** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/09/humaniora/2344830.htm Mereka Mengajar dengan Perut Lapar Ribuan guru wiyata bakti sekolah swasta yang tergabung dalam Forum Guru Sekolah Swasta Kabupaten Tegal berdemo di Kantor Bupati Tegal pada Sabtu, 24 Desember, sebagai kelanjutan demo hari Senin 19 Desember. Mereka menuntut pemerintah daerah memberikan insentif Rp 200.000 per bulan. Bahkan, beberapa guru kemudian melakukan aksi mogok makan sampai dengan tuntutan mereka dikabulkan. Sampai pekan lalu, meski beberapa di antaranya harus diangkut ke rumah sakit, aksi mogok makan akan terus berlanjut. Demo juga dilakukan oleh Aliansi Guru Swasta untuk Perubahan (Arusbah) Kota Tegal pada Rabu, 28 Desember 2005. Selain menuntut diberikan insentif, Arusbah juga menuntut pemerintah untuk memberikan bantuan kepada sekolah swasta dan penghapusan diskriminasi produk hukum pemerintah, yaitu SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 48 Tahun 2005. Untuk sementara kalangan, demonstrasi tersebut serasa naif. Hanya demi Rp 200.000 mereka â?Ttegaâ?T menelantarkan siswa dan berlapar-lapar selama berhari-hari. Tetapi, mereka adalah fenomena gunung es dari situasi pendidikan kita. Guru honorer adalah gambaran realita betapa banyak bagian dari dunia pendidikan yang harus dibenahi, terutama menyangkut kesejahteraan guru. Guru wiyata bakti atau honorer berbeda daripada guru tetap. Bila guru tetap mendapatkan penghasilan didasarkan gaji pokok, juga mendapatkan tunjangan beras, guru honorer memperoleh penghasilan didasarkan dari jumlah jam mereka mengajar per minggu. Sebagai bandingan, di Yogyakarta ada sekolah yang memberikan honor kepada guru Rp 5.000 per jam, ada pula yang Rp 10.000. Beberapa kasus sekolah memberikan honor di atas Rp 10.000 per jam pelajaran, tetapi juga beberapa kasus lain sekolah memberikan honor di bawah Rp 5.000. Bila seorang guru honorer mengajar selama 20 jam per minggu, ia harus bekerja selama 45 menit x 20 x 4 minggu. Riilnya, ia harus bertatap muka dengan siswa sebanyak 80 kali, masing-masing 45 menit. Bila honor yang diberikan sekolah Rp 5.000 per jam, guru tersebut akan memperoleh penghasilan 20 x Rp 5.000, yaitu Rp 100.000. Itulah penghasilannya per bulan. Bila ingin memperoleh penghasilan lebih, ia harus pandai-pandai membina hubungan baik dengan kepala sekolah. Kepala sekolah biasanya dapat mengupayakan tambahan penghasilan berupa penugasan sebagai wali kelas, dengan imbalan 2-4 jam pelajaran atau Rp 10.000-Rp 20.000 per bulan. Seorang guru honorer yang tangguh dapat mengajar di beberapa sekolah. Bila ia memanfaatkan seluruh waktunya untuk mengajar, ia dapat mengajar sebanyak 48 jam per minggu (enam hari dikalikan delapan pelajaran per hari) dengan penghasilan paling tinggi Rp 480.000 per bulan. Pada umumnya, sekolah-sekolah swasta tidak memberikan uang transportasi dan uang makan (dalam wujud tunjangan beras) kepada guru honorer. Artinya, penghasilan tersebut masih harus dipotong biaya transpor. Penghasilan bulanan dikurangi uang transpor itulah yang diserahkan kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Maka, jika dilihat dari sisi ini, insentif Rp 200.000 per bulan yang dituntut guru-guru wiyata bakti di Kabupaten Tegal tersebut amatlah berarti bagi mereka. Uang itu dapat mengganti uang untuk biaya transpor dan tambahan makan bagi dirinya dan keluarga. Jauh dari ideal Dengan situasi penghasilan seperti terpapar di atas, amat sulit bagi kepala sekolah â?Tmemaksaâ?T para guru wiyata bakti untuk dapat mengajar dengan baik. Guru akan merasakan bahwa mengajar bukanlah pekerjaan yang nyaman dan aman baginya. Tak heran bila di sekolah ia sibuk mencari member untuk usaha multilevel marketing yang ditekuni, mencari celah untuk memperoleh penghasilan tambahan. Atau kalau semua tak bisa dilakukan, ia akan berkeluh kesah menggerutui keadaan dirinya. Tak heran bila kegiatan belajar-mengajar jauh dari ideal. Siswa yang menuntut gurunya untuk mengajar dengan baik kerap kali mendapatkan jawaban yang menyakitkan, â??Kamu sudah mbayar berapa ke saya?â?? Kepala sekolah akan merasa sungkan menyuruh-nyuruh guru honorer untuk bekerja dengan optimal dan lebih banyak menyerahkan dinamika pembelajaran kepada kebaikan guru bersangkutan. Sementara bila sekolah ingin memberikan honor lebih tinggi, sekolah harus menaikkan uang bulanan siswa. Bagi banyak sekolah swasta, menaikkan uang bulanan siswa adalah usaha yang dilematis. Banyak sekolah swasta justru menampung para siswa yang lemah secara ekonomi. Belum lagi uang sekolah di sekolah swasta pada umumnya lebih tinggi daripada sekolah negeri. Para orangtua siswa akan membandingkan situasi ini dan akan berpikir-pikir untuk menerima begitu saja kebijakan sekolah menaikkan uang bulanan. Pun bila ada dana yang bersumber dari luar siswa. Dana bantuan operasional sekolah (BOS) misalnya, biasanya lebih banyak dialokasikan untuk bantuan penyelenggaraan ulangan umum dan bantuan penyelenggaraan ekstrakurikuler, atau untuk mengurangi jumlah beban yang harus dibayarkan siswa setiap bulan. Di lain pihak, biaya operasional yang dari hari ke hari semakin tinggi juga menyulitkan sekolah untuk menaikkan honor guru. Hanya jadi slogan Upaya peningkatan mutu pendidikan hanya dengan memberikan kriteria yang lebih ketat dalam pencapaian ujian nasional tampaknya lebih merupakan usaha parsial. Di lapangan, pengetatan kriteria itu hanya mampu direspons oleh sekolah-sekolahâ?"baik swasta maupun negeriâ?"yang siap dari segi masukan (input) siswa maupun kemampuan finansial sekolah. Sekolah-sekolah yang siap akan dengan mudah meminta para siswa membeli buku-buku yang dibutuhkan, membayar uang tambahan pembelajaran sore hari. Sementara pembelajaran pagi hari dapat difokuskan untuk pembelajaran dalam arti sebenarnya, yaitu memacu kompetensi siswa secara menyeluruh. Sekolah yang siap dapat memberikan kompensasi bagi setiap jerih payah yang dilakukan guru dalam bentuk uang les, uang lembur, atau apa pun namanya. Sementara itu, bagi sekolah-sekolah yang tidak siapâ?"dan celakanya kebanyakan adalah sekolah swastaâ?"peningkatan mutu hanya akan menjadi slogan. Tak heran, bila tuntutan kenaikan penghasilan hanya bisa dialamatkan kepada pemerintah, baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Logikanya sederhana. Pemerintahlah yang berkemungkinan menarik dana dari masyarakat atau sumber-sumber lainnya, dan pemerintah pulalah yang mengatur prioritas penggunaan dana tersebut. Dalam logika sederhana para guru, persoalannya tidak terletak pada ada tidaknya dana yang tersedia, melainkan pada adakah kemauan yang sungguh-sungguh untuk memberikan perhatian kepada pendidikan. Apakah benar bahwa pendidikan telah menjadi prioritas utama? Gunawan Sudarsana Guru SMA Seminari Mertoyudan, Magelang [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **