[nasional_list] [ppiindia] Re: Klarifikasi Mas Nugroho : Benarkah GM?

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 14 Mar 2006 16:02:43 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, 
"Farid Gaban" <faridgaban@...> 
wrote:
>
> Dede,
> 

> Meski hukum akhirnya harus bicara dan harus dipatuhi betapapun 
tidak
> sempurnanya, pemikiran yang melulu legalistik bisa menjadi semacam
> insult. Terutama jika kita tahu, dan semestinya tahu, bahwa ada
> kelemahan dalam sistem hukum kita, terutama penegakannya.
> 

> Saya membaca koran dan membaca tentang penangkapan yang dilakukan
> polisi. Namun, tidakkah ini justru membuat kita berpikir: kenapa
> polisi demikian terlambat menggunakan KUHP untuk memberangus
> majalah/koran porno?
> 
> Polisi baru bergerak setelah muncul kontroversi yang memanas soal 
RUU
> Anti-Pornografi.
> 
> Perilaku polisi seperti ini tidak menolong. Lama majalah/koran
> pornografis beredar, tanpa publik bisa memprotes atau berharap ada
> tindakan tegas. 
> 
> Inilah saya kira yang memicu sikap keras sebagaian orang Islam; 
mereka
> mengajukan posisi yang makin keras dalam RUU Anti-Pornografi (yang
> secara keliru dipotret oleh Mas Goenawan Mohamad sebagai semata
> "Arabisasi"). 
> 
> Kecenderungan ke arah fundamentalisme tidak datang dari ruang 
hampa.
> Seringkali dia merupakan reaksi dari fundamentalisme di 
seberangnya.
> Fundamentalisme agama vs fundamentalisme sekuler. Fundamentalisme
> Islam vs fundamentalisme kebebasan berekspresi.
> 
> Menurut saya, soalnya lebih sederhana dari itu: banyak orang risau
> tentang maraknya media pornografi (tidak melulu atas nama moral 
agama,
> tapi juga tentang pendidikan anak-anak) dan tak tahu harus mengadu
> pada siapa serta harus melakukan apa. Hopeless.
> 
> Sudah lama polisi tidak bisa diharapkan. Dalam banyak kasus, polisi
> hanya peduli memeras agen majalah dan bukan mencoba menegakkan 
KUHP.
insult yang cenderung memicu konflik terbuka.
> 
> salam,
> Farid Gaban
> 
> ---------------------

DH: beberapa kalimat diatas membuat kita merenung. Saya teringat 
ucapan seorang analyst dunia Arab di TV Jerman, seorang yang sangat 
obyektif dan humanist. Dia mencoba menjawab pertanyaan yang sangat 
membingungkan dunia Barat: "mengapa seolah dunia Islam marah tiba 
tiba?".

Jawabannya adalah, ketidak mampuan banyak rezim dimana umat Muslim 
menjadi mayoritas, untuk menegakkan good governance. Korupsi, 
maksiat, keterbelakangan. Ketidakpuasan sosial ini membuat rakyat 
mencari kambing hitam, yakni system sekular. System hukum negara 
tiba tiba dipertanyakan, dan rakyat dihimbau menerima sebuah system 
hukum baru, system hukum agama. kelemahan yang ada, yakni penegakan 
hukum, disalah pahami, dikira systemnya yang salah dan layak diganti.

Tuntutan mendirikan negara syaria terjadi dibanyak negara, dimana 
pemerintah dirasakan korup dan tak mampu, misalnya Pakistan. Di 
Indonesia terjadi hal yang sama. Kesengsaraan yang tak kunjung 
henti, kesenjangan sosial yang menyakitkan hati, membuat umat islam 
merasa disingkirkan, dan merindukan munculnya suatu system yang 
diterangi Nurul Islam.

Kebanyakan masyarakat yang belum pernah melihat dan merasakan sebuah 
negara sekular yang makmur, berfungsi dan memiliki good governance, 
seperti Singapura, apalagi negara negara Eropa, TAK dapat 
membayangkan, ada kemungkinan lain, selain merobohkan system sekuler 
yang mereka rasakan sebagai gagal ini.

RUU APP ini sebenarnya juga satu dari aspirasi memerangi 
kemaksiatan. Pornografi dirasakan sangat menghina perasaan dan nilai 
moral masyarakat, dan seperti bung Gaban katakan, polisi melongo tak 
berbuat apa apa.

dalam kebinsingan pro dan anti RUU ini, banyak fakta yang tenggelam 
dari perhatian masyarakat, yakni bahwa:

1) pornografi adalah hal yang melukai rasa dan martabat semua insan 
yang susila, dari SEMUA agama. Setiap pemeluk agama adalah anti 
pornografi. Malangnya, beberapa kelompok Islam juga media Islam 
menggambarkan seolah, pronografi hanya melukai umat Islam. Jadi 
prono adalah tidak islami. Padahal, porno adalah juga tidak tidak 
kristiani, tiadak buddhawi. ya tidak manusiawi.

Pengkonsum tindak porno adalah manusia hidung belang dari segala 
agama.

2) didalam perumusan RUU ini dimasukkan nafas dan penafsiran satu 
agama tertentu, yang melukai budaya atau agama lain. Yakni mengenai 
pengertian "aurat" itu sendiri. Karena itu seniman Jawa dan Bali 
mengamuk. Seharusnya, kalau kita benar benar bhineka, maka semua 
kita rumuskan bersama. Bukankah juga makanan yang haram bagi satu 
kelompok belum tentu haram bagi agama lain?

3) beberapa kelompok sangat mengamakan RUU ini, seolah kalau kita 
tak setuju dengan sebagian atau seluruh perumusan RUU ini, adalah 
anti agama tertentu. Ini kekeliruan besar. Karena RUU republik 
Indonesia, adalah RUU bagi semua. saking menggebu gebunya, maka 
dianggap seolah yang mendukung hanya agama tertentu, yang menolak 
adalah non agama ini.

Inilah sebabnya pak Gunawan mengatakan "arabisasi" daripada RUU ini. 
Atau ada yang mengatakan "wahabisasi" karena sempitnya ruang 
definisi "aurat".

Cara meng-goalkan RUU seperti ini hanya menimbulkan cemooh dan gelak 
tawa, dan tak mendukung citra agama yang mati matian mendukungnya. 
memang karena hasrat pembersihan pornografi bukanlah urusan agama 
apalagi monopoly agama, tetapi hasrat sosial seluruh masyarakat.

Salam

danardono












***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: