[nasional_list] [ppiindia] Re: Memerangi Premanisme dengan FPI --> Nizami > esai di majalah syir'ah

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 13 Jul 2006 12:39:38 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Salut mas. Tulisan yang mencerahkan. 
Saya yakin, sebagian besar umt 
Muslim di Indonesia ini, seperti anda. Jiwa besar, bijaksana dan 
penuh jiwa kedamaian..

Salam

danardono




--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Banani Bahrul-Hassan 
<bahrulplus@...> wrote:
>
> Bela 
> 
>   Oleh Mujtaba Hamdi
> 
>     Sudah cukup lama lembaga itu bergerak, tapi tak banyak orang 
menyadari ada hal yang sedikit aneh. Bukan soal kelakuannya yang 
memang kerap bikin teriak, suka gertak. Bukan ihwal reaksinya yang 
kerap ringan tangan, main gebuk, gampang hajar. Juga bukan sikap 
mentang-mentangnya yang suka main usir, main tutup, dengan ancaman 
remuk jika ditentang. Bukan, bukan itu, ini soal kecil saja: nama.
>   Lembaga itu menyandang nama dengan embel-embel "pembela Islam". 
Memang bagus-bagus saja, ada tersirat niat luhur melakukan sebuah 
upaya "membela". Ada perjuangan. Ada kerelaan berkorban. Tentu ada 
empati pula, rasa turut menderita atas kesengsaraan yang dialami 
korban. Juga rasa kasihan, karena korban tak cukup punya daya, 
lemah, tak mampu berbuat banyak demi membela diri, dus butuh pembela 
di luar dirinya.
>   Tapi, siapa yang tak berdaya itu? Di sini sedikit ganjil, yang 
lemah itu bukan si miskin, bukan si yatim, bukan si tergusur, 
tapi... Islam. Kata "membela Islam" macam menyiratkan adanya posisi 
Islam sebagai "yang lemah", yang kemudian memerlukan uluran tangan-
tangan kekar yang punya kekuatan lebih sebagai "pembela". Arogansi? 
Hmm, kata ini tak terlalu tepat, barangkali. Rasa percaya diri 
berlebihan?frasa ini mungkin lebih pas, meski sedikit boros. 
>   Ini bukan sekadar main-main kata, tapi soal pikiran yang berdiam 
di balik kata. Kata "membela Islam" dengan siratan makna macam klaim 
lembaga itu, bukan main sulitnya ditemukan dalam al-Quran. Al-Quran 
dikenal sebagai kitab yang kerap memotret peristiwa politik ataupun 
situasi sosial tertentu dengan kata-kata yang, sebut saja, in-depth, 
mendalam. Tapi ketika mencari kata untuk gambaran peristiwa yang 
disebut "membela", mungkin yang kita temukan adalah "Allah 
membela...", yang tentu sama sekali tak aneh sebab Allah memang Al-
Qawiy, Yang Mahakuat. 
>   Baik, katakanlah istilah "membela" itu diwakili kata dâ-fa-'a, 
yu-dâ-fi-'u, di-fâ-'an, maka yang kita dapati adalah Surat al-Hajj 
(22) ayat 38. "Innallâha yudâfi'u `anil-ladzîna âmanû," bunyi ayat 
itu, "Sesungguhnya Allah membela orang yang beriman." Ayat ini 
bicara soal orang mukmin yang terusir. Kala itu, umat Muhammad di 
Makkah tengah dizalimi kaum Musyrikin. Mereka terus-menerus 
mengalami penganiayaan, hingga akhirnya Nabi pun harus keluar dari 
Makkah. 
>   Wajarlah jika di ayat berikutnya disebutkan bahwa dizinkan bagi 
orang mukmin berperang, karena mereka telah dianiaya. Mereka dalam 
posisi lemah. Jumlah belum banyak, jabatan politik belum kuat. 
Sedangkan mereka harus menghadapi raksasa-raksasa Quraisy Makkah 
yang menguasai kekuasaan politik maupun modal ekonomi. Tapi Allah 
segera memberikan keyakinan, "Allah membela orang-orang yang telah 
beriman." 
>   Ya, yang tampak dalam ayat ini adalah gambaran kaum mukmin yang 
lemah berbanding dengan kaum Quraisy yang serbakuat. Allahlah yang 
kemudian membela kaum mukmin itu. "Sungguh Allah Mahakuasa menolong 
mereka," begini disebut di ayat selanjutnya. Dan, hmmm, ini bukan 
tentang gambaran Islam yang lemah dan kemudian ada sosok-sosok 
perkasa yang tampil membelanya. Dan kita tahu mengapa demikian: 
Islam hadir memang bukan untuk dibela tapi untuk membela manusia 
dari kekejaman dan kesewenangan manusia lain.
>   Di bagian lain al-Quran, kita bisa lihat gambaran peristiwa 
berbeda yang muncul dari ayat yang memakai kata da-fa-'a?ini jika 
kita hendak cari kata seakar dengan dâ-fa-'a. Kata ini menyimpan 
makna menahan, mencegah, menolak, mendorong. "Idfa' bil-latî hiya 
ahsanus-sayyi'ata," begitu ayat 96 Surat al-Mukminum (23), "Tolaklah 
perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik." 
>   Ayat ini merupakan titah Allah kepada Nabi ketika menghadapi 
begitu menderunya kalimat dan perilaku menyakitkan dari kaum 
Musyrik. Nabi diperintahkan agar membalas justru dengan perbuatan 
baik, bahkan dengan memberi maaf. Dan kita tahu, Nabi kerap tak 
segan mengampuni tindakan-tindakan jahat kaum Musyrik. 
>   Di Surat Fushshilat (41) ayat 34, kalimat dengan nada semacam 
kembali disebut. "Idfa' bil-latî hiya ahsan, tolaklah [kejahatan] 
itu dengan perbuatan yang lebih baik." Ada tambahan kata-kata yang 
mengagumkan di ayat ini: "?hingga yang antara kau dan dia ada 
permusuhan menjadi seolah-olah teman karib yang sangat setia, 
waliyyun hamîm." Sebuah titah yang tak hanya menginstruksikan untuk 
membalas kejahatan orang dengan kebaikan, melainkan lebih dari itu: 
memberi kebaikan sedemikian rupa hingga layaknya karib yang selalu 
bersama.
>   Tak perlulah heran jika gambaran-gambaran peristiwa dan situasi 
macam dalam ayat ini sangat berbeda dengan yang ditampilkan kelompok 
yang menyebut diri "pembela" itu. Ini barangkali tak penting lagi. 
Rasa percaya diri lebih urgen. Rasa yakin yang tak tergoyahkan, 
bahwa yang sedang dibela adalah sesuatu yang luhur, jauh lebih 
diperlukan. Ada dua rasa percaya yang lebih mendesak ditanamkan: 
layak sebagai pembela dan ada yang pantas dibela. 
>   Yang pertama dibangun dengan terus-menerus membangkitkan rasa 
percaya diri yang supertinggi, seperti sebuah suara "aku adalah 
wakil umat Islam", yang diwiridkan dalam diam, dalam dunia taksadar, 
hingga mengental menjadi mental. Yang kedua dibangkitkan dengan 
menegakkan jari telunjuk, menuding ke sebuah arah: ada yang telah 
menodai Islam. 
>   Maka, ketika ada tombol berbunyi: "Betul Si Gendut telah 
menghina Islam?", raga-raga dengan dua rasa percaya itu segera 
bereaksi otomatis: "Betul." Lalu kita tahu kemudian yang terjadi: 
raga-raga itu berubah jadi kerumunan dengan satu bunyi "membela 
Islam" menggasak target-target yang diidentifikasi sebagai "menghina 
Islam". Padahal kita juga tahu: yang disebut "menghina Islam" itu 
tak lain adalah suara lain yang menggentarkan si "pembela". Suara 
lain yang tak mau mengangguk oleh teriakannya, yang lalu dirasa 
sebagai sebuah ancaman.
>   Dan, di mana lalu Islam? Di mana "yang dibela"? Kabur, atau yang 
dibela mungkin adalah sebuah perasaan yang terancam. Sebab kita tahu 
jihad, sebuah ide perjuangan yang paling dikenal, tak pernah 
beriringan dengan konsep "membela Islam". Jihad, sebuah upaya 
sungguh-sungguh yang melibatkan totalitas raga dan jiwa yang 
celakanya telah tereduksi menjadi sekadar pembenar aksi-aksi brutal, 
terasa pas diiringi `fî sabîlillah', di jalan Allah. 
>   Tengok lagi: berjuang sungguh-sungguh di jalan Allah, dan bukan 
membela Allah. Tapi kita barangkali sudah patut bersyukur, embel-
embel itu baru "membela Islam", belum sampai "membela Allah". Jika 
yang terakhir ini terjadi, kita sudah tak tahu lagi apakah Al-Qawiy 
akan diungguli hanya oleh sebuah rasa percaya diri supertinggi. 
Wallahu A'lam.
>   ----------
> 
> Samsul Bachri <samsul@...> wrote:
>           Harus dibedakan antara takut dengan kehati2an. Islam 
mengedepankan upaya
> pencegahan sbelum segalanya menjadi terlanjur. Bukan takut akan 
kejahatan,
> melainkan memang harus ada upaya pencegahnnya. Kejahatan memang 
pasti kalah,
> namun kita juga harus punya strategi untuk menangkalnya. Itulah 
bukti
> keimanan. Keimanan bukan berarti pasrah ketika ada yang memukul
> kita............
> 
> ----- Original Message -----
> From: "abdi christ" <save_mynit@...>
> To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
> Sent: Tuesday, July 11, 2006 10:52 PM
> Subject: [ppiindia] Re: Memerangi Premanisme dengan FPI --> Nizami
> 
> > Idealnya, orang membela diri bila diserang. Orang membela diri 
bila
> > dikepung. Tetapi fenomena FPI malah jungkir balik: membela diri 
dengan
> > menyerang, menginjak2, membubarkan, meneriakkan nama Tuhan sambil
> > melempar batu, mengeroyok.
> >
> > Padahal kalau memang (benar2) beriman, seharusnya tahu 
kalau "Tuhan
> > bisa membela DiriNya sendiri". Kalau umat memang milikNya, 
tidakkah
> > Dia akan membelaNya?
> >
> > Kenapa Saudara Nizami harus takut dengan lingkungan yang semakin
> > memburuk? kenapa anda harus cemas dengan pelacuran, narkoba,
> > pornografi, perjudian, di sekitar anda? Kenapa anda cemas dengan 
apa
> > yg ada diluar anda?
> >
> > Apakah apa yang berada DILUAR diri Anda, dapat mempengaruhi APA 
yang
> > ada DI DALAM diri Anda?
> >
> > Kalau memang demikian, iman anda = iman yang terpengaruh oleh 
keadaan.
> > Kalau memang demikian, tidak heran, anda memerlukan FPI untuk 
membela
> > kesalehan hidup anda, dan bukan TUHAN sendiri.
> >
> > Saya beritahu:
> >
> > " jikalau apa yg ada didalam diri anda lebih besar dan kuat 
daripada
> > apa yg ada diluar anda. Anda bukan cuma akan menjadi orang2 yang 
hidup
> > suci ditengah2 kebobrokan masyarakat. Tetapi anda juga akan 
menjadi
> > Terang bagi mereka yang berada dalam kegelapan."
> >
> >
> > > A Nizami <nizaminz@> wrote:
> > > Assalamu'alaikum wr wb,
> > >
> > > Jika kejahatan/kemungkaran dibiarkan, niscaya dia akan
> > > merajalela.
> > >
> > > Saat ini perjudian, minuman keras, narkoba, pelacuran,
> > > pornografi, dsb begitu marak. Aparat nyaris tidak
> > > bertindak. Padahal dampaknya begitu buruk.
> > >
> > > Perjudian mengakibatkan bapak-bapak yang kecanduan
> > > lebih memilih menghabiskan uangnya di meja judi
> > > ketimbang memberi makan keluarganya atau untuk biaya
> > > sekolah anaknya.
> > >
> > > Minuman keras mengakibatkan orang kecanduan dan rusak
> > > otaknya. Tak jarang banyak terjadi perkelahian ketika
> > > pikiran sudah mabuk.
> > >
> > > Narkoba selain merusak otak juga bisa menyebabkan
> > > kematian. Pengedar narkoba tidak segan-segan meracuni
> > > anak SD-SMP agar ketagihan dan jadi pelanggan mereka.
> > > Bahkan di dekat tempat tinggal saya ada anak TK yang
> > > bengong-bengong karena dicekoki narkoba.
> > >
> > > Pelacuran terbukti menyebar-luaskan berbagai penyakit
> > > herpes, rajasinga, Aids dan sebagainya bukan hanya ke
> > > pria hidung belang, tapi juga ke istrinya yang tidak
> > > berdosa. Perzinahan terjadi dan pengguguran anak haram
> > > hasil pelacuran sering terjadi.
> > >
> > > Pornografi juga merajalela. Playboy tetap bebas
> > > terbit. Aparat tidak berani menahan pemilik modal
> > > majalah Playboy.
> > >
> > > Pada saat aparat tidak berani bertindak, majulah FPI.
> > > Jika tidak ada FPI maka kemaksiatan di atas merajalela
> > > tanpa ada pihak yang berusaha mencegahnya.
> > >
> > > Wassalamu'alaikum wr wb
> > >
> > > ===
> > > Dampak Pornografi: 1 di antara 3 wanita AS diperkosa. Tiap 
tahun 2,3
> > juta wanita hamil di luar nikah di Indonesia (Dr. Boyke). 
Berantas
> > pornografi dukung RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi - 
www.nizami.org
> > >
> > > __________________________________________________
> > > Do You Yahoo!?
> > > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
> > > http://mail.yahoo.com
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > ---------------------------------
> > > Do you Yahoo!?
> > > Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail Beta.
> > >
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 
*********************************************************************
******
> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
> >
> 
*********************************************************************
******
> > __________________________________________________________
> > Mohon Perhatian:
> >
> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan 
dikomentari.
> > 3. Reading only, http://dear.to/ppi
> > 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> > 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> > 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> 
> 
>          
> 
>               
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
>  Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail Beta.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Re: Memerangi Premanisme dengan FPI --> Nizami > esai di majalah syir'ah