** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.gatra.com/artikel.php?id=91206 Pemberantasan Korupsi: Pertempuran Yang Dibayangi Fitnah AWAN mendung di utara kota Jakarta pekan lalu, seolah tertahan menanti pengakuan Taufiequrrahman Ruki atas seabrek kendala yang dihadapi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lembaga yang dipimpinnya selama dua tahun terakhir. Ratusan tamu, termasuk sejumlah petinggi hukum di negeri ini, hadir di areal parkir kantor KPK yang ditutupi tenda putih, sebagai tempat pergelaran hari jadi ke-2 lembaga antikorupsi ini. Suasana menjadi sunyi saat Ruki naik ke podium membacakan sambutannya yang bertajuk "Gerakan Anti Korupsi, Sebuah Perang Sunyi di Belantara Curiga." "Perang melawan korupsi selalu vis a vis dengan fitnah, kecurigaan, dan serangan balik. Ibarat dua sisi mata uang, aksi pemberantasan korupsi kadang berada pada sisi atas. Namun, bisa saja tebaran curiga dan berbagai modus serangan balik yang berada di sisi atas mata uang," ujarnya dengan lantang. Meski tidak secara gamblang, dalam kesempatan tersebut Ruki sempat curhat soal serangan balik yang dimaksudnya. Menurutnya, lembaga yang dipimpinnya kerap mendapatkan serangan balik, bila upaya memberantas korupsi mulai mengusik kepentingan perorangan maupun kelompok tertentu. Bukan hanya lembaga yang dibidik, melainkan juga personal secara irasional alias tidak masuk akal. "Modus serangan balik pun dibungkus rapi, dengan penilaian akan adanya pelanggaran prosedur hukum dan pelemahan sistematis secara perlahan terhadap institusi pemberantas korupsi," ungkapnya. Bak seorang striker tim sepakbola, Ruki pun tak mau menyia-nyiakan peluang saat timnya melakukan serangan balik. Kesempatan langka tersebut digunakan mantan anggota DPR-RI Fraksi TNI/Polri ini, guna membeberkan pengalamannya bersama empat pimpinan KPK lainnya selama dua tahun terakhir. Di deret depan, tampak Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, Kapolri Jenderal Pol Sutanto, Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Hendarman Supandji, Kabareskrim Mabes Polri Makbul Padmanegara, serta anggota Komisi Yudisial Soekotjo Soeparto. Selain itu, tampak pula Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdulllah, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein, dan Direktur Jenderal Pajak Hadi Purnomo. Sejumlah kasus yang ditangani KPK selama dua tahun, antara lain kasus Abdullah Puteh yang dipidana dalam kasus korupsi pembelian helikopter Mi-2 PLC Rostov buatan Rusia; Harun Let Let dan Tarcillius Walla, kasus pengadaan tanah pelabuhan di Maluku; Suratno, kasus pengadaan barang dan jasa RRI; T. Syaifuddin Popon, kasus suap Pengadilan Tinggi DKI Jakarta; Nazaruddin Sjamsuddin, Safder Yusaac, Rusadi Kantaprawira, dan Mulyana Wira Kusumah, untuk kasus korupsi di KPU; serta di pengujung 2005, Theo F. Toemion, kasus korupsi di BKPM. Dengan nada geram, Ruki menandaskan bahwa aksi-aksi pemberantasan korupsi yang dilakukan lembaganya, seharusnya menjadi cambuk untuk perbaikan sistem birokrasi di negara darurat korupsi ini. Namun faktanya, semuanya seolah hanya menjadi penonton. "Semua itu, apakah eksekutif, legislatif, maupun yudikatif tetap diam terpaku, meski satu per satu fakta dipertontonkan," ujarnya. Namun kebekuan suasana di antara para tamu terhormat, seusai mendengar pidato Ruki tentang pemberantasan para "maling negara" tersebut, dihangatkan kehadiran Acil 'Bimbo' yang mengajak hadirin menyanyikan lagu Padamu Negeri dengan hanya diiringi organ tunggal. Ruki pun mengajak para pejabat yang berada di deretan kursi depan berdiri, diikuti seisi tenda, untuk mengumandangkan lagu wajib tersebut. Momen ini pun tak mau dilewatkan para pewarta foto untuk mengabadikan momen langka ini. Acil 'Bimbo' ternyata tak mau kalah dengan bos KPK, dalam hal mencuri perhatian para undangan, melalui sejumlah pernyataan "menyentil" pada kata sambutannya. Di deretan depan, Ketua MA Bagir Manan yang tampak tengah berbicara serius dengan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, tiba-tiba tersentak mendengar pernyataan Acil. "Di antara yang hadir di sini, hanya Pak Bagir Manan yang telah meninggalkan 'dunia hitam'." Pembicaraan Bagir dengan Arman --sapaan akrab Jaksa Agung itu-- pun terhenti. Bagir serius menatap Acil, menanti kalimat selanjutnya. "Ini karena rambut putih Pak Bagir," sambung Acil, disambut gelak tawa Bagir serta seluruh hadirin. Bagir, yang kali ini memenuhi undangan KPK, dengan ringan melepaskan tawanya saat bercengkerama dengan sejumlah pejabat lainnya di pelataran parkir kantor KPK itu. Padahal belum lama ini, "perang" antara MA-KPK baru saja berlalu. Bagir Manan, sebelumnya menolak "undangan" KPK untuk diperiksa, karena disebut-sebut dalam skandal suap perkara kasasi pengusaha Probosutedjo. Komplotan jual-beli perkara di lingkungan MA yang melibatkan lima pegawai MA dan pensiunan Hakim Tinggi Yogyakarta ini, telah berhasil diringkus KPK. Tak hanya itu, KPK juga telah melakukan penggeledahan di sejumlah ruangan Hakim Agung, termasuk ruangan Ketua MA sendiri. Segudang kendala dalam upaya mengungkap praktik korupsi ini juga belum didukung tiga Undang-Undang (UU) yang menjadi syarat dasar, masing-masing UU Perlindungan Saksi dan Korban, UU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik, dan UU Pembuktian Terbalik. Direktur Eksekutif Indonesian Court Monitoring Denny Indrayana, soal penyelidikan kasus suap MA, sampai mengibaratkan KPK ini seperti sebuah mobil ambulan, sehingga boleh menerobos prosedur-prosedur yang ada seperti sekarang yang dibangun oleh MA. "Negara dalam darurat korupsi haruslah menjadi pemahaman bersama, sehingga terobasan-terobasan agresif tidak membuat kita terkejut dan berteriak-teriak menghujat," tandas Ruki. Setahun terakhir ini, jumlah pengaduan yang masuk ke KPK mencapai lebih dari 7.000 kasus. Kelengkapan sumber daya manusia, menjadi permasalahan bagi lembaga yang memiliki kewenangan berdasarkan UU Nomor 30/2002 ini. Dengan modal hanya 50-an penyidik dan belasan jaksa penuntut umum, pada tahun 2005 KPK sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 170 miliar, dan telah meraup Rp 200 miliar dana yang disita dari para koruptor. Pada 2006, dana yang dianggarkan untuk KPK lebih menjanjikan, rencananya akan naik menjadi Rp 200 miliar. "Kesunyian dan kesendirian masih menemani niat baik melawan korupsi," ujar Ruki berpuisi. Usai perhelatan, terjadilah pertemuan menarik di salah satu sudut tenda, tempat terjadinya obrolan ringan antara Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh (Arman), JAM-Pidsus Hendarman Supandji, dan Wakil Ketua KPK Tumpak H. Panggabean, serta belasan jaksa KPK. Menanggapi pernyataan Ruki, sambil berbicara dengan menopangi dagu, Arman berseloroh kepada Tumpak: "... KPK sendirian? Lho ada saya, Pak Hendarman, dan Pak Sutanto." Para jaksa pun tertawa terbahak-bahak. Dengan logat Batak-nya yang kental, Tumpak memperkenalkan para jaksanya kepada dua petinggi di Kejaksaan Agung tersebut. Usai perkenalan singkat, Tumpak menimpali: "... Pak Arman, bagi-bagilah jaksa ke kami (KPK, Red). Yang kemudian dibalas canda Arman: "Ah, kau kan sudah dua tahun berprestasi. Harusnya bisa dong kita tarik (para jaksa, Red). Dan kalau perlu kamu (Tumpak, Red) kita tarik ke Kejaksaan." Dialog santai tersebut juga ditimpali Hendarman, "Ya nanti kita kasih 40 jaksa buat diseleksi lagi (untuk KPK, Red)." Usai bincang-bincang, para jaksa KPK tersebut tak mau kehilangan momen. Mereka meminta salah seorang pewarta foto untuk mengabadikan mereka dengan sang big boss. Memasuki tahun ketiga, masyarakat masih tetap menaruh harapan besar terhadap lembaga yang dipimpin "pandawa lima" hukum ini; Taufiequrrahman Ruki, Erry Rijana Hardjapamekas, Amien Sunaryadi, Tumpak H. Panggabean, dan Sirajuddin Rasul. Namun cahaya lilin harapan tersebut akan meredup perlahan-lahan, jika lembaga independen ini telah berubah jadi ambulan politik penguasa untuk membersihkan lawan politiknya. Kesan "tebang pilih" perkara yang banyak diperbincangkan masyarakat juga harus bisa dipatahkan. Buktikan kalau "tebang pilih" tidak pernah terjadi di KPK! [EL] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **