** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/09/opini/2352346.htm Pasca-â??Holocaustâ?? Ekologi Mutiara Andalas Alarm bencana ekologi berdering keras di berbagai daerah di Indonesia. Di Jember, korban meninggal akibat bencana banjir bandang sudah melampaui angka 100 warga. Ribuan warga meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi karena genangan banjir. Di Banjarnegara, bencana tanah longsor dalam sekejap mengubur hidup puluhan warga. Ratusan rumah warga terkubur akibat tanah longsor. Status siaga III dan zona merah dikenakan pada berbagai daerah yang rawan banjir dan tanah longsor. Monster kerusakan ekologi ciptaan manusia sedang memburu penciptanya. Bencana ekologi, seperti banjir dan tanah longsor, menyingkap persoalan kerusakan ekologi yang sudah mencapai taraf kritis. Pembabatan hutan dalam skala massal dan berbagai eksploitasi ekologi lainnya telah melahirkan monster ekologi pemangsa kehidupan. Akibatnya, kehidupan ekologi pada masa sekarang dan masa depan berada dalam ancaman serius kematian prematur. Di hadapan ancaman kematian prematur manusia, habitus baru humanitas untuk memerangi kerusakan ekologi itu bukan sekadar fakultatif lagi. Menciptakan kultur kehidupan ekologi di tengah-tengah kematian prematur korban adalah imperatif. Pengingkaran kita terhadap kerusakan ekologi telah memproduksi kematian prematur korban akibat bencana banjir dan tanah longsor. Desekrasi ekologi Jon Sobrino dalam Where is God?: Earthquake, Terrorism, Barbarity, and Hope (2004) menyatakan bahwa sumber sejati solidaritas adalah penemuan realitas the suffering others. Dimensi personal humanitas dan dimensi sosial kita sebagai komunitas manusia ditantang saat berjumpa dengan fakta penderitaan korban. Pengingkaran tanggung jawab kita terhadap mereka yang menderita mempercepat kematian prematur korban. Sebaliknya, tanggung jawab kita terhadap mereka memulihkan kehidupan mereka yang menderita. Kematian prematur mereka berlawanan dengan kehendak Allah untuk kehidupan mereka. Para ahli ekologi Indonesia sudah mendeteksi ekologi sebagai the suffering others baru dalam dunia kita. Eksploitasi hutan sudah mencapai taraf merusak kehidupan ekologi. Namun, kita tak serius menanggapi isu kerusakan ekologi ini. Kita tidak sadar bahwa pembabatan hutan besar-besaran itu melahirkan monster ekologi dengan daya destruktif mengerikan. Kerusakan dan kematian prematur yang diderita banyak warga korban banjir dan tanah longsor merupakan lensa tembus padang untuk melihat habitus lama eksploitasi manusia terhadap kehidupan ekologi selama ini. Sallie McFague dalam Life Abundant: Rethinking Theology and Economy for a Planet in Peril (2001) menegaskan bahwa komunitas dunia perlu melakukan revolusi ekologi untuk menghentikan desekrasi ekologi. Berbagai krisis alam akhir-akhir ini memperkuat relasi intrinsik antara bencana alam dan perilaku eksploitatif manusia terhadap ekologi. Eksploitasi manusia sudah mencapai taraf melampaui batas kemampuan ekologi untuk menanggungnya. Menurut dia, perilaku destruktif manusia terhadap ekologi itu bersumber pada pandangan mengenai ciptaan yang ditata dalam relasi dualistik hierarkis. Paradigma superioritas-subordinasi ini opresif terhadap alam. Kredo dominasi dan kontrol absolut manusia terhadap ciptaan-ciptaan lain memberikan lisensi untuk eksploitasi ekologi. Alam sekadar dipandang sebagai obyek par excellence. Alam menjadi the suffering other baru karena terus-menerus diperas secara rakus oleh manusia. Dominasi manusia terhadap alam ini berakibat pada desekrasi alam. Kehidupan planet kita terancam mengalami kematian prematur karena luka-luka yang diderita alam sangat parah. Manusia tak hanya mengeliminasi dirinya, tetapi juga ciptaan- ciptaan lain. Tanpa sadar manusia eksploitasi manusia terhadap alam ini menciptakan monster ekologi yang sekarang memorakporandakan kehidupan seluruh ekologi. Tak boleh mati rasa Holocaust ekologi tampaknya akan menjadi salah satu isu utama dunia abad ini. Ancaman holocaust ekologi itu telah menjadi realitas di berbagai belahan dunia dalam waktu yang saling berdekatan. Dunia kita tak boleh lagi mati rasa terhadap isu kerusakan ekologi. Selama ini kita masih terbuai oleh imajinasi tatanan ekologi pra-holocaust. Tsunami, badai, banjir, dan bencana-bencana ekologi lainnya membantu kita untuk mengimajinasikan kerusakan pasca-holocaust ekologi. Sallie McFague mengusulkan model ekosentris sebagai alternatif baru untuk mengalamatkan problem kerusakan ekologi. Seluruh ciptaan dalam ekologi berada jejaring interrelasi dan interdependensi. Dunia dipandang sebagai a living body. Paradigma subyek-obyek harus digeser menjadi paradigma subyek-subyek yang menempatkan alam sebagai tubuh Allah. Model dunia sebagai tubuh Allah ini merawat dan menumbuhkan ekologi. Perhatian Pemerintah Indonesia belum sampai pada kesadaran perlunya habitus baru untuk merawat ekologi. Perhatian kita masih terforsir pada usaha mereduksi kerusakan ekologi dan rehabilitasi korban pasca-bencana. Kita masih berada pada tahap memetakan wilayah-wilayah paling berisiko terhadap ancaman holocaust ekologi dan manajemen menghadapi holocaust ekologi. Revolusi ekologi harus sampai pada habitus baru manusia untuk merawat ekologi. Kita, manusia, tidak hidup di luar ekologi. Kita adalah bagian dari jejaring ekologi. Eksploitasi manusia terhadap alam terbukti berdampak destruktif bagi kontinuasi kehidupan seluruh ekologi. Bencana banjir bandang dan tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia merupakan metafor sangat kuat untuk menunjukkan disorientasi ekologi sebagai akibat eksploitasi manusia terhadap alam. Ekologi sekarang berada dalam sirene tanda bahaya. Kehidupan ekologi terancam mengalami kepunahan karena habitus lama manusia yang eksploitatif terhadap ekologi. Kita diundang semakin mengambil habitus baru yang merawat ekologi. Hanya dengan merawat ekologi, monster buas ekologi yang sekarang memorakporandakan kehidupan dapat dijinakkan. Mutiara Andalas Mahasiswa Program Licensiat Graduate Theological Union, Berkeley, California [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **