** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.kompas.com/kompas-cetak/0601/02/utama/2330604.htm ANALISIS EKONOMI Menjadikan 2006 Awal Kebangkitan Sektor Riil Faisal Basri Pada pergantian tahun ini saya menerima ratusan pesan singkat atau SMS dari berbagai kalangan. Mereka umumnya menyampaikan kegetiran selama tahun 2005. Namun, mereka mengutarakan hal yang sama untuk tahun 2006: harapan dan optimisme. Harapan yang berserakan ini bisa dirajut jadi kekuatan dahsyat bagi kebangkitan totalitas bangsa dari keterpurukan berkepanjangan. Masyarakat telah menunjukkan kemampuan luar biasa menghadapi deraan. Di antara yang tak sanggup menanggung kenaikan biaya angkutan umum pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ada yang menginap di kantor selang sehari. Ada pula yang beralih, dari menggunakan angkutan umum atau mobil pribadi ke sepeda motor. Di sejumlah kawasan permukiman warga makin banyak yang urunan beli bensin dan biaya jalan tol. Belakangan muncul penyedia jasa angkutan di kawasan perkantoran, menawarkan jasa antar bagi warga yang bermukim jauh dari pusat kota. Dunia usaha berupaya bertahan dan tumbuh menyesuaikan diri dengan realitas baru. Pabrik-pabrik yang tak lagi sanggup menggunakan BBM, sebagai sumber energi utamanya, beralih ke batu bara atau kembali ke PLN. Produsen yang menghasilkan produk yang sangat sensitif terhadap kenaikan harga melakukan beragam kiat untuk menekan biaya dan harga jual agar tak ditinggalkan pelanggan. Bahan-bahan yang selama ini hanya jadi sampah diolah menjadi produk yang cukup bernilai. Contohnya, kulit singkong yang selama ini dibuang sekarang diproses menjadi acit yang dibutuhkan industri tekstil. Eceng gondok tak lagi dipandang sebagai tanaman pengganggu, bahkan dibudidayakan untuk bahan dasar beragam produk kerajinan. Begitulah kehidupan berputar. Setiap insan menjalankan peran masing-masing. Sepanjang masih ada harapan, mereka selalu berupaya mencari jalan keluar dari setiap kemelut. Adalah kewajiban kita bersama untuk menjaga agar asa tetap bersemayam pada diri setiap insan. Tugas pemerintah, menjaga agar jalan keluar yang dipilih masyarakat ialah kreativitas yang tak merugikan sesama. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan keleluasaan kepada warganya agar semakin mampu mendayagunakan segala potensi yang dimiliki pribadi-pribadi, serta membuka jalan seluas-luasnya agar mereka bisa memanfaatkan segala potensi sumber daya bangsa di tengah lingkungan yang selalu berubah. Mengingat pasar tak bisa sepenuhnya diandalkan untuk mencapai cita-cita bersama, negara masih dipandang perlu campur tangan, mengarahkan, agar pemanfaatan sumber daya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang bersendikan keadilan. Pemerintah juga berkewajiban menyingkirkan segala rintangan yang dihadapi warganya dalam mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya. Namun, tak seperti di masa lalu, di mana pemerintah berperan dominan dalam memajukan pembangunan ekonomi lewat serangkaian kebijakan dan insentif, yang dituntut sekarang adalah suatu proses kolaboratif yang melibatkan seluruh jenjang pemerintahan, perusahaan, lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian, ditopang seperangkat institusi bagi tumbuh dan berkembangnya kolaborasi tersebut. Sejauh ini kita masih kerap menghadapi berbagai kendala yang membuat masyarakat dan dunia usaha tak lentur menghadapi perubahan. Ketika seorang pengusaha kreatif berinovasi mengolah kulit singkong menjadi produk yang bernilai tambah cukup tinggi, ia diganggu petugas pajak. Sewaktu petani sawit membayangkan tambahan pendapatan dari kenaikan harga, pemerintah mengenakan tambahan pajak ekspor. Gangguan-gangguan seperti di atas kian menambah tekanan terhadap sektor riil yang meliputi sektor pertanian, pertambangan, dan manufaktur. Tanpa gangguan tambahan saja ketiga sektor ini sudah semakin tertatih-tatih. Berbeda dengan sektor jasa, sektor riil atau sektor barang tak memiliki kelenturan sebagaimana sektor jasa dalam menghadapi kendala struktural. Bagi sektor jasa, keterbatasan infrastruktur fisik seperti jalan raya dan pelabuhan hampir tak dirasakan sama sekali. Bahkan sektor jasa tertentu, seperti telekomunikasi dan angkutan udara, punya peluang untuk tumbuh lebih pesat di tengah buruknya infrastruktur jalan raya. Sektor jasa tak mengalami masalah serumit sektor barang dalam hal lingkungan, ketegangan dengan masyarakat lokal dan ekses penerapan otonomi daerah. Juga tak merasakan dampak negatif dari karut-marut kepabeanan, buruknya pelayanan pelabuhan, pungutan di jalan raya, dan praktik-praktik ekonomi biaya tinggi lainnya. Karena kebanyakan sektor jasa tergolong kegiatan produksi yang knowledge intensive atau human capital intensive, maka persoalan kenaikan upah minimum dan segala bentuk rigiditas di pasar tenaga kerja tak sepeka yang dialami sektor riil. Lebih jauh, karena sektor jasa pada umumnya bisa dikategorikan sebagai sektor nontradable, maka sesuai dengan namanya, sektor ini tak menghadapi persaingan terbuka dengan produk serupa dari luar negeri. Karena itu pula, kebanyakan investor asing dalam beberapa tahun terakhir lebih tertarik masuk ke sektor nontradable. Sepanjang pemerintah belum mampu mengatasi masalah-masalah struktural, perekonomian tidak akan tumbuh dengan sehat. Jika dalam keadaan demikian yang berkembang adalah sektor jasa yang tak menopang sektor riil secara langsung, maka perekonomian akan ditandai dualisme antara sektor barang dan sektor jasa atau keduanya akan semakin mengalami lepas kaitan (decoupling). Jika kecenderungan demikian yang terjadi, masalah sosial akan bertambah akut. Pertumbuhan pesat sektor jasa yang tak diiringi percepatan pertumbuhan sektor barang lambat laun akhirnya akan membuat sektor jasa cepat loyo. Mau tak mau, sektor riil atau sektor barang harus dipacu. Keyakinan bahwa sektor barang masih bisa dipacu lebih cepat didasarkan pada kenyataan bahwa kontribusi sektor barang di dalam produk domestik bruto (PDB) masih belum optimal. Peranan relatif sektor ini menurun sebelum titik optimalnya. Sektor riil yang maju pesat bisa mengatasi berbagai macam masalah: pengangguran; kemiskinan; ketimpangan antarkelompok pendapatan, antarsektor, dan antardaerah; dan kerawanan sosial. Selain itu, juga lebih bisa diandalkan untuk meningkatkan penerimaan devisa negara sehingga memberikan sumbangan berarti bagi penguatan keseimbangan sektor eksternal. Ditambah lagi potensi pasar yang tergolong besar di dalam negeri. Tak ada alasan kuat pemerintah untuk menambah beban sektor riil. Tak beralasan pula kalau pemerintah menghambat gerak maju sektor riil dengan kebijakan bersifat ad hoc, misalnya pengenaan pajak ekspor atau jenis pungutan lainnya karena alasan usaha tertentu sedang menikmati windfall profit. Pemerintah harus mendisiplinkan dirinya dengan tidak mencampuradukkan kebijakan industrial dengan kebijakan fiskal. Jangan pula karena tak mampu mengatasi masalah struktural lantas melanggengkan kebijakan perdagangan yang kontraproduktif bagi pengembangan sektor riil. Dalam konteks inilah kita menyayangkan serangkaian kebijakan pemerintah belakangan ini dan kebijakan-kebijakan lain yang masih tetap diberlakukan walau sudah kehilangan relevansinya. Tim ekonomi yang baru sudah barang tentu mengetahui benar masalahnya dan menyadari akan perlunya ditempuh tindakan-tindakan korektif. Dengan dilandasi kejujuran, niscaya gerak langkah ke depan dari pemerintah akan semakin kredibel sehingga memperoleh dukungan kuat dari seluruh elemen masyarakat. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Clean water saves lives. Help make water safe for our children. http://us.click.yahoo.com/CHhStB/VREMAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **