** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indomedia.com/bpost/012006/15/persona/person1.htm Drs H Dahri Ketua STKIP/PGRI Kalsel Pendidikan Belum Berubah Secara Signifikan PENDIDIKAN, sejak jaman dahulu kala sudah ditanamkan bahwa bidang tersebut sangat penting dalam menelurkan SDM-SDM yang profesional. Namun, tentunya hal itu harus diikuti pula dengan motivasi dan seperangkat pendukungnya seperti fasilitas yang memadai dan pada akhirnya ketersediaan dana. Benarkan demikian? Berikut wawancara wartawan BPost Maisuri dengan Ketua STKIP Banjarmasin Drs H Dahri yang juga mantan anggota DPRD Kalsel ini dan Ketua PGRI Kalsel, di ruang kerjanya, kemarin. Bagaimana pandangan bapak tentang pendidikan kita sekarang ini secara umum dari tingkat TK hingga perguruan tinggi? Kita mulai dari tingkat perguruan tinggi dahulu, di PT banyak yang mengeluh bahwa bagaimanapun mereka menerima produk-produk SMA, kemudian dari SMA pula terkadang menerima produk dari SLTP dan seterusnya. Hingga hal semacam ini bisa dikatakan sebagai lingkaran setan yang mengakui bahwa mutu pendidikan kita sekarang ini tidak memadai. Menurut saya, justru dari tingkat dasar ini yang perlu dibenahi. Sekarang ini kita melihat kondisi dari SD bahwa sarana dan prasarana sangat kurang dan kurang memenuhi syarat kemudian sarana pendidikan seperti buku, alat peraga masih kurang. Belum lagi kita membicarakan soal kesejahteraan guru karena di luar sendiri menganggap bahwa mutu pendidikan ini menurun lantaran kesejahteraan para guru yang kurang diperhatikan, bagaimanapun kesejahteraan guru memegang faktor penting dalam peningkatan mutu. Apakah program-program atau kurikulum masih diinovasi dari pusat? Mengapa demikian? Ya, memang kan dalam setiap lima tahun sekali kurikulum selalu berganti dimana seluruhnya dibuat oleh pusat jadi kacamatanya memang kacamata nasional, sementara di daerah sendiri hanya diberikan muatan lokal saja yang saat ini sejalan dengan kebijakan diknas adanya ujian nasional. Sebenarnya, menurut saya jika pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada daerah membuat kurikulum sendiri saya kira mampu. Sangat disayangkan sekali sudah cukup lama sekali bahwa bidang pendidikan ini terjadi sentralisasi. Bagi kami di PGRI sebenarnya menghendaki kurikulum yang ada dibuat oleh Depdiknas di pusat hanya sebagai acuan saja bagi daerah, kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan daerah, namun sepertinya hal demikian tidak terlaksana, karena pemerintah sendiri sudah mentok untuk membuat kebijakan standar nasional, ya itu tadi adanya ujian nasional. Begitu juga untuk mengubah dari sentralisasi menjadi desentralisasi juga tidak mungkin karena sudah diatur dalam undang-undang. Padahal penyelenggaraan pendidikan itu bisa dikatakan seumur hidup, apakah saat ini terlihat pemerintah khususnya Depdiknas masih kebingungan atau belum punya strategi yang akurat untuk memajukan dunia pendidikan kita? Kalau dilihat kebijakan secara umum, kemudian dari kurikulum yang setiap lima tahun sekali diganti menurut saya sepertinya pemerintah terkesan selalu ingin coba-coba terus. Contohnya, dengan pemberlakuan ujian akhir nasional kan saat ini saja masih dipersoalkan dan banyak ditentang oleh publik. Lantaran tidak ada ketetapan yang pasti sehingga ketika sedikit saja diserang oleh publik kebijakan itu pun mulai berubah. Seperti tahun ini secara ekstrim pemerintah memberlakukan UNAS hanya satu kali tidak ada yang namanya ujian ulangan, kita lihat saja nanti bagaimana efeknya terhadap anak didik kita. Dengan kondisi yang ada saja seperti ini apalagi menaikan nilai menjadi 4,26 itu menurut saya masih terlalu tinggi, terutama untuk daerah-daerah tertinggal dan prasarananya tidak memadai. Lantas, bagaimana dengan tuntutan para pendidik terhadap kesejahteraannya, namun dari pemerintah menuntut pula dengan keprofesionalannya dalam mendidik? Di dalam undang-undang tentang guru dan dosen itu ada semacam kewajiban pemerintah dalam peningkatan kualifikasi guru dari D-2 ke jenjang S-1. Tetapi, dengan melihat APBN kita sekarang ini hanya sekitar 9 persen mungkin angka ini tidak cukup untuk membiayai guru yang jumlahnya jutaan dalam jangka cepat dapat menyelesaikan ke jenjang S-1. Memang ada kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan, kembali lagi jika kita melihat anggaran di APBN maupun APBD yang tidak memenuhi UU 20 persen itu saya pesimis bisa tercapai. Nah, andaikata 20 persen dari APBN itu secara ekstrim dilaksanakan saya yakin akan bisa, tanpa dibiayai pun guru akan bisa membiayai diri sendiri, asal kesejahteraan dan tunjangan profesi mereka dipenuhi, maka mereka sendiri akan berusaha sendiri untuk mengembangkan ilmunya. Kenapa saat ini para guru kerap menuntut haknya untuk diperhatikan soal kesejahteraan, sementara saat ini saja mutu pendidikan dinilai masih kurang menggembirakan? Saya kira hal demikian tidak benar juga, sekarang ini saja para guru terlalu banyak dibebankan dengan tugas-tugas sekolah, guru datang ke sekolah bukan saja untuk memberikan pengajaran namun banyak juga mempersiapkan hal-hal penting lainnya, sehingga apabila mereka melaksanakan beban tersebut mereka tidak akan berpikir lagi untuk mencari tambahan penghasilan. Jadi menurut saya, wajar jika mereka menuntut yang lebih bagus terutama soal kesejahteraan. Idealnya, bagaimana menurut Bapak? Saya melihat guru sekarang sudah cukup baik, tetapi sebagai seorang manusia mereka tentu akan menuntut sesuai dengan yang menjadi kewajibannya pula, nah inilah yang diperjuangkan terus oleh PGRI. Salah satu cara sebagai pintu masuk ya itu tadi adanya UU Guru yang sudah diperjuangkan oleh PGRI sejak tahun 1998 lalu walaupun akan disahkan sekarang tetapi menurut para guru masih ada saja yang tidak sesuai. Maksud kami di PGRI, setidaknya antara hak dan kewajiban saling berbarengan, sementara ini mereka dituntut kewajiban yang terlalu berlebihan, tetapi hak-hak mereka sayangnya masih kurang diperhatikan. Lantas, setujukah Bapak, bahwa pendidikan itu mahal? Memang, pendidikan itu mahal, jika kita berbicara soal pendidikan yang katanya gratis itu menurut saya hanya omong kosong saja, yang kita harapkan itu adalah pendidikan yang murah. Dengan kondisi negara kita saat ini tidak mungkin ada pendidikan gratis. Sebaliknya, jika kita menginginkan mutu pendidikan yang bagus tentu akan memerlukan sarana yang memadai pula, syaratnya untuk bagus kan dengan biaya. Menurut Bapak, apa saja kekurangan kita yang paling menonjol dibanding dengan daerah lain maupun dunia luar? Kita selalu berbicara soal dana, jika kita membandingkan dengan negara-negara lain kenapa mereka justru lebih dahulu lebih maju dari kita lantaran karena anggaran biaya pendidikan. Misalnya saja seperti negara Malaysia, dimana sekitar 35 persen khusus dianggarkan untuk biaya pendidikan di negara mereka. Di negara kita, justru kenapa mentok dengan angka yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan negara lain, alasannya menurut Bapak? Ya mungkin saja karena wilayah negara kita ini yang cukup besar sehingga ada kesan para pejabat kita dalam mengambil suatu kebijakan lebih mementingkan dalam membangun daripada membangun pendidikan. Saya melihat para pejabat kita sekarang ini maunya hari ini mengeluarkan duit, bulan depan sudah melihat hasilnya, sedangkan investasi dalam pendidikan kan baru tahun-tahun akan datang bisa bisa terlihat. Di negara tetangga kita saja misalnya, menganggap bahwa pembangunan pendidikan itu adalah sentral dari pembangunan lainnya, jadi apabila pendidikan maju bidang ekonomi pun akan maju pula. Orang dengan pendidikan tinggi terkadang orang jarang sakit, jarang melanggar hukum, jadi tumpuan pembangunan adalah disentralkan pada bidang pendidikan itu sendiri, kalau di negara kita yang lebih difokuskan adalah bidang ekonomi. Saat ini sudah ada beberapa program khusus untuk peningkatan mutu pendidikan seperti program BOS dan lain-lain sebagainya. Apakah semua program tersebut bisa merubah kondisi pendidikan di tanah air ini? Untuk BOS misalnya, jika dikelola denga benar dan bagus saya pikir sangat bagus. Tetapi, item-item yang diperbolehkan dalam mempergunakan dana BOS itu saya nilai masih terlalu luas. Akhirnya, penggunaannya bervariasi. Saya kira kalau memang untuk menuju ke peningkatan mutu pendidikan saya kira BOS itu tidak akan berhasil. Nah, supaya dana itu tidak jadi mubazir, misalnya untuk tahun ini sekian puluh juta dana yang diterima oleh masing-masing pihak sekolah dikeluarkan khusus untuk melengkapi buku-buku dimana satu murid memiliki satu buku yang bisa jadi pegangan bagi murid. Harapan bapak ke depan supaya dunia pendidikan di daerah ini bisa menjadi lebih maju? Harapan saya agar pemerintah betul-betul meyakini bahwa memajukan dunia pendidikan ini sangat penting untuk masa depan bangsa kita ini. Di Kalsel ini sendiri terbatas sekali tokoh-tokoh masyarakat atau pihak ketiga yang ingin bergelut di pendidikan. Tidak salahnya, jika para pengusaha-pengusaha yang berduit bisa mendirikan sebuah sekolah yang bermutu, karena saya yakin mereka bisa membayar guru yang bermutu pula. Namun, sepertinya para pengusaha kita kurang tertarik untuk masalah itu. Terakhir, Bapak senang berkecimpung di dunia pendidikan atau politik pemerintahan? khan Bapak pernah jadi wakil rakyat? Sebenarnya saya sendiri tidak memiliki jiwa sebagai seorang pengusaha atau pedagang atau jiwa seorang politikus, walaupun dulunya pernah duduk sebagai wakil rakyat itu pun masih dikalahkan dengan keinginan dan cita-cita saya untuk selalu ingin berkecimpung dalam dunia pendidikan, rasanya hati ini masih belum puas jika melihat kondisi pendidikan di daerah ini belum ada perubahan yang begitu signifikan. Jadinya, saya pun selalu ingin bertekad bagaimana sekiranya melalui sumbangsih pemikiran dan perjuangan saya bersama para pendidik lainnya bisa memajukan dunia pendidikan dan kesejahteraan para guru itu sendiri. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **