[nasional_list] [ppiindia] Menjadikan 2006 Awal Kebangkitan Sektor Riil

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 1 Jan 2006 21:20:57 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/02/utama/2330604.htm

 

ANALISIS EKONOMI 

Menjadikan 2006 Awal Kebangkitan Sektor Riil


Faisal Basri

Pada pergantian tahun ini saya menerima ratusan pesan singkat atau SMS dari 
berbagai kalangan. Mereka umumnya menyampaikan kegetiran selama tahun 2005. 
Namun, mereka mengutarakan hal yang sama untuk tahun 2006: harapan dan 
optimisme. Harapan yang berserakan ini bisa dirajut jadi kekuatan dahsyat bagi 
kebangkitan totalitas bangsa dari keterpurukan berkepanjangan.

Masyarakat telah menunjukkan kemampuan luar biasa menghadapi deraan. Di antara 
yang tak sanggup menanggung kenaikan biaya angkutan umum pascakenaikan harga 
bahan bakar minyak (BBM), ada yang menginap di kantor selang sehari. Ada pula 
yang beralih, dari menggunakan angkutan umum atau mobil pribadi ke sepeda 
motor. Di sejumlah kawasan permukiman warga makin banyak yang urunan beli 
bensin dan biaya jalan tol. Belakangan muncul penyedia jasa angkutan di kawasan 
perkantoran, menawarkan jasa antar bagi warga yang bermukim jauh dari pusat 
kota.

Dunia usaha berupaya bertahan dan tumbuh menyesuaikan diri dengan realitas 
baru. Pabrik-pabrik yang tak lagi sanggup menggunakan BBM, sebagai sumber 
energi utamanya, beralih ke batu bara atau kembali ke PLN. Produsen yang 
menghasilkan produk yang sangat sensitif terhadap kenaikan harga melakukan 
beragam kiat untuk menekan biaya dan harga jual agar tak ditinggalkan pelanggan.

Bahan-bahan yang selama ini hanya jadi sampah diolah menjadi produk yang cukup 
bernilai. Contohnya, kulit singkong yang selama ini dibuang sekarang diproses 
menjadi acit yang dibutuhkan industri tekstil. Eceng gondok tak lagi dipandang 
sebagai tanaman pengganggu, bahkan dibudidayakan untuk bahan dasar beragam 
produk kerajinan.

Begitulah kehidupan berputar. Setiap insan menjalankan peran masing-masing. 
Sepanjang masih ada harapan, mereka selalu berupaya mencari jalan keluar dari 
setiap kemelut. Adalah kewajiban kita bersama untuk menjaga agar asa tetap 
bersemayam pada diri setiap insan. Tugas pemerintah, menjaga agar jalan keluar 
yang dipilih masyarakat ialah kreativitas yang tak merugikan sesama. Pemerintah 
juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan keleluasaan kepada warganya agar 
semakin mampu mendayagunakan segala potensi yang dimiliki pribadi-pribadi, 
serta membuka jalan seluas-luasnya agar mereka bisa memanfaatkan segala potensi 
sumber daya bangsa di tengah lingkungan yang selalu berubah.

Mengingat pasar tak bisa sepenuhnya diandalkan untuk mencapai cita-cita 
bersama, negara masih dipandang perlu campur tangan, mengarahkan, agar 
pemanfaatan sumber daya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang 
bersendikan keadilan. Pemerintah juga berkewajiban menyingkirkan segala 
rintangan yang dihadapi warganya dalam mengaktualisasikan segala potensi 
terbaiknya.

Namun, tak seperti di masa lalu, di mana pemerintah berperan dominan dalam 
memajukan pembangunan ekonomi lewat serangkaian kebijakan dan insentif, yang 
dituntut sekarang adalah suatu proses kolaboratif yang melibatkan seluruh 
jenjang pemerintahan, perusahaan, lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian, 
ditopang seperangkat institusi bagi tumbuh dan berkembangnya kolaborasi 
tersebut.

Sejauh ini kita masih kerap menghadapi berbagai kendala yang membuat masyarakat 
dan dunia usaha tak lentur menghadapi perubahan. Ketika seorang pengusaha 
kreatif berinovasi mengolah kulit singkong menjadi produk yang bernilai tambah 
cukup tinggi, ia diganggu petugas pajak.

Sewaktu petani sawit membayangkan tambahan pendapatan dari kenaikan harga, 
pemerintah mengenakan tambahan pajak ekspor.

Gangguan-gangguan seperti di atas kian menambah tekanan terhadap sektor riil 
yang meliputi sektor pertanian, pertambangan, dan manufaktur. Tanpa gangguan 
tambahan saja ketiga sektor ini sudah semakin tertatih-tatih. Berbeda dengan 
sektor jasa, sektor riil atau sektor barang tak memiliki kelenturan sebagaimana 
sektor jasa dalam menghadapi kendala struktural.

Bagi sektor jasa, keterbatasan infrastruktur fisik seperti jalan raya dan 
pelabuhan hampir tak dirasakan sama sekali. Bahkan sektor jasa tertentu, 
seperti telekomunikasi dan angkutan udara, punya peluang untuk tumbuh lebih 
pesat di tengah buruknya infrastruktur jalan raya.

Sektor jasa tak mengalami masalah serumit sektor barang dalam hal lingkungan, 
ketegangan dengan masyarakat lokal dan ekses penerapan otonomi daerah. Juga tak 
merasakan dampak negatif dari karut-marut kepabeanan, buruknya pelayanan 
pelabuhan, pungutan di jalan raya, dan praktik-praktik ekonomi biaya tinggi 
lainnya.

Karena kebanyakan sektor jasa tergolong kegiatan produksi yang knowledge 
intensive atau human capital intensive, maka persoalan kenaikan upah minimum 
dan segala bentuk rigiditas di pasar tenaga kerja tak sepeka yang dialami 
sektor riil.

Lebih jauh, karena sektor jasa pada umumnya bisa dikategorikan sebagai sektor 
nontradable, maka sesuai dengan namanya, sektor ini tak menghadapi persaingan 
terbuka dengan produk serupa dari luar negeri. Karena itu pula, kebanyakan 
investor asing dalam beberapa tahun terakhir lebih tertarik masuk ke sektor 
nontradable.

Sepanjang pemerintah belum mampu mengatasi masalah-masalah struktural, 
perekonomian tidak akan tumbuh dengan sehat. Jika dalam keadaan demikian yang 
berkembang adalah sektor jasa yang tak menopang sektor riil secara langsung, 
maka perekonomian akan ditandai dualisme antara sektor barang dan sektor jasa 
atau keduanya akan semakin mengalami lepas kaitan (decoupling). Jika 
kecenderungan demikian yang terjadi, masalah sosial akan bertambah akut. 
Pertumbuhan pesat sektor jasa yang tak diiringi percepatan pertumbuhan sektor 
barang lambat laun akhirnya akan membuat sektor jasa cepat loyo.

Mau tak mau, sektor riil atau sektor barang harus dipacu. Keyakinan bahwa 
sektor barang masih bisa dipacu lebih cepat didasarkan pada kenyataan bahwa 
kontribusi sektor barang di dalam produk domestik bruto (PDB) masih belum 
optimal. Peranan relatif sektor ini menurun sebelum titik optimalnya.

Sektor riil yang maju pesat bisa mengatasi berbagai macam masalah: 
pengangguran; kemiskinan; ketimpangan antarkelompok pendapatan, antarsektor, 
dan antardaerah; dan kerawanan sosial. Selain itu, juga lebih bisa diandalkan 
untuk meningkatkan penerimaan devisa negara sehingga memberikan sumbangan 
berarti bagi penguatan keseimbangan sektor eksternal. Ditambah lagi potensi 
pasar yang tergolong besar di dalam negeri.

Tak ada alasan kuat pemerintah untuk menambah beban sektor riil. Tak beralasan 
pula kalau pemerintah menghambat gerak maju sektor riil dengan kebijakan 
bersifat ad hoc, misalnya pengenaan pajak ekspor atau jenis pungutan lainnya 
karena alasan usaha tertentu sedang menikmati windfall profit.

Pemerintah harus mendisiplinkan dirinya dengan tidak mencampuradukkan kebijakan 
industrial dengan kebijakan fiskal. Jangan pula karena tak mampu mengatasi 
masalah struktural lantas melanggengkan kebijakan perdagangan yang 
kontraproduktif bagi pengembangan sektor riil.

Dalam konteks inilah kita menyayangkan serangkaian kebijakan pemerintah 
belakangan ini dan kebijakan-kebijakan lain yang masih tetap diberlakukan walau 
sudah kehilangan relevansinya. Tim ekonomi yang baru sudah barang tentu 
mengetahui benar masalahnya dan menyadari akan perlunya ditempuh 
tindakan-tindakan korektif.

Dengan dilandasi kejujuran, niscaya gerak langkah ke depan dari pemerintah akan 
semakin kredibel sehingga memperoleh dukungan kuat dari seluruh elemen 
masyarakat.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Clean water saves lives.  Help make water safe for our children.
http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Menjadikan 2006 Awal Kebangkitan Sektor Riil