** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=206259 Rabu, 11 Jan 2006, Mengejawantahkan Kearifan Ekologis Oleh Abdullah Yazid Banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran hutan, dan kekeringan di Indonesia terjadi silih berganti setiap tahun. Jember dan Banjarnegara adalah test case riil yang baru saja terjadi di depan mata. Sebelumnya, bencana tanah longsor dan banjir dalam skala besar terjadi di Mojokerto. Bahkan, belum hilang dari ingatan kita kasus di Bohorok, Langkat, Sumut, yang banyak memakan korban, baik nyawa, harta benda, psikologis (trauma), maupun ekologis. Sayangnya, masih belum ada langkah penanggulangan dan pencegahan bencana yang komprehensif. Setiap bencana terjadi, pemerintah lebih sering kalang kabut. Justru dalam upaya penyelamatan bencana alam tanah longsor, masyarakatlah yang lebih proaktif. Padahal, hampir tidak ada sistem deteksi dini terhadap bencana yang bisa diakses langsung masyarakat. Mereka juga jarang terlatih menghadapi bencana. Hasilnya, korban bencana pun sering berjatuhan dalam jumlah besar. Tanpa menegasikan sebab-musabab lain, kerusakan lingkungan menjadi faktor dominan yang sering dipersalahkan. Secara teoretis, keserakahan yang tecermin dalam perilaku manusia memang dapat merusak lingkungan. Dalam pendekatan antroposentrisme, pandangan manusia terhadap lingkungan hidup menempatkan kepentingan manusia (kepentingan ekonomi) terhadap lingkungan di pusatnya. Akibatnya, kegiatan ekonomi yang overdosis dapat mempengaruhi lingkungan hidup. Sebab, penggunaan beberapa sumber daya, produksi limbah, dan modifikasi lingkungan hidup mau tidak mau akan mengubah tatanan natural lingkungan itu sendiri. Percepatan pembangunan di satu sisi dan perilaku manusia di sisi lain terkadang berseberangan satu sama lain. Efeknya, lingkungan menjadi rusak sekaligus tidak ada keseimbangan ekologis di dalamnya. Orientasi mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya menjadi pemicu dominan kerusakan lingkungan, baik di desa maupun kota. Hukum alam juga kerap tidak diindahkan. Segenap elemen masyarakat harus segera mulai menyadari bahwa keselamatan lingkungan hidup merupakan persoalan serius. Secara historis, kesadaran akan urgensi melestarikan dan menjaga keseimbangan lingkungan hidup baru mendapat perhatian sejak PBB mengadakan konferensi lingkungan hidup sedunia pada 5 Juni 1972 (sekaligus awal ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia). Bagi saya, penyebab sukarnya pelestarian lingkungan hidup terutama di negara berkembang, seperti Indonesia, terjadi karena faktor keterbelakangan dan kemelaratan. Krisis ekonomi berkepanjangan membuat banyak pihak beranggapan bahwa pembangunan negeri ini harus digalakkan dengan peningkatan aktivitas ekonomi. Akibatnya, seluruh sektor kehidupan bermuara pada pencapaian ekonomis semata. Hampir jarang ditemui sikap dan perilaku ramah lingkungan hidup karena titik orientasi yang bertolak belakang. Di Pulau Jawa, misalnya, hanya sekitar 200 ribu hektare lahan hutan yang benar-benar kosong karena mayoritas dikavling masyarakat sebagai perkebunan guna budidaya tanaman semusim (JP, 10/1/05). Artinya, perilaku demikian pun secara otomatis membentuk sikap hidup yang sepenuhnya berorientasi pada materialisme. Hutan dieksploitasi kemanfaatannya untuk kepentingan ekonomi an sich tanpa mempertimbangkan (a) keperluan generasi mendatang dalam konteks ekonomi dan kelestarian alam dan (b) keperluan penyelamatan hutan itu sendiri. Sikap inilah yang membuat kompetisi semakin digiatkan. Ironisnya, hal tersebut harus mengorbankan keselamatan alam itu sendiri. Akibatnya, laju eksploitasi sumber alam terus meningkat. Terjadilah kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup dengan kualitas yang sangat mengkhawatirkan. Precaution Untuk upaya jangka panjang agar tidak lagi terjadi longsor, kawasan-kawasan yang rawan longsor harus segera dihijaukan dengan tanaman keras berakar kuat dan dalam. Sementara itu, efektivitas kebijakan penangkalan daerah yang setiap tahun rentan banjir juga perlu dipertanyakan, seperti pembangunan drainase, plengsengan di bantaran sungai, sekaligus disiplin kebersihannya. Sampai di mana skala prioritas kebijakan tersebut dan sampai di mana tindakan precaution yang sudah dikembangkan untuk menangkal risiko yang mungkin terjadi. Dalam hal itu, kalau dilibatkan segi kelayakannya, PP tentang AMDAL di daerah harus melibatkan BAPPEDA, BPLH, instansi penanaman modal daerah, instansi kesehatan, instansi terkait; Pekerjaan Umum, Kehutanan, Pariwisata, Pertanahan, wakil instansi pusat, pusat studi lingkungan hidup perguruan tinggi, organisasi lingkungan hidup di daerah, warga masyarakat yang terkena dampak. Juga, harus ada semacam terapi psikologis bagi penduduk di daerah rawan longsor dan banjir. Sebab, musim hujan bagi mereka berarti trauma akan datangnya bencana. Tiap tahun mereka dililit ketakutan terjadi banjir yang kadang-kadang mampu menenggelamkan atap rumah, genangan air yang memacetkan jalan-jalan protokol, dan bencana longsor yang sampai merenggut puluhan bahkan ratusan nyawa manusia. Seyogianya, kita mampu mempraktikkan sebuah kearifan ekologi. Cobalah untuk hidup adaptif di daerah yang rentan bencana alam di musim penghujan dengan mempelajari secara saksama atas dinamika ekologi di kawasan rawan longsor. Pilihannya adalah menyesuaikan dan memanfaatkan habitat dengan kreatif tanpa mengeksploitasi dan merusak hutan. Keseimbangan hutan dan daerah-daerah lereng gunung harus dijaga. Abdullah Yazid, mahasiswa FKIP Unisma (Malang), pemimpin umum UKPM Kanjuruhan [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **