** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** Tani Maju Paguyuban <tani_maju@xxxxxxxxx> wrote: Untuk P. Jawa, rendemen padi berkisar antara 50% s/d 60%. Namun karena kualitas tanah sudah memburuk, yang sering kita jumpai rendemennya berkisar 52-55%. Kalau lagi "apes" karena hama sehingga benih padi jadi kosong (gabuk) rendemen bisa turun sampai 48 atau 49%. Kalau luar jawa saya kurang tahu. Namun intinya import beras akan membunuh petani. Seharusnya yang diberantas adalah para penimbun beras digudang-gudang dalam jumlah besar itu (spekulan), karena kenaikan harga beras bukan disebabkan kelangkaan beras tapi penimbunan oleh spekulan beras. Saatnya Petani berhimpun membangun kekuatan riel. Salam, Tani Maju Mira Wijaya Kusuma <la_luta@xxxxxxxxx> wrote: Terimakasih bung Djoko atas sumbangan penghitungan matematisnya yang tentunya sangat penting untuk diketahui oleh kita semua tentang alasan perlu atau tidaknya impor beras. Katanya wakil rakyat sedang ber-angket-ria...tapi sementara itu beras impornya "akan" diberangkatkan dari Vietnam menuju Indonesia.... (Baca berita "REALISASI IMPOR BERAS DARI VIETNAM HANYA 81 RIBU TON".) Jadi kita semua pun menjadi paham serta mampu menyimpulkan tentang "kenapa "pemerintah meng-impor BERAS?" Lagi-lagi petani kita maupun rakyat kecil dirugikan. Namun dalam hal ini siapakah "sebenarnya" yang di untungkan? La Luta Continua! --- In sastra-pembebasan@xxxxxxxxxxxxxxx, djoko sri moeljono <moel_38@xxxx> wrote: HEBOH IMPOR BERAS Aku mengikuti berita-berita di surat kabar tentang impor beras yang begitu heboh dan akhirnya beberapa fraksi di DPR akan mempergunakan hak angketnya, kecuali Golkar dan Partai Demokrat. Aku sendiri terus terang nggak mudeng soal ribut-ribut beras ini, yang katanya demi membela petani dsb. Kalau presiden SBY jelas "Doktor" dari IPB dan mungkin lulusnya dengan predikat summa cum laude, jadi beliau pasti jauh lebih tahu dari aku yang sekedar mantan petani (aku cuma tujuh tahun jadi petani dan itupun karena terpaksa agar tidak kelaparan di pulau Buru). Tentang heboh beras ini aku mencoba bermain angka biar mudah dicerna, baik oleh penbaca maupun untukku sendiri. Dan tolong,kalau ada yang salah dibetulkan, karena aku yakin banyak pembaca yang jauh lebih pintar dari diriku dalam soal perberasan. Konon katanya,Indonesia menghasilkan sebanyak 55 juta ton GKG alias Gabah Kering Giling, artinya siap untuk digiling sesudah dijemur tentunya, karena gabah yang tidak kering sempurna kalau digilang akan hancur. Nah, dari 55 juta ton ini pasti harus disisihkan untuk bibit dan jangan semuanya dimakan, nanti nggak bisa tanam dan kelaparan beneran! Kalau,ambil saja 10% disisihkan untuk bibit saat tandur nanti, berarti yang boleh dimakan adalah 90% x 55 juta ton atau setara dengan 49,5 juta ton. Gabah sebanyak ini kalau digiling bisa dapat berapa ton beras? Waktu aku di Buru,dengan alat giling yang primitif saja (dibuat dari kayu) bisa dapat minim 58% beras siap untuk dimakan.Tinggal hitung saja : 0,58 x 49,5 juta ton = 28,71 juta ton beras Kalau pakai mesin giling yang modern,konon katanya bisa mencapai rendemen minim 60%.Untuk mudahnya kita pakai saja angka yang rendah seperti tercantum diatas,yaitu : 28,71 juta ton beras atau : 28,710,000 ton beras. Berapa jumlah penduduk Indonesia? Data terakhir aku tidak ingat,entah kapan ada Sensus Nasional lagi,tapi kalau pakai angka penduduk 220 juta aku kira tidak terlalu jauh melesetnya. Kalau kita tidak impor dan makan beras produksi dalam negeri 100% (biar seperti tulisan Tan Malaka : Merdeka 100%), setiap jiwa di Indonesia akan kebagian sbb: 28,710,000 ton/ 220,000,000 = 0,1305 ton beras atau : 130,5 kg beras. Setiap jiwa makan berapa kilo setahun? Orang dewasa tentu berbeda dari anak-anak dan kalau kita ambil rata-rata 10 kg/bulan,maka 130,5 kg akan habis dimakan dalam : 130,5 dibagi 10 = 13 bulan. (aku dulu di Buru,walaupun tanam padi dan panen,tetapi makannya tergantung Komandan Unit,kalau orangnya rada baik bisa makan 300 gram sehari atau 9,000 gram sebulan alias 9 kg/sebulan. Kalau komandannya rakus, berasnya dijual dan uangnya masuk kantong dia, kami-kami tapol bisa makan cuma 200 gram sehari alias 6 kg sebulan). Karena penduduk Indonesia bukan tapol, maka layak makan 130 kg setahun. Itupun dengan perkiraan rendemen hanya 58% dan kalau rendemen nya 60% maka yang bisa dimakan tentu lebih banyak. Pertanyaannya : mengapa impor beras? Disini aku tidak muluk-muluk bicara "membela petani" dsb,tetapi aku hanya bermain angka saja agar mudah dicerna! Pemerintah (diwakilkan pada perusahaan negara Bulog) mengimpor beras sebanyak 100,000 ton. Coba bandingkan dengan hasil setahun yang jumlahnya: 28,710,000 ton! Beras sebanyak 100,000 ton dalam harga pasar tidak akan mempengaruhi yang 28,710,000 ton karena HANYA 0,348%! Ulangi : hanya : 0,348%! Kalau kekurangan beras cuma 0,348% kok sedikit sekali? Kekurangan beras dalam jumlah ini sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Kesimpulannya : memang tidak ada urgensi untuk impor dengan alasan kekurangan beras,semua itu bohong besar! Yang jelas : ada orang-orang tertentu ingin impor! Beras 100,000 ton yang diimpor itu, kalau benar-benar Indonesia kekurangan beras, tidak ada artinya sama sekali. Kali toh tidak impor, rakyat Indonesia bisa mengencangkan ikat pinggang dan sudah biasa - dari setahun makan 130 kg (dengan rendemen 58%) berkurang dengan 0,348% - hanya makan sebanyak : 129,55 kg! Enteng kalau cuma berkurang sedikit! Silahkan baca lagi,kalau aku salah hitung mari kita perbaiki bersama. Atau minta tolong DOKTOR Sby yang diberi gelar oleh IPB? *** Sumber: http://www.rri-online.com/modules.php?name=Artikel&sid=19103 Jumat, 20 Januari 2006, 15:57 WIB REALISASI IMPOR BERAS DARI VIETNAM HANYA 81 RIBU TON Indaramayu--RRI-Online, Jumat, 20 Januari 2006, 15:57 WIB REALISASI IMPOR BERAS DARI VIETNAM HANYA 81 RIBU TON Indaramayu--RRI-Online, Direktur Utama Perum Bulog Widjanarko Puspoyo mengatakan realisasi impor beras dari Vietnam hanya sekitar 81 ribu ton dari 110 ribu ton yang diijinkan karena Bulog terlambat melakukan pemesanan. `Pemerintah Vietnam sudah memastikan tidak mampu menyuplai sebesar yang diminta, kemungkinan hanya 81 ribu ton karena kami terlambat mengorder,` kata Widjanarko usai penyaluran Beras Miskin (Raskin) 2006 di Kabupaten Indramayu, Jumat (20/1). Menurut dia saat ini beras pesanan tersebut akan diberangkatkan dengan 10 kapal menuju Indonesia. `Saat ini mereka baru `loading`,` ujarnya. Sementara itu realisasi pembelian dalam negeri, menurut Widjanarko, juga tidak mencapai target. Dari kontrak pembelian beras dalam negeri yang jumlahnya sekitar 21 ribu ton realisasinya hanya 7.000 ton. `Dari 7.000 ton itu 5.000 ton dari Sulawesi Selatan, sekitar 1.000 ton yang lain dari Jawa Timur dan 275 ton dari Jawa Tengah, sedangkan Jawa Barat tidak ada,` jelasnya. Ia menjelaskan harga beras yang dibeli dari pemerintah Vietnam sama dengan harga beras yang diimpor dari negeri itu pada Desember 2005 lalu yakni 260 dolar AS per ton. `Harga itu ditentukan oleh Menteri Perdagangan Vietnam dan Indonesia,` katanya. Sementara itu menanggapi berita tentang barter beras yang dilakukan Bulog dengan pedagang, Widjanarko menjelaskan bahwa kebijakan itu sudah ada sejak 1995 dan dilakukan untuk memperbaiki kualitas stok beras Bulog. `Beras Bulog memang ada yang kualitasnya tidak bagus karena dulu kita dapat penggantian dari World Food Programme sekitar 55 ribu ton, itu harus kita perbaiki,` jelasnya seraya menambahkan bahwa stok beras Bulog bulan ini mencapai 990 ribu ton. *** ************************************************* * Yayasan Paguyuban Usaha Tani Maju (UTAMA) * * Wadah Perjuangan Kaum Tani dan Nelayan Indonesia * * Email: tani_maju@xxxxxxxxx * ************************************************* Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ --------------------------------- Bring words and photos together (easily) with PhotoMail - it's free and works with Yahoo! Mail. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **