikkan pada orang orang HTI dan sejenis..

salam

danardono









--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Satrio Arismunandar 
<satrioarismunandar@...> wrote:
>
> --- Kang Hasan <kang_hasan@...> wrote:
> 
> Sudah hampir sepuluh tahun saya bermukim dan
> melewatkan suasana bulan Ramadhan di Jepang. Sudah
> kurang lebih sepuluh kali bulan Ramadhan saya lalui
> sebagai bagian dari 100 ribu muslim di tengah 
> 120 juta penduduk Jepang. Itu berarti sudah selama itu
> pula saya 
> menjalani kehidupan sebagai seorang muslim minoritas. 
> 
> Pengalaman beribadah dan berdakwah, khususnya suasana
> bulan Ramadhan, sungguh berbeda dengan yang sebelumnya
> saya alami di negeri sendiri, di mana Islam merupakan
> agama mayoritas. Perbedaan itu, untungnya, justru 
> memberikan banyak pelajaran berharga untuk
> direfleksikan bagi kehidupan beragama di tanah air.
>     Ramadhan di Jepang adalah Ramadhan yang hening. Di
> malam hari 
> kita tak mendengar peningkatan volume keriuhan suara
> karena ada 
> tambahan suara dari mesjid-mesjid. Pun tak ada suara
> dari ritual 
> membangunkan orang untuk sahur. Setiap orang mengatur
> sendiri waktu 
> shalat, sahur, atau berbuka puasa berdasarkan jadwal
> shalat yang 
> informasinya dengan mudah diperoleh di internet.
>        Kaum muslimin juga tidak mendapat
> ?gperlindungan?h khusus 
> dari pemerintah Jepang yang sekuler itu. Tidak ada
> anjuran untuk 
> menghormati orang yang berpuasa, karena sebagian besar
> masyarakat 
> Jepang bahkan tidak tahu bahwa kita sedang berpuasa. 
>        Sake (minuman keras) memiliki tempat yang
> penting dalam 
> budaya dan dunia bisnis Jepang. Karenanya di manapun
> kita akan 
> dengan mudah menemukan kedai sake atau bar yang
> bergaya barat. Di 
> kawasan tertentu tempat-tempat minum hadir bersama
> hiburan malam 
> dengan wanita/pria penghibur. Jenis hiburan yang
> disediakan beragam, 
> dari yang sekedar teman minum hingga teman tidur. 
>        Semua tempat minum dan hiburan itu tentu saja
> tetap berbisnis 
> seperti biasa sepanjang bulan Ramadhan. Tak ada
> peraturan yang 
> membuat mereka harus menghentikan bisnis dalam rangka
> menghormati 
> bulan Ramadhan atau orang-orang yang sedang berpuasa.
>        Demikianlah, minoritas muslim di Jepang tetap
> khusuk 
> menjalankan ibadah selama bulan Ramadhan meski tidak
> dibuat kondisi 
> khusus untuk itu. Tempat-tempat ibadah berupa mesjid
> dan islamic 
> center di beberapa kota tertentu, ruangan di kedutaan,
> kampus, atau 
> ruangan apa saja yang disulap menjadi tempat ibadah
> sementara, 
> dipenuhi hadirin untuk shalat berjamaah, tadarus, atau
> pengajian. 
> Tidak diperlukan suara hiruk pikuk untuk membuat orang
> hadir di 
> tempat ibadah.
>         Kaum muslimin yang sedang berpuasa tidak
> merasa terganggu 
> oleh aktivitas makan-minum orang-orang Jepang di
> tempat umum. Mereka 
> bahkan tidak merasa terganggu dengan tetap
> beroperasinya tempat-
> tempat hiburan malam. Alasannya sederhana, karena
> keseharian mereka 
> memang tidak pernah bersinggungan dengan aktivitas di
> tempat-tempat 
> tersebut.
>        Singkat kata, kaum muslimin dapat beribadah
> dengan tenang dan 
> khusuk tanpa memerlukan pengkondisian secara khusus.
> Karenanya 
> berbagai pengkondisian menjelang dan selama bulan
> Ramadhan di tanah 
> air patut dipertanyakan urgensinya.
>        Seperti kita ketahui, banyak peraturan khusus
> yang 
> dikeluarkan pemerintah daerah dalam rangka menghormati
> bulan 
> Ramadhan dan orang yang berpuasa. Tempat-tempat
> hiburan malam harus 
> ditutup selama bulan Ramadhan. Di beberapa daerah ada
> Perda yang 
> melarang orang berjualan makanan atau makan di tempat
> umum di siang 
> hari. Tujuannya adalah agar orang-orang tak terganggu
> puasanya.
>        Saya masih sulit memahami kalau aktivitas
> makan-minum orang 
> lain bisa mengganggu puasa kita. Demikian lemahkah
> iman kita 
> sehingga kita bisa tergoda hanya dengan melihat orang
> lain makan? 
> Demikian pula, mungkinkah kekhusukan ibadah kita
> terganggu dengan 
> aktivitas di tempat hiburan malam kalau kita sama
> sekali tidak 
> pernah mengunjungi tempat-tempat itu?
>         Puasa adalah ekspresi ketundukan. Puasa adalah
> ekspresi 
> hubungan khusus antara hamba dengan Khaliknya. Puasa
> semestinya 
> dilakukan dalam kesunyian relung pribadi. Tapi yang
> kita lakukan 
> justru sebaliknya. Kita mengumumkan puasa kita. Bahkan
> kita menuntut 
> orang untuk menghormati kita. 
>         Lalu, ibadah malam kita tak jarang riuh
> rendah, hampir 
> semuanya kita lakukan dengan loud-speaker bertenaga
> besar. Mulai 
> dari azan, shalat, ceramah, zikir, tadarus, hingga
> aktivitas 
> membangunkan orang untuk sahur. Ramadhan, bagi
> sebagian non-muslim 
> adalah bulan dengan peningkatan intensitas kebisingan.
>        Masihkah tersisa ekspresi ketundukan dalam
> puasa yang 
> demikian itu? Wallahu a?flamu.
> 
> Sendai, 28 September 2006
> 
> http://abdurakhman.com/joomblog/79.html
> 
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>







***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Re: Suasana Ramadhan di Jepang