[nasional_list] [ppiindia] Pertempuran Yang Dibayangi Fitnah

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 4 Jan 2006 23:26:53 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.gatra.com/artikel.php?id=91206


Pemberantasan Korupsi:
Pertempuran Yang Dibayangi Fitnah



AWAN mendung di utara kota Jakarta pekan lalu, seolah tertahan menanti 
pengakuan Taufiequrrahman Ruki atas seabrek kendala yang dihadapi Komisi 
Pemberantasan Korupsi (KPK), lembaga yang dipimpinnya selama dua tahun 
terakhir. Ratusan tamu, termasuk sejumlah petinggi hukum di negeri ini, hadir 
di areal parkir kantor KPK yang ditutupi tenda putih, sebagai tempat pergelaran 
hari jadi ke-2 lembaga antikorupsi ini. Suasana menjadi sunyi saat Ruki naik ke 
podium membacakan sambutannya yang bertajuk "Gerakan Anti Korupsi, Sebuah 
Perang Sunyi di Belantara Curiga."

"Perang melawan korupsi selalu vis a vis dengan fitnah, kecurigaan, dan 
serangan balik. Ibarat dua sisi mata uang, aksi pemberantasan korupsi kadang 
berada pada sisi atas. Namun, bisa saja tebaran curiga dan berbagai modus 
serangan balik yang berada di sisi atas mata uang," ujarnya dengan lantang.

Meski tidak secara gamblang, dalam kesempatan tersebut Ruki sempat curhat soal 
serangan balik yang dimaksudnya. Menurutnya, lembaga yang dipimpinnya kerap 
mendapatkan serangan balik, bila upaya memberantas korupsi mulai mengusik 
kepentingan perorangan maupun kelompok tertentu. Bukan hanya lembaga yang 
dibidik, melainkan juga personal secara irasional alias tidak masuk akal. 
"Modus serangan balik pun dibungkus rapi, dengan penilaian akan adanya 
pelanggaran prosedur hukum dan pelemahan sistematis secara perlahan terhadap 
institusi pemberantas korupsi," ungkapnya.

Bak seorang striker tim sepakbola, Ruki pun tak mau menyia-nyiakan peluang saat 
timnya melakukan serangan balik. Kesempatan langka tersebut digunakan mantan 
anggota DPR-RI Fraksi TNI/Polri ini, guna membeberkan pengalamannya bersama 
empat pimpinan KPK lainnya selama dua tahun terakhir. Di deret depan, tampak 
Ketua Mahkamah Agung (MA) Bagir Manan, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, Kapolri 
Jenderal Pol Sutanto, Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, Ketua Mahkamah 
Konstitusi Jimly Asshiddiqie, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Hendarman 
Supandji, Kabareskrim Mabes Polri Makbul Padmanegara, serta anggota Komisi 
Yudisial Soekotjo Soeparto.

Selain itu, tampak pula Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq 
Effendi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin 
Abdulllah, Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus 
Husein, dan Direktur Jenderal Pajak Hadi Purnomo.

Sejumlah kasus yang ditangani KPK selama dua tahun, antara lain kasus Abdullah 
Puteh yang dipidana dalam kasus korupsi pembelian helikopter Mi-2 PLC Rostov 
buatan Rusia; Harun Let Let dan Tarcillius Walla, kasus pengadaan tanah 
pelabuhan di Maluku; Suratno, kasus pengadaan barang dan jasa RRI; T. 
Syaifuddin Popon, kasus suap Pengadilan Tinggi DKI Jakarta; Nazaruddin 
Sjamsuddin, Safder Yusaac, Rusadi Kantaprawira, dan Mulyana Wira Kusumah, untuk 
kasus korupsi di KPU; serta di pengujung 2005, Theo F. Toemion, kasus korupsi 
di BKPM.

Dengan nada geram, Ruki menandaskan bahwa aksi-aksi pemberantasan korupsi yang 
dilakukan lembaganya, seharusnya menjadi cambuk untuk perbaikan sistem 
birokrasi di negara darurat korupsi ini. Namun faktanya, semuanya seolah hanya 
menjadi penonton. "Semua itu, apakah eksekutif, legislatif, maupun yudikatif 
tetap diam terpaku, meski satu per satu fakta dipertontonkan," ujarnya.

Namun kebekuan suasana di antara para tamu terhormat, seusai mendengar pidato 
Ruki tentang pemberantasan para "maling negara" tersebut, dihangatkan kehadiran 
Acil 'Bimbo' yang mengajak hadirin menyanyikan lagu Padamu Negeri dengan hanya 
diiringi organ tunggal. Ruki pun mengajak para pejabat yang berada di deretan 
kursi depan berdiri, diikuti seisi tenda, untuk mengumandangkan lagu wajib 
tersebut. Momen ini pun tak mau dilewatkan para pewarta foto untuk mengabadikan 
momen langka ini.

Acil 'Bimbo' ternyata tak mau kalah dengan bos KPK, dalam hal mencuri perhatian 
para undangan, melalui sejumlah pernyataan "menyentil" pada kata sambutannya. 
Di deretan depan, Ketua MA Bagir Manan yang tampak tengah berbicara serius 
dengan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, tiba-tiba tersentak mendengar pernyataan 
Acil. "Di antara yang hadir di sini, hanya Pak Bagir Manan yang telah 
meninggalkan 'dunia hitam'." Pembicaraan Bagir dengan Arman --sapaan akrab 
Jaksa Agung itu-- pun terhenti. Bagir serius menatap Acil, menanti kalimat 
selanjutnya. "Ini karena rambut putih Pak Bagir," sambung Acil, disambut gelak 
tawa Bagir serta seluruh hadirin.

Bagir, yang kali ini memenuhi undangan KPK, dengan ringan melepaskan tawanya 
saat bercengkerama dengan sejumlah pejabat lainnya di pelataran parkir kantor 
KPK itu. Padahal belum lama ini, "perang" antara MA-KPK baru saja berlalu. 
Bagir Manan, sebelumnya menolak "undangan" KPK untuk diperiksa, karena 
disebut-sebut dalam skandal suap perkara kasasi pengusaha Probosutedjo. 
Komplotan jual-beli perkara di lingkungan MA yang melibatkan lima pegawai MA 
dan pensiunan Hakim Tinggi Yogyakarta ini, telah berhasil diringkus KPK. Tak 
hanya itu, KPK juga telah melakukan penggeledahan di sejumlah ruangan Hakim 
Agung, termasuk ruangan Ketua MA sendiri.

Segudang kendala dalam upaya mengungkap praktik korupsi ini juga belum didukung 
tiga Undang-Undang (UU) yang menjadi syarat dasar, masing-masing UU 
Perlindungan Saksi dan Korban, UU Kebebasan Memperoleh Informasi Publik, dan UU 
Pembuktian Terbalik. Direktur Eksekutif Indonesian Court Monitoring Denny 
Indrayana, soal penyelidikan kasus suap MA, sampai mengibaratkan KPK ini 
seperti sebuah mobil ambulan, sehingga boleh menerobos prosedur-prosedur yang 
ada seperti sekarang yang dibangun oleh MA. "Negara dalam darurat korupsi 
haruslah menjadi pemahaman bersama, sehingga terobasan-terobasan agresif tidak 
membuat kita terkejut dan berteriak-teriak menghujat," tandas Ruki.

Setahun terakhir ini, jumlah pengaduan yang masuk ke KPK mencapai lebih dari 
7.000 kasus. Kelengkapan sumber daya manusia, menjadi permasalahan bagi lembaga 
yang memiliki kewenangan berdasarkan UU Nomor 30/2002 ini. Dengan modal hanya 
50-an penyidik dan belasan jaksa penuntut umum, pada tahun 2005 KPK sudah 
menghabiskan anggaran sebesar Rp 170 miliar, dan telah meraup Rp 200 miliar 
dana yang disita dari para koruptor. Pada 2006, dana yang dianggarkan untuk KPK 
lebih menjanjikan, rencananya akan naik menjadi Rp 200 miliar. "Kesunyian dan 
kesendirian masih menemani niat baik melawan korupsi," ujar Ruki berpuisi.

Usai perhelatan, terjadilah pertemuan menarik di salah satu sudut tenda, tempat 
terjadinya obrolan ringan antara Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh (Arman), 
JAM-Pidsus Hendarman Supandji, dan Wakil Ketua KPK Tumpak H. Panggabean, serta 
belasan jaksa KPK. Menanggapi pernyataan Ruki, sambil berbicara dengan 
menopangi dagu, Arman berseloroh kepada Tumpak: "... KPK sendirian? Lho ada 
saya, Pak Hendarman, dan Pak Sutanto." Para jaksa pun tertawa terbahak-bahak.

Dengan logat Batak-nya yang kental, Tumpak memperkenalkan para jaksanya kepada 
dua petinggi di Kejaksaan Agung tersebut. Usai perkenalan singkat, Tumpak 
menimpali: "... Pak Arman, bagi-bagilah jaksa ke kami (KPK, Red). Yang kemudian 
dibalas canda Arman: "Ah, kau kan sudah dua tahun berprestasi. Harusnya bisa 
dong kita tarik (para jaksa, Red). Dan kalau perlu kamu (Tumpak, Red) kita 
tarik ke Kejaksaan." Dialog santai tersebut juga ditimpali Hendarman, "Ya nanti 
kita kasih 40 jaksa buat diseleksi lagi (untuk KPK, Red)."

Usai bincang-bincang, para jaksa KPK tersebut tak mau kehilangan momen. Mereka 
meminta salah seorang pewarta foto untuk mengabadikan mereka dengan sang big 
boss.

Memasuki tahun ketiga, masyarakat masih tetap menaruh harapan besar terhadap 
lembaga yang dipimpin "pandawa lima" hukum ini; Taufiequrrahman Ruki, Erry 
Rijana Hardjapamekas, Amien Sunaryadi, Tumpak H. Panggabean, dan Sirajuddin 
Rasul. Namun cahaya lilin harapan tersebut akan meredup perlahan-lahan, jika 
lembaga independen ini telah berubah jadi ambulan politik penguasa untuk 
membersihkan lawan politiknya. Kesan "tebang pilih" perkara yang banyak 
diperbincangkan masyarakat juga harus bisa dipatahkan. Buktikan kalau "tebang 
pilih" tidak pernah terjadi di KPK! [EL] 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pertempuran Yang Dibayangi Fitnah