[nasional_list] [ppiindia] Re: Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir (wawancara KH Ghazali Said)

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Fri, 08 Sep 2006 12:08:22 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Terimakasih atas pencerahannya,mas.

Salam 

danardono


--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, ---=GuN=-- <indunisi@...> wrote:
>
>  Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir 
>  
>   Saya kirimkan wawancara Harian Bangsa dengan
>  KH. Ghazali Said, cendekiawan muslim yang banyak mengamati gerakan
>   Islam radikal. Beliau juga Pengasuh pesantren mahasiswa An-Nur
>   Wonocolo Surabaya, pernah studi di Mesir. Beberapa waktu lalu, 
saya juga mengirimkan komentar KH Hasyim Muzadi, bahwa khilafah itu 
bukan gerakan agama, tapi gerakan politik.
> 
> Selamat membaca
> 
> Salam
> 
> -Guntur-
> 
> Berikut wawancara lengkapnya:
> 
>  
> www.harianbangsa.com
> 
> Harian Bangsa
>  
>  Di Yordan, Organisasi Terlarang
>  
>  Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir (1)
>  
>  Beberapa kiai NU belakangan ini mengaku didatangi
>  aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Para aktivis
>  HTI itu selain membagikan brosur juga mengajak kiai
>  masuk kelompok mereka. Diantara kiai itu adalah KH
>  Ahmad Muhammad Alhammad, pengasuh pesantren Qomaruddin
>  Bungah Gresik. "Saya katakan kepada mereka, saya ini
>  NU, tak mungkin ikut paham sampean," kata Yai Mad -
>  panggilan kiai berparas teduh itu - kepada sejumlah
>  tamunya suatu ketika. "Brosur-brosurnya ada tapi tidak
>  saya baca," tuturnya lagi.
>  
>  Pengurus NU di berbagai daerah, termasuk PWNU Jawa
>  Timur, juga mengaku sering mendapat pengaduan dari
>  warga NU soal aktivis HTI yang berusaha mempengaruhi
>  warga nahdliyin. Bahkan dalam Munas dan Mubes NU di
>  Asrama Haji Sukolilo Surabaya tempo hari para aktvis
>  HTI masuk ke kamar-kamar peserta membagikan selebaran.
>  Jargon mereka - seperti biasa -khalifah sebagai
>  solusi. Belum lagi beberapa masjid NU yang jadi
>  sasaran mereka.
>  
>  Karuan saja banyak kiai penasaran. Gerakan apa
>  sebenarnya HTI? Bagaimana asal-usulnya? Berikut
>  wawancara HARIAN BANGSA dengan KH Imam Ghazai Said,
>  MA, cendekiawan muslim yang banyak mengamati gerakan
>  Islam radikal. Pengasuh pesantren mahasiswa An-Nur
>  Wonocolo ini memang sangat paham soal berbagai gerakan
>  Islam, terutama yang berasal dari Timur Tengah. Ia
>  selain banyak menulis dan mengoleksi leteratur Islam
>  aliran keras juga bertahun-tahun studi di Timur
>  Tengah. Ia mendapat gelar S-1- di Universitas Al-Azhar
>  Mesir, sedang S-2 di Hartoum International Institute
>  Sudan. Kemudian ia melanjutkan ke S-3 di Kairo
>  University Mesir. Kini intelektual muslim ini aktif
>  sebagai Rois Syuriah PCNU Surabaya dan dosen IAIN
>  Sunan Ampel Surabaya.
>  
>  Bisa Anda jelaskan bagaimana sejarah gerakan Islam
>  aliran keras yang belakangan menjadi perhatian para
>  kiai NU?
>  
>  Sebenarnya kelompok besarnya itu Ikhwanul Muslimin
>  yang pusatnya di Ismailiah, Mesir. Organisasi ini
>  berdiri pada 1928, dua tahun setelah NU berdiri, NU
>  kan berdiri 1926. Pendiri Ikhwanul Muslimin Syaikh
>  Hasan Al-Banna. Menurut saya, pemikiran Syaikh Hasan
>  Al-Banna ini moderat. Dia berusaha mengakomodasi
>  kelompok salafy yang wahabi, merangkul kelompok
>  tradisional yang mungkin perilaku keagamaannya sama
>  dengan NU dan juga merangkul kelompok pembaharu yang
>  dipengaruhi oleh Muhammad Abduh. Syaikh Al-Banna
>  menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin itu harkah
>  islamiyah, sunniyah, salafiyah, jadi diakomodasi
>  semua, sehingga ikhwanul muslimin menjadi besar. Dalam
>  Ikhwanul Muslimin ada lembaga bernama Tandhimul Jihad.
>  Yaitu institusi jihad dalam struktur Ikhwanul Muslimin
>  yang sangat rahasia. Kader yang berada dalam Tandhimul
>  Jihad ini dilatih militer betul, doktrinnya pakai
>  kesetiaan seperti tarikat kepada mursyid. Ini dibawah
>  komando langsung Ikhwanul Muslimin. Para militer atau
>  milisi ini menarik kelompok-kelompok sekuler yang
>  ingin belajar tentang disiplin militer. Nasser (Gammal
>  Nasser, red) dan Sadat (Anwar Sadat, red) juga belajar
>  pada Tandhimul Jihad ini.
>  
>  Apa Nasser dan Sadat yang kemudian jadi presiden Mesir
>  itu bagian dari Ikhwanul Muslimin?
>  
>  Mereka bagian dari militernya, bukan dari ideologi
>  Ikhwanul Muslimin. Jadi mereka belajar aspek
>  militernya. Ketika pada 1948 Israel mempermaklumkan
>  sebagai negara maka terjadi perang. Nah, Tandhimul
>  Jihad ini ikut perang, dan kelompok ini yang punya
>  prakarsa-prakarsa. Waktu itu Mesir kan masih dibawah
>  kerajaan Raja Faruk dan sistemnya masih perdana
>  menteri, Nugrasi. Tapi akhirnya Arab kalah dan Israel
>  berdiri. Kemudian Tandhimul Jihad balik lagi ke Mesir.
>  Nah, dalam kelompok ini ada Taqiuddin Nabhani yang
>  kemudian mendirikan Hizbut Tahrir. Jadi Taqiuddin itu
>  awalnya bagian dari Ikhwanul Muslimin. Namun antara
>  Hasan Al-Banna dan Taqiuddin ini kemudian terjadi
>  perbedaan. Hasan Al-Banna berprinsip kita terus
>  melakukan perjuangan dan memperbaiki sumber daya
>  manusia. Sedang Taqiuddin bersikukuh agar terus
>  melakukan perjuangan bersenjata, militer. Taqiuddin
>  berpendapat kekalahan Arab atau Islam karena dijajah
>  oleh sistem politik demokrasi dan nasionalisme. Sedang
>  Hasan Al-Banna berpendapat sebaliknya. Menurut dia,
>  tidak masalah umat Islam menerima sistem demokrasi dan
>  nasionalisme, yang penting kehidupan syariat Islam
>  berjalan dalam suatu negara. Pada 1949 Hasan Al-Banna
>  meninggal karena ditembak agen pemerintah dan dianggap
>  syahid. Sedang Taqiuddin terus berkampanye di
>  kelompoknya di Syria, Libanon dan Yordania. Kemudian
>  Tandhimul Jihad diambil alih Sayid Qutub, ideolognya
>  Ikhwanul Muslimin. Ia dikenal sebagai sastrawan dan
>  penulis produktif, termasuk tafsir yang banyak dibaca
>  oleh kita di Indonesia. Nah, Sayid Qutub ini
>  mendatangi Taqiuddin agar secara ideologi tetap di
>  Ikhwanul Muslimin. Tapi Taqiuddin tidak mau karena ia
>  beranggapan bahwa Ikhwanul Muslimin sudah masuk
>  lingkaran jahiliyah. Ya, itu menurut Taqiuddin hanya
>  gara-gara Ikhwanul Muslimin menerima nasionalisme.
>  Akhirnya Taqiuddin mendirikan Hizbut Tahrir. Artinya,
>  partai pembebasan. Maksudnya, pembebasan kaum muslimin
>  dari cengkraman Barat dan dalam jangka dekat
>  membebaskan Palestina dari Israel. Itu pada mulanya.
>  Ia mengonsep ideologi khilafah Islamiyah.
>  
>  Lantas?
>  
>  Nah, karena ia berideologi khilafah Islamiyah,
>  sementara di negaranya sendiri telah berdiri negara
>  nasional, maka akhirnya berbeda dengan masyarakatnya.
>  Di Lebanon, sudah berdiri negara nasionalis yang multi
>  karena rakyatnya terdiri dari banyak agama,
>  undang-undangnya sesuai jumlah penduduknya, misalnya,
>  presidennya, harus orang Kristen Maronit, Perdana
>  Menterinya harus orang Islam Sunni, ketua parlemennya
>  harus orang Islam Syiah. Di Syiria juga telah menjadi
>  negara sosialis, begitu juga Yordania telah berdiri
>  sebagai negara sesuai kondisi masyarakatnya. Akhirnya
>  Hizbut Tahrir itu menjadi organisasi terlarang (OT) di
>  negara asal berdirinya. Karena ia menganggap
>  nasionalisme itu sebagai jahiliah modern. Namun meski
>  menjadi organisasi terlarang Hizbut Tahrir tetap
>  bekerja dan menyusup ke tentara, ke berbagai
>  organisasi profesi dan masuk juga ke parlemen. Hizbut
>  Tahrir masuk ke partai politik dengan menyembunyikan
>  identitasnya. Dari situlah kemudian terjadi
>  upaya-upaya untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah
>  yang sah pada jaman Raja Husen. Sehingga sebagian
>  anggota Hizbut Tahrir diajukan ke pengadilan dan
>  dihukum mati. Sampai sekarang Hizbut Tahrir masih jadi
>  organisasi terlarang di Yordania.
>  
>  Bagaimana sejarahnya sampai ke Indonesia ?
>  
>  Mereka mengembangkan ke sini melalui mahasiswa yang
>  belajar di Mesir. Pola ikhwan dikembangkan, pola
>  Salafy dan pola Hizbut Tahrir dikembangkan. Tapi
>  antara Ikhwan, Salafy dan Hizbut Tahrir secara
>  ideologi bertemu, ada kesamaan. Mereka sama-sama ingin
>  menerapkan formalisasi syariat Islam. Hanya bedanya,
>  kalau Salafy cenderung ke peribadatan, atau dalam
>  bahasa lain mengislamkan orang Islam, karena dianggap
>  belum Islam. Dan target utamanya NU karena dianggap
>  sarangnya bid' ah.ha.ha.ha. . Bisa saja kelompok
>  Salafy, Hizbut Tahrir dan Ikwanul Muslimin membantah,
>  tapi saya tahu karena saya telah berkumpul dengan
>  mereka.
>  
>  Kalau Ikhwanul Muslimin?
>  
>  Sama. Kelompok Ikhwanul Muslimin, menjadikan NU
>  sebagai target. Mereka bergerak lewat mahasiswanya
>  yang dinamakan usrah (keluarga). Usrah ini minimal 7
>  orang, dan maksimal 10 orang. Ini ada amirnya dan amir
>  inilah yang bertanggungjawab terhadap kelompok.
>  Bagaimana mengatasi kebutuhan kehidupan sehari-hari
>  terpenuhi, misalnya kalau ada anggota yang kesulitan
>  bayar SPP. Jadi mereka tak hanya bergerak di bidang
>  politik, tapi juga bidang-bidang lain. Nah, kelompok
>  inilah yang kemudian menamakan diri sebagai Tarbiyah
>  yang bermarkas di kampus-kampus seperti Unesa dan
>  sebagainya. Kelompok Tarbiyah inilah yang menjadi
>  cikal bakal PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Mereka
>  umumnya alumni Mesir, Syiria atau Saudi. Kelompok ini
>  masih agak moderat karena masih mau menerima negara
>  nasional. Tapi substansi perjuangan formalisasi
>  syariat sama dengan Hizbut Tahrir atau Salafy.
>  
>  Kalau dalam ideologi khilafah Islamiyah?
>  
>  Hizbut Tahrir katemu dengan Salafy dan Ikhwanul
>  Muslimin dalam soal formalisasi syariat. Tapi dari
>  segi sistem khilafahnya tidak ketemu. Sebab khilafah
>  Islamiyah itu dianggap utopia. Misalnya bagaimana
>  denganya sistem Syuronya, apakah meniru sistem Turki
>  Utsmani yang diktator atau Umayah, itu masih problem.
>  Tapi bagi Hizbut Tahrir yang penting khilafah
>  Islamiyah.
>  
>  Apa saja program Hizbut Tahrir?
>  
>  Mereka sampai kini punya konstitusi yang terdiri dari
>  187 pasal. Dalam konstitusi ini ada program-program
>  jangka pendek. Yaitu dalam jangka 13 tahun, menurut
>  Taqiuddin, sejak berdiri 1953, Negara Arab itu sudah
>  harus jadi sistem Islam dan sudah ada khalifah.
>  Taqiuddin juga menarget, setelah 30 tahun dunia Islam
>  sudah harus punya khalifah. Tapi kalau kita hitung
>  sejak tahun 1953 sampai sekarang kan tidak
>  teralisir.he. .he..he.. Jadi utopia, tapi mereka masih
>  semangat.
>  
>  Bagaimana sejarah Hizbut Tahrir ke Indoneisia?
>  
>  Itu melalui orang Libanon. Namanya Abdurrahman
>  Al-Baghdadi. Ia bermukim di Jakarta pada tahun 80-an.
>  Kemudian juga dibawa Mustofa bin Abdullah bin Nuh.
>  Inilah yang mendidik tokoh-tokoh HTI di Indonesia
>  seperti Ismail Yusanto, tokoh-tokoh Hizbut Tahrir
>  sekarang. Tapi sebenarnya diantara mereka ada friksi.
>  Karena tokoh-tokoh HTI yang sekarang merasa dilangkahi
>  oleh Ismail Yusanto ini.
>  Bagaimana gerakan mereka di Indonesia?
>  
>  Ini anehnya. Di Indonesia mereka terus terang
>  menganggap Pancasila jahiliah. Nasionalisme bagi
>  mereka jahiliah. Tapi reformasi kan memberi angin
>  kepada kelompok-kelompok ini sehingga dibiarkan saja.
>  Dan tidak ada dialog. Akhirnya mereka memanfaatkan
>  institusi (seolah-olah) "mendukung" pemerintah untuk
>  mempengaruhi MUI (Majelis Ulama Indonesia). Tapi
>  mereka taqiah (menyembunyikan agenda perjuangan
>  aslinya), sebab mereka menganggap Indonesia itu
>  sebenarnya jahiliah. Taqiah itu ideologi Syiah tapi
>  dipakai oleh mereka.
>  
>  Nah, bagaimana respon tokoh Hizbut Tahrir? Ikuti
>  lanjutan serial ini besok
>  
>  dan seterusnya (bersambung)
>  
>  
>  
>  Boleh Cium Perempuan Bukan Muhrim
>  
>  Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir (2)
>  
>  Lalu bagaima cara Hizbut Tahrir merealisasikan
>  kepentingan politiknya?
>  
>  Meski bernama partai, Hibut Tahrir, tak bisa ikut
>  pemilu. Hizbut Tahrir membentuk beberapa tahapan dalam
>  menuju pembentukan khilafah Islamiah. Pertama, taqwin
>  asyakhsyiah islamiah, membentuk kepribadian Islam.
>  Mereka pakai sistem wilayah, karena gerakan mereka
>  internasional. Jadi untuk Indonesia wilayah Indonesia.
>  Tapi sekarang pusatnya tak jelas, karena di negaranya
>  sendiri sangat rahasia. Mereka dikejar-kejar karena
>  Hizbut Tahrir ini organisasi terlarang. Tapi mereka
>  sudah ada di London, Austria, di Jerman dan
>  sebagainya.
>  
>  Siapa tokoh internasionalnya itu?
>  
>  Nah itu rahasia. Tapi di sini mereka terbuka karena
>  Indonesia memberi peluang. Ada Ismail Yusanto dan
>  sebagainya, jadi bisa muncul di media massa. Nah, dari
>  taqwin syahsyiah islamiah ini bagaimana bisa mengubah
>  ideology nasionalis menjadi internasionalis Islam.
>  Mereka agresif, jadi terus menyerang. Karena itu
>  orang-orang NU didatangi, termasuk kiai-kiainya
>  didatangi oleh mereka. Kedua, attau'iyah, penyadaran.
>  Ketiga, at-ta'amul ma'al ummah, interaksi dengan
>  masyarakat secara keseluruhan. Mereka membantu
>  kepentingan- kepentingan. Saya dengar di Surabaya, di
>  Unair dan ITS saja, dalam urunan mereka bisa
>  menghasilkan uang Rp 30 juta tiap bulan. Keempat,
>  harkatut tatsqif, gerakan intelektualisasi. Ini
>  diajari bagaimana menganalisa hubungan internasional,
>  mempelajari kejelekan-kejelekan ideologi kapitalisme.
>  Pokoknya yang ideologi modern itu mereka serang semua.
>  Mereka melontarkan Islam sebagai solusi atau
>  
>  alternatif. Ini beda dengan Ikhwanul Muslimin dan
>  Tarbiah Islamiah yang kemudian menjelma sebagai PKS.
>  Sebab Ikhwanul Muslimin agak fleksibel. Kasus di
>  Syria, di bawah Mustofa as-Syiba'i, ketika ideologi
>  pemerintahannya sosialisme, mereka ikut sosialis. Ia
>  mencari landasan hukum bahwa sosialisme itu benar
>  menurut Islam. Maka Mustofa as-Syiba'i menulis buku
>  Istiroqiyah Islamiah, jadi sosialisme Islam.
>  
>  Tapi Hizbut Tahrir di Indonesia kan pendukung PKS?
>  
>  Kalau dukungan iya, tapi secara formal mereka tidak.
>  Ya, mungkin ada kesamaan dalam perjuangan yang
>  terbatas.
>  
>  Lalu tahapan apalagi?
>  
>  Yang terakhir, at-taqwin daulah islamiah, membentuk
>  Negara Islam. Sarananya apa? Biwasailil jihad, dengan
>  sarana jihad. Jadi bagi negara nasional, gerakan
>  mereka, menurut saya, bahaya. Karena gerakan
>  selanjutnya adalah istilamul hukmi, merebut kekuasaan.
>  Meskipun utopia tapi kalau mereka pakai cara-cara
>  kekerasan, kan berat. Karena mereka didoktrin dan
>  pengikutnya muda-muda semua. Misalnya, mahasiswa
>  semester 2 atau 3. Bahkan santri saya datang ke saya,
>  ia bilang diajak Hizbut Tahrir. Saya persilakan. Tapi
>  saya sendiri pernah diprotes oleh Hizbut Tahrir.
>  
>  Kenapa?
>  
>  Saya kan pernah bilang, bahwa pendapat ijtihadi Hizbut
>  Tahrir ada yang kontroversial. Misalnya pendapat
>  fiqhnya menyatakan bahwa anggota Hizbut Tahrir itu
>  sebenarnya boleh non-muslim. Ini kan kontroversi.
>  Kemudian, menurut Hizbut Tahrir, perempuan boleh jadi
>  anggota parlemen. Kalau di Arab ini kontroversi. Lalu
>  juga - menurut Hizbut Tahrir - boleh melihat film
>  porno. Kemudian, ini yang menarik, menurut Hizbut
>  Tahrir, boleh mencium perempuan bukan muhrim, baik
>  syahwat maupun tidak syahwat. Begitu juga salaman
>  dengan perempuan, boleh. Tapi mereka (aktivis Hizbut
>  Tahrir) membantah. Waktu di NU Centre, mereka
>  membantah karena saya menyatakan menurut paham Hizbut
>  Tahrir boleh salaman dengan perempuan bukan muhrim.
>  Mereka tanya, masak Hizbut Tahrir membolehkan ciuman
>  dengan cewek bukan muhrim. Padahal setelah saya lihat
>  dalam buku mereka ini (Imam Ghazali Said menunjukkan
>  buku) memang boleh. Berikutnya, perempuan boleh
>  berpakaian celana yang untuk kawasan Timur Tengah
>  dianggap kontroversi. Juga boleh orang kafir menjadi
>  panglima di Negara Islam, bahkan jadi khalifah
>  sekalipun, asal dia taat pada undang-undang Islam.
>  Kemudian juga boleh umat Islam membayar jizyah (pajak)
>  kepada Negara kafir dalam kondisi umat Islam belum
>  kuat.
>  
>  Respon mereka?
>  
>  Lha, ini nggak benar, kata mereka. Kata mereka, yang
>  bicara begini ini harus Hizbut Ttahrir. Lalu saya
>  bilang, saya kan punya data autentik. Ini tulisan
>  syaikh Anda sendiri, Taqiuddin Nabhani (pendiri Hizbut
>  Tahrir). Daulah Islamiyah. Saya sebagai guru kan tak
>  boleh bohong. Sekarang mahasiswa tak bisa dibohongi.
>  Mereka bisa akses informasi kemana-mana sehingga kita
>  tak bisa nutup-nutupi. Katanya mereka (aktivis Hizbut
>  Tahrir) mau kesini, mau lihat buku ini. Saya bilang
>  boleh, tapi cukup difoto kopi. Kalau buku ini dibawa
>  jangan, nanti hilang.
>  
>  Apa kira-kira dasar Hizbut Tahrir membolehkan cium
>  cewek segala itu?
>  
>  Di sini tak dijelaskan alasannya. Tapi perkiraan saya
>  agar orang Islam dapat dukungan dalam mendirikan
>  khilafah, maka tak boleh terlalu ketat. Tapi menurut
>  saya sampai sekarang belum ada tanda-tanda mereka akan
>  bisa mendirikan khilafah. Karena kalau terlalu ketat
>  mereka tak bisa mendapat dukungan internasional.
>  Padahal mereka orientasinya internasional. Karena itu
>  kampanye mereka sekarang tidak boleh mengkafirkan
>  sesama muslim. Padahal ideologinya mereka kafirkan.
>  Nasionalisme mereka kafirkan. (bersambung)
>  
>  Abu Jahal juga Berjenggot dan Bersorban
>  
>  Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (3)
>  
>  
>  
>  Pengurus DPD I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa
>  Timur dan DPD II Surabaya kemarin silaturahim ke
>  redaksi HARIAN BANGSA. Mereka mengklarifikasi beberapa
>  pernyataan KH Imam Ghozali Said. Mereka yang kemarin
>  ditemui jajaran redaksi terlibat dialog secara
>  intensif dan gayeng. Beberapa kali terdengar
>  ger-geran. Bagaimana tanggapan mereka? Tunggu saja.
>  Redaksi akan menurunkan tanggapan mereka setelah
>  wawancara dengan Imam Ghazali Said usai.
>  
>  Berikut ini lanjutan wawancara dengan Imam Ghazali
>  Said.
>  
>  Bagaimana pandangan mereka soal fiqh?
>  
>  Ada pemikiran begini. Apakah negara yang pakai sistem
>  jahiliah itu perlu fiqh. Padahal fiqh itu adalah hukum
>  Islam yang harus dilaksanakan dalam pemerintahan yang
>  Islam. Ini terjadi perdebatan antara Sayid Qutub dan
>  Wahbah Zuhaili. Dr Wahba ini orang Syria yang kitabnya
>  jadi kutub muktabarah di NU. Dalam ICIS tempo hari
>  Wahba ini datang. Sayid Qutub ini asalnya kan seorang
>  hakim. Tapi, ketika dia masih jadi hakim ia masih
>  menganggap penting system khlafah. Menurut Sayid Qutub
>  dan Taqiuddin Nabhani, fiqh tidak perlu dipelajari
>  atau dipraktikkan sepanjang suatu negara belum
>  melaksanakan sistem Islam. Sedang Wahba Zuhaili
>  menganggap bahwa fiqh adalah suatu keniscayaan. Ini
>  jadi polemik. Menurut Wahba, orang Islam harus belajar
>  fiqh, baik negaranya Islam maupun tidak Islam. Jadi
>  menurut Wahba tidak hanya sistem pemerintahan saja,
>  tapi bagaimana orang nikah, orang salat, muamalah,
>  semua itu kan fiqh yang ngatur. Tapi menurut Sayid
>  Qutub dan Taqiuddin Nabhani tidak perlu itu. Yang
>  penting bagaimana memperjuangkan menegakkan
>  pemerintahan Islam, baru setelah itu fiqh. Karena itu
>  meski buku-buku atau tulisan Sayid Qutub banyak tapi
>  tak ada fiqhnya. Semua buku-buku dia bernuansa
>  politik. Misalnya pertarungan Islam dan kapitalisme
>  dan sebagainya.
>  
>  Dari penjelasan Anda ini tampak bahwa aktivis HTI
>  sendiri kemungkinan banyak yang belum paham tentang
>  pemikiran Taqiuddin Nabhani sebagai pendirinya?
>  
>  Begini. Mereka itu ada jubirnya, jadi informasi dan
>  pemikiran yang keluar diatur. Jadi referensi mereka
>  tidak terbuka.
>  
>  Berarti ada beberapa pemikiran yang disembunyikan bagi
>  pengikutnya?
>  
>  Ya, padahal kondisi sekarang kan sudah tidak bisa
>  model begitu. Seperti saya kan tidak bisa mengelabuhi
>  mahasiswa saya. Karena mahasiswa saya bisa mengakses
>  literatur primer. Kecuali anggotanya bodoh-bodoh. Kan
>  kasihan kalau anggotanya bodoh-bodoh. Karena itu
>  ketika saya menyampaikan informasi yang benar dari
>  sumber primer lalu dikira keliru oleh mereka. Ya, ndak
>  bisa, wong saya punya sumber primer. Mereka katanya
>  mau melihat sumber primer ini.
>  
>  Maksudnya sengaja disembunyikan?
>  
>  Bisa saja dianggap aib dan kalau itu dimunculkan
>  pasarnya bisa tidak laku. Karena itu disembunyikan.
>  Tapi pada era sekarang mana bisa disembunyikan.
>  Lha,wong, di tiga negara, di Libanon, Syria dan
>  Yordan, Hizbut Tahrir itu jadi organisasi terlarang.
>  Di Mesir juga jadi organisasi terlarang karena mau
>  menggulingkan pemerintahan yang sah. Jadi mereka
>  gampang terseret pada aksi kekerasan. Karana itu
>  anak-anak muda NU jangan mudah terprovokasi ikut
>  mereka.
>  
>  Tapi dalam hal-hal tertentu kan ada juga beberapa
>  kesamaan dengan NU?
>  
>  Ya, mungkin ada kesamaan. Qur'annya satu, Nabinya satu
>  (Muhammad), karena itu kita tak bisa saling
>  menyesatkan sebab masing-masing punya pandangan
>  keagamaan yagn berbeda. Jadi ada hal yang sama dan ada
>  hal yang beda. Artinya, bidang-bidang yang dikerjakan
>  NU ya serahkan kepada NU, sedang bidang-bidang bagian
>  mereka ya serahkan mereka. Ini tidak akan berbenturan.
>  Jadi jangan mencaplok. Sudahlah yang bagian khilafah
>  sampean (Hizbut Tahrir), carilah pengikut tapi jangan
>  di NU. Mestinya orang-orang kafir diupayakan jadi
>  basis pendukung, misalnya.
>  
>  Kalau kelompok Salafy?
>  
>  Mereka bergerak dalam bidang pendidikan. Misalnya LPBA
>  (Lembaga Pendidikan Bahasa Arab) yang sekarang menjadi
>  Lembaga Ilmu Keislaman cabang dari Jamiatul Imam
>  Riyadh. Ini dibiayai dari sana sangat besar.
>  Sebenarnya orang-orang seperti Ulil (Ulil Abshar
>  Abdalla, red), Imdad dan sebagainya alumni LPBA ini.
>  Lah, mereka ketemu dengan Rofik Munawar yang dulu
>  ketua PKS Jawa Timur. Anis Matta (sekjen PKS) itu juga
>  teman Ulil di LPBA. Mereka dulu alumni situ. Hanya
>  saja ada yang kemudian terbawa dan larut dalam salafy
>  seperti Anis Mattta, tapi ada yang nggak, ya kayak
>  Ulil itu. Kalau Anis Matta terbawa Salafy tapi pola
>  politiknya ikut Ikhwanul Muslimin. Kelompok Salafy ini
>  sangat puritan. Jadi tahlilan, dibaan, ziarah kubur,
>  mereka sangat tidak mau. Mereka menganggap itu syirik.
>  Nah, disinilah, dalam bidang peribadatan itu, kelompok
>  PKS ketemu dengan Salafy. Sedang orang-orang seperti
>  Ulil, Imdad dan anak-anak pesantren yang sekolah di
>  LPBA melakukan pemberotakan. Mereka menganggap (paham
>  Salafy) itu tak cocok dengan budaya saya (Ulil cs)
>  yang NU. Akhirnya mereka melanjutkan ke ilmu-ilmu
>  filsafat, sosial dan sebagainya, termasuk belajar ke
>  Magnez Suseno di Driyarkara. Kemudian berkomunikasi
>  dengan Nurcholis Madjid, ketika Nurcholis masih ada
>  (hidup). Nah, dalam diri Ulil cs ini kemudian
>  terbentuklah suatu sosok yang berasal dari pola
>  radikal (Salafy), ketemu dengan ilmu-ilmu sosial,
>  ketemu dengan Nurcholis Madjid, ketemu dengan Gus Dur
>  dan sebagainya. Jadi mereka ini meramu dari berbagai
>  unsur itu sehingga jadilah orang seperti Ulil, Hamid
>  Basyaib, Luthfi Syaukani, Muqsith (Abd Moqsith
>  Ghazali, Red.), dan sebagainya.
>  
>  Apa ada kesamaan dalam soal simbol-simbol pakaian di
>  antara mereka?
>  
>  Ya, memang ada kesamaan, baik kelompok Hizbut Tahrir,
>  Tarbiah (PKS) maupun Salafy. Misalnya pakai celana
>  cingkrang, berjenggot dan sebagainya. Tapi semua
>  kelompok ini sama menyerang NU.
>  
>  O, ya bagaima sebenarnya sebenarnya soal pakaian itu
>  menurut Islam?
>  
>  Menurut mereka, Nabi itu jenggotan. Abdul Aziz, tokoh
>  Salafy, itu menulis tentang membiarkan jenggot.
>  Menurut dia, kalau orang mencukur jenggot dianggap
>  tabi'ul hawa, mengikuti hawa nafsu. Jadi menurut
>  mereka memahami sunnah Rasul itu apa saja diikuti,
>  termasuk cara berpakaian. Tapi kalau NU kan tidak
>  begitu cara memahami sunnah Rasul. Paling tidak, NU
>  terdidik memahami sunnah Rasul itu dalam arti
>  substantif, misalnya soal peribadatan. Tapi kalau soal
>  pakaian kalangan NU yang terdidik menganggap itu
>  sebagai budaya. Misalnya soal sorban. Nabi memang
>  bersorban tapi harus diingat Abu Jahal dulu juga
>  sorbanan. Begitu juga soal jenggot. Kalangan NU
>  terdidik menganggap itu sebagai budaya. Karena Abu
>  Jahal pun juga jenggotan. Masak orang nggak punya
>  jenggot disuruh memelihara jenggot. Ada orang yang
>  jenggotnya hanya tiga helai atau tiga lembar itu
>  disuruh pelihara..kan lucu.ha.ha.ha.
>  
>  Kalau soal celana mereka yang cingkrang?
>  
>  Kan ada dalam hadits Nabi bahwa kalau pakaian orang
>  itu nglembreh ke kakinya dianggap huyala, sombong.
>  Padahal dulu pakaian Abu Bakar juga ngelembreh,
>  panjang ke bawah tapi tidak dianggap sombong. Waktu
>  itu Abu Bakar tanya, apakah saya ini juga dianggap
>  sombong karena pakaian saya ngelembreh. Lalu dijawab,
>  o, tidak, karena Abu Bakar memang tidak sombong, meski
>  pakaiannya nglembreh. Karena tubuh Abu Bakar kurus,
>  jadi sudah wajar kalau pakaiannya dipanjangkan sampai
>  nglembreh. Karena itu menurut kalangan NU, pakaian itu
>  dianggap sebagai budaya. Masak orang pakai kopyah
>  hitam dianggap bid'ah hanya karena Nabi tak pernah
>  pakai kopyah hitam. Kan waktu itu belum ada perusahaan
>  kopyah Gresik ha.ha.. Nah, disini lalu semua menyerang
>  NU. Jadi mereka semua, Hizbut Tahrir, Tarbiyah dan
>  Salafy itu sama menyerang NU. Menurut mereka, yang
>  dimaksud ahlussunnah itu adalah versi Ibnu Taymiah,
>  bukan paham versi Asy'ari. Dalam buku-buku mereka
>  paham Asy'ari itu dianggap sesat. Padahal NU kan
>  menganut paham Asy'ari.
>  
>  Jihad untuk Negara Nasional
>  
>  Ada yang berpendapat, kalau niat mereka untuk dakwah,
>  kenapa mereka kok tidak merekrut komunitas lain yang
>  belum beragama, misalnya. Kalau jamaah NU kan hasil
>  jerih payah para wali songo dan ulama kultural, kenapa
>  mereka tidak cari kreasi sendiri agar tidak
>  menimbulkan konflik sesama umat Islam?
>  
>  Ya, karena mereka mau mengislamkan orang Islam. Jadi
>  kita yang sudah Islam ini harus diislamkan lagi.ha.ha
>  ..
>  
>  Jadi iman umat Islam masih perlu diadili. Berarti
>  mereka merasa paling Islam?
>  
>  O, ya, mereka memang merasa paling Islam. Karena itu
>  harus kita pahami itu. Kalau sikap saya tetap harus
>  moderat. Sepanjang mereka tidak menyerang kita ya kita
>  nggak apa-apa. Tapi mereka menyerang kita, ya kita
>  harus melawan. Karena itu di beberapa tempat seperti
>  di NTT, Jember, kita lawan karena mereka sudah
>  menyerang kita. Di Purwokerto misalnya orang NU
>  dianggap sesat. Saya kan kesana, orang NU di sana
>  dianggap dlalal finnar, masuk neraka.ha..ha. . ya
>  kelompok Salafy itu. Jadi yang menyerang NU dalam
>  peribadatan itu kelompok Salafy, sedang yang menyerang
>  NU dari segi politik kelompok Hizbut Tahrir dan
>  Tarbiyah (PKS). Jadi orang NU itu harus sadar, bahwa
>  sekarang mereka diserang dari berbagai arah.
>  
>  Jadi secara paradigmatik maupun aksi memang beda
>  sekali dengan NU?
>  
>  Sejak Gus Dur mimpin NU kan membuka cakrawala baru di
>  kalangan anak-anak muda NU. Gus Dur mengevaluasi bahwa
>  formalisasi syariat ternyata selalu gagal, karena itu
>  Gus Dur membuka wacana baru Islam sebagai etika soial.
>  Dan ini kemudian menjadi gaung NU sampai sekarang,
>  walau belakangan NU diutik dengan formalisasi syariat.
>  Tapi Pak Hasyim Muzadi dalam berbagai wawancara
>  menyatakan tidak memperjuangkan Islam seperti teksnya
>  tapi yang diperjuangkan adalah ruhnya. Bisa saja KUHP
>  seperti sekarang tapi ruh Islam ada di situ. Nah,
>  dalam hal ini pengaruh Gus Dur sangat besar. Tapi di
>  struktural NU sekarang kan dilakukan pembersihan
>  terhadap kelompok-kelompok Gus Dur. Di Lakpesdam,
>  Imdad (M Imaduddin Rahmat, red) bilang kepada saya
>  bahwa dia hanya ditaruh sebagai pemimpin redaksi
>  Tashwirul Afkar. Tapi di struktur Lakpesdam ia sudah
>  tak masuk. Tapi untuk membersihkan orang-orang Gus Dur
>  secara total tidak bisa. Karena pengurus NU yang
>  pandai-pandai adalah "didikan" Gus Dur. Paling tidak,
>  secara visi keagamaan sama karena sebelumnya pernah
>  lama berinteraksi dengan Gus Dur. Misalnya Endang
>  Turmudzi, Sekjen PBNU. Dia kan orang LIPI. Kemudian
>  Nazaruddin Umar, Katib Aam Syuriah. Nah, ketika
>  berhubungan dengan dunia internasional,
>  kelompok-kelompok "didikan" Gus Dur inilah yang bisa
>  berkomunikasi. Jadi meski mereka ini dibenci tapi
>  tetap dibutuhkan. Misalnya ada Masdar dan sebagainya.
>  Dan mereka inilah yang mengerti persoalan yang
>  dihadapi NU ke depan dalam menghadapi
>  kelompok-kelompok Islam radikal itu.
>  
>  Bisa dijelaskan soal NU dalam kontek negara nasional?
>  
>  NU fiqh mainded. Fiqh siyasi (politik) di NU kurang
>  berkembang. Fiqh yang dikembangkan NU adalah fiqh
>  dalam kontek negara nasional. Ketika Kiai Hasyim
>  Asy'ari (pendiri NU, red) mengeluarkan fatwa resolusi
>  jihad Negara Indonesia dalam kondisi bukan negara
>  agama. Karena saat itu kalimat menjalankan syariat
>  Islam sudah dihapus kemudian Belanda datang lagi
>  akhirnya Kiai Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad.
>  Jadi Negara yang dipertahankan waktu itu negara
>  "sekuler" kan. Jadi NU tak bisa lepas dari negara
>  nasionalis atau sebagai nasionalis. Nah, fatwa jihad
>  Kiai Hasyim itu merupakan fatwa pertama di dunia Islam
>  yang mempertahankan negara nasionalis. Belum ada
>  ketika itu ulama yang berfatwa kewajiban jihad untuk
>  mempertahankan Negara nasionalis. Jadi Kiai Hasyim
>  Asy'ari itu pelopor pertama.
>  
>  Apa kira-kira dasar pemikirannya?
>  
>  Mungkin bagi Kiai Hasyim yang terpenting Indonesia
>  merdeka dulu. Apalagi bangsa Indonesia mayoritas umat
>  Islam. Ini yang harus diutamakan. Jadi Kiai Hasyim
>  membuat fatwa untuk mengusir penjajah dan
>  mempertahankan negara nasional. Nah, ini bagi wacana
>  pemikiran internasional seperti orang-orang yang
>  menginginkan sistem kahalifah kontroversi. Perjuangan
>  NU berikutnya, dalam sejarahnya, seluruhnya selalu
>  terkait dengan negara. Soekarno, misalnya, diberi
>  gelar waliyul amri dlaruri bissyaukah. Jadi pemerintah
>  darurat yang mempunyai kekuatan. Ini asalnya kan
>  diberi oleh konfrensi ulama di Cipanas 1954. Kemudian
>  pada 1956 oleh NU dianggap sah. Ini artinya apa?
>  Karena dikaitkan dengan fiqh? Sebab perempuan yang
>  tidak punya wali dalam pernikahan walinya harus
>  Sulthon. Padahal hadits as-sultonu waliyu man laa
>  waliya lah. Sulthon itu adalah wali bagi orang yang
>  tak punya wali. Kalau Sulthon ini tidak diberi
>  legitimasi sesuai syariat kan tidak sah Sulthon ini.
>  Jadi ini terkait dengan fiqh maka negara walau sekuler
>  harus diakui sah menurut syariah. Nah, cara berpikir
>  ini saya kira cerdas. Kalau nggak gimana. Sulthon itu
>  siapa, padahal kalau orang kawin harus mencatatkan
>  diri ke situ. Nah, itulah NU. Tapi ini kemudian
>  disalahpahami oleh kelompok Islam modernis. Dikira NU
>  itu oportunis pada negara karena memberi legitimasi.
>  Padahal sebenarnya ini terkait dengan fiqh.
>  
>  Faktor lain?
>  
>  Faktor kedua memang pada tahun 50-an itu Kartosuwirjo
>  sedang mengadakan pemberontakan. Nah, pemberian gelar
>  waliyul amri dlaruri bissyaukah itu sebagai legitimasi
>  pada Soekarno agar bisa mengatasi gerakan
>  pemberontakan itu. Tapi inti NU itu sebenarnya pada
>  fiqh urusan perkawinan tadi itu, bukan pada fiqh
>  siyasahnya (politik). Selanjutnya perjuangan NU terus
>  berkait dengan negara nasionalisme. Ini yang harus
>  dipahami oleh kelompok-kelompok baru ini seperti
>  Hizbut Tahrir dan sebagainya itu. (Bersambung)
>  
>  Selasa 29 Agustus 2006 9:55:56 WIT
>  
>  NU Dianggap Masuk Neraka
>  
>  Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (4)
>  
>  Dalam edisi kemarin ada beberapa nama dan kutipan
>  salah tulis. Misalnya di situ tertulis Dr Wahba
>  Suhairi. Yang benar adalah Dr Wahbah Zuhaily. Begitu
>  juga Sayid Qutub tertulis sebagai hakim. Yang benar,
>  Taiqiuddin an-Nabhani asalnya seorang hakim, sedang
>  Sayid Qutub seorang sastrawan. Redaksi mohon maaf
>  kepada Pembaca. Pembetulan ini sekaligus sebagai
>  ralat. Berikut lanjutan wawancara dengan KH Imam
>  Ghozali Said, MA.
>  
>  Ada yang berpendapat, kalau niat mereka untuk dakwah,
>  kenapa mereka kok tidak merekrut komunitas lain yang
>  belum beragama, misalnya. Kalau jamaah NU kan hasil
>  jerih payah para wali songo dan ulama kultural, kenapa
>  mereka tidak cari kreasi sendiri agar tidak
>  menimbulkan konflik sesama umat Islam?
>  
>  Ya, karena mereka mau mengislamkan orang Islam. Jadi
>  kita yang sudah Islam ini harus diislamkan lagi.ha.ha
>  ..
>  
>  Jadi iman umat Islam masih perlu diadili. Berarti
>  mereka merasa paling Islam?
>  
>  O, ya, mereka memang merasa paling Islam. Karena itu
>  harus kita pahami itu. Kalau sikap saya tetap harus
>  moderat. Sepanjang mereka tidak menyerang kita ya kita
>  nggak apa-apa. Tapi mereka menyerang kita, ya kita
>  harus melawan. Karena itu di beberapa tempat seperti
>  di NTT, Jember, kita lawan karena mereka sudah
>  menyerang kita. Di Purwokerto misalnya orang NU
>  dianggap sesat. Saya kan kesana, orang NU di sana
>  dianggap dlalal finnar, masuk neraka.ha..ha. . ya
>  kelompok Salafy itu. Jadi yang menyerang NU dalam
>  peribadatan itu kelompok Salafy, sedang yang menyerang
>  NU dari segi politik kelompok Hizbut Tahrir dan
>  Tarbiyah (PKS). Jadi orang NU itu harus sadar, bahwa
>  sekarang mereka diserang dari berbagai arah.
>  
>  Jadi secara paradigmatik maupun aksi memang beda
>  sekali dengan NU?
>  
>  Sejak Gus Dur mimpin NU kan membuka cakrawala baru di
>  kalangan anak-anak muda NU. Gus Dur mengevaluasi bahwa
>  formalisasi syariat ternyata selalu gagal, karena itu
>  Gus Dur membuka wacana baru Islam sebagai etika soial.
>  Dan ini kemudian menjadi gaung NU sampai sekarang,
>  walau belakangan NU diutik-utik dengan formalisasi
>  syariat. Tapi Pak Hasyim Muzadi dalam berbagai
>  wawancara menyatakan tidak memperjuangkan Islam
>  seperti teksnya tapi yang diperjuangkan adalah ruhnya.
>  Bisa saja KUHP seperti sekarang tapi ruh Islam ada di
>  situ. Nah, dalam hal ini pengaruh Gus Dur sangat
>  besar. Tapi di struktural NU sekarang kan dilakukan
>  "pembersihan" terhadap kelompok-kelompok Gus Dur. Di
>  Lakpesdam, misalnya, Imdad (M Imdaduddin Rahmat, red)
>  bilang kepada saya bahwa dia hanya ditaruh sebagai
>  pemimpin redaksi Jurnal Tashwirul Afkar. Tapi di
>  struktur Lakpesdam ia sudah tak masuk. Tapi untuk
>  membersihkan orang-orang Gus Dur secara total tidak
>  bisa. Karena pengurus NU yang pandai-pandai adalah
>  "didikan" Gus Dur. Paling tidak, secara visi keagamaan
>  sama karena sebelumnya pernah lama berinteraksi dengan
>  Gus Dur. Misalnya Endang Turmudzi, Sekjen PBNU. Dia
>  kan orang LIPI. Kemudian Nazaruddin Umar, Katib Aam
>  Syuriah. Nah, ketika berhubungan dengan dunia
>  internasional, kelompok-kelompok "didikan" Gus Dur
>  inilah yang bisa berkomunikasi. Jadi meski mereka ini
>  dibenci tapi tetap dibutuhkan. Misalnya ada Masdar (KH
>  Masdar Faid Mas'udi, Red) dan sebagainya. Dan mereka
>  inilah yang mengerti persoalan yang dihadapi NU ke
>  depan dalam menghadapi kelompok-kelompok Islam radikal
>  itu.
>  
>  Bisa dijelaskan soal NU dalam kontek negara nasional?
>  
>  NU fiqh minded. Fiqh siyasi (politik) di NU kurang
>  berkembang. Fiqh yang dikembangkan NU adalah fiqh
>  dalam kontek negara nasional. Ketika Kiai Hasyim
>  Asy'ari (pendiri NU, red) mengeluarkan fatwa resolusi
>  jihad, Negara Indonesia dalam kondisi bukan negara
>  agama. Karena saat itu kalimat "menjalankan syariat
>  Islam.." sudah dihapus. Kemudian Belanda datang lagi
>  akhirnya Kiai Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad.
>  Jadi Negara yang dipertahankan waktu itu negara
>  "sekuler" kan. Jadi NU tak bisa lepas dari negara
>  nasionalis atau sebagai nasionalis. Nah, fatwa jihad
>  Kiai Hasyim itu merupakan fatwa pertama di dunia Islam
>  yang mempertahankan negara nasionalis. Belum ada
>  ketika itu ulama yang berfatwa kewajiban jihad untuk
>  mempertahankan Negara nasionalis. Jadi Kiai Hasyim
>  Asy'ari itu pelopor pertama.
>  
>  Apa kira-kira dasar pemikirannya?
>  
>  Mungkin bagi Kiai Hasyim yang terpenting Indonesia
>  merdeka dulu. Apalagi bangsa Indonesia mayoritas umat
>  Islam. Ini yang harus diutamakan. Jadi Kiai Hasyim
>  membuat fatwa untuk mengusir penjajah dan
>  mempertahankan negara nasional. Nah, ini bagi wacana
>  pemikiran internasional - seperti orang-orang yang
>  menginginkan sistem khalifah - kan kontroversi. Begitu
>  juga perjuangan NU berikutnya, dalam sejarahnya,
>  seluruhnya selalu terkait dengan negara. Soekarno,
>  misalnya, diberi gelar waliyul amri dlaruri bissyaukah
>  (pemerintah darurat yang mempunyai kekuatan). Ini
>  asalnya kan diberi oleh konfrensi ulama di Cipanas
>  1954. Kemudian pada 1956 oleh NU dianggap sah. Ini
>  artinya apa? Karena dikaitkan dengan fiqh. Sebab
>  perempuan yang tidak punya wali dalam pernikahan
>  walinya harus Sulthon. Dasarnya adalah hadits
>  as-sultonu waliyu man laa waliya lah. Sulthon itu
>  adalah wali bagi orang yang tak punya wali. Kalau
>  Sulthon ini tidak diberi legitimasi sesuai syariat kan
>  tidak sah Sulthon ini. Jadi ini terkait dengan fiqh,
>  maka negara walau sekuler harus diakui sah menurut
>  syariah. Nah, cara berpikir ini saya kira cerdas.
>  Kalau nggak gimana nasib perkawinan itu. Sulthon itu
>  siapa, padahal kalau orang kawin harus mencatatkan
>  diri ke situ. Nah, itulah NU. Tapi ini kemudian
>  disalahpahami oleh kelompok Islam modernis. Dikira NU
>  itu oportunis pada negara karena memberi legitimasi.
>  Padahal sebenarnya ini terkait dengan fiqh.
>  
>  Faktor lain?
>  
>  Faktor kedua memang pada tahun 50-an itu Kartosuwirjo
>  sedang mengadakan pemberontakan. Nah, pemberian gelar
>  waliyul amri dlaruri bissyaukah itu sebagai legitimasi
>  pada Soekarno agar bisa mengatasi gerakan
>  pemberontakan itu. Tapi inti NU itu sebenarnya pada
>  fiqh urusan perkawinan tadi itu, bukan pada fiqh
>  siyasahnya (politik). Selanjutnya perjuangan NU terus
>  berkait dengan negara nasionalisme. Ini yang harus
>  dipahami oleh kelompok-kelompok baru seperti Hizbut
>  Tahrir dan sebagainya itu. (Bersambung)
>  
>  Siapa Amir-nya di Indonesia?
>  
>  Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (5)
>  
>  Dengan demikian, bisa dijelaskan perbedaan antara NU
>  dan HTI?
>  
>  Ya. NU berdiri tahun 1926 dalam proses menuju
>  pembentukan negara Indonesia. Sedang Hizbut Tahrir
>  (HT) berdiri ketika nation state di tempat ia berdiri
>  telah terbentuk, yaitu tahun 1953. Dari segi latar
>  belakang waktu yang berbeda ini, dipahami bahwa sejak
>  awal NU memberi saham besar terhadap pembentukan
>  nation state yang kemudian menjadi negara Indonesia
>  merdeka. Sedang HT berhadapan dengan negara yang sudah
>  terbentuk. Maka wajarlah, jika HT menganggap bahwa
>  nasionalisme itu sebagai jahiliyah. Karena mereka
>  anggap menjadi penghalang dari pembentukan
>  internasionalisme Islam, apalagi nasionalisme tersebut
>  tidak memberlakukan syariat Islam dan lebih banyak
>  mengadopsi sistem hukum sekuler Barat. NU menerima
>  sistem hukum penjajah dalam keadaan darurat. Karena
>  negara tidak boleh kosong dari hukum. Selanjutnya, NU
>  berjuang agar hukum yang berlaku di negara ini bisa
>  menjadikan fikih sebagai salah satu sumber dari hokum
>  nasional kita. Dari situ, NU ikut ambil saham dalam
>  penerapan UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam
>  (KHI) yang saat ini berlaku di Indonesia. Tentu HT
>  belum punya saham dalam memperjuangkan hukum Islam di
>  negara nasional ini, sehingga tidak logis jika HT
>  langsung menentang negara nasional ini gara-gara tidak
>  memberlakukan syariah Islam secara kaffah. Jadi,
>  perjuangan NU dalam menegakkan syariah baik sebagai
>  etika social maupun sebagai hukum formal tidak bisa
>  diletakkan di luar NKRI. Karena NKRI ini didapat
>  dengan perjuangan para syuhada yang gugur pada
>  prakemerdekaan maupun pascakemerdekaan. Pendek kata,
>  NU tidak bisa terpisah dari negara nasional ini.
>  
>  Mestinya, suatu ormas dapat diakui legal di negara ini
>  harus terdaftar di Depkum HAM. Apakah ini berlaku bagi
>  HTI?
>  
>  Nah itu masalahnya. Saya tidak tahu. Yang jelas, HTI
>  dapat leluasa melakukan kegiatan pascareformasi. Tapi
>  jika dilihat dari semua kegiatan yang dilakukan,
>  tampaknya HTI belum mengantongi izin sebagai ormas.
>  Karena jika nanti dipelajari tujuan berdirinya ormas
>  ini oleh pemerintah, pasti ormas ini dilarang karena
>  menentang konstitusi negara. Hal seperti itu yang
>  terjadi di Yordan, Syiria, Libanon, Malaysia, dan
>  lain-lain. Jadi, HT di semua negara itu menjadi
>  organisasi bawah tanah. Indikator ini tampaknya ada di
>  Indonesia. Buktinya, tidak jelas siapa Amirnya. Yang
>  tampak itu Ismail Yusanto sebagai juru bicara. Atau di
>  Jawa Timur itu siapa Amirnya? Yang kelihatan dr Usman
>  sebagai humas atau jubirnya. Jabatan ketua DPD I, DPD
>  II HTI, itu sebenarnya kamuflase untuk mengelabui agar
>  diakui sebagai ormas yang legal. Kalau tujuannya
>  menentang konstitusi negara, bagaimana mungkin bisa
>  diakui? Tapi saya tidak tahu. Barangkali sudah
>  mengantongi izin. Ini yang perlu dijelaskan oleh HTI
>  dan pemerintah. Realitanya, sistem sel seperti yang
>  terjadi di Yordan, Mesir, Sudan, dan lain-lain juga
>  berlaku di sini. Di sini mestinya pemerintah cermat.
>  Namun saya yakin, BIN sudah tahu masalah ini, tapi
>  sengaja dibiarkan. Semua yang saya jelaskan itu
>  berdasarkan sumber-sumber primer tulisan pendiri dan
>  aktifis HT di Yordan, Palestina, Syiria, Libanon dan
>  Mesir. Di antaranya Al Daulah al Islamiyah karya
>  Taqiyuddin Nabhani, Kaifa Huddimat al Khilafah karya
>  Abdul Qodim Zallum, dan lain-lain yang semuanya ada di
>  Perpustakaan An-Nuur.
>  
>  Harapan Anda pada HTI dan NU?
>  
>  Antara NU dan HTI itu memang ada perbedaan prinsip,
>  tapi ada juga kesamaan. Keinginan untuk melaksanakan
>  ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan itu sama
>  antara keduanya. Hanya perbedaannya, adalah bagaimana
>  cara merealisasikannya. NU lebih realistis, sedang HTI
>  utopis. Lah, kapan khalifah seperti yang
>  dicita-citakan itu akan muncul? Wong prediksinya -
>  yang katanya 30 tahun dari berdirinya HTI, sistem
>  khalifah akan terbentuk di seluruh dunia Islam.
>  Buktinya mana? Di Yordan saja masih jauh, apalagi di
>  Indonesia. Karena itu, hal-hal yang sama mestinya
>  bergerak secara koordinatif. Obyek dakwah yang sudah
>  menjadi kaplingan NU, jangan diganggu. Apalagi itu
>  jelas-jelas masjidnya NU, lembaga pendidikan NU, dan
>  lain-lain. NU sendiri mestinya mampu merumuskan tujuan
>  idealnya di negeri ini. Sekaligus merumuskan
>  langkah-langkah realistis untuk mencapai tujuan itu.
>  Dalam hal ini, kita bisa berguru pada HTI dengan empat
>  marhalah perjuangan HT yang populer itu. (takwin
>  syakhsiyah islamiyah - pembentukan pribadi islami,
>  taw'iyah - penyadaran keislaman, tatsqif
>  (intelekktualisasi) , dan takwinud daulah -
>  pembentukan negara khilafah atau populer juga dengan
>  istilah taslimul hukm - merebut kekuasaan). Ke depan,
>  saya mengharap, HTI berhenti dan tidak mengganggu
>  obyek-obyek dakwah NU. Jika tidak, NU akan melawan.
>  
>  Kalau begitu, HT tidak boleh mempunyai aset?
>  
>  Ya pasti. Karena di Indonesia baru berkembang dan
>  legalitasnya masih dipertanyakan. Mungkin karena
>  faktor inilah aktifis-aktifis HT memanfaatkan
>  toleransi warga NU sehingga masjid-masjidnya banyak
>  dikuasai oleh HT. Remaja Masjid Surabaya, misalnya,
>  sudah dikuasai mereka.[]
>  
>               
> ---------------------------------
> Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls.  
Great rates starting at 1¢/min.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Re: Meneropong Pergerakan Hizbut Tahrir (wawancara KH Ghazali Said)