[nasional_list] [ppiindia] Pendidikan Belum Berubah Secara Signifikan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 15 Jan 2006 03:01:20 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/012006/15/persona/person1.htm

Drs H Dahri
Ketua STKIP/PGRI Kalsel 
Pendidikan Belum Berubah Secara Signifikan



PENDIDIKAN, sejak jaman dahulu kala sudah ditanamkan bahwa bidang tersebut 
sangat penting dalam menelurkan SDM-SDM yang profesional.

Namun, tentunya hal itu harus diikuti pula dengan motivasi dan seperangkat 
pendukungnya seperti fasilitas yang memadai dan pada akhirnya ketersediaan dana.

Benarkan demikian? Berikut wawancara wartawan BPost Maisuri dengan Ketua STKIP 
Banjarmasin Drs H Dahri yang juga mantan anggota DPRD Kalsel ini dan Ketua PGRI 
Kalsel, di ruang kerjanya, kemarin.

Bagaimana pandangan bapak tentang pendidikan kita sekarang ini secara umum dari 
tingkat TK hingga perguruan tinggi?

Kita mulai dari tingkat perguruan tinggi dahulu, di PT banyak yang mengeluh 
bahwa bagaimanapun mereka menerima produk-produk SMA, kemudian dari SMA pula 
terkadang menerima produk dari SLTP dan seterusnya. Hingga hal semacam ini bisa 
dikatakan sebagai lingkaran setan yang mengakui bahwa mutu pendidikan kita 
sekarang ini tidak memadai. 

Menurut saya, justru dari tingkat dasar ini yang perlu dibenahi. Sekarang ini 
kita melihat kondisi dari SD bahwa sarana dan prasarana sangat kurang dan 
kurang memenuhi syarat kemudian sarana pendidikan seperti buku, alat peraga 
masih kurang. 

Belum lagi kita membicarakan soal kesejahteraan guru karena di luar sendiri 
menganggap bahwa mutu pendidikan ini menurun lantaran kesejahteraan para guru 
yang kurang diperhatikan, bagaimanapun kesejahteraan guru memegang faktor 
penting dalam peningkatan mutu. 

Apakah program-program atau kurikulum masih diinovasi dari pusat? Mengapa 
demikian?

Ya, memang kan dalam setiap lima tahun sekali kurikulum selalu berganti dimana 
seluruhnya dibuat oleh pusat jadi kacamatanya memang kacamata nasional, 
sementara di daerah sendiri hanya diberikan muatan lokal saja yang saat ini 
sejalan dengan kebijakan diknas adanya ujian nasional. 

Sebenarnya, menurut saya jika pemerintah pusat memberikan kepercayaan kepada 
daerah membuat kurikulum sendiri saya kira mampu. Sangat disayangkan sekali 
sudah cukup lama sekali bahwa bidang pendidikan ini terjadi sentralisasi. 

Bagi kami di PGRI sebenarnya menghendaki kurikulum yang ada dibuat oleh 
Depdiknas di pusat hanya sebagai acuan saja bagi daerah, kemudian dikembangkan 
sesuai dengan kebutuhan daerah, namun sepertinya hal demikian tidak terlaksana, 
karena pemerintah sendiri sudah mentok untuk membuat kebijakan standar 
nasional, ya itu tadi adanya ujian nasional. Begitu juga untuk mengubah dari 
sentralisasi menjadi desentralisasi juga tidak mungkin karena sudah diatur 
dalam undang-undang.

Padahal penyelenggaraan pendidikan itu bisa dikatakan seumur hidup, apakah saat 
ini terlihat pemerintah khususnya Depdiknas masih kebingungan atau belum punya 
strategi yang akurat untuk memajukan dunia pendidikan kita?

Kalau dilihat kebijakan secara umum, kemudian dari kurikulum yang setiap lima 
tahun sekali diganti menurut saya sepertinya pemerintah terkesan selalu ingin 
coba-coba terus. Contohnya, dengan pemberlakuan ujian akhir nasional kan saat 
ini saja masih dipersoalkan dan banyak ditentang oleh publik. Lantaran tidak 
ada ketetapan yang pasti sehingga ketika sedikit saja diserang oleh publik 
kebijakan itu pun mulai berubah. Seperti tahun ini secara ekstrim pemerintah 
memberlakukan UNAS hanya satu kali tidak ada yang namanya ujian ulangan, kita 
lihat saja nanti bagaimana efeknya terhadap anak didik kita. Dengan kondisi 
yang ada saja seperti ini apalagi menaikan nilai menjadi 4,26 itu menurut saya 
masih terlalu tinggi, terutama untuk daerah-daerah tertinggal dan prasarananya 
tidak memadai.

Lantas, bagaimana dengan tuntutan para pendidik terhadap kesejahteraannya, 
namun dari pemerintah menuntut pula dengan keprofesionalannya dalam mendidik?

Di dalam undang-undang tentang guru dan dosen itu ada semacam kewajiban 
pemerintah dalam peningkatan kualifikasi guru dari D-2 ke jenjang S-1. Tetapi, 
dengan melihat APBN kita sekarang ini hanya sekitar 9 persen mungkin angka ini 
tidak cukup untuk membiayai guru yang jumlahnya jutaan dalam jangka cepat dapat 
menyelesaikan ke jenjang S-1. 

Memang ada kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan, kembali lagi 
jika kita melihat anggaran di APBN maupun APBD yang tidak memenuhi UU 20 persen 
itu saya pesimis bisa tercapai. 

Nah, andaikata 20 persen dari APBN itu secara ekstrim dilaksanakan saya yakin 
akan bisa, tanpa dibiayai pun guru akan bisa membiayai diri sendiri, asal 
kesejahteraan dan tunjangan profesi mereka dipenuhi, maka mereka sendiri akan 
berusaha sendiri untuk mengembangkan ilmunya.

Kenapa saat ini para guru kerap menuntut haknya untuk diperhatikan soal 
kesejahteraan, sementara saat ini saja mutu pendidikan dinilai masih kurang 
menggembirakan?

Saya kira hal demikian tidak benar juga, sekarang ini saja para guru terlalu 
banyak dibebankan dengan tugas-tugas sekolah, guru datang ke sekolah bukan saja 
untuk memberikan pengajaran namun banyak juga mempersiapkan hal-hal penting 
lainnya, sehingga apabila mereka melaksanakan beban tersebut mereka tidak akan 
berpikir lagi untuk mencari tambahan penghasilan. Jadi menurut saya, wajar jika 
mereka menuntut yang lebih bagus terutama soal kesejahteraan.

Idealnya, bagaimana menurut Bapak?

Saya melihat guru sekarang sudah cukup baik, tetapi sebagai seorang manusia 
mereka tentu akan menuntut sesuai dengan yang menjadi kewajibannya pula, nah 
inilah yang diperjuangkan terus oleh PGRI. Salah satu cara sebagai pintu masuk 
ya itu tadi adanya UU Guru yang sudah diperjuangkan oleh PGRI sejak tahun 1998 
lalu walaupun akan disahkan sekarang tetapi menurut para guru masih ada saja 
yang tidak sesuai. 

Maksud kami di PGRI, setidaknya antara hak dan kewajiban saling berbarengan, 
sementara ini mereka dituntut kewajiban yang terlalu berlebihan, tetapi hak-hak 
mereka sayangnya masih kurang diperhatikan.

Lantas, setujukah Bapak, bahwa pendidikan itu mahal?

Memang, pendidikan itu mahal, jika kita berbicara soal pendidikan yang katanya 
gratis itu menurut saya hanya omong kosong saja, yang kita harapkan itu adalah 
pendidikan yang murah. Dengan kondisi negara kita saat ini tidak mungkin ada 
pendidikan gratis.

Sebaliknya, jika kita menginginkan mutu pendidikan yang bagus tentu akan 
memerlukan sarana yang memadai pula, syaratnya untuk bagus kan dengan biaya.

Menurut Bapak, apa saja kekurangan kita yang paling menonjol dibanding dengan 
daerah lain maupun dunia luar?

Kita selalu berbicara soal dana, jika kita membandingkan dengan negara-negara 
lain kenapa mereka justru lebih dahulu lebih maju dari kita lantaran karena 
anggaran biaya pendidikan. Misalnya saja seperti negara Malaysia, dimana 
sekitar 35 persen khusus dianggarkan untuk biaya pendidikan di negara mereka. 

Di negara kita, justru kenapa mentok dengan angka yang jauh lebih kecil jika 
dibandingkan dengan negara lain, alasannya menurut Bapak?

Ya mungkin saja karena wilayah negara kita ini yang cukup besar sehingga ada 
kesan para pejabat kita dalam mengambil suatu kebijakan lebih mementingkan 
dalam membangun daripada membangun pendidikan. Saya melihat para pejabat kita 
sekarang ini maunya hari ini mengeluarkan duit, bulan depan sudah melihat 
hasilnya, sedangkan investasi dalam pendidikan kan baru tahun-tahun akan datang 
bisa bisa terlihat. 

Di negara tetangga kita saja misalnya, menganggap bahwa pembangunan pendidikan 
itu adalah sentral dari pembangunan lainnya, jadi apabila pendidikan maju 
bidang ekonomi pun akan maju pula. Orang dengan pendidikan tinggi terkadang 
orang jarang sakit, jarang melanggar hukum, jadi tumpuan pembangunan adalah 
disentralkan pada bidang pendidikan itu sendiri, kalau di negara kita yang 
lebih difokuskan adalah bidang ekonomi. 

Saat ini sudah ada beberapa program khusus untuk peningkatan mutu pendidikan 
seperti program BOS dan lain-lain sebagainya. Apakah semua program tersebut 
bisa merubah kondisi pendidikan di tanah air ini?

Untuk BOS misalnya, jika dikelola denga benar dan bagus saya pikir sangat 
bagus. Tetapi, item-item yang diperbolehkan dalam mempergunakan dana BOS itu 
saya nilai masih terlalu luas. Akhirnya, penggunaannya bervariasi. Saya kira 
kalau memang untuk menuju ke peningkatan mutu pendidikan saya kira BOS itu 
tidak akan berhasil. 

Nah, supaya dana itu tidak jadi mubazir, misalnya untuk tahun ini sekian puluh 
juta dana yang diterima oleh masing-masing pihak sekolah dikeluarkan khusus 
untuk melengkapi buku-buku dimana satu murid memiliki satu buku yang bisa jadi 
pegangan bagi murid.

Harapan bapak ke depan supaya dunia pendidikan di daerah ini bisa menjadi lebih 
maju?

Harapan saya agar pemerintah betul-betul meyakini bahwa memajukan dunia 
pendidikan ini sangat penting untuk masa depan bangsa kita ini. Di Kalsel ini 
sendiri terbatas sekali tokoh-tokoh masyarakat atau pihak ketiga yang ingin 
bergelut di pendidikan.

Tidak salahnya, jika para pengusaha-pengusaha yang berduit bisa mendirikan 
sebuah sekolah yang bermutu, karena saya yakin mereka bisa membayar guru yang 
bermutu pula. Namun, sepertinya para pengusaha kita kurang tertarik untuk 
masalah itu.

Terakhir, Bapak senang berkecimpung di dunia pendidikan atau politik 
pemerintahan? khan Bapak pernah jadi wakil rakyat?

Sebenarnya saya sendiri tidak memiliki jiwa sebagai seorang pengusaha atau 
pedagang atau jiwa seorang politikus, walaupun dulunya pernah duduk sebagai 
wakil rakyat itu pun masih dikalahkan dengan keinginan dan cita-cita saya untuk 
selalu ingin berkecimpung dalam dunia pendidikan, rasanya hati ini masih belum 
puas jika melihat kondisi pendidikan di daerah ini belum ada perubahan yang 
begitu signifikan. 

Jadinya, saya pun selalu ingin bertekad bagaimana sekiranya melalui sumbangsih 
pemikiran dan perjuangan saya bersama para pendidik lainnya bisa memajukan 
dunia pendidikan dan kesejahteraan para guru itu sendiri.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pendidikan Belum Berubah Secara Signifikan