[nasional_list] [ppiindia] Pemeriksaan Jenderal Selalu Terkendala

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 7 Jul 2006 00:42:34 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=148702


NAN SENJATA
Pemeriksaan Jenderal Selalu Terkendala 


Jumat, 7 Juli 2006
JAKARTA (Suara Karya): Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak 
Kekerasan (Kontras) Usman Hamid mengatakan, tim yang dibentuk Mabes TNI untuk 
mengusut kasus penemuan timbunan senjata api di rumah almarhum Brigjen 
Koesmayadi belum bisa menjadi jaminan bahwa kasus tersebut bisa terungkap 
secara jelas. 

Berdasar pengalaman, kata Usman, kasus yang melibatkan TNI biasanya terganjal 
persoalan teknis dan psikologis. Dia menuturkan, persoalan teknis terkait 
keengganan TNI sendiri memberikan data menyangkut alur peredaran senjata di 
lingkungan TNI. 

"Sementara persoalan psikologis biasanya terjadi kalau pemeriksaan melibatkan 
jenderal aktif atau purnawirawan jenderal yang pernah memimpin di TNI," kata 
Usman kepada pers di Jakarta, Kamis. 

Karena itu, kata Usman, selain dibentuk tim internal TNI, perlu juga dibentuk 
tim khusus yang independen guna mengawasi proses penyelidikan kasus itu. 

"Fungsi tim khusus lebih strategis. Dia tidak difungsikan mengambil-alih 
penyelidikan, tapi lebih berperan mengamati proses penyelidikan oleh tim 
internal TNI," tutur Usman. 

Meski demikian, kepolisian perlu pula dilibatkan dalam persoalan ini. "Fungsi 
polisi menyelidiki apakah kasus ini menyangkut urusan pidana atau tidak," ujar 
Usman pula. 

Sementara itu, Panglima TNI Djoko Suyanto menegaskan, dalam mengusut kasus 
timbunan senjata di rumah Brigjen Koesmayadi, Mabes TNI hanya berpegang pada 
hasil penyelidikan Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI-AD dan Badan Intelijen 
Strategis (Bais) TNI. 

Terkait itu, Djoko mengaku tak ingin menduga-duga. "Saya juga tidak ingin 
mendahului hasil penyelidikan Puspom TNI-AD dan Bais," katanya usai menghadiri 
santap malam bersama Panglima Angkatan Bersenjata Malaysia dan jajaran Pemkab 
Singkawang di Singkawang, Kalbar, Rabu malam. 

Djoko menegaskan, saat ini Puspom TNI-AD maupun Bais masih melakukan 
penyelidikan atas penemuan 180 pucuk senjata dan puluhan ribu amunisi di rumah 
pribadi Brigjen Koesmayadi di Jalan Pangandaran Nomor 15 Ancol, Jakarta Utara; 
dan di gudang Markas Komando Kopassus. 

"Saya hanya akan memberikan penjelasan berdasarkan fakta dan hasil penyelidikan 
institusi yang saya tunjuk, yakni Puspom TNI-AD dan Bais," ujar Djoko. 

Dia menambahkan, Puspom TNI-AD telah memeriksa 31 orang. Mereka mulai dari 
tentara berpangkat prajurit dua (prada) sampai kolonel. 

Menurut Djoko, tidak tertutup kemungkinan Puspom TNI-AD meminta keterangan 
perwira TNI berpangkat jenderal, termasuk mereka yang sudah pensiun. Saat ini, 
katanya, Puspom TNI tengah mendalami penyelidikan sampai sejauh mana keberadaan 
senjata-senjata itu di kediaman Koesmayadi ini. Yang diselidiki, antara lain, 
kapan senjata-senjata itu diperoleh dan siapa saja yang terlibat dalam 
penyimpanannya. 

Di lain pihak, Gubernur Lemhannas Muladi mengatakan, kasus penemuan timbunan 
senjata api di kediaman seorang perwira TNI merupakan tindakan yang sering 
dilakukan pada masa lalu. "Ini praktik peninggalan masa lalu. Kalau sekarang 
sepertinya tidak mungkin terjadi," katanya di sela acara pembekalan kursus 
singkat Lemhannas oleh Presiden Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Kamis. 

Menurut Muladi, pada masa lalu kecenderungan melakukan pelanggaran hukum 
seperti penyelundupan senjata mudah dilakukan dengan menggunakan berbagai 
alasan, seperti faktor keamanan dan alasan kerahasiaan. Namun Muladi menilai 
timbunan senjata di rumah Koesmayadi tidak dilakukan TNI sebagai kesatuan, 
melainkan hanya oleh oknum-oknum pribadi anggota TNI. "Ini hanya elemen, 
oknumnya saja. TNI sebagai kesatuan saya pikir tidak. Tindakannya dilakukan 
tidak secara sistemik, karena KSAD waktu itu juga tidak tahu," katanya. 

Muladi juga menilai timbunan senjata api di rumah Koesmayadi itu hanya bermotif 
bisnis biasa, bukan politik. "Kalau alasan politis, ini berat. Temuan senjata 
ilegal itu melanggar UU 12 tahun 1951 dan ancamannya pidana mati," tuturnya. 

Muladi berharap penyelidikan yang dilakukan Puspom TNI berjalan dengan terbuka 
dan transparan termasuk untuk memanggil jenderal-jenderal TNI AD yang masih 
aktif sebagai saksi. "Kita serahkan kasus ini ke Panglima TNI. Yang penting 
dilakukan terbuka, transparan dan dipertanggungjawabkan. Kita dukung langkah 
Dan Puspom TNI Hendarji Supandji. Saya yakin dia berani (memanggil jenderal TNI 
AD aktif), tentu dalam pengendalian Panglima TNI," katanya. 

Terkait dengan itu, Maher Algadri -- tokoh yang disebut-sebut terlibat dalam 
"bisnis" senjata ringan dengan bekas Brigjen Koesmayadi, membantah telah 
mendanai pengadaan senjata secara ilegal. Menurut juru bicara Algadri, Ahmad 
Sumargono, pemberitaan yang dilontarkan anggota Komisi I DPR Dedy Djamaluddin 
Malik dalam rapat dengar pendapat di Komisi I DPR, Kamis, sama sekali tidak 
benar. 

"Itu fitnah yang sangat luar biasa. Itu telah mencemarkan nama baik Bapak 
Algadri. Kami menuntut bukti-buktinya. Kalau tidak bisa, kami akan mengambil 
langkah hukum," katanya. 

Dikutip sebuah surat kabar nasional, Dedy menyatakan bahwa Koesmayadi sejak 
1995 telah melakukan jual-beli senjata dengan dana bantuan dari seorang 
investor bernama Maher Algadri. (Kardeni/Antara) 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Something is new at Yahoo! Groups.  Check out the enhanced email design.
http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pemeriksaan Jenderal Selalu Terkendala