** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA Rabu, 18 Januari 2006 Panglima TNI Setelah melalui proses dan waktu yang lama, akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkirim surat ke DPR. Isinya usulan calon Panglima TNI. Nama yang diusulkan cuma satu: Marsekal TNI Djoko Suyanto. Saat ini dia adalah Kepala Staf TNI AU. Jika DPR menerima usulan itu, maka untuk kali pertama, seorang perwira TNI AU memimpin angkatan perang Indonesia. Sesuai konstitusi yang baru, penunjukan Panglima TNI tak menjadi hak tunggal Presiden. Ia harus melalui persetujuan DPR, walaupun yang berhak mengajukan calon tetap Presiden. Selain itu, seorang calon Panglima TNI juga harus melalui proses fit and proper test. Ia harus menyampaikan visi, misi, dan komitmennya. Anggota DPR, yang menjadi wakil rakyat, akan menguji keandalan seorang calon. Soal apapun. Tak hanya sisi wawasan, tapi juga kepribadian. Ini sebuah proses yang demokratis, bertanggung jawab, dan sehat. Namun proses ini bisa menjadi petaka jika kita tak memahami esensinya. Yaitu, jika masing-masing pihak tak bisa menempatkan dirinya pada fungsi dan proporsi maksud proses baru dalam 'pemilihan' pimpinan angkatan perang ini. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman. Pertama, yang mempunyai hak untuk mengajukan calon adalah pemerintah. Kedua, tugas DPR adalah mencegah kesewenangan penggunaan hak eksekutif yang akhirnya membahayakan ketahanan nasional. Pada titik inilah pentingnya DPR diberi hak untuk mengujinya. Ketiga, lembaga angkatan perang harus steril dari power struggle. Dari tiga poin ini, intinya adalah bobot eksekutif sangat kuat dalam menentukan figur, DPR hanya berperan pada bingkai ketahanan nasional, dan politik tentara adalah politik negara. Karena itu, saat isu pergantian Panglima TNI memanas beberapa waktu lalu, publik lebih condong pada sikap Presiden. Saat itu memang seolah ada bom waktu yang terpasang. Menjelang kekuasaannya berakhir, Presiden saat itu, Megawati Soekarnoputri, mengajukan calon Panglima TNI. DPR pun tak membuat keputusan segera. Ketiga SBY naik tahta, ia menarik calon yang diajukan pendahulunya. Maka situasi memanas. DPR menjadikan isu ini sebagai bola politik yang bisa dipanaskan. Untung publik tak terpancing pada isu yang tak produktif ini, walaupun satu-dua anggota DPR yang itu-itu juga selalu menyoalnya hingga kini. Kini, Presiden sudah mengajukan calonnya. Prolognya pun disiapkan. Dimulai oleh pernyataan Panglima TNI Endriartono Sutarto. Menurutnya, TNI sudah siap untuk pergantian panglima. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk pergantian tersebut. Alasannya, perlucutan senjata milik GAM dan penarikan pasukan TNI non-organik dari Aceh sudah selesai. Pernyataan ini menggambarkan salah satu titik relevan pada pentingnya bobot yang lebih berat pada eksekutif dalam penentuan Panglima TNI. Jika TNI dipimpin panglima yang tak satu visi dengan Presiden, maka program pemerintah untuk perdamaian Aceh tak akan tercapai. Setelah itu, KSAD juga menyatakan bahwa TNI AD siap menerima Panglima TNI dari matra manapun karena soal itu merupakan kewenangan Presiden. Sebelumnya, KSAL menyatakan tak berminat menjadi Panglima TNI. Kita tahu, di masa reformasi ini selalu muncul wacana bahwa sebaiknya jabatan Panglima TNI digilirkan dari tiga angkatan yang ada. Sebelumnya, jabatan panglima selalu menjadi monopoli TNI AD. Namun di awal reformasi, panglima dijabat oleh mantan KSAL. Karena itu, di masa lalu seorang KSAU selalu menyatakan siap menjadi panglima, namun ternyata yang diangkat dari TNI AD lagi. Kini, SBY mencalonkan KSAU untuk menjadi panglima. Apakah ini berarti penggiliran jabatan panglima akan dijadikan tradisi? Atau Djoko Suyanto memang jenderal yang terbaik untuk menjadi panglima? Kita sedang bereksperimen dalam hal ini. Kesempatan ini mestinya dibiarkan berjalan sewajarnya, jangan diganggu oleh power game para perwira TNI sendiri. Biarkan lingkungan objektif yang menentukannya. Kesempatan ini akan menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan bangsa dan negara kita. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **