** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/17/opini/2370757.htm PDI-P, Oposisi Mencari Posisi Muhammad Qodari Sejarah berulang kembali. Kata-kata ini tepat untuk menggambarkan kondisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI-P dalam HUT Ke-33, 10 Januari lalu. Sebelum Pemilu 1999, selama tiga dasawarsa PDI-P menjadi partai oposisi meski tak resmi karena Soeharto tan mengizinkan oposisi. Setelah kalah dalam pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2004, PDI-P kembali menjadi partai oposisi. Pilihan tepat Oposisi adalah kombinasi dari pilihan dan keterpaksaan. Keterpaksaan karena presiden terpilih 2004, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tidak menghendaki semua partai politik besar bergabung dalam pemerintahan. Kontrol kelembagaan sebenarnya sudah inheren dalam sistem demokrasi dengan adanya trias politica. Lewat trias politica, kekuasaan eksekutif dikontrol kekuasaan legislatif (parlemen) dan dijaga jaraknya dari kekuasaan yudikatif. Namun, kita tahu, parlemen bisa dijinakkan sejauh semua partai politik diakomodasi dalam pemerintahan. Jadi, perlu ada partai politik yang tegas tidak mau masuk kabinet agar garis oposisinya lebih tegas. Oposisi juga merupakan pilihan PDI-P. Ini pilihan tepat dibaca dari konstelasi politik 2009. Tidak strategis bagi PDI-P untuk menjadi anggota kabinet SBY. Jika masyarakat menilai pemerintahan SBY berhasil dan PDI-P menjadi bagiannya, citra positif terbesar ada pada SBY sebagai presiden dan Partai Demokrat yang didirikan. Kalaupun imbas citra positif itu merembes, Jusuf Kalla yang menuai imbasnya Partai Golkar. Sebaliknya, jika pemerintahan SBY gagal, PDI-P akan kena getahnya. Dengan berada di luar pemerintahan, PDI-P dapat membuat perbedaan di mata publik. Dalam rumusan ilmu pemasaran, menjadi oposisi adalah strategi diferensiasi politik yang cerdas. Sebab, jika tahun 2009 nanti SBY dianggap gagal, PDI-P menjadi satu-satunya alternatif nyata. Sebaliknya, jika pemerintahan ini sukses, PDI-P harus bersabar untuk kesempatan berikut. Inilah konsekuensinya. Penyakit oposisi Sebagai partai oposisi, PDI-P harus menghindar dari jebakan penyakit waton suloyo dengan pemerintah berkuasa. Di sisi lain, potensi waton suloyo bisa muncul dari kekurangsiapan PDI-P menjadi partai oposisi sesungguhnya. Contoh kekurangsiapan PDI-P menjadi oposisi yang kuat adalah kurangnya informasi, partai inilah yang fraksinya di DPR pertama kali menolak kebijakan SBY untuk mengimpor beras seperti diklaim Sekjen PDI-P Pramono Anung (Kompas, 9/1). Jika klaim itu benar, strategi komunikasi publik PDI-P perlu diperbaiki karena terkesan dari media, yang menonjol dalam penolakan kebijakan itu adalah gubernur dan bupati di beberapa daerah. Contoh lain, soal pencalonan Panglima TNI. PDI-P terkesan ngotot mencalonkan mantan KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu untuk mengganti Jenderal Endriartono Sutarto. PDI-P seolah terpaku nama. Kesannya, PDI-P sedang memperjuangkan orang, bukan gagasan atau kebijakan. Akan lebih bila sebagai oposisi, PDI-P lebih banyak membicarakan pentingnya reformasi TNI, termasuk perbaikan persenjataan dan peningkatan kesejahteraan anggota TNI. Peluang Peluang keberhasilan sebagai oposisi akan lebih besar bila PDI-P, khususnya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, lebih banyak menjalin silaturahmi dengan ketua/tokoh PAN, PKS, dan PKB. Bukan berarti Megawati harus berhenti kumpul-kumpul dengan para "mantan" seperti Akbar Tandjung, Try Sutrisno, dan Wiranto, sebagai tokoh bangsa, tetapi ketiga partai itu memiliki kursi signifikan di DPR . Terakhir, seperti pernah berkali-kali disuarakan para pengamat, oposisi PDI-P akan lebih sistematis dan cermat jika partai politik membuat semacam "kabinet bayangan" yang terus memantau kebijakan para menteri SBY secara sektoral. Kabinet bayangan PDI-P dapat diisi tidak hanya oleh internal PDI-P, tetapi juga pengamat dan aktivis yang bersedia bermitra dengan PDI-P. Secara rutin dan insidental kabinet bayangan PDI-P merilis hasil pemantauannya sekaligus mengusulkan alternatif kebijakan terhadap pos- pos kementerian tertentu. Bila cara ini berhasil, PDI-P akan dikenang karena telah meletakkan dasar sekaligus contoh politik oposisi yang terlembagakan. Muhammad Qodari Wakil Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia, Jakarta ++++ http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/17/daerah/2370899.htm Megawati: Petani Harus Dilibatkan Beras Impor Sebaiknya Hanya untuk Daerah Minus Cirebon, Kompas - Megawati Soekarnoputi mengemukakan, sudah saatnya petani dilibatkan dalam penentuan kebijakan pemerintah agar segala kebijakan yang akan ditetapkan pemerintah sekaligus dapat melihat kebutuhan para petani. Hal itu disampaikan Megawati selaku Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Desa Mertapada Wetan, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, saat bertemu dengan petani tebu, Senin (16/1). Megawati menilai, banyak kebijakan pemerintah yang jauh dari upaya menyejahterakan petani. Keinginan pemerintah untuk mengimpor beras merupakan kebijakan yang jauh dari upaya menyejahterakan petani. "Selama ini, tidak ada konsep dan sistem yang berpihak kepada petani. Semuanya harus dilakukan dengan kebijakan impor dan kurang memberdayakan kemampuan petani. Rakyat harus diprioritaskan karena semuanya berasal dari rakyat," ujar Megawati menegaskan. Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin minta agar pemerintah tidak memasukkan beras impor ke Kalsel. Alasannya, daerah ini mengalami surplus produksi beras lokal sebanyak 400.000 ton dari 900.000 ton beras produksi petani Kalsel. Rudy meminta agar peruntukan beras impor hanya untuk daerah-daerah yang benar-benar mengalami kekurangan persediaan beras alias minus. Di Kabupaten Purwakarta dan Karawang, Jawa Barat, harga gabah di beberapa daerah dilaporkan naik sekitar tiga pekan terakhir. Kenaikan itu seiring naiknya harga beras di pasaran. Harga gabah basah pada awal Januari masih berkisar Rp 1.700 per kilogram, kini mencapai Rp 2.200 per kg. Adapun harga gabah kering naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.600 per kg. Di Jambi harga beras kualitas medium jenis IR-42 di tingkat pengecer terus naik, bervariasi mulai Rp 4.400 hingga Rp 4.500 per kg. (D01/FUL/NAT/D08/D10) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **