[nasional_list] [ppiindia] Pasca-â??Holocaustâ?? Ekologi

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 8 Jan 2006 23:41:30 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/09/opini/2352346.htm

 
Pasca-â??Holocaustâ?? Ekologi 


Mutiara Andalas

Alarm bencana ekologi berdering keras di berbagai daerah di Indonesia. Di 
Jember, korban meninggal akibat bencana banjir bandang sudah melampaui angka 
100 warga. Ribuan warga meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi karena 
genangan banjir. Di Banjarnegara, bencana tanah longsor dalam sekejap mengubur 
hidup puluhan warga. Ratusan rumah warga terkubur akibat tanah longsor.

Status siaga III dan zona merah dikenakan pada berbagai daerah yang rawan 
banjir dan tanah longsor. Monster kerusakan ekologi ciptaan manusia sedang 
memburu penciptanya.

Bencana ekologi, seperti banjir dan tanah longsor, menyingkap persoalan 
kerusakan ekologi yang sudah mencapai taraf kritis. Pembabatan hutan dalam 
skala massal dan berbagai eksploitasi ekologi lainnya telah melahirkan monster 
ekologi pemangsa kehidupan. Akibatnya, kehidupan ekologi pada masa sekarang dan 
masa depan berada dalam ancaman serius kematian prematur.

Di hadapan ancaman kematian prematur manusia, habitus baru humanitas untuk 
memerangi kerusakan ekologi itu bukan sekadar fakultatif lagi. Menciptakan 
kultur kehidupan ekologi di tengah-tengah kematian prematur korban adalah 
imperatif. Pengingkaran kita terhadap kerusakan ekologi telah memproduksi 
kematian prematur korban akibat bencana banjir dan tanah longsor.

Desekrasi ekologi

Jon Sobrino dalam Where is God?: Earthquake, Terrorism, Barbarity, and Hope 
(2004) menyatakan bahwa sumber sejati solidaritas adalah penemuan realitas the 
suffering others. Dimensi personal humanitas dan dimensi sosial kita sebagai 
komunitas manusia ditantang saat berjumpa dengan fakta penderitaan korban. 
Pengingkaran tanggung jawab kita terhadap mereka yang menderita mempercepat 
kematian prematur korban. Sebaliknya, tanggung jawab kita terhadap mereka 
memulihkan kehidupan mereka yang menderita. Kematian prematur mereka berlawanan 
dengan kehendak Allah untuk kehidupan mereka.

Para ahli ekologi Indonesia sudah mendeteksi ekologi sebagai the suffering 
others baru dalam dunia kita. Eksploitasi hutan sudah mencapai taraf merusak 
kehidupan ekologi. Namun, kita tak serius menanggapi isu kerusakan ekologi ini. 
Kita tidak sadar bahwa pembabatan hutan besar-besaran itu melahirkan monster 
ekologi dengan daya destruktif mengerikan. Kerusakan dan kematian prematur yang 
diderita banyak warga korban banjir dan tanah longsor merupakan lensa tembus 
padang untuk melihat habitus lama eksploitasi manusia terhadap kehidupan 
ekologi selama ini.

Sallie McFague dalam Life Abundant: Rethinking Theology and Economy for a 
Planet in Peril (2001) menegaskan bahwa komunitas dunia perlu melakukan 
revolusi ekologi untuk menghentikan desekrasi ekologi. Berbagai krisis alam 
akhir-akhir ini memperkuat relasi intrinsik antara bencana alam dan perilaku 
eksploitatif manusia terhadap ekologi. Eksploitasi manusia sudah mencapai taraf 
melampaui batas kemampuan ekologi untuk menanggungnya. Menurut dia, perilaku 
destruktif manusia terhadap ekologi itu bersumber pada pandangan mengenai 
ciptaan yang ditata dalam relasi dualistik hierarkis. Paradigma 
superioritas-subordinasi ini opresif terhadap alam.

Kredo dominasi dan kontrol absolut manusia terhadap ciptaan-ciptaan lain 
memberikan lisensi untuk eksploitasi ekologi. Alam sekadar dipandang sebagai 
obyek par excellence. Alam menjadi the suffering other baru karena 
terus-menerus diperas secara rakus oleh manusia. Dominasi manusia terhadap alam 
ini berakibat pada desekrasi alam. Kehidupan planet kita terancam mengalami 
kematian prematur karena luka-luka yang diderita alam sangat parah. Manusia tak 
hanya mengeliminasi dirinya, tetapi juga ciptaan- ciptaan lain. Tanpa sadar 
manusia eksploitasi manusia terhadap alam ini menciptakan monster ekologi yang 
sekarang memorakporandakan kehidupan seluruh ekologi.

Tak boleh mati rasa

Holocaust ekologi tampaknya akan menjadi salah satu isu utama dunia abad ini. 
Ancaman holocaust ekologi itu telah menjadi realitas di berbagai belahan dunia 
dalam waktu yang saling berdekatan. Dunia kita tak boleh lagi mati rasa 
terhadap isu kerusakan ekologi. Selama ini kita masih terbuai oleh imajinasi 
tatanan ekologi pra-holocaust. Tsunami, badai, banjir, dan bencana-bencana 
ekologi lainnya membantu kita untuk mengimajinasikan kerusakan pasca-holocaust 
ekologi.

Sallie McFague mengusulkan model ekosentris sebagai alternatif baru untuk 
mengalamatkan problem kerusakan ekologi. Seluruh ciptaan dalam ekologi berada 
jejaring interrelasi dan interdependensi. Dunia dipandang sebagai a living 
body. Paradigma subyek-obyek harus digeser menjadi paradigma subyek-subyek yang 
menempatkan alam sebagai tubuh Allah. Model dunia sebagai tubuh Allah ini 
merawat dan menumbuhkan ekologi.

Perhatian Pemerintah Indonesia belum sampai pada kesadaran perlunya habitus 
baru untuk merawat ekologi. Perhatian kita masih terforsir pada usaha mereduksi 
kerusakan ekologi dan rehabilitasi korban pasca-bencana. Kita masih berada pada 
tahap memetakan wilayah-wilayah paling berisiko terhadap ancaman holocaust 
ekologi dan manajemen menghadapi holocaust ekologi.

Revolusi ekologi harus sampai pada habitus baru manusia untuk merawat ekologi. 
Kita, manusia, tidak hidup di luar ekologi. Kita adalah bagian dari jejaring 
ekologi. Eksploitasi manusia terhadap alam terbukti berdampak destruktif bagi 
kontinuasi kehidupan seluruh ekologi.

Bencana banjir bandang dan tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia 
merupakan metafor sangat kuat untuk menunjukkan disorientasi ekologi sebagai 
akibat eksploitasi manusia terhadap alam. Ekologi sekarang berada dalam sirene 
tanda bahaya. Kehidupan ekologi terancam mengalami kepunahan karena habitus 
lama manusia yang eksploitatif terhadap ekologi. Kita diundang semakin 
mengambil habitus baru yang merawat ekologi. Hanya dengan merawat ekologi, 
monster buas ekologi yang sekarang memorakporandakan kehidupan dapat dijinakkan.

Mutiara Andalas Mahasiswa Program Licensiat Graduate Theological Union, 
Berkeley, California


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pasca-â??Holocaustâ?? Ekologi